Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Komponen yang turut menentukan keberhasilan sebuah proses
pembelajaran adalah evaluasi. Melalui evaluasi orang akan mengetahui sampai
sejauh mana penyampaian pembelajaran atau tujuan pendidikan atau sebuah
program dapat dicapai sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
Evaluasi merupakan salah satu kegiatan utama yang harus dilakukan
dalam kegiatan pendidikan dan pembelajaran. Melalui Evaluasi, kita akan
mengetahui perkembangan hasil belajar, intelegensi, bakat khusus, minat,
hubungan social, sikap dan kepribadian siswa atau peserta didik serta keberhasilan
sebuah program. Dalam dunia pendidikan dan pembelajaran ada beberapa istilah
yang sering digunakan, baik secara bersamaan maupun secara terpisah. Istilah
tersebut adalah pengukuran. penilaian, dan evaluasi. Ketiga istilah tersebut
memiliki perbedaan.
Mengacu pada asumsi bahwa pembelajaran merupakan sistem yang terdiri
atas beberapa unsur, yaitu masukan, proses dan hasil; maka terdapat tiga jenis
evaluasi sesuai dengan sasaran evaluasi pembelajaran, yaitu evaluasi masukan,
proses dan hasil pembelajaran. Terkait dengan ketiga jenis evaluasi pembelajaran
tersebut, dalam praktek pembelajaran secara umum pelaksanaan evaluasi
pembelajaran menekankan pada evaluasi proses pembelajaran dan evaluasi hasil
belajar. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa pelaksanaan kedua jenis
evaluasi tersebut merupakan komponen system pembelajaran yang sangat penting.
Evaluasi kedua jenis komponen yang dapat dipergunakan untuk
mengetahui kekuatan dan kelemahan pelaksanaan dan hasil pembelajaran.
Selanjutnya masukan tersebut pada gilirannya dipergunakan sebagai bahan dan
dasar memperbaiki kualitas proses pembelajaran menuju keperbaikan kualitas
hasil pembelajaran. Untuk itu, penulis dalam makalah ini akan memberi gambaran
mengenai Evaluasi Pembelajaran agar para tenaga pendidik dapat mengetahui
hasil pembelajaran yang telah dilakukan dan sebagai bahan untuk memperbaiki
kualitas hasil pembelajaran tersebut.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian Evaluasi Pembelajaran?
2. Apa saja prinsip-prinsip yang digunakan dalam Evaluasi Pembelajaran?
3. Apa fungsi dan tujuan Evaluasi Pembelajaran?
4. Apa saja jenis-jenis Evaluasi Pembelajaran?
5. Bagaimana teknik melakukan Evaluasi Pembelajaran ?
6. Apa syarat-syarat Evaluasi Pembelajaran ?
7. Bagaimana prosedur Evaluasi Pembelajaran?
8. Apa jenis pendekatan dalam Evaluasi Pembelajaran?

1.2 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui pengertian Evaluasi Pembelajaran
2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip Evaluasi Pembelajaran
3. Untuk mengetahui fungsi dan tujuan Evaluasi Pembelajaran
4. Untuk mengetahui jenis-jenis Evaluasi Pembelajaran
5. Untuk mengetahui teknik melakukan Evaluasi Pembelajaran
6. Untuk mngetahui syarat-syarat penyusunan Evaluasi Pembelajaran
7. Untuk mengetahui prosedur Evaluasi Pembelajaran
8. Untuk mengetahui jenis pendekatan Evaluasi Pembelajaran

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Evaluasi Pembelajaran
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, evaluasi berarti penilaian.
Sedangkan Evaluasi Menurut Suharsimi Arikunto (2004) adalah kegiatan untuk
mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi
tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil
keputusan. Nurgiyantoro (1988) menyebutkan bahwa evaluasi adalah proses
untuk mengukur kadar pencapaian tujuan. Ia lebih lanjut menjelaskan bahwa
evaluasi yang bersinonim dengan penilaian tidak sama konsepnya dengan
pengukuran dan tes meskipun ketiga konsep ini sering didapatkan ketika masalah
evaluasi pendidikan dibicarakan. Dikatakannya bahwa penilaian berkaitan dengan
aspek kuantitatif dan kualitatif, pengukuran berkaitan dengan aspek kuantitatif,
sedangkan tes hanya merupakan salah satu instrumen penilaian. Meskipun
berbeda, ketiga konsep ini merupakan satu kesatuan dan saling memerlukan.
Pengukuran adalah proses penentuan kuantitas suatu objeck dengan
membandingkan antara alat ukur dengan objek yang diukur. Penilaian adalah
proses penentuan kualitas suatu objek dengan membandinkan antara hasil-hasil
ukur dengan standart penialaian tertentu. Tes adalah alat pengumpulan data yang
dirancang khusus. Yang membedakannya dengan evaluasi adalah bahwa evaluasi
mencakup aspek kualitatif dan aspek kuanitatif. Dengan demikian, evaluasi dapat
diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu
objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan suatu
tolak ukur untuk memperoleh suatu kesimpulan.
Evaluasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses sistematik dalam
menentukan tingkat pencapaian tujuan instruksional oleh siswa. Ada dua aspek
penting dari definisi diatas. Pertama, evaluasi menunjukan pada proses yang
sistematik. Kedua, evaluasi mengasumsikan bahwa tujuan instruksional
ditentukan terlebih dahulu sebelum proses belajar mengajar berlangsung.
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Bab I Pasal 1 ayat 21 dijelaskan bahwa evaluasi pendidikan adalah kegiatan
pengendalian, penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai

3
komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai
bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan.
Fungsi utama evaluasi adalah menelaah suatu objek atau keadaan untuk
mendapatkan informasi yang tepat sebagai dasar untuk pengambilan keputusan.
sehingga dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah proses mendeskripsikan,
mengumpulkan dan menyajikan suatu informasi yang bermanfaat untuk
pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Pembelajaran adalah suatu sistem
yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian
peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan
mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal (Gagne dan
Briggs, 1979). Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
evaluasi pembelajaran adalah proses mengumpulkan, menganalisis dan
menginterpretasi informasi secara sistematik untuk menetapkan sejauh mana
ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

2.2 Prinsip-Prinsip yang Digunakan dalam Evaluasi Pembelajaran


Evaluasi pembelajaran dilaksanakan atas dasar prinsip-prinsip yang jelas
sebagai landasan pijak. Prinsip dalam hal ini berarti rambu-rambu atau pedoman
yang seharusnya dipegangi oleh guru sebagai evaluator dalam melaksanakan
kegiatan evaluasi pembelajaran. Prinsip-prinsip evaluasi pembelajaran dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu: prinsip umum dan prinsip khusus.
2.1.1 Prinsip-prinsip umum evaluasi;
Untuk memperoleh hasil evavluasi yang lebih baik, maka kegiatan evaluasi
harus bertitik tolak dari prinsip-prinsip umum sebagai berikut (Depdiknas, 2002):
a. Valid
Evaluasi pembelajaran harus dapat memberikan informasi yang akurat (tepat)
tentang proses dan hasil belajar peserta didik. Tepat tidaknya hasil evaluasi ini
antara lain dipengaruhi oleh penggunaan teknik dan instrument evaluasi. Maka
seorang evaluator perlu memperhatikan teknik dan instrument yang akan
digunakan agar sesuai dengan kemampuan atau jenis hasil belajar yang akan
dievaluasi. Misalnya, jika yang akan diukur adalah hasil belajar kognitif, maka
teknik dan instrument yang digunakan yang betul-betul cocok untuk mengukur

4
hasil belajar kognitif tersebut, bukan yang sebenarnya cocok untuk mengukur
hasil belajar psikomotor atau afektif.
b. Mendidik;
Evaluasi pembelajaran harus memberi sumbangan positif terhadap
pencapaian belajar peserta didik. Hasil evaluasi bagi peserta didik yang sudah
berhasil lulus hendaknya dinyatakan dan dapat dirasakan sebagai penghargaan,
sedangkan bagi yang kurang berhasil dapat dijadikan sebagai pemicu semangat
belajar.
c. Berorientasi pada kompetensi;
Evaluasi pembelajaran harus mengacu kepada rumusan kompetensi-
kompetensi yang telah dirumuskan di dalam kurikulum dan diarahkan untuk
menilai pencapaian kompetensi tersebut.
d. Adil dan objektif;
Evaluasi pembelajaraan harus adil terhadap semua peserta didik dan tidak
membedakan latar belakang peserta didik yang tidak berkaitan dengan pencapaian
hasil belajar. Objektivitas penilaian tergantung dan dipengaruhi oleh faktor-faktor
pelaksana, criteria untuk skoring dan pembuatan keputusan pencapaian hasil
belajar.
e. Terbuka;
Kriteria penilaian dan dasar pengambilan keputusan harus jelas dan terbuka
bagi semua pihak sehingga keputusan tentang keberhasilan peserta didik jelas bagi
pihak-pihak yang berkepentingan.
f. Berkesinambungan;
Evaluasi pembelajaran dilakukan secara berencana, bertahap, dan terus
menerus untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan kemajuan belajar
peserta didik sebagai hasil kegiatan belajarnya.
g. Menyeluruh;
Evaluasi terhadap proses dan hasil belajar peserta didik harus dilaksanakan
secara menyeluruh, utuh, dan tuntas yang mencakup seluruh aspek kognitif,
afektif, dan psikomotorik dengan menggunakan teknik dan prosedur yang
komprehensif dengan berbagai bukti hasil belajar peserta didik.

5
h. Bermakna;
Evaluasi pembelajaran hendaknya mudah dipahami, mempunyai arti,
berguna, dan bisa ditindaklanjuti oleh pihak-pihak yang berkepentingan.

2.1.2 Prinsip-prinsip khusus evaluasi pembelajaran (Depdiknas 2002)


a. Evaluasi proses dan hasil belajar harus memungkinkan adanya kesempatan
yang terbaik bagi peserta didik untuk menunjukkan apa yang mereka ketahui dan
pahami, serta mendemonstrasikan kemampuannya. Prinsip khusus ini
berimplementasi sebagai berikut:
1. Pelaksanaan evaluasi hendaknya dalam suasana yang bersahabat dan tidak
mengancam;
2. Semua peserta didik mempunyai kesempatan dan perlakuan yang sama;
3. Peserta didik memahami secara jelas apa yang dimaksud dalam evaluasi
dan criteria untuk membuat keputusan atas hasil evaluasi hendaknya
disepakati dengan peserta didik dan orang tua atau wali.
b. Setiap guru harus mampu melaksanakan prosedur evaluasi dan pencatatan
secara tepat. Implikasi dari proses ini adalah:
1. Prosedur evaluasi harus dapat diterima oleh guru dan dipahami secara
jelas.
2. Prosedur evaluasi dan catatan harian hasil belajar peserta didik
hendaknya mudah dilaksanakan sebagai bagian dari KBM, dan tidak
harus mengambil waktu yang berlebihan.
3. Catatan harus mudah dibuat, jelas, mudah dipahami, dan bermanfaat
untuk perencanaan pembelajaran.
4. Informasi yang diperoleh untuk menilai semua pencapaian belajar
peserta didik dengan berbagai cara harus digunakan sebagaimana
mestinya.
5. Evaluasi pencapaian belajar peserta didik yang bersifat positip untuk
pencapaian belajar selanjutnya perlu direncanakan oleh guru dan
peserta didik.
6. Klasifikasi dan kesulitan belajar harus ditentukan sehingga peserta
didik mendapat bimbingan dan bantuan belajar yang sewajarnya.

6
7. Hasil evaluasi hendaknya menunjukkan kemajuan dan keberlanjutan
pencapaian belajar peserta didik.
8. Evaluasi semua aspek yang berkaitan dengan pembelajaran, misalnya
efektivitas kegiatan belajar mengajar (KBM) dan kurikulum perlu
dilaksanakan.
9. Peningkatan keahlian guru sebagai konsekuensi dari diskusi
pengalaman dan membandingkan metode dan hasil evaluasi perlu
dipertimbangkan.
10. Pelaporan penampilan peserta didik kepada orang tua/wali, dan atasan
(kepala sekolah atau pejabat di atasnya) harus dilaksanakan.
Di samping itu, guru harus memperhatikan pula hal-hal teknis, antara lain:
1. Penilaian hendaknya dirancang sedemikian rupa, sehingga jelas abilitas
yang harus dinilai, materi yang akan dinilai, alat penilaian dan interpretasi
hasil penilaian.
2. Penilaian harus menjadi bagian integral dalam proses pembelajaran.
3. Untuk memperoleh hasil yang obyektif, penilaian harus menggunakan
berbagai alat (instrument), baik yang berbentuk tes maupun yang
berbentuk non tes.
4. Pemilihan alat penilaian harus sesuai dengan kompetensi yang ditetapkan.
5. Alat penilaian harus mendorong kemampuan penalaran dan kreativitas
peserta didik, seperti: tes tertulis, esai, tes kinerja, hasil karya peserta
didik, proyek, dan portofolio.
6. Objek penilaian harus mencakup aspek pengetahuan, ketrampilan, sikap
dan nilai-nilai.
7. Penilaian harus mengacu kepada prinsip diferensiasi, yaitu memberikan
peluang kepada peserta didik untuk menunjukkan apa yang diketahui, apa
yang dipahami, dan apa yang dapat dilakukan.
8. Penilaian tidak bersikap diskriminatif. Artinya, guru harus berlaku adil dan
bersikap jujur kepada semua peserta didik, serta bertanggung jawab
kepada semua pihak.
9. Penilaian harus diikuti dengan tindak lanjut (follow-up).
10. Penilaian harus berorientasi pada kecakapan hidup dan bersikap mendidik.

7
2.3 Fungsi Dan Tujuan Evaluasi Pembelajaran
2.3.1 Tujuan Evaluasi Pembelajaran
Tujuan utama dilakukan evaluasi adalah untuk melihat sejauh mana suatu
program atau suatu kegiatan tertentu dapat mencapai tujuan yang telah
ditentukan.Selain tujuan utama tersebut, evaluasi juga memiliki beberapa tujuan
secara khusus. Menurut Reece dan Walker (dalam Aunurrahman, 2009), beberapa
tujuan secara khusus mengapaevaluasi harus dilakukan, yaitu :
a. Memperkuat kegiatan belajar
b. Menguji pemahaman dan kemampuan siswa
c. Memastikan pengetahuan prasyarat yang sesuai
d. Mendukung terlaksananya kegiatan pembelajaran
e. Memotivasi siswa
f. Memberi umpan balik bagi siswa dan guru
g. Memelihara standar mutu
h. Mencapai kemajuan proses dan hasil belajar
i. Memprediksi kinerja pembelajaran selanjutnya
j. Menilai kualitas belajar
Reece dan Walker (dalam Aunurrahman, 2009) juga mengemukan alasan
mengapa evaluasi perlu dilaksanakan dalam kegiatan belajar dan pembelajaran.
Beberapa alasan tersebut adalah untuk mengukur kompetensi dan kapabilitas
siswa, apakah mereka telah merealisasikan tujuan yang telah ditentukan,
menentukan tujuan mana yang belum direalisasikan, merumuskan rangking siswa
dalam hal kesuksesan mereka di dalam mencapai tujuan yang telah disepakati,
memberikan informasi kepada guru apakah strategi yang ia gunakan dalam
mengajar telah sesuai atau cocok dalam kegiatan pembelajaran tersebut, dan
merencanakan prosedur untuk memperbaiki rencana belajar dan pembelajaran
serta menentukan apakah sumber belajar tambahan perlu digunakan.
2.3.2 Fungsi Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi memiliki peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran.
Berikut ini beberapa fungsi dan manfaat evaluasi dalam pembelajaran.
a. Mengetahui taraf kesiapan anak untuk menempuh suatu pendidikan

8
tertentu. Apabila dilakukan evaluasi dalam pembelajaran, maka kita dapat
mengetahui apakah anak tersebut telah siap atau belum siap untuk menempuh
pendidikan yang akan diberikan.
b. Mengetahui seberapa jauh hasil yang telah dicapai dalam proses
pendidikan. Evaluasi juga berfungsi untuk mengetahui seberapa jauh tujuan
pembelajaran telah tercapai atau hasil belajar yang telah dicapai oleh anak.
Apabila tujuanpembelajaran belum tercapai, maka diperlukan analisis terhadap
faktor-faktor penyebab tujuan tersebut belum tercapai.
c. Mengetahui apakah suatu mata pelajaran yang kita ajarkan dapat
dilanjutkan pada materi yang baru atau harus mengulang kembali materi yang
lalu. Evaluasi yang dilaksanakan pada akhir pembelajaran memungkinkan kita
mengetahui apakah materi pada suatu mata pelajaran yang kita ajarkan telah
dikuasai atau belum dikuasai oleh siswa.Bilamana siswa menguasai materi
tersebut sesuai dengan standar yang telah ditentukan, maka pembelajaran dapat
dilanjutkan pada materi berikutnya.Jika tidak, maka guru belum dapat
melanjutkan pembelajaran.Artinya, guru harus mengulang sebagian atau bahkan
seluruh materi yang telah diajarkan.
d. Mendapatkan bahan-bahan informasi dalam memberikan bimbingan
tentang jenis pendidikan dan jabatan yang sesuai untuk siswa. Evaluasi
memberikan manfaat kepada guru dalam informasi mengenai keterampilan,
potensi, dan kompetensi-kompetensi yang dimilki siswa.Dengan begitu, guru
dapat memberikan bimbingan dan arahan kepada siswa dalam menentukan
jurusan dan jenis pendidikan yang tepat bagi siswa dan yang sesuai dengan
potensi yang dimiliki siswa tersebut.
e. Mendapatkan bahan-bahan informasi apakah sorang anak dapat dinaikkan ke
kelas yang lebih tinggi atau harus mengulang di kelas semula. Melalui evaluasi,
guru dapat memperoleh informasi-informasi mengenai kompetensi siswa dan
informasi ini dapat digunakan guru dalam menentukan apakah siswa tersebut
dapat dinaikkan ke kelas yang lebih tinggi atau harus mengulang di kelas yang
semula.
f. Membandingkan apakah prestasi yang telah dicapai anak sudah sesuai dengan
kapasitasnya atau belum. Apabila prestasi yang telah dicapai anak belum sesuai

9
dengan kapasitas anak tersebut, maka guru perlu menemukan faktor-faktor yang
menjadi penyebab ketidaksesuaian tersebut.Kapasitas anak dapat diketahui
melalui pendekatan- pendekatan individual, mengamati perilaku belajar dan
mampu menilai secara tepat.Setiap anak pasti memiliki kapasitas-kapasitas yang
berbeda.
g. Untuk mengetahui apakah seorang anak telah matang untuk kita lepaskan ke
dalam masyarakat atau untuk melanjutkan ke lembaga pendidikan yang lebih
tinggi. Evaluasi yang dilakukan dalam periode tertentu akan memberikan
gambaran tentang tingkat kematangan siswa. Jika siswa telah matang, maka siswa
tersebut dianggap mampu melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi
atau bahkan terjun ke masyarakat.
h. Untuk mengadakan seleksi
Evaluasi berfungsi untuk mengetahui apakah seseorang telah memebuhi
standaryang telah ditentukan oleh suatu jenjang pendidikam, pekerjaan/jabatan,
atau jenis kegiatan.
i. Untuk mengetahui taraf efisiensi metode yang dipergunakan dalam
lapangan pendididkan. Dalam pendidikan, tentunya ada metode yang digunakan
untuk mengajar.Salah satu fungsi dan manfaat evaluasi adalah untuk mengetahui
efisiensi metode tersebut.Apabila hasil evaluasi belajar siswa baik, maka dapat
disimpulkan bahwa metode tersebut tepat digunakan dalam pembelajaran.Dengan
demikian, dapat disimpulkan terdapat banyak fungsi dan manfaat evaluasi.Tidak
hanya di dalam kegiatan pembelajaran.Namun juga dalam kegiatan masyarakat.

2.4 Jenis-Jenis Evaluasi Pembelajaran


2.4.1 Jenis evaluasi berdasarkan tujuannya
a. Pre-test dan Post-test
Kegiatan pre-test dilakukan guru secara rutin pada setiap akan memulai
penyajian baru. Tujuannya ialah untuk mengidentifikasi taraf pengetahuan
siswa mengenai bahan yang akan disajikan. Sedangkan post-test adalah kebalikan
dari pre-test, yakni kegiatan evaluasi yang dilakukan guru pada setiap akhir
penyajian materi.Tujuannya adalah untuk mengetahui taraf pengetahuan siswa
atas materi yang telah diajarkan.

10
b. Evaluasi Diagnostik
Evaluasi ini dilakukan setelah selesai penyajian sebuah satuan pelajaran.
Evaluasi ini bertujuan untuk mengidentifikasi atau menelaah kelemahan-
kelemahan siswa beserta faktor-faktor penyebabnya.
c. Evaluasi selektif
Evaluasi selektif adalah evaluasi yang digunakan untuk memilih siswa yang
paling tepat atau sesuai dengan kriteria program kegiatan tertentu.
d. Evaluasi penempatan
Evaluasi penempatan adalah evaluasi yang digunakan untuk menempatkan
siswa dalam program pendidikan tertentu yang sesuai dengan karakteristik
siswa.
e. Evaluasi formatif
Evaluasi jenis ini dapat dipandang sebagai “ulangan” yang dilakukan pada
setiap akhir penyajian satuan pelajaran atau modul. Evaluasi ini bertujuan
untuk memperbaiki dan meningkatan proses belajar dan mengajar.
f. Evaluasi sumatif
Ragam penilaian sumatif dapat dianggap sebagai “ulangan umum” yang
dilakukan untuk mengukur kinerja akademik atau prestasi belajar siswa pada akhir
periode pelaksanaan program pengajaran, atau disebut juga dengan evaluasi yang
dilakukan untuk menentukan hasil dan kemajuan belajar siswa. Evaluasi ini lazim
dilakukan pada setiap akhir semester atau akhir tahun ajaran.Hasilnya dijadikan
bahan laporan resmi mengenai kinerja akademik siswa dan bahan penentu naik
atau tidaknya siswa ke kelas yang lebih tinggi.
g. Ujian Nasional (UN)
Ujian Nasional (UN) pada prinsipnya sama dengan evaluasi sumatif, yaitu
sebagai alat penentu kenaikan status siswa.
2.4.2 Jenis evaluasi berdasarkan sasaran
a. Evaluasi Konteks
Adalah evaluasi yang ditujukan untuk mengukur konteks program baik
mengenai rasional tujuan, latar belakang program, maupun kebutuhan- kebutuhan
yang muncul dalam perencanaan.

11
b. Evaluasi Input
Adalah evaluasi yang diarahkan untuk mengetahui input baik sumber daya
maupun strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan.
c. Evaluasi Proses
Adalah evaluasi yang ditujukan untuk melihat proses pelaksanaan, baik
mengenai kalancaran proses, kesesuaian dengan rencana, faktor pendukung dan
faktor hambatan yang muncul dalam proses pelaksanaan, dan sejenisnya.
d. Evaluasi Hasil atau Produk
Adalah evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil program yang dicapai
sebagai dasar untuk menentukan keputusan akhir, diperbaiki, dimodifikasi,
ditingkatkan atau dihentikan.
e. Evaluasi Outcom atau Lulusan
Adalah evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil belajar siswa lebih
lanjut, yakni evaluasi lulusan setelah terjun ke masyarakat.
2.4.3 Jenis evalusi berdasarkan lingkup kegiatan pembelajaran
a. Evaluasi Program Pembelajaran
Adalah evaluasi yang mencakup terhadap tujuan pembelajaran, isi program
pembelajaran, strategi belajar mengajar, aspe-aspek program pembelajaran yang
lain.
b. Evaluasi Proses Pembelajaran
Adalah evaluasi yang mencakup kesesuaian antara peoses pembelajaran
dengan garis-garis besar program pembelajaran yang di tetapkan, kemampuan
guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, kemampuan siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran.
c. Evaluasi Hasil Pembelajaran
Adalah evaluasi hasil belajar mencakup tingkat penguasaan siswa terhadap
tujuan pembelajaran yang ditetapkan, baik umum maupun khusus, ditinjau dalam
aspek kognitif, afektif, psikomotorik.
2.4.4 Jenis evaluasi berdasarkan objek dan subjek evaluasi
a. Berdasarkan objek :
1. Evaluasi Input

12
Adalah evaluasi terhadap siswa mencakup kemampuan kepribadian, sikap,
keyakinan.
2. Evaluasi Transformasi
Adalah evaluasi terhadap unsur-unsur transformasi proses pembelajaran
anatara lain materi, media, metode dan lain-lain.
1. Evaluasi Output
Adalah evaluasi terhadap lulusan yang mengacu pada ketercapaian hasil
pembelajaran.
b. Berdasarkan subjek :
1. Evaluasi Internal
Adalah evaluasi yang dilakukan oleh orang dalam sekolah sebagai
evaluator, misalnya guru.
2. Evaluasi Eksternal
Adalah evaluasi yang dilakukan oleh orang luar sekolah sebagai evaluator,
misalnya orangtua, masyarakat.

2.5 Teknik Evaluasi Pembelajaran


Instrument (alat) adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk mempermudah
seseorang untuk melaksanakan tugas atau mencapai tujuan secara lebih efektif dan
efesien. Alat evaluasi tersebut dikatakan baik apabila mampu mengevaluasi
sesuatu yang dievaluasi dengan hasil seperti keadaan yang dievaluasi. Dalam
menggunakan alat tersebut evaluator menggunkan cara atau teknik yaitu dengan
teknik evaluasi. Teknik evaluasi terebut terbagi kedalam dua macam , yaitu teknik
nontes dan teknik tes.
2.5.1 Teknik nontes
a. Skala Bertingkat (rating scale)
Skala mengambarkan suatu nilai yang berbentuk angka terhadap sesuatu
hasil pertimbangan. Dengan maksud agar pencatatannya dapat objektif maka
penilaian terhadap penampilan atau penggambaran kepribadian seseorang
disajikan dalam bentuk skala.
b. Kuesioner (questionair)

13
Kuesioner (questionair) dikenal dengan sebagai angket. Kuesioner ialah
sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang aka diukur (responden).
Dengan kuesioner ini orang dapat diketahui tentang keadan atau data diri,
pengalaman, pengetahuan sikap atau pendapatnya dsb. Kuesioner dapat ditinjau
dari beberapa segi, yaitu :
1. Ditinjau dari segi siapa yang menjawab
a. Kuesioner langsung
Kuesioner ini diisi dan dikirimkan langsung oleh orang yang akan
diminta jawaban tentang dirinya.
b. Kuesioner tidak langsung
Kuesioner ini dikirimkan dan diisi oleh bukan orang yang diminta
keterangannya. Dan digunakan untuk mencari informasi tentang
bawahan, anak, saudara, tetangga, dsb.
2. Ditinjau dari segi menjawab
a. Kuesioner tertutup
Kuesioner ini disusun dengan menyediakan pilihan jawaban lengkap
sehingga pengisi hanya tinggal memberi tanda pada jawaban yang
dipilih.
b. Kuesioner terbuka
Kuesioner ini disusun sedemikian rupa sehingga para pengisi bebas
mengemukakan pendapatnya. Dan kuesioner ini digunakan untuk
meminta pendapat seseorang.
c. Daftar cocok (check list)
Daftar cocok (check list ialah deretan pertanyaan (yang biasanya singkat-
singkat), disini responden yang dievaluasi tinggal membubuhkan tanda
cocok (√) ditempat yang sudah disediakan.
d. Wawancara
Wawancara (interview) ialah suatu metode atau cara yang digunakan
untukmendapatkan jawaban dari responden dengan jalan Tanya-jawab
sepihak.
Wawancara dapat dilakukan oleh 2 cara, yaitu:

14
1. Interviu bebas, yaitu dimana responden mempunyai kebebasan untuk
mengutarakan pendapatnya, tanpa dibatasi oleh patokan-patokan yang
telah dibuat oleh subjek evaluasi.
2. Interviu terpimpin, yaitu dilakukan oleh subjek evaluasi dengan cara
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sudah disusun terlebih
dahulu, sehingga responden pada waktu menjawab pertanyaan tinggal
memilih jawaban yang sudah dipersiapkan oleh penanya
e. Pengamatan (observastion)
Pengamatan ialah suatu teknik yang dilakukan dengan cara
mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis.
Ada dua macam obervasi (pengamatan), yaitu :
1. observasi partisipan, yaitu observasi yang dilakukan oleh pengamat,
tetapi dalam pada waktu itu pengamat memasuki dan mengikuti
kegiatan kelompok yang sedang diamati.
2. Observasi sistematik, yaitu dimana factor-faktor yang diamati sudah
didaftar secara sistematis dan sudah diatur menurut kategorinya. Dalam
observasi ini pengamat berada diluar kelompok. Dengan demikian
pengamat tidak dibingungkan oleh situasi yang melingkungi dirinya.
3. Observasi eksperimental, yaitu terjadi jika pengamat tidak berpatisipasi
dalam kelompok.
f. Riwayat hidup
Riwayat hidup adalah gambaran tentang keadaan seseorang selama masa
kehidupannya.
2.4.2 Teknik tes
Tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan objektif untuk
memperoleh data-data atau keterangan yang diinginkan seseorang dengan cara
yang tepat dan cepat tes ini ada 3 macam, yaitu :
a. Tes diagnostic, adalah tes yang digunakan untuk mengertahui kelemahan-
kelemahan siswa sehingga berdasarkan kelemahan-kelemahan tersebut dapat
dilakukan pemberian perlakuan yang tepat. Tes diagnostic ini ada 4 tingkat, antara
lain :
1. Tes diagnostic ke-1 dilakukan terhadap calon siswa sebagai input, untuk

15
mengetahui apakah calon tersebut sudah menuasai pengetahuan yang
merupakan dasar untuk menerima pengetahuan di sekolah yang
dimaksudkan. Tes ini disebut dengan tes penjajakan atau dalam istilah
bahasa inggis entering behaviour test.
2. Tes diagnostic ke-2, dilakukan terhadap calon siswa yang sudah akan
mulai mengikuti program. Dan tes diagnostic ini berfungsi sebagai tes
penempatan (placement test).
3. Tes diaonostik ke-3, dilakukan terhadap siswa yang sedang belajar, karena
tidak semua siswa dapat menerima pelajaa yang disampaikan oleh guru
denga lacar. Maka pengajar (guru) disini harus sekali-kali memberikan tes
diagnostic untukmengetahui bagia mana dari bahn yang diberikan itu
belum dikuasai oleh siswa. Dan mendeteksi mengenai sebab siswa tersebut
belum menguasai bahan.
4. Tes diagnostic ke-4, diadaka pada waktu siswa akan mengakhiri pelajaran.
Dengan ini guru dapat mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap
bahan yang ia berikan.
b. Tes formatif, tes ini diberikan pada akhir setiap program. Tes ini merupakan
post-test atau tes akhir proses. Digunakan untuk mengetahui sejauh mana siswa
telah terbentuk seelah mengikuti sesuatu program tertentu.evalusi formatif
mempunyai manfat, baik bagi siswa, guru, maupun program itu saendiri.
c. Tes subsumtif dan sumatif, pelaksanaan kegiatan tes subsumatif ini dilakukan
pada perempat semester atau caturwulan dan pada pertengahan
semester(caturwulan) yang lazim kita ssebagai mindsemester. Evaluasi sumatif
ialah penentuan kenaikan kelas bagi setiap siswa. Tes sumatif adalah penilaian
yang dilakukan tiap akhir semester (caturwulan), setelah para siswa
menyelesaikan program belajar dari suatu bidang studi atau mata pelajaran
tertentu selama satu perode waktu tertentu pula.adapun fungsi dari penilaian ini
adalah untuk menentukan prestasi hasil belajar siswa terhadap bidang studi atau
mata pelajaran selama satu semester atau caturwulan.
Manfaat tes sumatif, ada 3 hal yang paling terpenting, yaitu :
1. Untuk menentukan nilai.
2. Untuk menentukan seseorang anak dapat atau tidaknya mengikuti

16
kelompok dalm menerima program berikutnya.
d. Tes formatif dan tes sumatif dalam praktek
Dalam pelaksanaannya disekolah tes formatif ini merupakan ulangan harian,
sedangkan tes sumatif ialah ulangan umum yang diadakan pada akhir
caturwulan atau akhir semester.
Adapun teknik evaluasi yang lainnya yang telah dikemukakan oleh
Daryanto dalam bukunya yang berjudul “evaluasi pendidikan“ada 4, yaitu :
a. Measurement model
Menurut model ini, evaluasi pada dasarnya adalah pengukuran terhadap berbagai
aspek tingkah laku dengan tujuan untuk melihat perbedaan-perbedaan individual
atau kelompok yang hasilnya diperlukan untuk seleksi, bimbingan dan
perencanaan pendidikan bagi para siswa di sekolah, Objek evaluasi dari model ini
adalah tingkah laku siswa yang mencangkup kemampuan hasil belajar,
kemampuan pembawan (intelegensi bakat), minat, sikap dan juga kepribadian
siswa. Pendekatan yang ditempuh model ini adalah membandingkan hasil belajar
antara 2 anak atau lebih kelompok yang menggunakan cara pengajaran yang
berbeda sebagai variable bebas, lalu diberikan tes yang sama yang hasil dari tes
tersebut untuk mengetahui cara pengajara mana yang lebif efektif
untuk digunakan.
b. Congruence model
Menurut model ini, evaluasi adalah usaha untuk memeriksa persesuaian
(congruence) antara tujuan-tujuan pendidikan yang diinginkan dengan hasil
belajar yang telah dicapai. Hasil yang diperoleh dari evaluasi dengan ,model ini
berguna bagi kepentingan penyempurnaan system bimbingan siswa dan untuk
memberikan informasi kepada pihak-pihak luar pendidikan mengenai hasol
belajar yang telah dicapai. Objek evaluasinya adalah perubahan tngkah laku siswa
yang diperlihatkan pada akhir kegatan pendidikan. Tingkah laku tersebut
mencangkup baik pengetahuan maupun aspek pengetahuan maupun keterampilan
dan sikap.
c. Educational system eavaluation model
Menurut model ini, evaluasi dimaksudkan untuk membandingkan
performance dari berbagai dimensi system yang sedang dikembangkan dengan

17
sejumlah criteria tertentu untuk akhirnya sampai pada suatu deskripsi dan
judgment mengenai system yang dinilai tersebut. Objek evaluasi menurut model
ini adalah jenis-jenis data yang dikumpulkan dalam kegiatan evaluasi, baik data
objektif (skor hasil tes) maupun data subjektif atau judgment data (pandangan
guru-guru, reaksi para siswa dll). Adapun pendekatan yang ditempuh model ini
dalam pelaksanaan evaluasi adalah :
1. membandingkan performa setiap demensi system dengan criteria intern
dalam system itu sendiri.
2. membandingkan performa setiap dimensi dengan criteria ekstern diluar
system yang bersangkutan.
d. Illuminative Model
Model ini memandang fungsi eavaluasi sebagai bahan atau input untuk
kepentingan pengambilan keputusan dalam rangka penyesuaian-penyesuaian dan
penyempurnaan sistem yang sedang dikembangkan. Objek evaluasi yang diajukan
model ini mencangkup : Latar belakang dan perkembangan yang dialami oleh
system yang bersangkutan. Proses pelaksanaan system itu sendiri. Hasil belajar
yang diperlihatkan oleh para siswa. Kesukaran-kesukaran yang dialami dari
perencanaan sampai dengan pelaksanaannya dilapangan . pendekatan yang
ditempuh model ini dalam melaksanakan evaluasi tersebut bersifat terbuka atau
open-ended dan dalam melaporkan hasil evaluasi lebih banyak digunakan cara
deskritif dalam penyajian informasinya.

2.6 Syarat-Syarat Evaluasi Pembelajaran


Syarat-syarat umum yang harus dipenuhi dalam mengadakan kegiatan
evaluasi dalam proses pendidikan adalah kesahihan, keterandalan, dan kepraktisan
2.6.1 Kesahihan (Validitas)
Untuk memperoleh hasil evaluasi yang sahih, dibutuhkan instrumen yang
memiliki/memenuhi syarat kesahihan suatu instrumen evaluasi. Kesahihan
instrumen evaluasi diperoleh melalui hasil pemikiran dan dari hasil pengalaman.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kesahihan hasil evaluasi meliputi :
a. Faktor instrumen evaluasi itu sendiri.
b. Faktor-faktor administrasi evaluasi dari penskoran, juga merupakan

18
faktor-faktor yang mempunyai suatu pengaruh yang mengganggu
kesahihan interpertasi hasil evaluasi.
c. Faktor-faktor dalam respon-respon siswa merupakan faktor-faktor yang
lebih banyak mempengaruhi kesahihan daripada faktor yang ada dalam
instrumen evaluasi atau pengadministrasiannya. Secara garis besar, validitas ada
dua macam, yaitu : Validitas logis (logical validity) Validitas empiris (empirical
validity). Validitas logis untuk sebuah instrument tersebut memenuhi persyaratan
valid berdasarkan hasil penalaran kondisi valid tersebut dipandang terpenuhi
karena instrument yang bersangkutan sudah diranvang sevara baik, mengikuti
teori dan ketentuan yang ada. Ada dua macam validitas logis yang dicapai oleh
sebuah instrument, yaitu :
Validitas isi : disusun berdasarkan materi oelajaran yang dievaluasi.
Validitas konstruk : disusun berdasarkan konstrak, aspek-aspek kejiwaan yang
mesti dievaluasi.
Validitas empiris untuk sebuah instrument dapat dikatakan memiliki
validitas empiris apabila sudah diuji dari pengalaman. Yaitu dengan
membandingkan instrument yang bersangkutan dengan kriterioum (sebuah
ukuran). Sedangkan kriterium yang digunakan sebagai pembanding kondosi
instrument ada dua macam, yaitu : Concurrent validity (validitas ada sekarang) :
ialah instrument yang kondisinya sesuai dengan kriterium yang sudah ada.
Predictive validity (validitas ramalan) : ialah instrument yang kondisinya belum
ada, tetapi yang akan terjadi dimasa yang akan datang (yang diramalkan). Dengan
kedua validitas tersebut (validitas logis dan validitas empiris) yang masing-
masing memilki dua macam juga. Maka secara keseluruhan kita mengenal ada
empat validitas, yaitu :
a. validitas isi
b. validitas konstruk
c. validitas “ada sekarang”
d. validitas predictive.

19
2.6.2 Keterandalan (Reliabilitas)
Keterandalan evaluasi berhubungan dengan masalah kepercayaan, yakni
tingkat kepercayaan bahwa suatu instrumen evaluasi mampu memberikan hasil
yang tetap (Arkunto, 1990). Memungkinkan terjadinya kesahihan karena adanya
keajegan, tidak selalu menjamin bahwa hasil yang handal (reliabel) akan selalu
menjamin bahwa hasil evaluasi sahih (valid). Dan sebaliknya keterandalan tidak
dijamin ada pada hasil evaluasi yang memenuhi syarat kesahihan. Keterandalan
dipengaruhi oleh sejumlah faktor.
a. Panjang tes (length of test). Panjang tes berhubungan dengan banyaknya butir
tes, yang pada umumnya terjadi lebih banyak butir tes lebih tinggi keterandalan
evaluasi.
b. Sebaran skor (spread of scores). Koefisien keterandalan secara langsing
dipengaruhi oleh sebaran skor dalam kelompok tercoba. Dengan kata lain,
besarnya sebaran skor akan membuat perkiraan keterandalan yang lebih tinggi
akan terjadi menjadi kenyataan.
c. Tingkat kesulitan tes (dif iculty of test). Tes acuan norma (norm referenced test)
yang paling mudah atau paling sukar untuk anggota-anggota kelompok yang
mengerjakan, cenderung menghasilkan skor keterandalan yang rendah. Ini
disebabkan antara hasil tes yang mudah dan yang sulit keduanya dalam satu
sebaran skor yang terbatas.
d. Objektivitas (objectivity). Objektivitas suatu tes menunjuk kepada tingkat skor
kemampuan yang sama (yang dimiliki oleh siswa satu dengan siswa yang lain)
memperoleh hasil yang sama dalam mengerjakan tes.
Cara-cara mencari besarnya reabilitas, yaitu ada tiga cara :
a. metode bentuk pararel (equivalent)
b. metode tes ulang ( tes retest method)
c. metode belah dua (split half method)
2.6.3 Kepraktisan
Faktor-faktor yang mempengaruhi kepraktisan instrumen evaluasi meliputi :
a. Kemudahan mengadministrasi. Jika instrumen evaluasi diadministrasikan oleh
guru atau orang lain dengan kemampuan yang terbatas, kemudahan

20
pengadministrasian adalah suatu kualitas penting yang diminta dalam instrumen
evaluasi.
b. Waktu yang disediakan untuk melancarkan evaluasi. Kepraktisan dipengaruhi
pula oleh faktor waktu yang disediakan untuk melancarkan evaluasi.
c. Kemudahan menskor. Secara tradisional, hal yang membosankan dan aspek
yang menggangu dalam melancarkan evaluasi adalah penskoran. Guru seringkali
bekerja berat berjam-jam untuk melaksanakan tugas ini.
d. Kemudahan interpretasi dan aplikasi. Dalam analisis terakhir, keberhasilan atau
kegagalan evaluasi ditentukan oleh penggunaan hasil evaluasi. Jika hasil evaluasi
diterjemahkan/ditafsirkan secara tepat dan diterapkan secara efektif, hasil evaluasi
akan mendukung terhadap keputusan-keputusan pendidikan yang lebih tepat.
e. Tersedianya bentuk instrumen evaluasi yang ekuivalen atau sebanding. Untuk
berbagai kegunaan pendidikan. Bentuk-bentuk ekuivalen untuk tes yang sama
seringkali diperlukan sekali. Bentuk-bentuk ekuivalen dari sebuah tes mengukur
aspek-aspek perilaku melalui butir-butir tes yang memiliki kesamaan dalam isi,
tingkat kesulitan, dan karakteristik lainnya.

2.7 Prosedur Evaluasi Pembelajaran


Umumnya para pakar dalam bidang evaluasi pendidikan merinci kegiatan
evaluasi ke dalam enam langkah pokok.
1. Menyusun rencana evaluasi hasil belajar
Sebelum evaluasi hasil belajar dilaksanakan, harus disusun lebih dahulu
perencanaannya secara baik dan matang. Perencanaan hasil belajar itu umumnya
mencakup enam jenis kegiatan, yaitu:
a. Merumuskan tujuan dilaksanakannya evaluasi.
Perumusan tujuan evaluasi hasil belajar itu penting sekali, sebab tanpa
tujuanmyang jelas maka evaluasi hasil belajar akan berjalan tanpa arah dan pada
gilirannya dapat mengakibatkan evaluasi menjadi kehilangan arti dan fungsinya.
b. Menetapkan aspek-aspek yang hendak dievaluasi.
Misalnya apakah aspek kognitif, aspek afektif ataukah aspek psikomotorik.
c. Memilih dan menentukan teknik yang akan dipergunakan di dalam
melaksanakan evaluasi. Misalnya apakah evaluasi itu akan dilaksanakan dengan

21
menggunakan teknik tes ataukah teknik nontes. Jika teknik yang akan
dipergunakan itu adalah teknik nontes, apakah pelaksanaannya dengan
menggunakan pengamatan (observasi), melakukan wawancara (interview),
menyebarkan angket (questionnaire).
d. Menyusun alat-alat pengukur yang akan dipergunakan dalam pengukuran dan
penialain hasil belajar peserta didik. Seperti butir-butir soal tes hasil belajar (pada
evaluasi hasil belajar yang menggunakan teknik tes). Daftar check (check list),
rating scale, panduan wawancara (interview guide) atau daftar angket
(questionnaire), untuk evaluasi hasil belajar yang menggunakan teknik nontes.
e. Menentukan tolak ukur, norma atau kriteria yang akan dijadikan pegangan atau
patokan untuk memberikan interpretasi terhadap data hasil evaluasi. Misalnya
apakah yang akan dipergunakan Penilaian Beracuan Patokan (PAP) ataukah akan
dipergunakan Penilaian beracuan kelompok atau Norma (PAN)
f. Menentukan frekuensi dari kegiatan evaluasi hasil belajar itu sendiri (kapan dan
seberapa kali evaluasi hasil belajar itu akan dilaksanakan).
2. Menghimpun data
Dalam evaluasi hasil belajar, wujud nyata dari kegiatan menghimpun data
adalah melaksanakan pengukuran, misalnya dengan menyelenggarakan tes hasil
belajar (apabila evaluasi hasil belajar itu menggunakan teknik tes), atau
melakukan pengamatan, wawancara atau angket dengan menggunakan instrumen-
instrumen tertentu berupa rating scale, check list, interview guide atau
questionnaire (apabila evaluasi hasil belajar itu menggunakan teknik nontes).
3. Melakukan verifikasi data
Data yang telah berhasil dihimpun harus disaring lebihn dahulu sebelum
diolah lebih lanjut. Proses penyaringan itu dikenal dengan istilah penelitian data
atau verifikasi data. Verifikasi data dimaksudkan untuk dapat memisahkan data
yang “baik” (yaitu data yang dapat memperjelas gambaran yang akan diperoleh
mengenai diri individu atau sekelompok individu yang sedang dievaluasi) dari
data yang “kurang baik” (yaitu data yang akan mengaburkan gambaran yang akan
diperoleh apabila data itu ikut serta diolah).
4. Mengolah dan menganalisis data

22
Mengolah dan menganilisis hasil evaluasi dilakukan dengan maksud untuk
memberikan makna terhadap data yang telah berhasil dihimpun dalam kegiatan
evaluasi. Untuk keperluan itu maka data hasil evaluasi perlu disusun dan diatur
demikian rupa sehingga “dapat berbicara”. Dalam mengolah dan menganalisis
data hasil evaluasi itu dapat dipergunakan teknik statistik.
5. Memberikan interpretasi dan menarik kesimpulan
Penafsiran atau interpretasi terhadap data hasil evaluasi belajar pada
hakikatnya adalah merupakan verbalisasi dari makna yang terkandung dalam data
yang telah mengalami pengolahan dan penganalisisan itu. Atas dasar interpretasi
terhadap data hasil evaluasi itu pada akhirnya dapat dikemukakan kesimpulan-
kesimpulan tertentu. Kesimpulan-kesimpulan hasil evaluasi itu sudah barang
tertentu mengacu kepada tujuan dilakukannya evaluasi itu sendiri.
6. Penggunaan Hasil Evaluasi
Dengan melandaskan diri pada kesimpulan yang telah diperoleh
dalamkegiatan evaluasi, evaluator lebih lanjut melakukan pengambilan keputusan
atau merumuskan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dipandang perlu untuk
dilaksanakan. Dengan demikian tindakan melakukan evaluasi itu tidak hanya
terbatas sampai pada kesimpulan atau kongklusi saja. Harus diingat bahwa
kesimpulan itu barulah merupakan suatu pendapat sebagai hasil evaluasi dan
karena itu masih memerlukan tindak lanjut.
Sementara Arifin (2010:88-114) menjelaskan tahapan prosedur
mengebangkan evaluasi sebagai berikut:
a. Perencanaan evaluasi
b. Pelaksanaan evaluasi
c. Monitoring pelaksanaan Evaluasi
d. Pengolahan data
e. Pelaporan hasil evaluasi
f. Penggunaan hasil evaluasi

23
2.8 Jenis Pendekatan dalam Evaluasi Pembelajaran
Pendekatan evaluasi merupakan sudut pandang seseorang dalam menelaah
atau mempelajari evaluasi. Dilihat dari komponen pembelajaran, pendekatan
evaluasi dapat dibagi dua, yaitu pendekatan tradisional dan pendekatan system.
1. Pendekatan Tradisional
Pendekatan ini berorientasi pada praktik evaluasi yang telah berjalan selama ini
disekolah yang ditunjukan pada perkembangan aspek intelektual peserta didik.
2. Pendekatan Sistem
Sistem adalah totalitas dari berbagai komponen yang saling berhubungan dan
ketergantungan.
a. Penilaian Acuan Patokan (PAP)
Pendekatan ini sering juga disebut penilaian norma absolut. Jika ingin
menggunakan pendekatan ini, berarti guru harus membandingkan hasil yang
diperoleh peserta didik dengan sebuah patokan atau kriteria yang secara absolut
atau mutlak telah ditetapkan oleh guru.
b. Penilaian Acuan Norma (PAN)
Pendekatan ini membandingkan skor setiap peserta didik dengan teman satu
kelasnya. Makna nilai dalam bentuk angka maupun kualifikasi memiliki sifat
relatif.

24
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Evaluasi merupakan salah satu kegiatan utama yang harus dilakukan dalam
kegiatan pendidikan dan pembelajaran yang meliputi aspek kualitatif dan aspek
kuanitatif, sehingga evaluasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang
terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen
dan hasilnya dibandingkan dengan suatu tolak ukur untuk memperoleh suatu
kesimpulan.
Evaluasi memiliki peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran.
Dengan melandaskan diri pada kesimpulan yang telah diperoleh dalam kegiatan
evaluasi, evaluator lebih lanjut dapat melakukan pengambilan keputusan atau
merumuskan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dipandang perlu untuk
dilaksanakan.
Terdapat beberapa teknik, jenis-jenis, dan syarat-syarat penyusunan evaluasi
pembelajaran yang dapat di lakukan dan diperhatikan oleh pendidik dalam
melakukan evaluasi pembelajaran.

3.2 Saran
Dalam melakukan Evaluasi Pembelajaran, sebaiknya diperhatikan syarat-
syarat dalam penyusunan evaluasi pembelajaran tersebut serta memilih teknik
evaluasi pembelajaran yang sesuai agar hasil yang diinginkan sesuai.

25
DAFTAR PUSTAKA

Afriadi, Yusuf. (2013). Prinsip dan Teknik Evaluasi. (online).


Anas. (1996). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada
Anonim. (2013). Makalah Evaluasi Pembelajaran. (online).
Arifin, Zainal. (2010). Evaluasi Pembelajaran Prinsip,Teknik,Prosedur. Bandung:
Remaja Rosdakarya
Arikunto, Suharsimi. (1995). Dasar-dasar Evaluasi Evaluasi Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara
Aunurrahman. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Cahyadi, Asep. (2013). Pengertian Evaluasi Pembelajaran. (online).Sudijono,
Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Fadli, Hadri. (2013). Makalah Evaluasi Pendidikan. (online).
Josua, Andi. (2011). Prosedur Evaluasi Pembelajaran. (online).
Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Thoha, M. Chabib. (1996). Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
(http://gudangmakalahku.blogspot.com/2013/04/prinsip-prinsip-dan-teknik-
evaluasi.html diakses April 2014). Anonim. (2009). Evaluasi
pembelajaran. (online).
(http://hilmanpaturusy.blogspot.com/2013/03/tujuan-evaluasi.html diakses April
2014).
(http://cahyadinasep.blogspot.com/2013/03/pengertian-tujuan-fungsi-prinsip
dan.html diakses April 2014). Daryanto. (2010). Evaluasi Pendidikan.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
(http://fadlimapel25.blogspot.com/2013/10/makalah-prinsip-prinsip-dan-
langkah.html diakses April 2014).
(http://andijosua.blogspot.com/2011/03/prosedur-evaluasi-pembelajaran.html
diakses April 2014).

26
(www.sitimasrurohan.blogspot.com diakses April 2014). Anonim. (2010).
Makalah Evaluasi Pembelajaran. (online).
(www.dedehendriono.blogspot.com diakses Maret 2014). Anonim. (2010).
Makalah Evaluasi Pembelajaran. (online). (www.pak- boedi.blogspot.com
akses april 2014). Anonim. (2011). Evaluasi Pembelajaran. (online).
www.kumpulanmakalah&artikelpendidikan.blogspot.com pada tanggal April
2014).
(www.agrah93.blogspot.com diakses April 2014). Anonim. (2013). Tujuan
Evaluasi. (online).

27

Anda mungkin juga menyukai