Anda di halaman 1dari 10

Komunikasi Musik: Pesan Nilai-Nilai Cinta

dalam Lagu Indonesia

Monika Sri Yuliarti


Universitas Sebelas Maret
Jl. Ir. Sutami No.36A, Surakarta, Jawa Tengah, 57126
Email: monika.yuliarti@gmail.com

Abstract: The recording industry has been growing fast recently. More products are available
and more people can enjoy them through mass media and other media. One of the products from
recording industry is song that contains specific messages, including message of love value. As
a mass medium, love song also contains the function of mass media especially the function of
socialization, which spreads values from one generation to another. Unfortunately, there are some
gaps between the value in popular song that becomes media reality and objective reality. This paper
discusses these gaps and the suggestion to deal with them.

Keywords: media reality, objective reality, the message, the value of love

Abstrak: Industri rekaman di Indonesia makin berkembang. Produk yang dihasilkan makin banyak
dan dapat dinikmati oleh masyarakat melalui media massa maupun media lainnya. Lagu-lagu yang
dihasilkan dari industri rekaman mengandung pesan tertentu, salah satu pesannya adalah nilai
cinta. Di dalam lagu terkandung fungsi komunikasi massa yaitu sosialisasi atau transfer nilai-nilai
tertentu dari satu generasi ke generasi lain. Nilai-nilai yang terkandung dalam lagu merupakan
realitas media. Di sisi lain, realitas media tidak selalu sejalan dengan realitas objektif. Paper ini
akan mengulas mengenai nilai cinta dalam lagu serta mengelaborasi kesenjangan dan beberapa
rekomendasi terkait dengan kesenjangan tersebut.

Kata Kunci: nilai cinta, pesan, realitas media, realitas objektif

Dewasa ini industri musik Indonesia semakin kenaikan dari Rp3,9 triliun menjadi Rp5,2
berkembang. Perkembangannya bisa dilihat triliun. Data Asosiasi Industri Rekaman
dari peningkatan kontribusinya terhadap Indonesia menunjukkan musik Indonesia
kualitas perekonomian negara. Menteri mampu menguasai 85% pasar musik dalam
Pariwisata dan Industri Kreatif RI, Marie negeri dengan kecenderungan meningkat
Elka Pangestu, menyatakan bahwa industri setiap tahunnya. Hal ini membuktikan bahwa
musik Indonesia telah memberikan kontribusi produk-produk yang dihasilkan oleh industri
yang signifikan bagi pertumbuhan ekonomi musik tentu memiliki kuantitas yang banyak
nasional rata-rata sebesar 11% per tahun sejak dengan perkembangan yang cukup signifikan.
tahun 2010 hingga tahun 2013 (Lina, 2014). Di samping itu, perkembangan
Sementara itu, dalam hal kontribusi musik industri musik Indonesia semakin didorong
terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), dengan meningkatnya program-program
pendapatan dari bidang musik mengalami bertemakan musik di televisi. Semua

189
Jurnal
ILMU KOMUNIKASI VOLUME 12, NOMOR 2, Desember 2015: 189-198

stasiun televisi swasta kini telah memiliki sehingga lagu juga bisa diklasifikasikan
program musik andalan masing-masing sebagai produk media massa. Media massa
yang menampilkan video klip lagu maupun melibatkan produksi dalam skala besar yang
penampilan para penyanyi dan musisi. merupakan salah satu karakteristik budaya
Program-program semacam ini bahkan populer. Jika digunakan sebagai kata sifat,
menjadi program tayang setiap hari. Media ‘populer’ mengindikasikan bahwa sesuatu
yang digunakan dalam penyebaran musik atau seseorang disukai secara umum.
seperti Compact Disc (CD) ataupun Video Jika diaplikasikan pada media, ‘populer’
Compact Disc (VCD) juga masih banyak merujuk pada program televisi tertentu,
diminati, walau masyarakat mulai memiliki film, rekaman lagu, buku, dan majalah yang
budaya baru yakni mengunduh lagu melalui dikonsumsi secara luas oleh masyarakat
internet. umum. Popularitas dari produk-produk
Semakin berkembangnya penyebaran media tersebut bisa dilihat dari survey
lagu melalui beberapa media tersebut rating dan penjualannya sehingga populer
menjadikan lagu yang merupakan produk selalu berhubungan dengan komersial.
dari industri musik sebagai bagian dari Melihat perkembangan lagu di
produk budaya populer. Budaya populer Indonesia, juga mempertimbangkan
adalah produk dari masyarakat industri yang fakta bahwa lagu merupakan salah satu
memiliki tiga karakteristik yaitu diproduksi media komunikasi massa dengan tingkat
secara massal, didistribusi secara luas, dan penyebaran yang cukup luas, pesan yang
diduplikasi (Heryanto, 2008, h. 208). Salah terdapat dalam lagu menjadi hal yang cukup
satu hal dari budaya populer adalah pola penting sebagai bahan kajian. Tulisan
konsumsi yang dilakukan oleh masyarakat. ini memaparkan mengenai isi lagu pop
Pola konsumsi masyarakat pada produk Indonesia yang dilihat dari lirik/teks lagu.
budaya popular memiliki kecenderungan Seringkali, nilai-nilai yang terkandung
tidak menggunakan pemikiran yang terlalu dalam pesan di media massa tidak sejalan
berlebihan. Hampir tidak ada proses dengan nilai-nilai positif yang ideal dan
interpretasi yang dilakukan dalam proses seharusnya terjadi pada kehidupan sosial
konsumsi yang ada. Demikian halnya antar manusia.
dengan konsumsi lagu yang dilakukan oleh
masyarakat. Ketika mendengarkan lagu, HASIL

masyarakat memiliki kecenderungan hanya Komunikasi Musik


mendengarkan tanpa berniat memahami Mendefinisikan konsep komunikasi
lebih dalam makna di balik lagu, baik dari bukanlah hal yang mudah karena
segi musik maupun liriknya. kemunculannya selalu ada dalam setiap
Lagu merupakan musik yang memiliki bidang kehidupan. Namun, di balik
unsur teks/lirik (Moylan, 2007, h. 62). kesulitan dalam menjelaskan konsep
Unsur teks/lirik mengandung pesan tertentu komunikasi, setidaknya terdapat dua aliran

190
Monika Sri Yuliarti. Komunikasi Musik:...

yang mampu menjelaskan konsep ini. berasal dari elemen lagu itu sendiri, yaitu
Aliran pertama memandang komunikasi musik serta teks atau liriknya. Berdasarkan
sebagai transmisi pesan dan aliran kedua hal tersebut, dewasa ini muncullah konsep
memandang komunikasi sebagai produksi komunikasi musik.
dan pertukaran makna (Fiske, 1990, h. Proses komunikasi tidak selalu
3). Pada aliran pertama, terdapat unsur memunculkan proses timbal balik antara
proses penyampaian atau penyebaran pengirim pesan dengan penerima pesan.
pesan dari pihak komunikator kepada Di dalam komunikasi musik, hal ini pun
komunikan. Pada aliran kedua, terdapat terjadi. Saat seseorang mendengarkan lagu,
unsur pemaknaan dari pesan itu sendiri. ia berlaku sebagai penerima pesan. Namun,
Berdasarkan kedua aliran tersebut tampak penerima pesan tersebut tidak serta merta
jelas bahwa pesan merupakan elemen memberikan feedback, yaitu berupa respon
penting dalam konsep komunikasi. timbal balik yang diberikan kepada pemberi
Beberapa ahli telah merumuskan pesan, yang dalam hal ini adalah penyampai
definisi komunikasi. Salah satunya lagu, bisa penyanyi, ataupun pencipta lagu
adalah Harold D. Laswell yang dikutip tersebut. Berdasarkan hal tersebut maka
oleh Effendy (2005, h. 10), di mana ada Santoso adalah salah satu musikolog yang
satu formula yang sangat memudahkan memunculkan konsep komunikasi musik.
seseorang untuk memahami konsep Fungsi Sosialisasi pada Komunikasi Massa
komunikasi. Dia menawarkan formula Komunikasi massa berfokus pada
‘who says what to whom by what channel komunikan atau sasaran komunikasi yang
with what effect’. Formula tersebut cukup jumlahnya massal dan heterogen, serta
menjelaskan konsep komunikasi. Sejalan penyebaran pesan yang berlangsung secara
dengan dua aliran komunikasi John Fiske, simultan. Isi pesannya pun cenderung
Laswell juga sepakat bahwa terdapat proses bersifat umum dan melibatkan kepentingan
penyampaian pesan dari komunikator orang banyak. Di kehidupan sehari-hari,
kepada komunikan dalam komunikasi. Di komunikasi massa memiliki beragam fungsi
sini pesan juga memegang peranan yang yang krusial dan penting. Dominick (2005,
cukup penting. h. 33-43) mengatakan fungsi komunikasi
Sehubungan dengan urgensi pesan massa bagi masyarakat adalah sebagai
dalam konsep komunikasi, proses fungsi pengamatan, fungsi interpretasi,
pengonsumsian lagu pun bisa dimaknai fungsi penghubung, fungsi sosialisasi,
sebagai suatu bentuk komunikasi. Seperti dan fungsi hiburan. Pada fungsi sosialisasi
yang telah dipaparkan pada bagian terdapat penurunan nilai-nilai dari satu
sebelumnya bahwa lagu terdiri dari musik generasi ke generasi yang lain. Fungsi ini
dan teks/lirik. Proses mendengarkan lagu berhubungan erat dengan urgensi pesan
bisa menjadi proses komunikasi, yaitu pesan dalam proses komunikasi, di mana nilai-
yang disebarkan dari lagu tersebut bisa nilai yang akan disosialisasikan tersebut

191
Jurnal
ILMU KOMUNIKASI VOLUME 12, NOMOR 2, Desember 2015: 189-198

terkandung di dalam pesan yang akan secara umum bertema percintaan antara
disampaikan oleh komunikator kepada laki-laki dan perempuan. Menggunakan
komunikan. perspektif gender dan analisis wacana,
Sehubungan dengan fungsi sosialisasi studi ini menghasilkan temuan bahwa
pada komunikasi massa tersebut, maka seksualitas perempuan telah dimanfaatkan
kualitas nilai yang terkandung dalam pesan untuk mengonstruksi gambaran yang tidak
komunikasi massa perlu diperhatikan secara berubah tentang perempuan di Indonesia.
seksama. Hal ini perlu dilakukan karena Berdasarkan kedua studi tersebut,
pesan mampu memberikan pengaruh pada terdapat temuan yang menunjukkan bahwa
generasi manusia selanjutnya. Media lirik/teks lagu mengandung pesan tertentu
massa menggambarkan hal-hal yang ada yang nantinya akan dikonsumsi oleh
dan terjadi di masyarakat. Melalui aktivitas khalayak. Pesan-pesan tertentu tersebut
melihat dan mendengar media massa, akan menjadi bahan pembelajaran bagi
manusia bisa mempelajari nilai-nilai yang khalayak yang selanjutnya akan diturunkan
terkandung dalam produk media massa. kepada generasi selanjutnya.
Fungsi sosialisasi berhubungan dengan Nilai Cinta sebagai Pesan dalam Lagu
musik dan lirik/teks yang terkandung Indonesia
dalam sebuah lagu. Musik dan lirik/teks
Lagu sebagai media komunikasi
memiliki muatan berupa nilai-nilai tertentu
massa memiliki kemampuan untuk
yang akan diterima oleh khalayak dan akan
mentransmisikan atau menyebarkan pesan.
diturunkan dari suatu generasi ke generasi
Media massa menjadi sesuatu yang sangat
selanjutnya. Beberapa studi mengenai pesan
penting dan bisa menimbulkan dampak
dalam lagu adalah studi yang dilakukan
yang cukup signifikan karena luasnya
oleh Hobbs, Gallup dan Gordon (2011, h.
cakupan penyebaran pesan yang terjadi
390-416). Studi ini melakukan analisis isi
terhadap 174 lirik lagu dari tiga tangga pada proses komunikasi massa.
lagu Billboard (country, pop, dan R&B). Besley dari School of Journalism and
Analisis isi tersebut menghasilkan temuan Mass Communication di University of South
adanya 18 tema reproduktif dari produk Carolina melakukan sebuah penelitian
media massa lain seperti film atau novel sehubungan dengan tesis McLuhan. Ia
yang dijadikan sebagai lirik/teks lagu-lagu. melakukan penelitian mengenai dampak
Studi lain mengenai pesan dalam lagu penggunaan media terhadap nilai-nilai
dilakukan oleh Kurniasari (2011, h. 32-39) dalam kehidupan manusia. Penelitian ini
terhadap lagu pop berjudul Surti Tejo yang dilakukan terhadap empat media massa
dipopulerkan oleh grup musik Jamrud. yaitu televisi, radio, surat kabar, dan
Studi ini bertujuan melihat gambaran internet. Temuan dari penelitian ini adalah
seksisme dan seksualitas perempuan terdapat perbedaan yang cukup signifikan
dalam lirik lagu. Isi lirik lagu tersebut antara penggunaan media-media tersebut.

192
Monika Sri Yuliarti. Komunikasi Musik:...

Media televisi dan internet merupakan menginterpretasi dunia walaupun produsen


media yang paling banyak memberikan terkadang tidak menyadari hal ini.
dampak terhadap orientasi nilai-nilai dalam Melalui pemaknaan pesan, masyarakat
kehidupan manusia. Sementara itu, radio bisa mendapatkan informasi bahkan
dan surat kabar tidak banyak memberikan bisa memberikan pengaruh tertentu bagi
dampak terhadap orientasi nilai-nilai dalam kehidupan. Memaknai sebuah pesan
kehidupan manusia (Besley, 2008). tergantung dari ciri-ciri struktural sebuah
Berdasarkan temuan dari penelitian pesan tersebut dan proses interpretasi yang
Besley tersebut, lagu-lagu yang disebarkan ada pada khalayak sebagai komunikan.
melalui media televisi dan internet dalam Salah satu ahli yang membahas mengenai
bentuk video musik memiliki dampak pemaknaan pesan melalui proses interpretif
yang lebih besar dalam kehidupan manusia adalah seorang ahli teori dari tradisi
dibandingkan dengan lagu-lagu yang fenomenologi, Hans Georg-Gadamer.
disebarkan melalui radio (dalam bentuk Berikut pernyataannya.
audio) atau surat kabar (dalam bentuk Individuals do not stand apart from things in
order to analyze and interpret them; instead,
lirik/teks lagu). Lebih lanjut, temuan dari we interpret naturally as part of our everyday
penelitian ini sekaligus menunjukkan existence (Littlejohn & Foss, 2006, h. 118).

bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam


Inti dari teori Georg-Gadamer tersebut
lagu akan semakin signifikan memberikan
adalah perspektif perkiraan atau perspektif
dampak bagi masyarakat jika menggunakan
asumsi merupakan sumber dari pemahaman
media televisi dan internet. Hal ini patut
pengalaman seorang manusia. Berdasarkan
menjadi perhatian mengingat nilai-nilai
teori Georg-Gadamer tersebut bisa
yang terkandung dalam sebuah lagu sulit
diketahui bahwa menginterpretasi sesuatu
untuk dikontrol, tidak seperti artikel berita
merupakan kegiatan yang manusiawi, di
pada surat kabar yang akan selalu melewati
mana pengalaman pribadi maupun pesan
gatekeeper sebelum pemberitaan tersebut
yang diinterpretasi merupakan dua hal yang
dicetak dan dikonsumsi oleh publik.
tak terpisahkan. Dasar dalam interpretasi
Bagaimana nilai-nilai dalam pesan sebuah pesan bukanlah melibatkan pesan
media bisa memberikan dampak kepada tersebut saja, melainkan juga melibatkan
masyarakat semakin diperkuat dengan pengalaman pribadi seseorang. Jika
hasil penelitian yang dilakukan oleh dihubungkan dengan muatan nilai-nilai
Gamson, Croteau, Hoynes, & Sasson yang ada pada lagu seperti lagu pop
(1992, h. 373-393). Temuan dari penelitian Indonesia, tentu proses menginterpretasi
mereka menunjukkan bahwa beragam pesan juga perlu dilakukan sebelum pesan
pesan media bisa berlaku sebagai guru bisa dipahami dan diturunkan sesuai dengan
yang bisa mengajarkan nilai-nilai, ideologi, fungsi komunikasi massa di masyarakat.
dan kepercayaan. Selain itu pesan media
Lebih lanjut, nilai-nilai yang
juga bisa memberikan gambaran untuk

193
Jurnal
ILMU KOMUNIKASI VOLUME 12, NOMOR 2, Desember 2015: 189-198

terkandung dalam lagu pop Indonesia telah menjadikan cinta sebagai bahan hiburan
mengalami masa siklus. Menengok pada semata), 3) storge (cinta yang damai, tenang,
sejarah perkembangan lagu di Indonesia, tidak banyak hasrat dan tidak melibatkan
sejak tahun 1945, lagu telah menjadi hawa nafsu di dalamnya), 4) pragma (cinta
bagian penting dari bangsa Indonesia pada yang berorientasi pada kepraktisan dan hal-
masa perjuangan melawan penjajah. Pada hal yang berhubungan dengan tradisi), 5)
era tersebut, lagu Indonesia didominasi mania (cinta yang sangat ekstrim, sehingga
oleh lagu bertema perjuangan yang banyak memunculkan anggapan bahwa cinta
mengandung nilai patriotisme. Seiring adalah segalanya), dan, 6) agape (cinta dan
berjalannya waktu, tema-tema cinta kepedulian pada sesama, yang didasari oleh
pun menjadi pilihan para musisi dalam cinta kepada Tuhan Yang Maha Esa). Tipe-
menciptakan lagu, baik untuk lagu berjenis tipe tersebut diakui oleh masyarakat secara
pop maupun jenis lain, seperti rock, jazz, umum baik masyarakat Indonesia maupun
maupun dangdut. Nilai cinta menjadi suatu Barat.
nilai yang sangat penting dalam kehidupan
manusia karena keberadaannya mampu PEMBAHASAN
mewujudkan kehidupan yang harmonis, Nilai-nilai cinta di Antara Realitas Media
teratur, dan seimbang. dan Realitas Objektif
Cinta adalah sesuatu yang sangat luar Manusia, sebagai individu, dipandang
biasa, tidak berbentuk, dan tidak tampak sebagai pencipta realitas sosial yang
secara nyata, namun keberadaannya menjadi relatif bebas di dalam dunia sosialnya.
sesuatu yang suci dan alami. Berkat cinta, Wignyosoebroto (dalam Bungin, 2007)
semua hal menjadi bisa terjadi. Tidak mudah mengatakan bahwa sesungguhnya terdapat
mendefinisikan apa itu cinta, karena cinta realitas ganda (double reality) dalam
tidak hanya sebatas hubungan romantis, tidak realitas sosial. Realitas ganda tersebut di
hanya betapa kita membutuhkan orang lain, satu sisi memiliki realitas fakta sosial dan di
maupun sekedar perasaaan yang terkadang sisi lain memiliki realitas sistem normatif.
kita rasakan melalui organ-organ tubuh kita. Realitas fakta sosial dalam realitas sosial
Cinta adalah konsep yang abstrak, di mana kita adalah sistem yang tersusun atas segala
membutuhkan sesuatu untuk mewujudkannya apa yang nyata dalam kenyataan yang ada.
yaitu dengan menjalin hubungan dengan Sementara, realitas sistem normatif dalam
orang lain (Schaeffer, 2001). realitas sosial adalah sistem yang ada di
Menurut Lee dalam DeVito (2007) dalam jiwa, dengan bayangan mengenai
terdapat enam tipe cinta yang didasarkan segala sesuatu yang seharusnya ada secara
pada istilah Latin dan Yunani, yaitu 1) eros nyata, padahal itu tidak ada secara nyata.
(cinta yang berorientasi pada kecantikan Sementara itu, Berger dan Luckmann,
dan seksualitas), 2) ludus (cinta yang dengan pendekatan konstruksi sosialnya
hanya untuk bersenang-senang saja dan menyatakan bahwa segala pengetahuan

194
Monika Sri Yuliarti. Komunikasi Musik:...

manusia terbentuk melalui interaksi sosial. Misalnya, interaksi yang terjadi antara
Studinya dikenal dengan nama konstruksi khalayak pendengar lagu bertema cinta
sosial realitas (Littlejohn & Foss, 2005). dengan pencipta lagu tersebut secara
Lebih lanjut, Berger dan Luckmann dalam individu maupun dengan individu lain
Bungin (2007) mengatakan bahwa realitas yang juga merupakan khalayak dari produk
sosial terdiri dari tiga macam, yaitu realitas media yang sama tanpa harus melakukan
objektif, simbolis, dan subjektif. Berikut pertemuan tatap muka secara langsung
ini penjelasan untuk masing-masing atau face to face. Tahap ini melibatkan
realitas yang dimaksud. Pertama, realitas proses signifikasi, yaitu pembuatan tanda-
objektif adalah realitas yang terbentuk dari tanda oleh manusia sehingga dalam proses
pengalaman di dunia objektif yang berada di ini bisa juga memunculkan adanya opini-
luar diri individu, dan realitas ini dianggap opini mengenai suatu produk sosial.
sebagai kenyataan. Kedua, realitas simbolik 3) Internalisasi, yaitu proses individu
merupakan ekspresi simbolik dari realitas mengidentifikasikan dirinya dengan
objektif dalam berbagai bentuk. Realitas lembaga sosial tempatnya menjadi anggota.
simbolik ini bisa ditemui dalam produk Misalnya, munculnya persepsi dalam
media yang sarat dengan simbol-simbol diri individu berdasarkan lagu-lagu yang
tertentu. Ketiga, realitas subjektif adalah mengandung nilai-nilai cinta yang telah
realitas yang terbentuk sebagai proses mereka konsumsi.
penyerapan kembali realitas objektif dan Berdasarkan penjelasan di atas,
realitas simbolik ke dalam individu melalui konstruksi realitas sosial pada khalayak
proses internalisasi. konsumen media tidak bisa terjadi dengan
Realitas sosial tersebut terdiri dari begitu saja. Proses konstruksi realitas
pengetahuan-pengetahuan yang bersifat sosial juga bukan merupakan sebuah
keseharian yang hidup dan berkembang di proses pengulangan yang sederhana. Nilai-
masyarakat, misalnya konsep, kesadaran nilai sosial yang terkandung dalam makna
umum, maupun wacana publik yang isi media dinilai mampu memberikan
terbentuk sebagai hasil dari konstruksi kontribusi terhadap persepsi khalayak
sosial. Realitas sosial dikonstruksi melalui mengenai realitas sosial itu sendiri.
tiga proses, yaitu 1) Eksternalisasi atau Melihat lagu-lagu Indonesia,
penyesuaian diri dengan dunia sosio- nampaknya tema cinta masih menjadi
kultural sebagai produk manusia. Misalnya, primadona. Namun, tidak semua lagu
interaksi yang terjadi antara lagu-lagu Indonesia menyampaikan pesan berupa
yang mengandung nilai-nilai cinta dengan nilai cinta yang sesuai dengan realitas
khalayak atau pendengar lagu-lagu tersebut. objektif yang seharusnya menjadi pedoman
2) Objektivasi, yaitu interaksi sosial yang dalam kehidupan sosial masyarakat. Yuliarti
terjadi dalam dunia intersubjektif yang (2011) mengadakan penelitian terhadap
mengalami proses institusionalisasi. lagu-lagu pop Indonesia era tahun 2000-

195
Jurnal
ILMU KOMUNIKASI VOLUME 12, NOMOR 2, Desember 2015: 189-198

an. Salah satu temuan dalam penelitian dapat diterima pendengar. Kondisi lagu-
tersebut adalah kecenderungan lagu-lagu lagu pop Indonesia sekarang dirasa hanya
pop Indonesia mengandung nilai-nilai cinta bercerita seputar cerita cinta dua individu.
yang telah mengalami pergeseran. Nilai Kebanyakan tema cinta yang ditampilkan
cinta tipe ludus (cinta yang hanya untuk penuh dengan nuansa cengeng, galau, patah
bersenang-senang dan sebagai hiburan) hati, kegagalan, ataupun gundah gulana.
banyak muncul. Di sini tentu memunculkan Namun demikian, walaupun secara
kesenjangan antara realitas media dengan umum kecenderungan lagu-lagu pop
realitas objektif mengenai nilai cinta. Indonesia didominasi oleh pesan-pesan cinta
Namun sayangnya, justru lagu-lagu yang tidak sesuai dengan realitas objektif yang
yang memiliki nilai-nilai cinta tipe ludus ideal dalam kehidupan sosial masyarakat,
tersebut adalah lagu yang popular dengan namun ada juga beberapa musisi yang
nilai penjualan yang bagus dan sering masih memegang teguh pesan cinta dalam
menduduki tangga lagu di radio maupun di membangun karya-karyanya. Salah satu
televisi.Senada dengan penelitian Yuliarti, musisi yang memiliki karya berupa nilai-nilai
Setiawan (2013) dalam artikelnya yang cinta yang sejalan dengan realitas objektif
berjudul Pesan Moral dalam Musik yang yang ideal adalah Yovie Widianto. Musisi ini
dimuat di bumiayu.net juga memaparkan banyak menciptakan lagu pop dengan bahasa
hal yang sama terkait dengan nilai-nilai yang lugas dan mudah dipahami. Nilai cinta
yang terkandung dalam lagu Indonesia, dalam lagu Yovie adalah tipe storge (tipe cinta
terutama mulai pada era setelah akhir tahun yang damai, tenang, tidak banyak hasrat dan
1990-an. Menurutnya, kondisi lagu-lagu tidak melibatkan hawa nafsu di dalamnya),
populer di Indonesia hanya mementingkan bukan cinta tipe ludus (cinta yang hanya
profit, sehingga yang terjadi adalah laju bersenang-senang). Nilai-nilai cinta tipe
kapitalisme global akan terus berjalan. storge bisa ditemukan dalam lagu-lagu Yovie
Lagu pop Indonesia dewasa ini cenderung Widianto yang berjudul Cerita Cinta (Album
telah mengabaikan pesan-pesan positif Cerita Cinta tahun 1994), Tak Sebebas
yang mampu meningkatkan kualitas hidup Merpati, Andai Dia Tahu, dan Merenda Kasih
masyarakat Indonesia. Seorang musisi yang (Album Cantik tahun 1996), Engga Ngerti
juga adalah seorang seniman seharusnya (Album Permaisuriku, tahun 2000), Tak
adalah sebagai agen perubahan melalui Mampu Mendua (Album Cinta Sudah Lewat
karya seninya. Musisi dengan musiknya tahun 2003). Nilai-nilai cinta storge dalam
membawa misi-misi yang diharapkan dapat lagu Yovie Widianto tersebut bisa diketahui
memberikan perubahan pada penikmatnya dengan mengamati pada teks/lirik lagu-lagu
dalam lingkup lebih luas. Pesan moral tersebut. Selain Yovie Widianto, tentunya
atau spiritual dapat dikonsep dalam sebuah bukan tak mungkin ada juga musisi lain yang
musik pop. Melalui pesan dalam sebuah masih memiliki idealisme untuk memasukkan
musik diharapkan makna akan lebih nilai-nilai cinta yang positif ke dalam karya-

196
Monika Sri Yuliarti. Komunikasi Musik:...

karya mereka. Hal ini perlu dilakukan agar tetap memasukkan nilai-nilai cinta positif
tidak terjadi kesenjangan yang cukup besar yang sejalan dengan nilai-nilai cinta pada
antara realitas media dengan realitas objektif realitas objektif. Hal ini tentu menjadi
mengenai nilai cinta itu sendiri. pekerjaan besar bagi siapa pun yang terlibat
dalam industri musik Indonesia. Kesenjangan
SIMPULAN yang terjadi terkait dengan nilai cinta positif
Mendengarkan lagu atau melihat video yang memang ada di antara realitas media dan
klip lagu merupakan suatu bentuk proses realitas objektif. Selama kesenjangan itu tetap
komunikasi massa. Hal ini memungkinkan ada, maka peran yang lebih besar dibutuhkan
khalayak (masyarakat yang mengonsumsi di kalangan khalayak media massa itu
lagu-lagu Indonesia) untuk dapat menerima sendiri, yaitu masyarakat penikmat lagu-lagu
pesan berupa nilai-nilai cinta yang Indonesia.
selanjutnya nilai tersebut akan disebarkan Saran
secara turun-temurun kepada generasi Melakukan kontrol atau pemantauan
selanjutnya. Nilai-nilai cinta yang terdapat terhadap isi media merupakan hal yang
pada lagu Indonesia bisa diketahui dari teks/ tidak bisa efektif dilakukan. Maka pilihan
lirik yang sesungguhnya merupakan suatu lain adalah menjadi khalayak yang pintar.
bentuk realitas media. Lebih lanjut, realitas Khalayak yang pintar di sini adalah
media ini menjadi satu bagian penting
khalayak yang mampu membekali diri
dalam kehidupan sosial antar manusia
dengan prinsip-prinsip hidup yang sesuai
karena dari realitas media ini masyarakat
dengan realitas objektif. Ketika melakukan
bisa menyebarkan secara lebih luas lagi
konsumsi produk media massa, khalayak
dalam proses komunikasi antar manusia.
juga bisa menjadi gatekeeper.
Akan menjadi kekhawatiran yang besar
Tulisan ini masih bisa dikembangkan
jika realitas media yang ada sesungguhnya
lagi dengan memasukkan jenis lagu
tidak sesuai dengan realitas objektif yang
Indonesia yang lain. Selain itu, penentuan
seharusnya menjadi patokan ideal dalam
nilai-nilai dalam kehidupan juga bisa
kehidupan sosial antar manusia. Tidak
menjadi unsur yang bisa diteliti pada
semua lagu memiliki pesan yang sesuai
dengan hal yang ideal dan seharusnya tulisan selanjutnya. Lebih lanjut, edukasi
terjadi. Keadaan ini memunculkan adanya yang berhubungan dengan penggunaan
kesenjangan antara realitas media dengan media secara bijak (media literacy) juga
realitas sosial. bisa dikembangkan berdasarkan tulisan ini.

Pada lagu-lagu Indonesia, utamanya


DAFTAR RUJUKAN
lagu-lagu pop, cenderung didominasi oleh
lagu-lagu dengan muatan nilai cinta yang Besley, J. C. (2008). Media use and human values.
tidak sesuai dengan realitas objektif. Namun Journalism and Mass Communication
demikian, masih ada beberapa musisi yang Quarterly, 85(2), 311-330.

197
Jurnal
ILMU KOMUNIKASI VOLUME 12, NOMOR 2, Desember 2015: 189-198

Bungin, B. (2007). Penelitian kualitatif: Komunikasi, Setiawan, A. (2013, Mei 21). Pesan moral dalam
ekonomi, kebijakan publik, dan ilmu sosial musik. <http://www.bumiayu.net/2013/05/
lainnya. Jakarta, Indonesia: Kencana. pesan-moral-dalam-musik.html>
DeVito, J. A. (2007). The interpersonal Yuliarti, M.S. (2011). Lagu dan penanaman nilai
communication book (11th ed). Boston, MA: sosial: Studi kultivasi lagu-lagu pop Indonesia
Pearson. era tahun 2000-an terhadap pembentukan
Dominick, J. R. (2005). The dynamics of mass realitas subjektif mengenai nilai-nilai
communication: Media in the digital age (8th romantic relationship di kalangan mahasiswa
ed). New York, NY: McGraw Hill. jurusan Ilmu Komunikasi Fisip UNS. Tesis.
Universitas Sebelas Maret, Solo, Indonesia.
Effendy, O.U. (2005). Ilmu komunikasi: Teori dan
praktek. Bandung, Indonesia: PT. Remaja
Rosdakarya.
Fiske, J. (1990). Introduction to communication
studies (2nd ed). London, UK: Routledge.
Gamson, W. A., Croteau, D., Hoynes, W., &
Sasson, T. (1992). Media images and the
social construction of reality”. Annual Review
Sociology, 18, 373-393.
Heryanto, A. (2008). Pop culture and competing
identities. Popular culture in Indonesia: Fluid
identities in post-authoritarian politics (h.
1-36). New York, NY: Routledge.
Hobbs, D. R., Gallup, Jr., & Gordon, G. (2011).
Songs as a medium for embedded reproductive
messages. Evolutionary Psychology, 9(3),
390-416.
Kurniasari, N.Y. (2011). Seksisme dan seksualitas
dalam lagu pop: Kajian terhadap lirik lagu
‘Surti-Tejo’ menggunakan analisis tekstual.
Pamator, 4(1), 32-39.
Moylan, W. (2007). Understanding and crafting the
mix: The art of recording. Amsterdam, The
Netherlands: Focal Press.
Lina. (2014, Maret 11). Industri musik Indonesia
kuasai pasar 85 persen. <http://poskotanews.
com/2014/03/11/industri-musik-indonesia-
kuasai-pasar-85-persen>
Littlejohn, S. W. & Foss, K. A. (2005). Theories
of human communication (8th ed). Toronto,
Canada: Thomson Wadworth.
Schaeffer, B. (2001). Love’s way: The union of
body, ego, soul, and spirit. Minnesota, MN:
Hazelden.

198

Anda mungkin juga menyukai