Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Anak Didik
NIM :1631611054
PRODI :PGSD_2B
1. Karakteristik Anak Didik
Menurut bahasa, karakter adalah tabiat atau kebiasaan. Sedangkan menurut ahli
psikologi, karakter adalah sebuah sistem keyakinan dan kebiasaan yang mengarahkan tindakan
seorang individu. Karena itu, jika pengetahuan mengenai karakter seseorang itu dapat diketahui,
maka dapat diketahui pula bagaimana individu tersebut akan bersikap untuk kondisi-kondisi
tertentu.
Dalam Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 pada pasal 1 ayat 4 disebutkan bahwa
peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui
proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.
Beberapa karakteristik anak didik yang perlu dipahami oleh pendidik terutama
Maksudnya yaitu pribadi yang memiliki kedirisendirian, dan kebebasan dalam mewujudkan
dirinya sendiri untuk mencapai kedewasaaannya. Jadi, tidak dibenarkan jika anak didik sebagai
“objek”, maksudnya sebagai sasaran yang
Setiap anak didik memiliki perkembangan, dalam setiap proses perkembangan tersebut terdapat
tahapan-tahapannya. Oleh karena itu setiap anak didik yang berada dalam tahap perkembangan
tertentu menuntut perlakuan tertentu pula dari orang dewasa terhadapnya.
Anak didik hidup dalam “dunia” tertentu
Setiap anak didik hidup dalam “dunia” nya sesuai tahap perkembangannya, jenis kelaminnya,
dan lain-lain. Anak didik harus diperlakukan sesuai dengan keanakannya atau sesuai dengan
dunianya. Sebagai contoh adalah kehidupan anak SD berbeda dengan anak, SMP atau SMA.
Oleh karena itu perlakuan pendidik terhadap anak SD, SMP dan SMA berbeda, sesuai dengan
kebutuhan dan masanya.
Anak didik adalah subjek yang berasal dari keluarga dengan latar belakang lingkungan alam dan
sosial budaya tertentu.oleh karena itu, anak didik akan memiliki karakteristik tertentu yang
berbeda – beda sebagai akibat pengaruh lingkungan dimana ia dibesarkan atau dididik. Dalam
praktek pendidikan, pendidik perlu memeperhatikan dan memperlakukan anak didik dalam
konteks lingkungan dan sosial budayanya.
Setiap anak memiliki kekurangan dan kelebihan tertentu.dalam perjalanan hidupnya, anak masih
memerlukan perlindungan, anak masih perlu belajar berbagai pengetahuan, perlu latihan dan
keterampilan, anak belum tahu mana yang benar dan salah, yang baik dan tidak baik, serta
bagaimana mengantisipasi kebutuhan dimasa depannya.
Bantuan orang dewasa berupa pendidikan agar anak didik menjadi dewasa akan mungkin dicapai
oleh anak didik. Hal ini disebabkan anak didik memiliki potensi untuk menjadi manusia dewasa
dan memiliki dinamika, yaitu aktif sedang berkembang dan mengembangkan diri, serta aktif
dalam menghadapi lingkungannya dalam upaya mencapai kedewasaan.Meninjau dari beberapa
karakteristik peserta didik tersebut, tugas pendidik adalah memberikan berbagai jenis bantuan
secara positif agar anak mampu mewujudkan diri sebagai manusia dewasa
A.perkembangan
Perkembangan merupakan suatu proses yang melibatkan keseluruhan aspek yang saling
keterkaitan satu dengan yang lain. Proses perkembangan individu dikelompokkan menjadi tiga,
yaitu proses biologis, kognitif dan psikososial.
1. Proses biologis, mencakup perubahan - perubahan fisik individu yang bersifat alami, bukan
karena kecelakaan, sakit atau peristiwa - peristiwa lainnya. Misal, pertumbuhan otak, sistem
syaraf, hormone, keterampilan motorik, perkembangan seksual,perubahan penglihatan dan lain
sebagainya.
2. Proses kognitif, melibatkan perubahan - perubahan kemampuan berfikir, berbahasa dan cara
memperoleh pengetahuan dari lingkungan. Perkembangan kognitif dan pengalaman belajar
sangat berkaitan dan saling mempengaruhi. Perkembangan kognitif anak akan menfasilitasi dan
membatasi kemampuan belajar anak, begitu juga sebaliknya.
Namun, dengan keterkaitan tersebut, ada perbedaan diantara keduanya. Perkembangan kognitif
mengacu pada perubahan - perubahan kemampuan berfikir, dan berbahasa serta terjadi dalam
waktu yang relatif lama. Sedangkan kemampuan belajar lebih cenderung mengacu pada
perubahan - perubahan dari hasil pengalaman atau peristiwa yang lebih khusus, serta terjadi
dalam waktu yang relatif singkat.
3. Proses psikososial, melibatkan perubahan - perubahan dalam aspek perasaan, emosi dan
kepribadian individu, perkembangan identitas diri, pola hubungan dengan anggota keluarga,
teman, guru dan yang lainnya. Proses pertumbuhan biologis, kognitif dan psikososial saling
berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Sebagai contoh, anak yang mengalami
gangguan pada otaknya, akan mengalami keterlambatan dalam berfikir, yang kemudian bisa
mempengaruhi perkembangan psikososialnya.
Manusia akan berkembang, berubah dan dipengaruhi terus oleh pengalaman sepanjang
hayatnya, baik dalam aspek fisik maupun dalam aspek psikis dan sosialnya. Perkembangan ini
terjadi dalam proses yang tidak berakhir ditandai dengan tercapainya kematangan fisik.
Perkembangan adalah proses yang berkesinambungan, mulai dari kelahiran berlanjut ke masa
dewasa sampai usia tua.
Dalam prinsip ini, tidak semua anak yang sama usianya mempunyai perkembangan yang
sama, karena anak bersifat individual yang bebeda antara yang satu dengan yang lain. Karena
setiap anak memiliki tingkat penguasaan yang bervariasi, ada yang cepat, lambat, sedang dan
lain-lain, dan semua itu ditentukan oleh faktor bawaan dan pengaruh belajar yang dimiliki anak.
Aspek perkembangan anak yang berupa perkembangan fisik, sosial, emosi, kognitif, dan spiritual
saling berhubungan erat satu sama lain. Perubahan dalam satu aspek mempengaruhi dan
dipengaruhi oleh aspek lain. Perkembangan dalam satu aspek dapat membatasi atau
memfasilitasi perkembangan pada aspek-aspek lainnya.
Perkembangan bergerak dari tanggapan umum menuju yang lebih khusus. Seperti halnya
pada awal perkembangan peserta didik berinteraksi dengan lingkungan, maka peserta didik akan
mendapatkan tanggapan secara umum. Baru setelah itu akan mendapatkan tanggapan secara
khusus dan semakin terperinci.
6. PerkembanganMelibatkanPerubahan.
Berkembang berarti mengalami perubahan, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Perubahan
secara kuantitatif disebut juga pertumbuhan. Pada pertumbuhan ada peningkatan ukuran maupun
struktur atau proporsi tubuh.
fisik berarti bentuk. Jadi perkembangan fisik adalah perkembangan struktur tubuh manusia
yang terjadi sejak dalam kandungan hingga ia dewasa atau mencapai tingkat kematangan
pertumbuhannya. Proses perubahannnya adalah menjadi panjang (pertumbuhan vertikal) dan
menjadi lebar (pertumbuhan horizontal) dalam suatu proporsi bentuk tubuh.
Perkembangan afektif mencakup emosi atau perasaan yang dimiliki oleh setiap peserta
didik. Emosi adalah suatu keadaan perasaan yang kompleks yang disertai karakteristik kegiatan
kelenjar dan motoris. Emosi adalah setiap keadaan pada diri seseorang dan berhubungan dengan
kondisi afektifnya dengan tingkatan yang lemah maupun yang kuat. Keadaan emosi pada setiap
anak berbeda, kadang ada anak yang dapat mengontrol sehingga emosinya tidak tercetus keluar
dengan perubahan atau tanda-tanda fisiknya.
Perkembangan sosial dapat juga diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri
terhadap norma-norma kelompok moral dan tradisi meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan
saling berkomunikasi dan kerja sama. Pada awal manusia dilahirkan belum bersifat sosial, dalam
artian belum memiliki kemampuan dalam berinteraksi dengan orang lain.
7-14 tahun masa anak , masa belajar atau masa sekolah rendah.
14-21 tahun masa remaja atau pubertas ; masa peralihan dari anak menjadi orang dewasa
2. Pendapat Kretschmer
0-3 tahun Fullungs periode I. Pada fase ini anak kelihatan pendek gemuk
3-7 tahun Sterckungs periode I . Pada fase ini akan kelihatan langsing
7-13 tahun Fullungs periode II pada fase ini anak kelihatan pemdek dan gemuk kembali
13-20 tahun Streckungs periode II . pada fase ini anak akan kembali kelihatan langsing.
3. Pendapat Freud
0-3 tahun pada fase ini mulut merupakan daerah pokok aktivitas dinamis .
3-5 tahun pada fase ini ini alat – alat kelamin merupan daerah erogen yang terpenting
5-13 tahun fase ini implus – implus menonjol kembali . apabila implus – implus itu dapat
dipindahkan dan disublimasikan
2. Pendapat Rousseau
umur 0-2 tahun: masa asuhan
umur 2-12 tahun: masa pendidikan jasmani dan latihan panca indera.
umur 12-15 tahun: periode pendidikan akal
umur 15-20 tahun: periode pendidikan watak dan pendidikan agama .
Tahap Perkembnagan Berdasarkan Psikologis
Dari lahir sam;ai masa kegoncangan pertama , yaitu biasanya disebut masa kanak –kanak
Dari masa kegoncangan pertama sampai masa kegoncangan kedua yaitu , yang biasanya disebut
masa keserasian bersekolah
Dari masa kegoncangan kedua sampai akhir masa remja , yang biasanya disebut masa
kematangan . umur berapa tepatnya masa remaja tidak dapat dikatakan dengan pasti , tetapi
umumnya dapat diterima sebagai ancar – ancar pada umur 21;0 tahun .
Fase opersasional konkret , yang berlangsung dari umut umur 7-12 tahun.
f. perkembangan
1. Perkembangan Kognitif
Berdasarkan tahap perkembangan mental atau kognitif menurut Jean Piaget, perkembangan
mental/kognitif siswa sekolah dasar berada pada perkembangan dari tahap operasi awal (the
preoperational stage) ke tahap operasi konkrit (the concrete operations stage). Apabila kita
menggunakan tahap perkembangan kognitif dari Bruner, tahap perkembangan tersebut di atas
sebanding dengan tahap perkembangan dari akhir tahap enactive dan tahap iconic/imagery. Pada
saat ini siswa sekolah dasar skema kognitifnya berkembang, terutama berkenaan dengan
keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah. Perkembangan kecakapannya
yaitu berkenaan dengan keterampilan menggolong-golongkan (mengklasifikasi) berdasarkan ciri
dan fungsi sesuatu; mengurutkan sesuatu misalnya dari yang terkecil ke yang terbesar;
membandingkan benda-benda; memahami konsep konservasi; memahami identitas, yaitu
kemampuan mengenal bahwa suatu objek yang bersifat fisik akan mengambil ruang dan
memiliki volume tertentu; dan kemampuan membandingkan pendapat orang. Implikasi dari hal
di atas, maka pembelajaran bagi siswa sekolah dasar hendaknya: membangkitkan rasa ingin tahu
siswa, menghadapkan siswa pada gagasan-gagasan dan pandangan-pandangan baru,
memungkinkan siswa melakukan eksplorasi, berpikir, dan memberikan kesempatan bagi siswa
untuk berinteraksi dan berkomunikasi baik dengan sesamanya maupun dengan orang dewasa.
Untuk itu, guru hendaknya memfasilitasi siswa untuk belajar/bekerja dalam kelompok kecil.
2. Perkembangakan Fisik
Mengacu kepada tahap perkembangan yang dikemukakan oleh Yelon dan Weinstein (1977),
tahap perkembangan siswa sekolah dasar tergolong pada Masa Kanak-Kanak (Childhood).
Perkembangan aspek fisik pada masa ini yaitu:
3 Perkembangan Moral.
Berdasarkan tahap perkembangan moral menurut Lawrence Kohlberg, perkembangan
moral siswa sekolah dasar berada pada pergeseran dari akhir tahap 1 (kepatuhan dan
hukuman), tahap 2 (Instrumental Relatif) menuju tahap 3 (Orientasi Keselarasan Interpersonal).
Implikasi dari tahap perkembangan di atas, maka guru hendaknya bersamasama menciptakan
aturan dan kejujuran, secara konsisten mengupayakan disiplin yang tegas dan dapat dipahami.
Namun demikian, pada kelas-kelas rendah, para guru diharapkan mempertimbangkan orientasi
kepatuhan dan hukuman pada diri siswa.
4. Perkembangan Emosional.
Perkembangan emosional siswa sekolah dasar antara lain: banyak menggunakan waktu
untuk membebaskan diri dari rumah, menyamakan diri dengan teman sebayanya namun masih
menerima persetujuan dari orang dewasa, mudah terharu, tetapi pemberani dan percaya pada diri
sendiri. Implikasi dari perkembangan di atas, maka guru mestinya menerima kebutuhan-
kebutuhan akan kebebasan anak dan menambah tanggung jawab anak. Selain itu, guru
hendaknya mengembangkan keberanian dan perasaan percaya diri siswa, juga keterbukaan siswa
terhadap kritik
5.Perkembangan Sosial.
6.Perkembangan Bahasa.
Bahasa merupakan alatutnuk berkomunikasi dengan orang lain. Pada dasarnya bahasa
sebagai alat komunikasi tidak hanya berupa bisacar, emlainkan juga dapat diwujudkan dengan
tanda isyarat tangan atau anggota tubuh lainnya yang memiliki aturan sendiri.
Sangat luas sekali pengertian bahasa dala menunjukkan suatu perkembangan. Oleh
akrena itu, salah satu tokoh psikologi yaitu Wundt (Baradja, 2005:179) mendasarkan teori
bahasanya dengan aksioma paralel, yaitu gerakan – gerakan fisik merupakan pernyataan gerakan
– gerakan psikis. Dengan demikian, terdapat hubungan yang paralel antara gejala batin dan
gejala luar. Apa yang terlihat dalam raut wajah dan tingkah laku akan menuntukkan suatu
kebutuhan psikologis seseorang.
Bahasa adalah alat komunikasi yang paling efektif dalm pergaulan sosial. Jika ingin
menghasilkan pembelajaran yang efektif untuk mendapatkan hasil pendidikan yang optimal,
maka sangat diperlukan bahasa yang komunikatif dan memungkinkan peserta didik yang terlibat
dalam interaksi pembelajaran dapat berperan secara aktif dan produktif.
1. IQ ( intelligence QuotientI)
2.EQ(Emotional Quotient)
3.SQ(Spiritual Quotient)
SQ merupakan kecerdasan rohaniah, yang menuntun diri kita memungkinkan kita utuh.
Kecerdasan spiritual berada pada bagian yang paling dalam dari diri kita, terkait dengan
kebijaksanaan (wisdom) yang berada diatas nego. Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang
bukan saja mengetahui nilai-nilai yang ada tetapi juga secara kreatif menemukan nilai-nilai baru.
4. Multiple Intelligence kecerdasan majemuk atau kecerdasan ganda. Teori tentang multiple
intelligence berdasarkan pakar Psikologi Harvard Howard Gardner mengemukakan
bahwa Inteligensi adalah kemampuan untuk memecahkan masalah dalam situasi budaya atau
komunitas tertentu, yang terdiri dari tujuh macam inteligensi.
Bakat yang dimiliki seseorang tidak sama antara satu dengan lainnya. Ada orang yang
berbakat pada ilmu alam, tetapi tidak berbakat pada ilmu social, ada yang berbakat di bidang
olahraga, tetapi tidak berbakat di kesenian, ada yang berbakat di bidang kesenian, tetapi tidak
berbakat di keterampilan. Bakat yang dimiliki seseorang merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi keberhasilan belajar.
2. Bakat verbal merupakan kemampuan untuk mengartikan kata – kata dan menggunakannya
secara efektif. Kemampuan memahami bahasa, paham akan hubungan antar kata-kata,
memahami arti dari kalimat dalam keseluruhan kalimat dan paragraph.
3. Bakat numerik, kemampuan mengerjakan tugas hitungan secara cepat (terkait dengan
kemampuan menyelesaikan tugas-tugas matematika, ilmu alam, kimia dan sejenisnya
5. Bakat relasi ruang, kemampuan berfikir visual dan memahami benda-benda yang mempunyai
tiga dimensi. Kemampuan untuk mengenal jumlah, hubugan-hubungan dari benda-benda dalam
ruangan
6. Bakat mekanik, kemampuan memahami prinsip-prinsip umum ilmu pengetahuan alam, tata
kerja dalam perkakas sederhana, mesin dan peralatan lainya
8. Bakat bahasa, merupakan kemampuan dalam penalaran analisi bahasa, misalnya untuk
jurnalistik, stenografi, penyiaran, editing, hukum, pramuniaga dan lain-lain.
Ada beberapa sebab mengapa seseorang tidak dapat memujudkan bakat-bakatnya secara optimal.
Adapun sebab-sebabnya sebagai berikut :
1. Faktor diri sendiri. Misalnya, seseorang tidak atau kurang berminat untuk mengembangkan
bakat-bakat yang ia miliki, atau kurang termotivasi untuk mencapai prestasi yang tinggi, atau
mungkin pula mempunyai kesulitan atau masalah pribadi sehingga ia mengalami hambatan
dalam pengembangan diri dan berprestasi.
2. Faktor lingkungan, misalnya orang tuanya kurang mampu untuk menyediakan kesempatan
dan sarana pendidikan yang ia butuhkan atau ekonomi cukup tetapi kurang member perhatian
terhadap pendidikan anaknya.
b. Minat adalah sesuatu keadaan dimana seseorang menaruh perhatian pada sesuatu dan disertai
keinginan untuk mengetahui, memiliki, mempelajari dan membuktikan. Minat terbentuk setelah
diperoleh informasi tentang obyek atau kemauan dan keterlibatan perasaan, diiringi perasaan
senang, terarah pada objek atau kegiatan tertentu dan terbentuk oleh lingkungan.
Mengandung suatu penghargaan menimbulkan keinginan atau gairah untuk mendapatkan sesuatu
yang menjadi keinginan atau gairah untuk mendapatkan sesuatu yang menjadi minatnya.
1. Minat profesinal, di dalam kelompok minat ini dikenali tiga jenis minat yaitu :
Minat ilmiah, mengacu ke kesukaan orang pada hal-hal yang bersifat keilmuan : teori, penelitian,
kerja laboratorium, desain, ilmu sosial.
Minat ekspresi aestetis, berkenaan dengan keaktifan orang dalam kegiatan aestetis menabuh
gamelan, menulis karya sastra, menari atau bermain lenong.
Minat kesejahteraan sosial, peduli akan orang lain ( peri keadaannya, kesehatannya,
kesejahteraannya) suka membantu orang lain, suka member penjelesan kepada orang lain.
2. Minat komersial, di dalam kelompok minat ini dikenali dua jenis minat, yaitu :
Minat pada pekerjaan - pekerjaan di dunia usaha ( bisnis ) atau bidang perdagangan, mengacu ke
pelaku bisnis yang utama. Minat pada pekerjaan ini menyukai kegiatan jual beli, suka melakukan
sesuatu yang ada hubungannya dengan dunia perdagangan.
Minat pada pekerjaan perkantoran di dunia bisnis itu. Minat pada pekerjaan ini menyukai
pekerjaan-pekerjaan seperti hitung dagang, pembukuan, kesekretariatan, akuntansi atau
perbankan.
Minat kegiatan luar, berkenaan dengan kesukaan orang akan pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan
di luar rumah atau alam sekitar, misalnya petani, nelayan, peternak, pengawas bangunan dan
sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
http://cheesterzone.blogspot.co.id/2011/04/perkembangan-peserta-didik.html
http://mistertinking.blogspot.co.id/2010/09/prinsip-prinsip-perkembangan-peserta.html
http://indahdwimonica.blogspot.co.id/2015/05/aspek-aspek-perkembangan-peserta-didik.html
http://infomakalahkuliah.blogspot.co.id/2015/12/bab-i-pendahuluan-a.html
http://yunifirwinda.blogspot.co.id/2014/11/tahap-tahap-dan-tugas-tugas-perkembangan.html
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2016/05/19/aspek-perkembangan-peserta-didik/
http://kuliahfisikaku.blogspot.co.id/2015/03/potensi-peserta-didik.html