Anda di halaman 1dari 16

TUGAS PEDAGOGIK

Anak Didik

NAMA :DHILA FAJRIANI ARRUMAISYA

NIM :1631611054

PRODI :PGSD_2B
1. Karakteristik Anak Didik

Menurut bahasa, karakter adalah tabiat atau kebiasaan. Sedangkan menurut ahli
psikologi, karakter adalah sebuah sistem keyakinan dan kebiasaan yang mengarahkan tindakan
seorang individu. Karena itu, jika pengetahuan mengenai karakter seseorang itu dapat diketahui,
maka dapat diketahui pula bagaimana individu tersebut akan bersikap untuk kondisi-kondisi
tertentu.

Dalam Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 pada pasal 1 ayat 4 disebutkan bahwa
peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui
proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.

 Menurut Tadkiroatun Musfiroh, karakter mengacu kepada serangkaian sikap (attitudes),


perilaku (behaviors), motivasi (motivations), dan keterampilan (skills).
 Menurut Sudirman Karakteristik siswa adalah keseluruhan pola kelakuan dan
kemampuan yang ada pada siswa sebagai hasil dari pembawaan dari lingkungan
sosialnya sehingga menentukan pola aktivitas dalam meraih cita-citanya.
 Menurut Hamzah. B. Uno (2007) Karakteristik siswa adalah aspek-aspek atau kualitas
perseorangan siswa yang terdiri dari minat, sikap, motivasi belajar, gaya belajar
kemampuan berfikir, dan kemampuan awal yang dimiliki.
 Ron Kurtus dalam berpendapat bahwa karakter adalah satu set tingkah laku atau perilaku
(behavior) dari seseorang sehingga dari perilakunya tersebut, orang akan mengenalnya
“ia seperti apa”. Menurutnya, karakter akan menentukan kemampuan seseorang untuk
mencapai cita-citanya dengan efektif, kemampuan untuk berlaku jujur dan berterus terang
kepada orang lain serta kemampuan untuk taat terhadap tata tertib dan aturan yang ada.

Beberapa karakteristik anak didik yang perlu dipahami oleh pendidik terutama

dalam rangka melaksanakan praktek pendidikan, karakteristik tersebut antara lain:

A. Anak didik adalah subjek

Maksudnya yaitu pribadi yang memiliki kedirisendirian, dan kebebasan dalam mewujudkan
dirinya sendiri untuk mencapai kedewasaaannya. Jadi, tidak dibenarkan jika anak didik sebagai
“objek”, maksudnya sebagai sasaran yang

dapat diperlakukan dan dibentuk dengan semena-mena oleh pendidiknya.

B. Anak didik sedang berkembang

Setiap anak didik memiliki perkembangan, dalam setiap proses perkembangan tersebut terdapat
tahapan-tahapannya. Oleh karena itu setiap anak didik yang berada dalam tahap perkembangan
tertentu menuntut perlakuan tertentu pula dari orang dewasa terhadapnya.
Anak didik hidup dalam “dunia” tertentu

Setiap anak didik hidup dalam “dunia” nya sesuai tahap perkembangannya, jenis kelaminnya,
dan lain-lain. Anak didik harus diperlakukan sesuai dengan keanakannya atau sesuai dengan
dunianya. Sebagai contoh adalah kehidupan anak SD berbeda dengan anak, SMP atau SMA.
Oleh karena itu perlakuan pendidik terhadap anak SD, SMP dan SMA berbeda, sesuai dengan
kebutuhan dan masanya.

C. Anak didik hidup dalam lingkungan tertentu

Anak didik adalah subjek yang berasal dari keluarga dengan latar belakang lingkungan alam dan
sosial budaya tertentu.oleh karena itu, anak didik akan memiliki karakteristik tertentu yang
berbeda – beda sebagai akibat pengaruh lingkungan dimana ia dibesarkan atau dididik. Dalam
praktek pendidikan, pendidik perlu memeperhatikan dan memperlakukan anak didik dalam
konteks lingkungan dan sosial budayanya.

D. Anak didik memiliki ketergantungan kepada orang dewasa

Setiap anak memiliki kekurangan dan kelebihan tertentu.dalam perjalanan hidupnya, anak masih
memerlukan perlindungan, anak masih perlu belajar berbagai pengetahuan, perlu latihan dan
keterampilan, anak belum tahu mana yang benar dan salah, yang baik dan tidak baik, serta
bagaimana mengantisipasi kebutuhan dimasa depannya.

E. Anak didik memiliki potensi dan dinamika

Bantuan orang dewasa berupa pendidikan agar anak didik menjadi dewasa akan mungkin dicapai
oleh anak didik. Hal ini disebabkan anak didik memiliki potensi untuk menjadi manusia dewasa
dan memiliki dinamika, yaitu aktif sedang berkembang dan mengembangkan diri, serta aktif
dalam menghadapi lingkungannya dalam upaya mencapai kedewasaan.Meninjau dari beberapa
karakteristik peserta didik tersebut, tugas pendidik adalah memberikan berbagai jenis bantuan
secara positif agar anak mampu mewujudkan diri sebagai manusia dewasa

2. Perkembangan Anak Didik

Perkembangan mengacu pada bagaimana seorang tumbuh, beradaptasi, dan berubah


disepanjang perjalanan hidupnya. Orang tumbuh, beradaptasi, dan berubah melalui
perkembangan fisik, perkembangan kepribadian, perkembangan sosioemosional (sosial dan
emosi), perkembangan kognitif (berpikir), dan perkembangan manusia menurut teori Piaget
(kognitif dan moral) serta teori perkembangan kognitif menurut Lev Vygotsky. Setidaknya ada
lima faktor yang dapat memengaruhi kinerja peserta didik kita, yaitu lingkungan keluarga,
atmosfer persekawanan, sumber daya sekolah, kecerdasan yang berasal dari dalam diri sendiri,
dan aksesibilitas pencapaian informasi.

A.perkembangan
Perkembangan merupakan suatu proses yang melibatkan keseluruhan aspek yang saling
keterkaitan satu dengan yang lain. Proses perkembangan individu dikelompokkan menjadi tiga,
yaitu proses biologis, kognitif dan psikososial.

1. Proses biologis, mencakup perubahan - perubahan fisik individu yang bersifat alami, bukan
karena kecelakaan, sakit atau peristiwa - peristiwa lainnya. Misal, pertumbuhan otak, sistem
syaraf, hormone, keterampilan motorik, perkembangan seksual,perubahan penglihatan dan lain
sebagainya.

2. Proses kognitif, melibatkan perubahan - perubahan kemampuan berfikir, berbahasa dan cara
memperoleh pengetahuan dari lingkungan. Perkembangan kognitif dan pengalaman belajar
sangat berkaitan dan saling mempengaruhi. Perkembangan kognitif anak akan menfasilitasi dan
membatasi kemampuan belajar anak, begitu juga sebaliknya.

Namun, dengan keterkaitan tersebut, ada perbedaan diantara keduanya. Perkembangan kognitif
mengacu pada perubahan - perubahan kemampuan berfikir, dan berbahasa serta terjadi dalam
waktu yang relatif lama. Sedangkan kemampuan belajar lebih cenderung mengacu pada
perubahan - perubahan dari hasil pengalaman atau peristiwa yang lebih khusus, serta terjadi
dalam waktu yang relatif singkat.

3. Proses psikososial, melibatkan perubahan - perubahan dalam aspek perasaan, emosi dan
kepribadian individu, perkembangan identitas diri, pola hubungan dengan anggota keluarga,
teman, guru dan yang lainnya. Proses pertumbuhan biologis, kognitif dan psikososial saling
berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Sebagai contoh, anak yang mengalami
gangguan pada otaknya, akan mengalami keterlambatan dalam berfikir, yang kemudian bisa
mempengaruhi perkembangan psikososialnya.

B. prinsip- prinsip perkembangan peserta didik

1. Perkembangan adalah proses yang tak berakhir

Manusia akan berkembang, berubah dan dipengaruhi terus oleh pengalaman sepanjang
hayatnya, baik dalam aspek fisik maupun dalam aspek psikis dan sosialnya. Perkembangan ini
terjadi dalam proses yang tidak berakhir ditandai dengan tercapainya kematangan fisik.
Perkembangan adalah proses yang berkesinambungan, mulai dari kelahiran berlanjut ke masa
dewasa sampai usia tua.

2. Setiap anak bersifat individual dan berkembang sesuai dengan perkembangannya

Dalam prinsip ini, tidak semua anak yang sama usianya mempunyai perkembangan yang
sama, karena anak bersifat individual yang bebeda antara yang satu dengan yang lain. Karena
setiap anak memiliki tingkat penguasaan yang bervariasi, ada yang cepat, lambat, sedang dan
lain-lain, dan semua itu ditentukan oleh faktor bawaan dan pengaruh belajar yang dimiliki anak.

Semua aspek perkembangan saling berkaitan

Aspek perkembangan anak yang berupa perkembangan fisik, sosial, emosi, kognitif, dan spiritual
saling berhubungan erat satu sama lain. Perubahan dalam satu aspek mempengaruhi dan
dipengaruhi oleh aspek lain. Perkembangan dalam satu aspek dapat membatasi atau
memfasilitasi perkembangan pada aspek-aspek lainnya.

4. Perkembanagan Berlangsungdari Kemampuan Bersifat Umum Menujuke Bersifat Khusus

Perkembangan bergerak dari tanggapan umum menuju yang lebih khusus. Seperti halnya
pada awal perkembangan peserta didik berinteraksi dengan lingkungan, maka peserta didik akan
mendapatkan tanggapan secara umum. Baru setelah itu akan mendapatkan tanggapan secara
khusus dan semakin terperinci.

5. Perkembangan itu terarah dan dapat diramalkan

Prinsip ini berarti:

 Bergerak dari kepala ke kaki dari dalam keluar


 Bergerak dari struktur ke fungsi
 Bergerak dari yang umum ke khusus
 Bergerak dari yang konkret ke abstrak
 Bergerak dari egosentris ke perspektif menuju pemahaman
 Bergerak dari heteronom ke otonom
 Bergerak spiral ke arah tujuan

6. PerkembanganMelibatkanPerubahan.
Berkembang berarti mengalami perubahan, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Perubahan
secara kuantitatif disebut juga pertumbuhan. Pada pertumbuhan ada peningkatan ukuran maupun
struktur atau proporsi tubuh.

7. Perkembangan Merupakan Hasil Proses Kematangan dan Belajar.


Menurut teori Konvergensi yang dikemukakan oleh Stern, perkembangan seseorang merupakan
hasil proses kematangan dan belajar.

c. aspek-aspek perkembangan peserta didik

A. Aspek Perkembangan Kognitif


Perkembangan kognitif adalah salah satu aspek perkembangan manusia yang berkaitan
dengan pengertian (pengetahuan), yaitu semua proses psikologis yang berkaitan dengan
bagaimana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya.Tujuan aspek kognitif
berorientasi pada kemampuan berfikir yang mencakup kemampuan intelektual yang lebih
sederhana, yaitu mengingat, sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang menuntut
siswa untuk menghubungkan dan menggabungkan beberapa ide, gagasan, metode atau prosedur
yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut.

B. Aspek Perkembangan FisikSecara umum

fisik berarti bentuk. Jadi perkembangan fisik adalah perkembangan struktur tubuh manusia
yang terjadi sejak dalam kandungan hingga ia dewasa atau mencapai tingkat kematangan
pertumbuhannya. Proses perubahannnya adalah menjadi panjang (pertumbuhan vertikal) dan
menjadi lebar (pertumbuhan horizontal) dalam suatu proporsi bentuk tubuh.

C. Aspek Perkembangan PsikomotoriPerkembangan

psikomotorik adalah perkembangan mengontrol gerakan-gerakan tubuh melalui kegiatan


yang terkoordinasi antara susunan saraf pusat, saraf tepi dan otot. Perkembangan motorik
meliputi dua tahapan yaitu motorik kasar dan motorik halus. Kemampuan motorik kasar adalah
gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh
yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Kemampuan motorik halus adalah
kemampuan yang berhubungan dengan keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil dan
koordinasi mata-tangan.

D. Aspek Perkembangan Afektif

Perkembangan afektif mencakup emosi atau perasaan yang dimiliki oleh setiap peserta
didik. Emosi adalah suatu keadaan perasaan yang kompleks yang disertai karakteristik kegiatan
kelenjar dan motoris. Emosi adalah setiap keadaan pada diri seseorang dan berhubungan dengan
kondisi afektifnya dengan tingkatan yang lemah maupun yang kuat. Keadaan emosi pada setiap
anak berbeda, kadang ada anak yang dapat mengontrol sehingga emosinya tidak tercetus keluar
dengan perubahan atau tanda-tanda fisiknya.

E. Aspek Perkembangan Sosial

Perkembangan sosial dapat juga diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri
terhadap norma-norma kelompok moral dan tradisi meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan
saling berkomunikasi dan kerja sama. Pada awal manusia dilahirkan belum bersifat sosial, dalam
artian belum memiliki kemampuan dalam berinteraksi dengan orang lain.

d.tahap- tahap perkembangan peserta didik

 Tahap perkembangan berdasarkan biologis.


1. Pendapat Aristoteles

0-7 tahun : masa anak kecil atau masa bermain

7-14 tahun masa anak , masa belajar atau masa sekolah rendah.

14-21 tahun masa remaja atau pubertas ; masa peralihan dari anak menjadi orang dewasa

2. Pendapat Kretschmer

0-3 tahun Fullungs periode I. Pada fase ini anak kelihatan pendek gemuk

3-7 tahun Sterckungs periode I . Pada fase ini akan kelihatan langsing

7-13 tahun Fullungs periode II pada fase ini anak kelihatan pemdek dan gemuk kembali

13-20 tahun Streckungs periode II . pada fase ini anak akan kembali kelihatan langsing.

3. Pendapat Freud

0-3 tahun pada fase ini mulut merupakan daerah pokok aktivitas dinamis .

1-3 tahun tahapan terpusat pada fungsi pembunangan kotoran

3-5 tahun pada fase ini ini alat – alat kelamin merupan daerah erogen yang terpenting

5-13 tahun fase ini implus – implus menonjol kembali . apabila implus – implus itu dapat
dipindahkan dan disublimasikan

 Tahap perkembangan berdasarkan didaktis / intruksional


1. Pendapat Comenius
Sekolah ibu , untuk anak – anak umur 0-6
Sekolah bahsa ibu , untuk anak –anak umur 6-12
Sekolah lati , untuk remaja umur 12-18
Akademi , untuk pemuda – pemudi umur 18-24

2. Pendapat Rousseau
umur 0-2 tahun: masa asuhan
umur 2-12 tahun: masa pendidikan jasmani dan latihan panca indera.
umur 12-15 tahun: periode pendidikan akal
umur 15-20 tahun: periode pendidikan watak dan pendidikan agama .
 Tahap Perkembnagan Berdasarkan Psikologis

Dari lahir sam;ai masa kegoncangan pertama , yaitu biasanya disebut masa kanak –kanak

Dari masa kegoncangan pertama sampai masa kegoncangan kedua yaitu , yang biasanya disebut
masa keserasian bersekolah

Dari masa kegoncangan kedua sampai akhir masa remja , yang biasanya disebut masa
kematangan . umur berapa tepatnya masa remaja tidak dapat dikatakan dengan pasti , tetapi
umumnya dapat diterima sebagai ancar – ancar pada umur 21;0 tahun .

 Tahapan perkembangan menurut pendapat piaget:

Fase senso – motorik , yang berlangsung dari umur 0-2 tahun

Fase pra – operasional , dari umur 2-7 tahun

Fase opersasional konkret , yang berlangsung dari umut umur 7-12 tahun.

e. tugas- tugas perkembangan peserta didik

1. Tugas perkembangan masa bayi dan anak prasekolah


 Belajar memakan makanan padat
 Belajar berjalan
 Belajar berbicara
 Belajar menegndalikan pembuangan kotoran tubuh
 Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin
 Mencapai kestabilan fisik
 Belajar mengenal konsep – konsep sederhana tentang kenyataan alam dan social
 Belajar membedakan baik buruk , benar- salah , atau mengembangkan kata hati
2. Tugas perkembangan anak usia sekolah
 Belajar memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan permainan
 Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk biologis
 Belajar bergaul dengan teman sebaya
 Belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis kelamin
 Belajar keterampilan dasar membaca . menulis , dan menghitung
 Belajar mengembangkan konsep sehari – hari
 Mengembangkan kata hati
 Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi
 Mengembangkan sikap positif terhadap kelompok sosial
3. Tugas perkembangan remaja
 mencapai kematangan dalam beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
 mencapai kematangan berperilaku etis
 mencapai kematngan emosi
 mencapai kematangan intelektual
 memiliki kesadaran tanggung jawab social
 mencapai kematangan perkembangan pribadi
 mencapai kematangan hubungan dengan teman sebaya
 memiliki kemandirian perilaku ekonomis
 mencapai kematngan dalam pilihan karir
 mencapai kematangan dalam kesiapan diri untuk menikah dan hidup berkeluarga
4. Tugas Perkembangan Dewasa Awal
 memilih pasangan hidup
 belajar hidup dengan pasangan nikah
 memulai hidup berkeluarga
 memelihara anak
 menggelolah rumah tangga
 mulai bekerja
 bertanggung jawab sebgani warga Negara
 menemukan kelompok social yang serasi
5. Tugas perkembangan dewasa pertengahan
 mencapai tanggung jawab social sebagai warga Negara
 membantu remaja belajar menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab
 mengembangkan kegiatan-kegiatan pengisi waktu senggang
 menghubungkan diri sendiri dengan pasangan hidup sebagai suatu individu
 menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan – perubahan fisologis
 mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan dalam karier pekerjaan dan
 menyesuaikan diri dengan orang tua yang semakin tua

6. Tugas Perkembangan Dewasa Akhir (masa tua )


 menyusaikan diri dengan menurunnya kekuatan fisik dan kesehatan
 menyesuaikan diri dengan masa pension dan menurunya pengahsilan keluarga
 menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup
 membentuk hubungan dengan orang – orang seusia
 membentuk pengaturan kehidupan fisik yang memuaskan
 menyesuaikan diri dengan peran social secara luwes.
 perkembangan fisik

f. perkembangan

1. Perkembangan Kognitif

Berdasarkan tahap perkembangan mental atau kognitif menurut Jean Piaget, perkembangan
mental/kognitif siswa sekolah dasar berada pada perkembangan dari tahap operasi awal (the
preoperational stage) ke tahap operasi konkrit (the concrete operations stage). Apabila kita
menggunakan tahap perkembangan kognitif dari Bruner, tahap perkembangan tersebut di atas
sebanding dengan tahap perkembangan dari akhir tahap enactive dan tahap iconic/imagery. Pada
saat ini siswa sekolah dasar skema kognitifnya berkembang, terutama berkenaan dengan
keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah. Perkembangan kecakapannya
yaitu berkenaan dengan keterampilan menggolong-golongkan (mengklasifikasi) berdasarkan ciri
dan fungsi sesuatu; mengurutkan sesuatu misalnya dari yang terkecil ke yang terbesar;
membandingkan benda-benda; memahami konsep konservasi; memahami identitas, yaitu
kemampuan mengenal bahwa suatu objek yang bersifat fisik akan mengambil ruang dan
memiliki volume tertentu; dan kemampuan membandingkan pendapat orang. Implikasi dari hal
di atas, maka pembelajaran bagi siswa sekolah dasar hendaknya: membangkitkan rasa ingin tahu
siswa, menghadapkan siswa pada gagasan-gagasan dan pandangan-pandangan baru,
memungkinkan siswa melakukan eksplorasi, berpikir, dan memberikan kesempatan bagi siswa
untuk berinteraksi dan berkomunikasi baik dengan sesamanya maupun dengan orang dewasa.
Untuk itu, guru hendaknya memfasilitasi siswa untuk belajar/bekerja dalam kelompok kecil.

2. Perkembangakan Fisik

Mengacu kepada tahap perkembangan yang dikemukakan oleh Yelon dan Weinstein (1977),
tahap perkembangan siswa sekolah dasar tergolong pada Masa Kanak-Kanak (Childhood).
Perkembangan aspek fisik pada masa ini yaitu:

Keterampilan-keterampilan badan cukup baik, otot-otot kuat, dan terkoordinasiTurut serta


dalam permainan permainan kelompokPerkembangan keseimbangan lebih lanjut, kegesitan, daya
tahan, kekuatan tenaga dan keterampilan khusus.Implikasi dari perkembangan fisik siswa seperti
dijelaskan di atas, maka kegiatan fisik hendaknya betul-betul disadari pentingnya bagi siswa
sekolah dasar, terutama di kelas-kelas rendah. Selain itu perlu diperhatikan, kegiatan fisik siswa
akan turut membantu perkembangan kognitifnya. Ketika anak dihadapkan kepada konsep
abstrak, anak perlu perlu melakukan aktivitas fisik untuk membantu mereka menghayati konsep-
konsep yang belum dikenalnya itu. Sehubungan dengan itu dalam rangka pembelajarannya,
siswa sekolah dasar hendaknya dihadapkan pada kegiatan kegiatan yang aktif secara fisik.

3 Perkembangan Moral.
Berdasarkan tahap perkembangan moral menurut Lawrence Kohlberg, perkembangan
moral siswa sekolah dasar berada pada pergeseran dari akhir tahap 1 (kepatuhan dan
hukuman), tahap 2 (Instrumental Relatif) menuju tahap 3 (Orientasi Keselarasan Interpersonal).
Implikasi dari tahap perkembangan di atas, maka guru hendaknya bersamasama menciptakan
aturan dan kejujuran, secara konsisten mengupayakan disiplin yang tegas dan dapat dipahami.
Namun demikian, pada kelas-kelas rendah, para guru diharapkan mempertimbangkan orientasi
kepatuhan dan hukuman pada diri siswa.

4. Perkembangan Emosional.

Perkembangan emosional siswa sekolah dasar antara lain: banyak menggunakan waktu
untuk membebaskan diri dari rumah, menyamakan diri dengan teman sebayanya namun masih
menerima persetujuan dari orang dewasa, mudah terharu, tetapi pemberani dan percaya pada diri
sendiri. Implikasi dari perkembangan di atas, maka guru mestinya menerima kebutuhan-
kebutuhan akan kebebasan anak dan menambah tanggung jawab anak. Selain itu, guru
hendaknya mengembangkan keberanian dan perasaan percaya diri siswa, juga keterbukaan siswa
terhadap kritik

5.Perkembangan Sosial.

Menurut tahap-tahap perkembangan seperti dikemukakan Yelon dan Weinstein (1977),


perkembangan sosial siswa sekolah dasar yakni: berorientasi kepada kelompok tetapi kehidupan
rumah masih berpengaruh, ingin bebas, memuja pahlawan, pemisahan dari jenis kelamin, dan
bahwa kelompok akan mempengaruhi konsep dirinya. Implikasi dari perkembangan di atas,
maka para guru hendaknya: mendorong pertemanan dengan menggunakan proyek-proyek dan
permainan kelompok. Selain itu, guru hendaknya memberikan contoh model hubungan sosial
yang baik

6.Perkembangan Bahasa.

Bahasa merupakan alatutnuk berkomunikasi dengan orang lain. Pada dasarnya bahasa
sebagai alat komunikasi tidak hanya berupa bisacar, emlainkan juga dapat diwujudkan dengan
tanda isyarat tangan atau anggota tubuh lainnya yang memiliki aturan sendiri.

Sangat luas sekali pengertian bahasa dala menunjukkan suatu perkembangan. Oleh
akrena itu, salah satu tokoh psikologi yaitu Wundt (Baradja, 2005:179) mendasarkan teori
bahasanya dengan aksioma paralel, yaitu gerakan – gerakan fisik merupakan pernyataan gerakan
– gerakan psikis. Dengan demikian, terdapat hubungan yang paralel antara gejala batin dan
gejala luar. Apa yang terlihat dalam raut wajah dan tingkah laku akan menuntukkan suatu
kebutuhan psikologis seseorang.

Budiamin, dkk.(2009:117) memaparkan implikasi perkembangan bahasa pada peserta didik.


Apabila kegiatan pembelajaran yang diciptakan bersifat efektif, maka perkembangan
bahasa peserta didik dapat berjalan secara optimal. Sebaliknya apabila kegiatan pembelajaran
berjalan kurang efektif, maka dapat diprediksi bahwa perkembangan bahasa peserta didik akan
mengalami hambatan.

Bahasa adalah alat komunikasi yang paling efektif dalm pergaulan sosial. Jika ingin
menghasilkan pembelajaran yang efektif untuk mendapatkan hasil pendidikan yang optimal,
maka sangat diperlukan bahasa yang komunikatif dan memungkinkan peserta didik yang terlibat
dalam interaksi pembelajaran dapat berperan secara aktif dan produktif.

Meskipun umumnya anak SD memiliki kemampuan potensial yang berbeda – beda,


namun pemberian lingkungan yang kondusif bagi perkembangan bahasa sejak dini sangat
diperlukan.

3.potensi didik anak

1. IQ ( intelligence QuotientI)

IQ merupakan ukuran kemampuan intelektual, analisis, logika, dan rasio seseorang. IQ


mengukur kecepatan kita untuk mengetahui hal-hal baru, memusatkan perhatian pada aneka
tugas dan latihan, menyimpan dan mengingat kembali informasi objektif, terlibat dalam serta
memecahkan masalah dengan menerapkan pengetahuan yang telah ada sebelumnya

2.EQ(Emotional Quotient)

EQ merupakan kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi


frustasi mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana
hati dan menjaga agar beban stress tidak melumpuhkan kemampuan berfikir, berempati dan
berdoa.

3.SQ(Spiritual Quotient)

SQ merupakan kecerdasan rohaniah, yang menuntun diri kita memungkinkan kita utuh.
Kecerdasan spiritual berada pada bagian yang paling dalam dari diri kita, terkait dengan
kebijaksanaan (wisdom) yang berada diatas nego. Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang
bukan saja mengetahui nilai-nilai yang ada tetapi juga secara kreatif menemukan nilai-nilai baru.

4. Multiple Intelligence kecerdasan majemuk atau kecerdasan ganda. Teori tentang multiple
intelligence berdasarkan pakar Psikologi Harvard Howard Gardner mengemukakan
bahwa Inteligensi adalah kemampuan untuk memecahkan masalah dalam situasi budaya atau
komunitas tertentu, yang terdiri dari tujuh macam inteligensi.

4.bakat dan minat anak didik


a. Bakat didefinisikan sebagai kemampuan alamiah atau bawaan untuk memperoleh
pengetahuan atau keterampilan yang relative bisa bersifat umum (misalnya bakat intelektual
umum) atau khusus (bakat akademis khusus). Bakat khusus disebut juga talent. Bakat
memungkinkan seseorang untuk mencapai prestasi dalam bidang tertentu, akan tetapi diperlukan
latihan, pengetahuan, pengalaman dan dorongan atau motivasi agar bakat itu dapat terwujud.

Bakat yang dimiliki seseorang tidak sama antara satu dengan lainnya. Ada orang yang
berbakat pada ilmu alam, tetapi tidak berbakat pada ilmu social, ada yang berbakat di bidang
olahraga, tetapi tidak berbakat di kesenian, ada yang berbakat di bidang kesenian, tetapi tidak
berbakat di keterampilan. Bakat yang dimiliki seseorang merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi keberhasilan belajar.

Macam-macam bakat di klasifikasikan menjadi sepuluh, yaitu ;

1. Intellegensi (kemampuan belajar secara umum), yaitu merupakan kemampuan menangkap


suatu pengertian atau memahami instruksi dan dasar suatu prinsip kemampuan menguraikan
suatu mendapat dan membuat keputusan.

2. Bakat verbal merupakan kemampuan untuk mengartikan kata – kata dan menggunakannya
secara efektif. Kemampuan memahami bahasa, paham akan hubungan antar kata-kata,
memahami arti dari kalimat dalam keseluruhan kalimat dan paragraph.

3. Bakat numerik, kemampuan mengerjakan tugas hitungan secara cepat (terkait dengan
kemampuan menyelesaikan tugas-tugas matematika, ilmu alam, kimia dan sejenisnya

4. Bakat skolastik, kemampuan dalam mengkombinasikan kata-kata dengan angka.

5. Bakat relasi ruang, kemampuan berfikir visual dan memahami benda-benda yang mempunyai
tiga dimensi. Kemampuan untuk mengenal jumlah, hubugan-hubungan dari benda-benda dalam
ruangan

6. Bakat mekanik, kemampuan memahami prinsip-prinsip umum ilmu pengetahuan alam, tata
kerja dalam perkakas sederhana, mesin dan peralatan lainya

7. Bakat abstrak, merupakan kemampuan dalam memecahkan masalah - masalah dengan


menggunakan diagram, pola atau rancangan, disajikan dalam ukuran, bentuk dan posisi.

8. Bakat bahasa, merupakan kemampuan dalam penalaran analisi bahasa, misalnya untuk
jurnalistik, stenografi, penyiaran, editing, hukum, pramuniaga dan lain-lain.

Ada beberapa sebab mengapa seseorang tidak dapat memujudkan bakat-bakatnya secara optimal.
Adapun sebab-sebabnya sebagai berikut :
1. Faktor diri sendiri. Misalnya, seseorang tidak atau kurang berminat untuk mengembangkan
bakat-bakat yang ia miliki, atau kurang termotivasi untuk mencapai prestasi yang tinggi, atau
mungkin pula mempunyai kesulitan atau masalah pribadi sehingga ia mengalami hambatan
dalam pengembangan diri dan berprestasi.

2. Faktor lingkungan, misalnya orang tuanya kurang mampu untuk menyediakan kesempatan
dan sarana pendidikan yang ia butuhkan atau ekonomi cukup tetapi kurang member perhatian
terhadap pendidikan anaknya.

b. Minat adalah sesuatu keadaan dimana seseorang menaruh perhatian pada sesuatu dan disertai
keinginan untuk mengetahui, memiliki, mempelajari dan membuktikan. Minat terbentuk setelah
diperoleh informasi tentang obyek atau kemauan dan keterlibatan perasaan, diiringi perasaan
senang, terarah pada objek atau kegiatan tertentu dan terbentuk oleh lingkungan.

Ada beberapa macam karakteristik minat, antara lain :

Minat menimbulkan sikap positif terhadap suatu obyek

Adanya sesuatu yang menyenangkan yang timbul dari sesuatu obyek

Mengandung suatu penghargaan menimbulkan keinginan atau gairah untuk mendapatkan sesuatu
yang menjadi keinginan atau gairah untuk mendapatkan sesuatu yang menjadi minatnya.

1. Minat profesinal, di dalam kelompok minat ini dikenali tiga jenis minat yaitu :

Minat ilmiah, mengacu ke kesukaan orang pada hal-hal yang bersifat keilmuan : teori, penelitian,
kerja laboratorium, desain, ilmu sosial.

Minat ekspresi aestetis, berkenaan dengan keaktifan orang dalam kegiatan aestetis menabuh
gamelan, menulis karya sastra, menari atau bermain lenong.

Minat kesejahteraan sosial, peduli akan orang lain ( peri keadaannya, kesehatannya,
kesejahteraannya) suka membantu orang lain, suka member penjelesan kepada orang lain.

2. Minat komersial, di dalam kelompok minat ini dikenali dua jenis minat, yaitu :

Minat pada pekerjaan - pekerjaan di dunia usaha ( bisnis ) atau bidang perdagangan, mengacu ke
pelaku bisnis yang utama. Minat pada pekerjaan ini menyukai kegiatan jual beli, suka melakukan
sesuatu yang ada hubungannya dengan dunia perdagangan.

Minat pada pekerjaan perkantoran di dunia bisnis itu. Minat pada pekerjaan ini menyukai
pekerjaan-pekerjaan seperti hitung dagang, pembukuan, kesekretariatan, akuntansi atau
perbankan.

3. Minat kegiatan fisik, ada tiga golongan minat ini, yaitu :


Minat mekanik, orang yang memiliki minat mekanik menyenangi pekerjaan-pekerjaan
permesinan atau yang ada hubungannya dengan soal-soal mesin seperti menemukan alat mesin
baru, menjalankan mesin, memperbaiki mesin.

Minat kegiatan luar, berkenaan dengan kesukaan orang akan pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan
di luar rumah atau alam sekitar, misalnya petani, nelayan, peternak, pengawas bangunan dan
sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA

http://cheesterzone.blogspot.co.id/2011/04/perkembangan-peserta-didik.html

http://mistertinking.blogspot.co.id/2010/09/prinsip-prinsip-perkembangan-peserta.html

http://indahdwimonica.blogspot.co.id/2015/05/aspek-aspek-perkembangan-peserta-didik.html

http://infomakalahkuliah.blogspot.co.id/2015/12/bab-i-pendahuluan-a.html

http://yunifirwinda.blogspot.co.id/2014/11/tahap-tahap-dan-tugas-tugas-perkembangan.html

https://afidburhanuddin.wordpress.com/2016/05/19/aspek-perkembangan-peserta-didik/

http://kuliahfisikaku.blogspot.co.id/2015/03/potensi-peserta-didik.html

saduloh, uyoh.(dkk). 2010 “PEDAGOGIK (ilmu mendidik).” : Bandung.

Anda mungkin juga menyukai