Anda di halaman 1dari 10

55

BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran umum Rumah Sakit Umum Daerah Depati Bahrin


SungaiLiat Kabupaten Bangka

1. Latar belakang

2. Tujuan
a. Tujuan Umum

b. Tujuan Khusus

3. Kondisi geografis

4. Keadaan Demografi

5. Visi, Misi dan Motto Rumah Sakit Umum Daerah Depati Bahrin

SungaiLiat
a. Visi

b. Misi
c. Motto

6. Jumlah Tenaga Kesehatan


7. Angka Kesakitan (morbiditas)

B. Hasil Penelitian

1. Analisa Univariat

Analisa ini dilakukan untuk melihat distribusi frekuensi variable

dependen (diangnosis penyakit/ sepsis Neonatorum) dan variable

independen (persalinan kurang bulan (preterm), BBLR, jenis kelamin,


56

lama rawat inap, dan prosedur invasif). Data ini disajikan dalam

bentuk tabel dan interpretasi data.


a. Diagnosis Penyakit (Sepsis Neonatorum)
Tabel 8
Distribusi Responden Berdasarkan Diagsosis Penyakit (Sepsis
Neonatorum) di Rumah Sakit Umum Depati Bahrin Sungai
Liat Kabupaten Bangka Tahun 2018-2019

No Diagnosis Penyakit Frekuensi Persentase


(Sepsis Neonatorum) (f) (%)
1 Kasus 74 50
2 Kontrol 74 50
Jumlah 148 100

Pada tabel 8 menunjukkan bahwa, klien yang mengalami

kasus Sepsis Neonatorum dan tidak mengalami Sepsis Neonaturum

sama banyak yaitu 74 orang (50%) atau dengan perbandingan

antara kasus dan kontrol sebagai berikut 1:1.

b. Persalinan Kurang Bulan (preterm)


Persalinan ibu (kelahiran bayi) dibagi menjadi 2 kategori :

Prematur jika kehamilan < 37 minggu dan tidak Prematur jika

kehamilan ≥ 37 minggu.
Tabel 9
Distribusi Responden Berdasarkan Kelahiran di Rumah Sakit
Umum Daerah Depati Bahrin Sungai Liat Kabupaten
Bangka Tahun 2018-2019
No Kelahiran Frekuensi Persentase
(f) (%)
1 Prematur 70 47,3
2 Tidak prematur 78 52,7
Jumlah 148 100
57

Berdasarkan tabel 9 menunjukkan bahwa klien yang kelahiran

prematur lebih sedikit yaitu 70 orang (47,3%) dibandingkan dengan

klien yang tidak prematur.

c. Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)


Berat Lahir Bayi dibagi menjadi 2 kategori : BBLR jika berat

lahir < 2500 gram dan tidak BBLR jika berat lahir ≥ 2500 gram
Tabel 10
Distribusi Klien Berdasarkan Berat Bayi Lahir Rendah di
Rumah Sakit Umum Daerah Depati Bahrin SungaiLiat
Kabupaten Bangka Tahun 2018-2019

No Berat Lahir Bayi Frekuensi Persentase


(f) (%)
1 BBLR 80 54,1
2 Tidak BBLR 68 45,9
Jumlah 148 100
Berdasarkan tabel 10 menunjukkan bahwa klien yang lahir

dengan BBLR lebih banyak yaitu 80 orang (54,1) dibandingkan

dengan klien yang lahir tidak BBLR.

d. Jenis kelamin
Jenis kelamin klien dikelompokkan menjadi 2 : laki-laki dan

perempuan
Tabel 11
Distribusi Klien Berdasarkan Jenis Kelamin di Rumah Sakit
Umum Daerah Depati Bahrin SungaiLiat Kabupaten
Bangka Tahun 2018-2019

No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase


(f) (%)
1 Laki-laki 77 52

2 Perempuan 71 48

Jumlah 148 100


58

Berdasarkan tabel 11 menunjukkan bahwa klien yang

berjenis kelamin perempuan lebih sedikit yaitu 71 orang (48)

dibandingkan dengan klien yang berjenis kelamin laki-laki.

e. Lama Rawat Inap


Lama rawap inap bayi dibagi menjadi 2 kategori : < 4 hari

dan ≥ 4 hari
Tabel 12
Distribusi Klien Berdasarkan lama rawat inap di Rumah Sakit
Umum Daerah Depati Bahrin SungaiLiat Kabupaten
Bangka Tahun 2018-2019

No Lama rawat Frekuensi Persentase


(f) (%)
1 < 4 hari 68 45,9

2 ≥ 4 hari 80 54,11

Jumlah 148 100

Berdasarkan tabel 12 menunjukkan bahwa, lama rawat inap

klien < 4 hari lebih sedikit yaitu 68 orang (45,9%) dibandingkan

dengan klien yang dirawat inap ≥ 4 hari.

f. Prosedur Invasif
Prosedur invasif tehadap responden dibagi menjadi 2 kategori

: dilakukan tindakan invasif dan tidak dilakukan tindakan invasif

terhadap responden.
Tabel 13
Distribusi Klien Berdasarkan Prosedur Invasif di Rumah Sakit
Umum Daerah Depati Bahrin SungaiLiat Kabupaten
Bangka Tahun 2018-2019

No Prosedur invasif Frekuensi Persentase


(f) (%)
59

1 Dilakukan 137 92,6

2 Tidak Dilakukan 11 7,4

Jumlah 148 100

Berdasarkan tabel 13 menunjukkan bahwa, prosedur invasif

terhadap yang dilakukan tindakan invasif lebih banyak yaitu 137

orang (92,6%) dibandingkan dengan klien yang tidak dilakukan

tindakan invasif.

2. Analisa Bivariat

Analisa bivariat ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara

variabel dependen dengan variabel independen dengan menggunakan

Uji Statistik Chi Square. Penelitian ini melihat hubungan variabel

deopenden dengan komputer nilai α ditetapkan sebesar (0,05), jika

nilai ρ≤ 0,05 berarti ada hubungan yang bermakna antara variabel

indepnden (persalinan kurang bulan, BBLR, jenis kelamin, lama rawat

inap dan prosedur invasif) dengan variabel dependen (Sepsis

Neonatorum).
a. Hubungan antara Persalinan Kurang Bulan dengan kejadian
Sepsis Neonatorum di Rumah Sakit Umum Depati Bahrin
Sungai Liat Kabupaten Bangka Tahun 2018-2019

Tabel 14
Hubungan Persalinan Kurang Bulan dengan kejadian Sepsis
Neonatorum di Rumah Sakit Umum Depati Bahrin Sungai
Liat Kabupaten Bangka Tahun 2018-2019
Diagnosis Penyakit OR
Nilai
Jumlah (95%
Kasus Kontrol p
No Kelahiran % CI)
n % n % n %

1 Prematur 42 60 28 40 70 47,3 0,032


60

2 Tidak Prematur 32 41 46 59 78 52,7 2,156


(1,117
-
4,161)
Jumlah 74 50 74 50 148 100

Berdasarkan tabel 14 diketahui bahwa responden yang

persalinan kurang bulan (prematur) untuk mengalami sepsis

neonatorum (kasus) sebanyak 42 orang (60%), lebih banyak

dibandingkan dengan yang tidak sepsis neonatorum (kontrol)

sebanyak 28 orang, sedangkan persalinan (kelahiran) tidak

mengalami prematur dan tidak sepsis neonatorum (kontrol) lebih

banyak yaitu 46 orang.


Dari hasil uji statistic chi square, didapatkan nilai ρ = 0,032

≤ α (0,05), sehingga dapat disimpulkan ada hubungan bermakna

antara persalina ibu (kelahiran bayi) dengan kejadian sepsis

neonatorum di Rumah Sakit Umum Daerah Depati Bahrin Sungai

Liat Kabupaten Bangka. Hasil analisa lebih lanjut didapatkan nilai

OR = 2,156 (95%CI= 1,117- 4,161) hal ini berarti bahwa klien

yang persalinan kurang bulan (kelahiran prematur) berisiko untuk

menderita sepsis neonatorum 2,1 kali lebih besar dibandingkan

responden yang persalinan cukup bulan (kelahiran tidak prematur).

b. Hubungan antara Berat Lahir Bayi dengan Kejadian Sepsis


Neonatorum di Rumah Sakit Umum Daerah Depati Bahrin
Sungai Liat Kabupaten Bangka Tahun 2018-2019

Tabel 15
Hubungan Berat Lahir dengan Kejadian Sepsis Neonatorum di
Rumah Sakit Umum Daerah Depati Bahrin Sungailiat
Kabupaten Bangka Tahun 20118-2019
No Berat Lahir Diagnosis Penyakit Jumlah
61

OR
Nilai
Kasus Kontol (95%%
p
CI)
n % n % n %
1 BBLR 48 60,0 32 40,0 80 100 2,423
2 Tidak BBLR 26 38,2 42 61,8 68 100 0,013 (1,249-
4,701)
Jumlah 74 50,0 74 50,0 148 100

Berdasarkan tabel 15 diketahui bahwa responden yang

Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) untuk mengalami sepsis

neonatorum (kasus) sebanyak 48 orang (60%), lebih banyak

dibandingkan dengan yang tidak sepsis neonatorum (kontrol)

sebanyak 32 orang, sedangkan responden yang tidak BBLR dan

tidak sepsis neonatorum (kontrol) lebih banyak yaitu 42 orang.


Dari hasil uji statistic chi square, didapatkan nilai ρ = 0,013

≤ α (0,05), sehingga dapat disimpulkan ada hubungan bermakna

antara berat lahir pada bayi dengan kejadian sepsis neonatorum di

Rumah Sakit Umum Daerah Depati Bahrin Sungai Liat Kabupaten

Bangka. Hasil analisa lebih lanjut didapatkan nilai OR = 2,423

(95%CI= 1,249- 4,701) hal ini berarti bahwa responden yang Berat

Bayi Lahir Rendah (BBLR) berisiko untuk menderita sepsis

neonatorum 2,4 kali lebih besar dibandingkan responden yang tidak

BBLR (berat lahir cukup ≥ 2500 gram).

c. Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Kejadian Sepsis


Neonatorum di Rumah Sakit Umum Daerah Depati Bahrin
SungaiLiat Kabupaten Bangka Tahun 2018-2019

Tabel 16
Hubungan Jenis Kelamin dengan Kejadian Sepsis Neonatorum
di Rumah Sakit Umum Daerah Depati Bahrin SungaiLiat
Kabupaten Bangka
Tahun 2018-2019
62

Diagnosis Penyakit OR
Nilai
Jumlah (95%%
No Jenis Kelamin Kasus Kontrol p
CI)
n % n % n %
1 Laki-Laki 45 58,4 32 41,6 77 100 2,037
0,048 (1,058-
2 Perempuan 29 40,8 42 59,2 71 100 3,922)
Jumlah 74 50,0 74 50,0 148 100

Berdasarkan tabel 16 diketahui bahwa responden yang

berjenis kelamin laki-laki untuk mengalami sepsis neonatorum

(kasus) sebanyak 45 orang (58,4%), lebih banyak dibandingkan

dengan yang tidak sepsis neonatorum (kontrol) sebanyak 32 orang,

sedangkan responden yang berjenis kelamin perempuan dan tidak

sepsis neonatorum (kontrol) lebih banyak yaitu 42 orang.


Dari hasil uji statistic chi square, didapatkan nilai ρ = 0,048

≤ α (0,05), sehingga dapat disimpulkan ada hubungan antara jenis

kelamin dengan kejadian sepsis neonatorum di Rumah Sakit Umum

Daerah Depati Bahrin Sungai Liat Kabupaten Bangka. Hasil

analisa lebih lanjut didapatkan nilai OR = 2,037 (95%CI= 1,058-

3,922) hal ini berarti bahwa responden yang berjenis kelamin laki-

laki berisiko untuk menderita sepsis neonatorum 2 kali lebih besar

dibandingkan responden yang berjenis kelamin perempuan.

d. Hubungan antara Lama Rawat Inap dengan Kejadian Sepsis


Neonatorum di Rumah Sakit Umum Daerah Depati Bahrin
SungaiLiat Kabupaten Bangka Tahun 2018-2019

Tabel 17
Hubungan antara Lama Rawat Inap dengan Kejadian Sepsis
Neonatorum di Rumah sakit Umum Daerah Depati
Bahrin SungaiLiat Kabupaten Bangka
Tahun 2018-2019
No Lama Rawat Diagnosis Penyakit Jumlah
63

POR
Nilai
Kasus Kontrol (95%%
p
CI)
n % n % n %
1 ≥ 4 hari 54 67,5 26 32,5 80 100 2,201
0,000 (1,100-
2 < 4 hari 20 29,4 48 70,6 68 100 4,404)
Jumlah 74 50,0 74 50,0 148 100

Berdasarkan tabel 17 diketahui bahwa responden yang

dirawat inap lebih dari sama dengan 4 hari (≥ 4 hari) untuk

mengalami sepsis neonatorum (kasus) sebanyak 54 orang (67,5%),

lebih banyak dibandingkan dengan yang tidak sepsis neonatorum

(kontrol) sebanyak 26 orang, sedangkan responden yang dirawat

kurang dari 4 hari (< 4 hari) dan tidak sepsis neonatorum (kontrol)

lebih banyak yaitu 48 orang.


Dari hasil uji statistic chi square, didapatkan nilai ρ = 0,000

≤ α (0,05), sehingga dapat disimpulkan ada hubungan bermakna

antara lama dirawat inap dengan kejadian sepsis neonatorum di

Rumah Sakit Umum Daerah Depati Bahrin Sungai Liat Kabupaten

Bangka. Hasil analisa lebih lanjut didapatkan nilai OR = 2,201

(95%CI= 1,100- 4,404) hal ini berarti bahwa responden yang

dirawat lebih dari sama dengan 4 hari (≥ 4 hari) berisiko untuk

menderita sepsis neonatorum 2,2 kali lebih besar dibandingkan

responden yang dirawat kurang dari 4 hari (< 4 hari).


e. Hubungan antara Prosedur Invasif dengan Kejadian Sepsis
Neonatorum di Rumah Sakit Umum Daerah Depati Bahrin
SungaiLiat Kabupaten Bangka Tahun 2018-2019

Tabel 18
Hubungan antara Prosedur Invasif dengan Kejadian Sepsis
Neonatorum di Rumah Sakit Umum Daerah Depati
Bahrin SungaiLiat Kabupaten Bangka
64

Tahun 2018-2019
Diagnosi Penyakit OR
Nilai
Prosedur Jumlah (95%%
No Kasus Kontrol p
Invasif CI)
n % n % n %
1 Dilakukan 74 54,0 63 46,0 137 100 2,460
(1,384-
2 Tidak 0 0,0 11 100,0 11 100 0,001 4,551)
Dilakukan
Jumlah 74 50,0 74 50,0 148 100

Berdasarkan tabel 18 diketahui bahwa responden yang

dilakukan tindakan (prosedur Invasif) untuk mengalami sepsis

neonatorum (kasus) sebanyak 74 orang (54%), lebih banyak

dibandingkan dengan yang tidak sepsis neonatorum (kontrol)

sebanyak 63 orang, sedangkan responden yang tidak dilakukan

Tindakan (Prosedur Invasif) dan tidak sepsis neonatorum (kontrol)

lebih banyak yaitu 11 orang.


Dari hasil uji statistic chi square, didapatkan nilai ρ = 0,001

≤ α (0,05), sehingga dapat disimpulkan ada hubungan bermakna

antara prosedur invasif dengan kejadian sepsis neonatorum di

Rumah Sakit Umum Daerah Depati Bahrin Sungai Liat Kabupaten

Bangka. Hasil analisa lebih lanjut didapatkan nilai OR = 2,460

(95%CI= 1,384- 4,551) hal ini berarti bahwa responden yang

dilakukan tindakan (prosedur invasif) berisiko untuk menderita

sepsis neonatorum 2,4 kali lebih besar dibandingkan responden

yang tidak dilakukan tindakan (prosedur invasif).

Anda mungkin juga menyukai