Anda di halaman 1dari 15

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam lingkup kehidupan matematika, pembuktian suatu pernyataan hal yang mutlak
yang harus dilakukan. Suatu hal yang mustahil ketika kita memasuki dunia matematika
tidak melakukan sebuah pembuktian ketika mengemukakan suatu pernyataan.
Induksi merupakan suatu konsep matematika yang digunakan untuk dalam membuktikan
sebuah pernyataan
. Dalam matematika, konsep induksi selama ini dalam melakukan sebuah pembuktian
menggunakan 3 prinsip atau cara dalam melakukan sebuah pembuktian, yaitu : basis
induksi, hipotesis induksi dan langkah induksi.
Selain itu dalam lingkup Matematika ini kita dapat menemukan soal-soal yang
berhubungan dengan Teori Binomial.
Sehubungan dengan kita sering menemukan dan mengerjakan suatu pernyataan yang
berhubungan dengan matematika maka sangat dibutuhkan kita dapat menguasai materi
induksi matematika dan Teori Binomial ini.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, pokok masalah yang akan kita kaji yaitu:
1. Apakah pengertian induksi?
2. Bagaimana langkah melakukan pembuktian menggunakan prinsip induksi?
3. Apa saja macam-macam model prinsip induksi ?
4. Apa pengertian Teori binomial itu ?
5. Bagaimana langkah menyelesaikan teori binomial ?
1.3 Tujuan

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari hadirnya
makalah ini yaitu:

1. Mengetahui definisi induksi matematika.


2. Mengetahui langka-langkah membuktikan pernyataan menggunakan prinsip induksi
matematika.
3. Mengetahui macam-macam prinsip dalam induksi matematika.
4. Bisa membuktikan suatu pernyataan dengan menggunakan induksi matematika.
5. Menggunakan metode induksi matematika dalam menyelesaikan sebuah masalah
dalam kehidupan.
6. Mengetahui definisi Teori Binomial
7. Mengetahui langkah-langkah menyelesaikan teori Binomial

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Induksi Matematika

Induksi Matematika merupakan suatu teknik yang dikembangkan untuk membuktikan


pernyataan. Induksi Matematika digunakan untuk mengecek hasil proses yang terjadi
secara berulang sesuai dengan pola tertentu. Indukasi Matematika digunakan untuk
membuktikan universal statements " n Î A S(n) dengan A Ì N dan N adalah himpunan
bilangan positif atau himpunan bilangan asli. S(n) adalah fungsi propositional.

2.2 Prinsip-prinsip Induksi Matematika


2.2.1. Induksi Sederhana.
Misalkan p(n) adalah pernyataan perihal bilangan bulat positif dan kita ingin membuktikan
bahwa p(n) benar untuk semua bilangan bulat positif n. Untuk membuktikan pernyataan
ini, kita hanya perlu menunjukkan bahwa:
1. p(1) benar, dan
2. Jika p(n) benar maka p(n + 1) juga benar, untuk semua bilangan bulat positif n ³ 1,
p Langkah 1 dinamakan basis induksi, sedangkan langkah 2 dinamakan langkah induksi.
p Langkah induksi berisi asumsi (andaian) yang menyatakan bahwa p(n) benar. Asumsi
tersebut dinamakan hipotesis induksi.
p Bila kita sudah menunjukkan kedua langkah tersebut benar maka kita sudah
membuktikan bahwa p(n) benar untuk semua bilangan bulat positif n.
Contoh 1. Gunakan induksi matematik untuk membuktikan bahwa jumlah n buah bilangan
ganjil positif pertama adalah n2.
Penyelesaian:
(i) Basis induksi: Untuk n = 1, jumlah satu buah bilangan ganjil positif pertama adalah
12 = 1. Ini benar karena jumlah satu buah bilangan ganjil positif pertama adalah 1.
(ii) Langkah induksi: Andaikan p(n) benar, yaitu pernyataan
1 + 3 + 5 + … + (2n – 1) = n2
adalah benar (hipotesis induksi) [catatlah bahwa bilangan ganjil positif ke-n adalah (2n –
1)]. Kita harus memperlihatkan bahwa p(n +1) juga benar, yaitu
1 + 3 + 5 + … + (2n – 1) + (2n + 1) = (n + 1)2
juga benar. Hal ini dapat kita tunjukkan sebagai berikut:
1 + 3 + 5 + … + (2n – 1) + (2n + 1)
= [1 + 3 + 5 + … + (2n – 1)] + (2n +1)
= n2 + (2n + 1)
= n2 + 2n + 1
= (n + 1)2
Karena langkah basis dan langkah induksi keduanya telah diperlihatkan benar, maka
jumlah n buah bilangan ganjil positif pertama adalah n2.
2.2.2. Prinsip Induksi yang Dirampatkan
Misalkan p(n) adalah pernyataan perihal bilangan bulat dan kita ingin membuktikan bahwa
p(n) benar untuk semua bilangan bulat n ³ n0. Untuk membuktikan ini, kita hanya perlu
menunjukkan bahwa:
1. p(n0) benar, dan
2. jika p(n) benar maka p(n+1) juga benar,
untuk semua bilangan bulat n ³ n0,
Contoh 2.
Untuk semua bilangan bulat tidak-negatif n, buktikan dengan induksi matematik bahwa
20 + 21 + 22 + … + 2n = 2n+1 - 1
Penyelesaian:
(i) Basis induksi. Untuk n = 0 (bilangan bulat tidak negatif pertama), kita peroleh:
20 = 20+1 – 1.
Ini jelas benar, sebab 20 = 1
= 20+1 – 1
= 21 – 1
=2–1
=1

(ii) Langkah induksi. Andaikan bahwa p(n) benar, yaitu


20 + 21 + 22 + … + 2n = 2n+1 - 1
adalah benar (hipotesis induksi). Kita harus menunjukkan bahwa p(n +1) juga benar, yaitu
20 + 21 + 22 + … + 2n + 2n+1 = 2(n+1) + 1 - 1
juga benar. Ini kita tunjukkan sebagai berikut:
20 + 21 + 22 + … + 2n + 2n+1 = (20 + 21 + 22 + … + 2n) + 2n+1 = (2n+1 – 1) + 2n+1
(hipotesis induksi)
= (2n+1 + 2n+1) – 1
= (2 . 2n+1) – 1
= 2n+2 - 1
= 2(n+1) + 1 – 1
Karena langkah 1 dan 2 keduanya telah diperlihatkan benar, maka untuk semua bilangan
bulat tidak-negatif n, terbukti bahwa 20 + 21 + 22 + … + 2n = 2n+1 – 1
2.2.3. Prinsip Induksi Kuat
Misalkan p(n) adalah pernyataan perihal bilangan bulat dan kita ingin membuktikan bahwa
p(n) benar untuk semua bilangan bulat n ³ n0. Untuk membuktikan ini, kita hanya perlu
menunjukkan bahwa:
1. p(n0) benar, dan
2. jika p(n0 ), p(n0+1), …, p(n) benar maka p(n+1) juga benar untuk semua bilangan
bulat n ³ n0,.

Contoh 4.
Bilangan bulat positif disebut prima jika dan hanya jika bilangan bulat tersebut habis dibagi
dengan 1 dan dirinya sendiri. Kita ingin membuktikan bahwa setiap bilangan bulat positif
n (n ³ 2) dapat dinyatakan sebagai perkalian dari (satu atau lebih) bilangan prima. Buktikan
dengan prinsip induksi kuat.
Penyelesaian:
Basis induksi. Jika n = 2, maka 2 sendiri adalah bilangan prima dan di sini 2 dapat
dinyatakan sebagai perkalian dari satu buah bilangan prima, yaitu dirinya sendiri.
Langkah induksi. Misalkan pernyataan bahwa bilangan 2, 3, …, n dapat dinyatakan
sebagai perkalian (satu atau lebih) bilangan prima adalah benar (hipotesis induksi). Kita
perlu menunjukkan bahwa n + 1 juga dapat dinyatakan sebagai perkalian bilangan prima.
Ada dua kemungkinan nilai n + 1:
(a) Jika n + 1 sendiri bilangan prima, maka jelas ia dapat dinyatakan sebagai
perkalian satu atau lebih bilangan prima.
(b) Jika n + 1 bukan bilangan prima, maka terdapat bilangan bulat positif a yang
membagi habis n + 1 tanpa sisa. Dengan kata lain,
(n + 1)/ a = b atau (n + 1) = ab
yang dalam hal ini, 2 £ a £ b £ n. Menurut hipotesis induksi, a dan b dapat dinyatakan
sebagai perkalian satu atau lebih bilangan prima. Ini berarti, n + 1 jelas dapat dinyatakan
sebagai perkalian bilangan prima, karena n + 1 = ab. Karena
langkah (i) dan (ii) sudah ditunjukkan benar, maka terbukti bahwa setiap bilangan bulat
positif n (n ³ 2) dapat dinyatakan sebagai perkalian dari (satu atau lebih) bilangan prima.

2.3 Pengertian Teori Binomial


Teori binomial merupakan perpangkatan dari jumlah atau selisih dua suku tanpa
mengkalikan atau menjabarkannya , yang memuat tepat dua suku yang dipisahkan oleh
tanda “+” , atau tanda “-“ sebagai contoh x+y, 2x-5y.
2.4 DasarTeori Binomial
Untuk mengetahui binomial ada beberapa materi yang harus dikuasai terlebih
dahulu.Diantaranya :
Ø Notasi Faktorial
Faktorial adalah hasil kali bilangan asli berurutan dari 1 sampai dengan n. Untuk
setiapbilangan asli n, didefinisikan:
n! = 1 x 2 x 3 x … x (n-2) x (n-1) x n lambang atau notasi n! dibaca sebagai n faktorial
untuk n > 2 n! = 1 × 2 × 3 × …× (n – 2) × (n – 1) × n atau n! = n × (n – 1) × (n – 2) × … ×
3×2×
Contoh :
2! = 1∙2 = 2, 3! = 1∙2∙3 = 6 4! = 1∙2∙3∙4 = 24
5! = 1∙2∙3∙4∙5 = 120, n! = 1∙2∙3…n, (r – 1) ! = 1∙2∙3…(r – 1)
Ø Kombinasi
Susunan dari semua atau sebagian elemen dari suatu himpunan yang tidak
mementingkan urutan elemen.
Kombinasi r elemendari n elemenditulis :
nKr
Ø Segitiga Pascal
Membahas mengenai Teori Binomial tidak akan lepas dari segitiga pascal. Segitiga
Pascal adalah suatu aturan geometri pada pekali binomial dalam sebuah
segitiga.Penemu segitiga pascal adalah seorang ahli matematika yang bernama Blaise
Pascal yang berasaldaridunia barat.Barisan segitiga Pascal secara kebiasaannya
dihitung bermula dengan barisan kosong, adalah barisan genap.Pembinaan mudah pada
segitiga dilakukan dengan cara berikut. Di barisan sifar, hanya tuli snomor 1.Kemudian,
untuk membina unsur-unsur barisan berikutnya, tambahkan nomor di atas dan di kiri
dengan nomor secara terus di atas dan di kanan untuk mencari nilai baru.Jikalau nomor
di kanan atau kiri tidak wujud, gantikan suatu kosong pada tempatnya.Contohnya, nomor
pertama di barisan pertama adalah 0 + 1 = 1, di mananomor 1 dan 3 barisan keempat.
1
1 1
1 2 1
1 3 3 1
1 4 6 4 1
1 5 10 10 5 1
1 6 15 20 15 6 1
1 7 21 35 35 21 7 1
1 8 28 56 70 56 28 8 1
2.5 .Teori Binomial
2.5.1 Ekspansi
Ekspansi merupakan salah satu penjabaran yang terdapat dalam Teori Binomial
Newton.Ekspansi atau yang sering kita sebu tpenjabaran adalah cara menguraikan soal-
soal teori binomial yang berbentuk perpangkatan dari hasil perkalian berulang.
Misalnyauntuk n = 1,n = 2, n = 3, n = 4, n = 5, dengan mengkalikansetiap factor diperoleh
hasi l2orekspansi sebagai berikut :

Ciri-ciri ekspansi yang benar untuk bilangan bulat positif


1. Banyak suku di ruas kanan adalah satu suku lebih banyak daripada pangkatnya
atau eksponennya. Hal ini memberikan gambaran ekspansi suku.
2. Suku pertama dari adalah dan suku terakhir adalah
3. Perhatikan hasil ekspansi pada ruas kanan. Jika dibaca dari kiri ke kanan, eksponen
dari a berkurang 1 dan eksponen untuk b bertambah 1.
2.5.2 Koefisien Binomial
Koefisian adalah nilai atau ketetapan, koefisien binomial merupakan nilai yang terdapatdi
depan suku-suku binom yang sudah di ekspansikan. Untuk mengetahui koefisiennya,
harus diekspansikan terlebih dahulu.Dan untuk mengekspansikannya tinggal
mengkalikan sesuai dengan eksponennya atau mengikuti aturan dalam segitiga
pascal.Namun, bukan berarti untuk mengetahui koefisiennya hanyam engikuti nilai-nilai
yang terdapat dalam segitiga pascal.Karena hal tersebut dianggap kurang efisien, maka
untuk mengetahui koefisiennya ada formula yang lebih efisien sebagai berikut :
Xn-r . yr = . an-r . br

2.5.3 Hubungan Kombinasi dengan Binomial


Perhatikan ilustrasi dibawah ini :
=
Penjabaran dari merupakan perkalian 3 faktor
=
Kemudian dipilih bagian yang ingin dikalikan dari ketiga factor tersebut.Misalnya, untuk
bagian pertama diambil a, bagian kedua diambil a, dan bagian ketiga jug adiambil a, maka
diperoleh hasila aa. Jika diambil a pada factorkesatu dan kedua, factor ketiga diambil b,
maka akan diperoleh aab, begitu seterusnya. Sehingga kemungkinan pemilihan baik a
maupun b terpilih secara sama. Dari hasil pengkalian 3 faktor tersebut akan diperoleh :
aaa,aab,aab,aab,abb,abb,abb,bbb = a3,a2b, a2b, a2b,ab2, ab2 ,ab2,b3
Jika semuasuku di atas dijumlahkan maka akan dihasilkan : a3+3a2b+3ab2+b3
Bilangan 3 yang merupakan koefisien dari a2b muncul dari pemilihandari 2 faktordan b
dari 1 faktorsisa-nya. Hal ini biasa dilakukan dalam atau . Cara yang sama biasa dilakukan
untuk memperoleh koefisien yang dalam hal ini merupakan pemilihan a dari 0 faktor dan
b dari 3 faktor lainnya yang dapat dilakukan dalam atau , dan seterusnya. Melalui
hubungan kombinasidengan teorema binomial, maka kita dapat merumuskan ulang
rumus teorema binomial sebagai berikut.
atau

Sifat-sifat perluasan ( a+b )n


· Suku pertama adalah an dan suku terahir adalah bn
· Jika kita berjalan dari suku pertama menuju suku terahir, maka pangkat dari a
turun satu-satu dan pangkat dari b naik satu-satu
· Jumlah pangkat dari a dan b pada setiap suku sama dengan n
· Terdapat n+1 suku
· Koefisien suku pertama adalah , koefisien suku kedua adalah , dan seterusnya
dengan = dan 0 ≤ r ≤ n

2.5.4. Menetukan Suku Pada Binom


Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya mengenai teori binomial yang merupakan
perpangkatan yang terdiri dari dua suku yang dipisahkan oleh tanda “+”, “-“. Berdasarkan
pengertian tersebut kita dapat mengubah dari binom yang bentuknya pangkat menjadi
tidak berpangkat dengan cara menjabarkannya.Sehingga yang awalnya terdiri dari dua
suku menjadi lebih dari dua suku.

Adapun cara lain untuk mencari suku ke-n tanpa menggunakan penjabaran yaitu dengan
menggunakan rumus berikut :
Suku ke-(r+1) = xn-ryr, adapun formula untuk menentutakan suku ke r dari (a+x)n=

2.6 Soal dan pembahasan induksi matematika :


1. + 2n adalah bilangan kelipatan 3, untuk n bil. Bulat positif.

Pembuktian :
n3 + 2n adalah kelipatan 3
Untuk setiap n bilangan bulat positif

Jawab :
Untuk n = 1 akan diperoleh :
(ii) Pn : 13 + 2(1)
1 = 3 , kelipatan 3

Induksi : misalkan untuk n = k asumsikan k3 + 2k = 3x


(iii)adib. Untuk n = k + 1 berlaku:
buktikan benar untuk Pn=k+1
(k + 1)3 + 2(k + 1) adalah kelipatan 3
(k3 + 3k2 + 3 k + 1) + 2k + 2
(k3 + 2k) + (3k2 + 3k + 3)
(k3 + 2k) + 3 (k2 + k + 1)
Induksi
3x + 3 (k 2 + k + 1)
3 (x + k 2 + k + 1)
Kesimpulan : n3 + 2n adalah kelipatan 3
Untuk setiap bilangan bulat positif n.

2. n3 + (n+1)3 + (n+2)3 habis dibagi 9 n bil. Asli


pembuktian:
n³ + (n+1)³ + (n+2)³ habis dibagi 9 untuk n bulat positif.
Berarti n paling kecil = 1
untuk n = 1, maka
1³ + 2³ + 3³ = 1 + 8 + 27 = 36 <== habis dibagi 9
misalkan benar untuk n = k
maka benar bahwa
k³ + (k+1)³ + (k+2)³ habis dibagi 9
hendak dibuktikan bahwa benar untuk n= k+1
yaitu hendak dibuktikan bahwa
(k+1)³ + (k+2)³ + (k+3)³ habis dibagi 9

(k+3)³ = k³ + 3k².3 + 3k.3² + 3³


=k³ + 9k² + 27k + 27

jadi
(k+1)³ + (k+2)³ + (k+3)³
= (k+1)³ + (k+2)³ + k³ + 9k² + 27k + 27
atur ulang urutannya
= k³ + (k+1)³ + (k+2)³ + 9k² + 27k + 27
tetapi k³ + (k+1)³ + (k+2)³ habis dibagi 9
dan masing-masing suku dari 9k² + 27k + 27
juga habis dibagi 9
Jadi terbukti bahwa (k+1)³ + (k+2)³ + (k+3)³
habis dibagi 9.
Bukti selesai.

3. 2 + 4 + 6 + 8 + ... + 2n = n (n + 1). n bil. Asli


Pembuktian:
untuk n = 1
2 = 1(1+1) ,
2=2

untuk n = 2
2+4 = 2(2+1)
6=6

untuk n = k
2 + 4 + 6 + . . . .+ 2k = k (k + 1) . . . (1)
untuk n = k + 1
(2 + 4 + 6 + . . .+ 2k) + 2 (k + 1) = (k + 1) (k + 1 + 1)
nilai yang dalam kurung sama dg persamaan (1)
k (k + 1) + 2 (k + 1) = (k + 1) (k + 1 + 1)
(k + 1) (k + 2) = (k + 1) (k + 2)

terbukti.

4. Buktikan 2 + 5 + 8 + 11 + 14 + ...... + (3n - 1) untuk n bilangan asli


Jawab:
a. untuk n = 1
(3.1 - 1) = 2
b. untuk n = k
= 2 + 5 + 8 + 11 + 14 + .... + (3k - 1)

c. untuk n = k + 1
= 2 + 5 + 8 + 11 + 14 + .... + (3k - 1) + (3 (k + 1) - 1)
= 3 (k + 1) - 1
= 3k + 3 - 1
= 3k + 2 terbukti.

5. 1.2 + 2.3 + 3.4 + ... + n (n + 1) = (n (n + 1) (n + 2)) /3


Pembuktian :

untuk n=1
1*2 = 1(1+1)(1+2)/3
2=2
untuk n = 2
1*2 + 2*3 = 2(2+1)(2+2)/3
8=8
untuk n = k
1.2 + 2.3 + 3.4 + ... + k (k + 1) = (k (k + 1) (k + 2)) /3 .........(1)

untuk n = k + 1
{1.2 + 2.3 + 3.4 + ... + k(k+1) } + (k+1) (k+1 +1) = (k+1) (k+2) (k+3) /3
nilai dalam { } sama dg persamaan (1)
(k(k+1) (k+2)) /3 + (k+1) (k+1 +1) = (k+1) (k+2) (k+3)) /3

(k(k+1) (k+2)) /3 + 3 (k+1) (k+1 +1) /3 = (k+1) (k+2) (k+3) /3


kalikan dengan 3
(k(k+1) (k+2)) + 3 (k+1) (k+2) = (k+1) (k+2) (k+3)
(k+3) (k+1) (k+2) = (k+1) (k+2) (k+3) terbukti

6. Buktikan bahwa jumlah n bilangan ganjil pertama adalah n2.


Pembuktian :
Basis : Untuk n = 1 akan diperoleh :
1 = 12
1=1
Induksi : misalkan untuk n = k asumsikan 1 + 3 + 5 + …+ (2k – 1) = k2
adib. Untuk n = k + 1 berlaku :

1 + 3 + 5 + …+ (2 (k + 1) – 1) = (k + 1)2
1 + 3 + 5 + …+ (2k + 1) = (k + 1)2
1 + 3 + 5 + …+ ((2k + 1) – 2) + (2k + 1) = (k + 1)2
1 + 3 + 5 + …+ (2k - 1) + (2k + 1 ) = (k + 1)2

k 2 + (2K + 1) = (k + 1)2
k 2 + 2K + 1 = k 2 + 2K + 1

Kesimpulan : 1 + 3 + 5 + … + n = (2n - 1) = n2
Untuk setiap bilangan bulat positif n
2.7 Soal Latihan Teori Binomial
1.
Ekspansikan
Jawab:
Jikamemakaicararumit, biassajakitamenghitungdengancaramengalikan sebanyak 6 kali.
Tapi, karenarumit, kitagunakanteorema binomial.
=.+.+.+.+.+.+.
Ingatbahwa:
=.+.+.+.+.+.+.
= + 6 + 15. + 20. + 15. + 6. +

2. Tentukansuku ke-3 dariekspansi 5


Jawab :
Suku ke-3 (S3) =
=2
= 10
= 1080
3.Tentukan Koefisien x2y3 dari kombinasi ( x + 3y )5
Jawab :
Xn-r . yr = . an-r . br
= .12.33
= . 1 . 27
= . 27
= . 27
= 10 . 27
= 270
4. Sukuke 9 dari( + )¹².
Sukuke 9 = )⁴

5. Tentukan jumlah koefisien dari ( -2x + 5y )6


Jawab :
( -2x + 5y )6 = -2x6 + 5 2
= +55
= -2-60-150-800-150-60+5
=1217

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari sekian uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Induksi Matematika
merupakan suatu teknik yang dikembangkan untuk membuktikan pernyataan. Induksi
Matematika digunakan untuk mengecek hasil proses yang terjadi secara berulang sesuai
dengan pola tertentu.
Prosedur untuk menetapkan bahwa suatu proposisi (pernyataan) Pn adalah benar untuk
semua n, yang dapat membenarkan diberikan oleh Prinsip Induksi Matematika. Langkah-
langkah penyelesaian pembuktian dalam pernyataan matematika yang memenuhi 3 buah
syarat:
Pn : prosisi/pernyataan
I.) Pn benar, untuk n = 1, n Asli n Pn.
II.) Asumsikan Pn benar, untuk n = k, k Asli.
III.) Dibuktikan Pn benar, untuk n = k + 1.

Teori binomial, yaitu perpangkatan dari jumlah atau selisih dua suku tanpa mengalikan
atau menjabarkannya, yang memuat tepat dua suku yang dipisahkan olehtanda “+” ,
atautanda “-“ sebagai contohx+y, 2x-5y. Adapun dasar- dasar yang harus dikuasai untuk
menguasai teori binomial diantaranya,notasi faktorial, kombinasi, dan segitiga pascal.
Teori binomial ini sangat mudah dimengerti apabila menguasai dasar-dasarnya.

Anda mungkin juga menyukai