Anda di halaman 1dari 15

JURNAL SAMUDRA EKONOMI DAN BISNIS, VOL.8, NO.

2 JULII 2017

Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Produksi Roti Wilton


Kualasimpang

Muhammad Nur Daud


Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Samudra, Langsa Aceh
e-mail: m.nurdaud@unsam.ac.id

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sistem pengendalian persediaan bahan


baku yang seharusnya dilakukan oleh Wilton Kualasimpang dalam produksi
roti..Metode Analisis data yang digunakan adalah analisis data kuantitatif,
dengan menggunakan Metode EOQ, persediaan pengaman dan titk pesan
kembali. Berdasarkan analisis pembelian bahan baku tepung terigu untuk
produksi roti yang optimal menurut metode Economic Order Quantity selama
tahun 2015 di Wilton Kualasimpang yaitu sebanyak 19.221 kg per pemesanan
sedangkan menurut kebijakan perusahaan sebanyak 3.026,67 kg per pemesanan.
Frekuensi pembelian sebanyak 2 kali sedangkan menurut kebijakan Wilton
Kualasimpang sebanyak 12 kali pembelian. Kuantitas persediaan pengaman
menurut metode Economic Order Quantity tahun 2015 adalah sebesar 1.451,57
kg sedangkan menurut kebijakan perusahaan tidak ada karena perusahaan tidak
menerapkan sistem persediaan pengaman dalam proses produksi. Dari hasil
analisis diketahui total biaya persediaan menurut Economic Order Quantity
sebesar Rp. 6.227.862,- sedangkan berdasarkan kebijakan perusahaan total biaya
persediaan sebesar Rp. 20.266.298,-, sehingga jika Wilton Kualasimpang
menggunakan metode Economic Order Quantity dapat menghemat biaya
persediaan sebesar Rp. 14.038.436,-. Berdasarkan analisis dapat disimpulkan
bahwa sistem pengendalian persediaan bahan baku yang dilakukan oleh Wilton
Kaualsimpang belum efektif

Kata Kunci : Pengendalian persediaan, Bahan Baku, Produk Roti.

PENDAHULUAN baku, sehingga dalam hal ini persediaan


Perkembangan teknologi dan memiliki peranan penting untuk memberikan
kemajuan ekonomi dewasa ini memacu
pertumubuhan industri di segala bidang, pelayanan yang terbaik kepada konsumen.
menyebabkan meningkatnya persaingan Persediaan merupakan kekayaan
diantara perusahaan-perusahaan untuk perusahaan yang memiliki peranan penting
memperebutkan konsumen sehingga dalam operasi bisnis, sehingga perusahaan
mengakibatkan meningkatnya pula tuntutan perlu melakukan manajemen persediaan
konsumen terhadap kualitas dan kuantitas dari proaktif, artinya perusahaan harus mampu
suatu produk. Pemenuhan kebutuhan mengantisipasi keadaan maupun tantangan
konsumen ditunjang oleh faktor ketersediaan yang ada dalam manajemen persediaan untuk
produk di gudang. Sedangkan ketersediaan mencapai sasaran akhir, yaitu untuk
produk dipengaruhi oleh ketersediaan bahan meminimalisasi total biaya yang harus
dikeluarkan oleh perusahaan untuk

Muhammad Nur Daud/Nuraini: Analisis pengendalian Persediaan Bahan Baku Produksi…………. 760
JURNAL SAMUDRA EKONOMI DAN BISNIS, VOL.8, NO.2 JULII 2017

penanganan persediaan. Penetapan jumlah penentuan biaya persediaannya dapat


persediaan yang terlalu banyak akan berakibat ditetapkan seoptimal mungkin.
pemborosan dalam biaya simpan, tetapi Wilton Kualasimpang yang berlokasi
apabila terlalu sedikit maka akan di Kualasimpang merupakan perusahaan yang
mengakibatkan hilangnya kesempatan bergerak di bidang industri roti. Wilton
perusahaan untuk mendapatkan keuntungan Kualasimpang hanya memproduksi empat
jika nyatanya permintaan lebih besar daripada macam produk roti goreng, yakni roti goreng
permintaan yang diperkirakan. srikaya, roti goreng coklat, roti goreng kelapa
Salah satu kegiatan pengendalian dan roti goreng kacang. Menurut wawancara
khususnya untuk penyediaan bahan baku. yang dilakukan dengan pihak Wilton
Pengendalian dilakukan sedemikian rupa agar Kualasimpang, diketahui bahwa dalam
dapat melayani kebutuhan bahan baku dengan pelaksanaan sistem produksi pada Wilton
tepat dan dengan biaya yang rendah. Selama Kualasimpang ini terdapat masalah mengenai
ini perusahaan pada umumnya melakukan persediaan bahan baku yaitu sistem
pengendalian tidak berdasarkan metode- pengendalian persediaan bahan baku yang
metode yang sudah baku, tetapi hanya tidak terstruktur, dimana dalam setiap
berdasarkan pada pengalaman-pengalaman pembelian bahan baku dibeli berdasarkan
sebelumnya. Pengendalian persediaan bahan permintaan sebelumnya dan terkadang terjadi
baku sangatlah penting dalam sebuah industri keterlambatan pengiriman bahan baku dalam
untuk mengambangkan usahanya karena akan hal ekspedisi (mogok dijalan, macet, rusak),
berpengaruh pada efisiensi biaya, kelancaran sehingga barang yang seharusnya sudah ada
produksi dan keuntungan usaha itu sendiri. dalam satu hari mundur menjadi dua atau tiga
Adanya persediaan diharapkan dapat hari, sehingga bila terjadi permintaan lebih
memperlancar jalannya proses produksi suatu banyak dari biasanya roti Wilton tidak dapat
perusahaan. memenuhi permintaan tersebut.
Dalam proses produksi perusahaan Menyikapi kondisi ini roti Wilton
dituntut untuk dapat menghasilkan suatu harus memiliki strategi yang tepat dalam
produk yang sesuai dengan keinginan menjaga kelanjutan proses produksinya agar
konsumen. Untuk menjalankan proses tidak berhenti atau tersendat karena
produksi maka perusahaan memerlukan bahan kurangnya pasokan bahan baku tepung terigu.
baku untuk diolah menjadi produk dengan Industri roti harus dapat mempertahankan
nilai tambah dan kualitas terbaik. Agar kondisi dimana bahan baku tepung terigu
produksi berjalan dengan tepat waktu, maka tetap dalam kondisi yang stabil khususnya
perusahaan harus dapat menyediakan bahan dari segi jumlah. Agar proses produksi dapat
baku yang diperlukan dalam proses produksi. berlangsung secara berkesinambungan, maka
Tanpa adanya persediaan maka perusahaan industri harus dapat memperkirakan seberapa
dihadapkan pada resiko suatu saat perusahaan besar kebutuhan bahan baku tepung terigu
tidak dapat memenuhi permintaan konsumen yang diperlukan di masa yang akan datang.
yang diperlukan dalam waktu cepat. Yang Oleh karena itu, diharapkan dengan adanya
berarti perusahaan akan kehilangan konsumen penelitian ini dapat memberikan saran atau
yang berakibat pula pada hilangnya rekomendasi perbaikan yang berguna bagi
keuntungan yang akan didapatkan. perusahaan agar dapat beroperasi lebih efisien
Untuk membantu memecahkan di masa mendatang. Berdasarkan uraian di
masalah di atas, khususnya masalah atas, maka perlu dilakukan penelitian dengan
persediaan kebutuhan bahan baku, telah judul: Analisis Pengendalian Persediaan
dikembangkan sistem Econimic Order Bahan Baku Produksi Roti Wilton
Quantity (EOQ). Dengan menerapkan sistem Kualasimpang.
tersebut diharapkan pemenuhan kebutuhan
bahan baku dapat dilakukan secara tepat, dan Pengendalian Persediaan

Muhammad Nur Daud/Nuraini: Analisis pengendalian Persediaan Bahan Baku Produksi…………. 761
JURNAL SAMUDRA EKONOMI DAN BISNIS, VOL.8, NO.2 JULII 2017

Persediaan adalah sejumlah bahan- suatu bentuk, tetapi masih perlu diproses
bahan, bagian-bagian yang disediakan dan lebih lanjut menjadi barang jadi.
bahan-bahan dalam proses yang terdapat 5. Persediaan barang jadi (finished goods),
dalam perusahaan untuk proses produksi, persediaan barang-barang yang telah
serta barang-barang jadi/produk yang selesai diproses atau diolah dalam pabrik
disediakan untuk memenuhi permintaan dari dan siap dijual atau dikirim kepada
konsumen atau langganan setiap waktu pelanggan.
(Rangkuti, 2007:26).
Menurut Assauri (2005:176), Biaya-biaya Persediaan
pengendalian persediaan merupakan salah Menurut Rangkuti (2007:34), umumnya
satu kegiatan dari urutan kegiatan-kegiatan untuk pengambilan keputusan penentuan
yang bertautan erat satu sama lain dalam besarnya jumlah persediaan, biaya-biaya
seluruh operasi produksi perusahaan tersebut variabel berikut ini harus dipertimbangkan,
sesuai dengan apa yang telah direncanakan diantaranya:
lebih dahulu baik waktu, jumlah, kualitas 1. Biaya penyimpanan (holding costs atau
maupun biaya. Sedangkan menurut Herjanto carrying costs), terdiri atas biaya-biaya
(2008:238), pengendalian persediaan adalah yang bervariasi secara langsung dengan
serangkaian kebijakan pengendalian untuk kuantitas persediaan. Biaya penyimpanan
menentukan tingkat persediaan yang harus per periode akan semakin besar apabila
dijaga, kapan pesanan untuk menambah kuantitas bahan yang dipesan semakin
persediaan harus dilakukan dan berapa besar banyak atau rata-rata persediaan semakin
pesanan harus diadakan, jumlah atau tingkat tinggi.
persediaan yang dibutuhkan berbeda-beda 2. Biaya pemesanan atau pembelian
untuk setiap perusahaan pabrik, tergantung (ordering costs atau procurement costs).
dari volume produksinya, jenis perusahaan Pada umumnya, biaya per pesanan (di luar
dan prosesnya. biaya bahan dan potongan kuantitas) tidak
Menurut Rangkuti (2007:28), Setiap naik apabila kuantitas pesanan bertambah
jenis persediaan memiliki karakteristik besar. Tetapi, apabila semakin banyak
tersendiri dan cara pengolahan yang berbeda. komponen yang dipesan setiap kali pesan,
Persediaan dapat dibedakan menjadi beberapa jumlah pesanan per periode turun, maka
jenis diantaranya sebagai berikut : biaya pemesanan total akan turun. Ini
1. Persediaan bahan mentah (raw material) berarti, biaya pemesanan total per periode
yaitu persediaan barang berwujud, seperti (tahunan) sama dengan jumlah pesanan
besi, kayu, serta komponen-komponen lain yang dilakukan setiap periode dilakukan
yang digunakan dalam proses prouksi. biaya yang harus dikeluarkan setiap kali
2. Persediaan komponen-komponen rakitan pesan.
(purchased parts/components) yaitu Sedangkan menurut Ristono (2009:21)
persediaan barang-barang yang tediri dari terdapat empat biaya persediaan:
komponen-komponen yang diperoleh dari 1. Ongkos Pembelian (Purchase Cost)
perusahaan lain yang secara langsung Ongkos pembelian adalah harga per unit
dapat dirakit menjadi suatu produk. apabila item dibeli dari pihak luar, atau
3. Persediaan bahan pembantu atau penolong biaya produksi per unit apabila diproduksi
(supplies) yaitu persediaan barang-barang dalam perusahaan atau dapat dikatakan
yang diperlukan dalam proses produksi, pula bahwa biaya pembelian adalah semua
tetapi bukan merupakan bagian atau biaya yang digunakan untuk membeli suku
komponen barang jadi. cadang.
4. Persediaan barang dalam proses yaitu 2. Ongkos Pemesanan atau biaya persiapan
persediaan barang-barang yang merupakan (Order Cost atau set up cost)
keluaran dari tiap-tiap bagian dalam proses Ordering cost adalah biaya yang
produksi atau yang telah diolah menjadi dikeluarkan sehubungan dengan

Muhammad Nur Daud/Nuraini: Analisis pengendalian Persediaan Bahan Baku Produksi…………. 762
JURNAL SAMUDRA EKONOMI DAN BISNIS, VOL.8, NO.2 JULII 2017

pemesanan ke pihak pemasok. Besar Bahan Baku


kecilnya biaya pemesanan sangat Bahan baku adalah sejumlah barang –
tergantung pada frekuensi pemesanan, barang yang dibeli dari pemasok (supplier)
semakin sering memesan maka biaya dan akan digunakan atau diolah menjadi
yang dikeluarkan semakin besar dan produk yang akan dihasilkan oleh perusahaan.
sebaliknya. Biaya pemesanan meliputi: Menurut Ristono (2009:5) terdapat dua
a. Biaya persiapan pesanan, antara lain macam kelompok bahan baku, yaitu:
biaya telepon, biaya surat menyurat. 1. Bahan baku langsung yaitu bahan yang
b. Biaya penerimaan barang, seperti membentuk dan merupakan bagian dari
biaya pembongkaran dan pemsukan ke barang jadi yang biayanya dengan mudah
gudang, biaya penerimaan barang, ditelusuri dari biaya barang jadi barang
biaya pemeriksaan barang. jadi tersebut. Jumlah bahan baku langsung
c. Biaya proses–proses pembayaran bersifat variabel artinya sangat tergantung
seperti biaya pembuatan cek, atau dipengaruhi oleh besar kecilnya
pengiriman cek. volume produksi atau perubahan output.
d. Biaya pengiriman pesanan ke gudang. 2. Bahan baku tidak langsung adalah bahan –
3. Ongkos Simpan (carrying cost atau
bahan yang di pakai dalam proses
holding cost)
produksi, tetapi sulit menentukan biayanya
Ongkos simpan adalah biaya yang
pada setiap barang jadi.
dikeluarkan atas investasi dalam
Menurut Indrajit dan Djokopranoto
persediaan dan pemeliharaan maupun
(2007:78), bahan baku dapat digolongkan
investasi sarana fisik untuk menyimpan
berdasarkan beberapa hal diantaranya yaitu
persediaan. Besar kecilnya biaya simpan
berdasarkan harga dan frekuensi penggunaan.
sangat tergantung pada jumlah rata–rata
Klasifikasi bahan baku berdasarkan harga
barang yang disimpan dalam gudang.
dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
Semakin banyak rata–rata persediaan,
maka biaya simpan juga akan semakin
1. Bahan baku berharga tinggi (high value
besar dan sebaliknya. Yang termasuk
items)
biaya simpan antara lain:
Bahan baku yang biasanya berjumlah ±
10% dari jumlah jenis persediaan, namun
1. Biaya sewa atau penggunaan gudang
jumlah nilainya mewakili sekitar 70% dari
2. Biaya pemeliharaan barang
seluruh nilai persediaan, oleh karena itu
3. Biaya pemanasan atau pendingin,
memerlukan tingkat pengawasan yang
bila untuk menjaga ketahanan barang
sangat tinggi.
yang dibutuhkan faktor pemanas atau
2. Bahan baku berharga menengah (medium
pendingin.
value items)
Bahan baku yang biasanya berjumlah ±
4. Biaya kekurangan persediaan (Stock Out 20% dari jumlah jenis persediaan, dan
Cost) jumlah nilainya juga sekitar 20% dari
Biaya kekurangan persediaan adalah
jumlah nilai persediaan, sehingga
konsekuensi ekonomi atas kekurangan
memerlukan tingkat pengawasan yang
dari luar maupun dari dalam perusahaan.
cukup.
Kekurangan diluar terjadi apabila 3. Bahan baku berharga rendah (low value
pesanan konsumen tidak dapa t items)
terpenuhi. Sedangkan kekurangan dari Jenis bahan baku ini biasanya berjumlah
dalam terjadi apabila departemen tidak ±70% dari seluruh jenis persediaan,
dapat memenuhi kebutuhan departemen tetapi memiliki nilai atau harga sekitar
lain. Biaya ini timbul karena terjadinya 10% dari seluruh nilai atau harga
persediaan yang lebih kecil dari persediaan, sehingga tidak memerlukan
jumlah yang diperlukan. pengawasan yang tinggi.

Muhammad Nur Daud/Nuraini: Analisis pengendalian Persediaan Bahan Baku Produksi…………. 763
JURNAL SAMUDRA EKONOMI DAN BISNIS, VOL.8, NO.2 JULII 2017

Pengendalian Persediaan Bahan Baku 3. Menjaga agar pembelian kecil–kecilan


Pengertian pengendalian persediaan dapat dihindari karena ini akan berakibat
menurut Rangkuti (2007:37), merupakan biaya pemesanan menjadi besar.
salah satu fungsi manajemen yang dapat
dipecahkan dengan metode kuantitatif. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Sedangkan menurut Assauri (2005:180) Pengendalian Persediaan
pengendalian persediaan adalah merupakan Menurut Ristono (2009:6) faktor yang
salah satu kegiatan dari urutan kegiatan– menentukan besar kecilnya persediaan bahan
kegiatan yang berkaitan erat satu sama lain baku atau bahan penolong yaitu:
dalam seluruh operasi produksi perusahaan 1. Volume atau jumlah yang dibutuhkan,
sesuai dengan apa yang telah direncanakan yaitu yang dimaksudkan untuk menjaga
lebih dahulu baik waktu, jumlah, kualitas, dan kelangsungan atau kontinuitas proses
biaya. produksi.
Selanjutnya menurut Kurniawan 2. Kontinuitas produksi tidak terhenti,
(2007:57), membagi fungsi pengendalian diperlukan tingkat persediaan bahan baku
persediaan menjadi tujuh bagian, yaitu: yang tinggi dan sebaliknya.
1. Menyediakan informasi kepada 3. Sifat bahan baku atau bahan penolong,
manajemen mengenai keadaan persediaan, apakah cepat rusak (durable good) atau
2. Mempertahankan tingkat persediaan yang tahan lama (undurable good). Barang yang
ekonomis, tidak tahan lama tidak dapat disimpan
3. Menyediakan persediaan dalam jumlah lama, oleh karena itu bila bahan baku yang
yang secukupnya untuk menjaga jangan yang diperlukan tergolong barang yang
sampai produksi terhenti bila suatu saat tidak tahan lama maka tidak perlu
pen-supply tidak dapat menyerahkan disimpan dalam jumlah yang banyak.
pesanan tepat waktu, Sedangkan untuk bahan baku yang
4. Mengalokasikan ruang penyimpanan mempunyai sifat tahan lama, maka tidak
barang yang diproses serta barang jadi, ada salahnya perusahaan menyimpannya
5. Memungkinkan bagian penjualan dalam jumlah besar.
beroperasi dalam berbagai tingkatan Menurut Ahyari (2005:14) faktor–
melalui penyediaan barang jadi. faktor yang mempengaruhi pengendalian
6. Meningkatkan pemakaian bahan dengan persediaan bahan baku antara lain:
tersedianya keuangan, 1. Perkiraan Pemakaian bahan baku
7. Merencanakan penyediaan kontrak jangka Sebelum perusahaan mengadakan
panjang berdasarkan program produksi. pembelian bahan baku, maka selayaknya
perusahaan mengadakan penyusunan
Suatu pengendalian persediaan yang perkiraan bahan baku untuk kepentingan
dijalankan oleh suatu perusahaan sudah tentu proses produksi.
mempunyai tujuan–tujuan tertentu. Tujuan 2. Harga bahan baku
pengendalian persediaan menurut Assauri Sejumlah nominal yang dikeluarkan
(2005:185) adalah: perusahaan untuk membeli bahan baku.
3. Biaya – biaya persediaan
1. Menjaga jangan sampai perusahaan Di dalam penyelenggaraan persediaan
kehabisan persediaan sehingga dapat bahan baku, maka perusahaan tentunya
mengakibatkan terhentinya proses tidak akan lepas dari biaya – biaya
produksi. persediaan yang akan ditanggung.
2. Menjaga agar pembentukan persediaan 4. Kebijaksanaan Pembelian
oleh perusahaan tidak terlalu besar atau Seberapa besar dana yang dapat
berlebih–lebihan, sehingga biaya–biaya dipergunakan untuk investasi di dalam
yang timbul dari persediaan tidak terlalu persediaan dalam bahan baku ini
besar. dipengaruhi oleh kebijaksanaan

Muhammad Nur Daud/Nuraini: Analisis pengendalian Persediaan Bahan Baku Produksi…………. 764
JURNAL SAMUDRA EKONOMI DAN BISNIS, VOL.8, NO.2 JULII 2017

pembelanjaan yang dilaksanakan dalam diharapkan proses produksi tidak terganggu


perusahaan tersebut. oleh adanya ketidakpastian bahan. Persediaan
5. Pemakaian bahan baku pengaman ini merupakan sejumlah unit
Pemakaian bahan baku dari perusahaan– tertentu, di mana jumlah unit ini akan tetap
perusahaan pada peiode yang lalu untuk dipertahankan, walaupun bahan baku akan
keperluan proses produksi akan dapat berganti dengan yang baru.
dipergunakan sebagai salah satu dasar Standar deviasi digunakan untuk
pertimbangan dalam penyelenggaraan menentukan besarnya persediaan pengaman
bahan baku. dengan pendekatan frequency level of service.
6. Waktu tunggu ( leadtime) frequency level of service merupakan peluang
Yang dimaksud dengan waktu tunggu tidak terjadi kekurangan persediaan selama
adalah merupakan tenggang waktu yang waktu tunggu. frequency level of service
diperlukan antara saat pemesanan bahan digambarkan dalam bentuk persentase (%).
baku dengan datangnya bahan baku yang
diselenggarakan. Titik Pesan Kembali
7. Model Pembelian Bahan Baku Menurut Riyanto (2010:113), Reorder
Pemilihan model pembelian yang akan point ialah saat atau titik di mana harus
digunakan perusahaan disesuaikan dengan diadakan pesanan lagi sedemikian rupa
situasi dan kondisi dari persediaan bahan sehingga kedatangan atau penerimaan
baku yang bersangkutan. material yang dipesan itu adalah tepat pada
8. Persediaan pengaman (safety stock) waktu dimana persediaan di atas safety stock
Pada umumnya untuk menanggulangi sama dengan nol.
adanya kekurangan atau kehabisan bahan
baku, maka perusahaan akan mengadakan METODE PENELITIAN
persediaan pengaman.
9. Pembelian kembali Ruang Lingkup dan Lokasi Penelitian
Di dalam penyelenggaraan persediaan Penelitian ini melingkupi bidang
bahan baku tidak cukup dilaksanakan disiplin ilmu Manajemen Operasional yang
hanya sekali saja, tetapi akan dilaksanakan ditekankan pada pengendalian persediaan
berulang secara berkala. bahan baku. Dalam usaha untuk mendapatkan
data dan informasi tersebut, maka dilakukan
Metode Economic Order Quantity (EOQ) penelitian dan pengamatan langsung pada
Menurut Rangkuti (2007:11), objek penelitian, yaitu pada Wilton
menyatakan Economic Order Quantity (EOQ) Kualasimpang yang terletak di Kota
merupakan jumlah pembelian bahan mentah Kualasimpang. Penelitian di lakukan mulai
pada setiap kali pesan dengan biaya yang bulan Nopember 2016 hingga Januari 2017.
paling rendah. Menurut Riyanto (2010:103)
EOQ adalah jumlah kuantitas barang yang Jenis Data dan Sumber Data
dapat diperoleh dengan biaya yang minimal, 1. Jenis data yang diperoleh dari penelitian
atau sering dikatakan sebagai jumlah lapangan dibagi menjadi dua, yaitu:
pembelian yang optimal.
a. Data kualitatif merupakan metode
Persediaan Pengaman (Safety stock) analisa data yang diuraikan dengan
Menurut Ahyari (2005:35), Safety dukungan pendapat para ahli sebagai
stock (persediaan pengaman) atau sering pula landasan teori (Riduwan, 2009:79).
disebut sebagai persediaan besi (iron stock) b. Data kuantitatif merupakan suatu
adalah merupakan suatu persediaan yang metode analisa data berupa angka-angka
dicadangkan sebagai pengaman dari yang diperoleh dari lapangan langsung
kelangsungan proses produksi perusahaan. dan dibuat perbandingannya antara
Dengan adanya persediaan pengaman ini pendapat para ahli dan teori-teori yang

Muhammad Nur Daud/Nuraini: Analisis pengendalian Persediaan Bahan Baku Produksi…………. 765
JURNAL SAMUDRA EKONOMI DAN BISNIS, VOL.8, NO.2 JULII 2017

ada sebagai landasan teori (Riduwan, Metode Analisis Data


2009:79) . Data-data yang diperoleh selanjutnya
2. Sumber data dalam penelitian ini dibagi dianalisis secara kuantitatif dengan
menjadi dua sumber, yaitu: pendekatan matematis menggunakan
a. Data Primer, diperoleh dengan rumus-rumus ekonomis yang berhubungan
mengadakan penelitian langsung ke dengan persediaan barang (Handoko,
objek penelitian yaitu Wilton 2006:48). Analisis data antara lain
Kualasimpang. dilakukan dengan perhitungan kebutuhan
b. Data Sekunder, pengumpulan data yang rata-rata produk perbulan, kebutuhan rata-
bersifat sekunder diambil dari buku- rata bahan baku produk, nilai persediaan
buku yang ada hubungannya dengan optimal, kuantitas pemesanan optimal, dan
penelitian ini dan di samping itu juga waktu pemesanan yang tepat dengan
menggunakan laporan bulanan yang memperhatikan besarnya biaya persediaan
diterbitkan oleh perusahaan, terutama yang dikeluarkan, maka penulis
yang menyangkut dengan persediaan mempergunakan peralatan yang dipakai
bahan baku. adalah EOQ (Economic Order Quantity) yaitu
menetapkan jumlah pembelian paling
Metode Pengumpulan Data ekonomis, sebagai berikut:
Metode penelitian yang dilakukan
sangat tergantung pada sifat data yang a. Menghitung EOQ dengan rumus
dikumpulkan. Untuk memperoleh data yang
2RS
diperlukan pada penelitian ini, maka EOQ =
digunakan dua cara pengumpulan data, yaitu: C
1. Penelitian Kepustakaan (Library Research) (Render & Heizer 2005:316)
yaitu merupakan cara untuk memperoleh
data yang dilakukan dengan membaca Dimana :
buku-buku dari perpustakaan Universitas EOQ = Kuantitas pembelian optimal
Samudra serta bacaan lainnya yang R = Jumlah pembelian selama satu
berhubungan dengan tulisan ini. periode
2. Penelitian Lapangan adalah penelitian S = Biaya setiap kali pemesanan
yang dilakukan langsung pada objek C = Biaya simpan tahunan dalam
penelitian yaitu Wilton Kualasimpang. rupiah/unit
Guna mengumpulkan data yang bersifat
primer. Dalam hal ini menggunakan tiga b. Penentuan Total Persediaan Bahan Baku
cara penelitian yaitu: Optimal

a. Observasi yaitu melakukan pengamatan TIC Q R
C S
langsung terhadap bahan baku, proses 2 Q
produksi dan jumlah produksi. (Render & Heizer 2005:316)
b. Wawancara yaitu pengumpulan data
dengan cara melakukan tanya jawab Dimana :
langsung kepada pimpinan Wilton
Kualasimpang. TIC = Total biaya persediaan tahunan (total
c. Dokumentasi yaitu mencari data annual inventory cost)
mengenai hal-hal yang berupa cacatan, R = Jumlah pembelian (permintaan )
transkrip, buku, surat kabar, majalah, selama satu period\
notulen rapat, agenda dan sebagainya C = Biaya simpan tahunan dalam rupiah /
(Arikunto, 2005:206). Dalam penelitian kg
ini metode dokumentasi digunakan S = Biaya setiap kali pemesanan
yang berhubungan dengan penggunaan Q = Kuantitas pemesanan (kg / cost)
persediaan bahan baku.

Muhammad Nur Daud/Nuraini: Analisis pengendalian Persediaan Bahan Baku Produksi…………. 766
JURNAL SAMUDRA EKONOMI DAN BISNIS, VOL.8, NO.2 JULII 2017

c. Menghitung safety stock digunakan rumus: bahan baku yang dilakukan perusahaan
bervariasi setiap bulannya, tergantung dari
SS = SDxZ besarnya jumlah pembelian dan pemakaian.
(Render & Heizer 2005:317) Untuk dapat mengetahui kuantitas pemesanan
bahan baku yang optimal dalam pengolahan roti
Dimana : terlebih dahulu harus mengetahui jumlah
SS = Persediaan pengaman kebutuhan bahan baku tiap bulannya. Jumlah
SD = standar deviasi kebutuhan bahan baku tahun 2016 usaha roti
Z = Faktor keamanan dibentuk atas dasar Wilton Kualasimpang sebagai berikut:
kemampuan Perusahaan
Tabel 1. Total Penggunaan Bahan Baku
Untuk menghitung SD digunakan Witon Kualasimpang Tahun 2015
rumus:
Bulan Total Penggunaan
∑( ) Bahan Baku (Kg)
=
Januari 3.640
(Render & Heizer 2005:319)
Februari 2.130
Dimana : Maret 3.900
SD = Standar Deviasi April 2.110
x = Jumlah rata – rata pemakaian bahan
Mei 3.200
baku
= Jumlah pemakaian bahan baku Juni 3.210
sesungguhnya tiap periode Juli 1.840
n = Jumlah data
Agustus 1.950
Menghitung titik pesan kembali digunakan September 3.340
rumus: 3.100
Oktober
ROP=dxL+SS
(Render & Heizer 2005:321) Nopember 2.970
Desember 4.930
Dimana :
Total 36.320
ROP = Titik pesan kembali
D = Pemakaian bahan baku rata-rata per Sumber:Wilton Kualasimpang (diolah tahun
hari 2016)
L = Waktu tunggu Selama ini roti Wilton Kualasimpang
SS = Persediaan pengaman dalam melakukan pembelian bahan baku
berdasarkan penjualan sebelumnya dengan
HASIL ANALISIS pembelian bahan baku setiap bulan.
Perusahaan melakukan pembelian setiap
Kebutuhan Bahan Baku bulan dengan alasan sebagai persediaan
Seperti pada perusahaan umum lainnya dalam proses produksi dan untuk
usaha roti Wilton Kualasimpang tidak mengantisipasi adanya kenaikan harga
menggunakan metode EOQ untuk bahan baku serta keterlambatan dalam
mengendalikan persediaan bahan baku, hal ini pengiriman. Dengan demikian perusahaan
terlihat dari sistem pengadaan bahan baku kurang memperhatikan jumlah pembelian
yang hanya menggunakan metode peramalan yang ekonomis. Dengan mengabaikan
sesuai dengan target penjualan. Timbulnya jumlah pembelian bahan baku yang
persediaan bahan baku diperusahaan disebabkan berakibat perusahaan harus menanggung
oleh adanya perbedaan antara jumlah pembelian biaya penyimpanan dan pemesanan yang
dan pemakaian bahan baku, sehingga persediaan lebih besar.

Muhammad Nur Daud/Nuraini: Analisis pengendalian Persediaan Bahan Baku Produksi…………. 767
JURNAL SAMUDRA EKONOMI DAN BISNIS, VOL.8, NO.2 JULII 2017

Pengendalian Pembelian Bahan Baku

Tabel II. Kuantitas dan Frekuensi Pemesanan Bahan Baku Tahun 2015
BanyaknyaPe
Kuantitas Persediaan Awal Persediaan Akhir
Bulan mesanan
Pemesanan (kg) (kg) (kg)
(kali)
Januari 1 3.700 70 130
Februari 1 3.300 130 1.300
Maret 1 2.700 1.300 100
April 1 3.000 100 990
Mei 1 3.000 990 790
Juni 1 3.000 790 580
Juli 1 3.000 580 1.740
Agustus 1 2.000 1.740 1.790
September 1 2.000 1.790 450
Oktober 1 3.500 450 850
Nopember 1 4.000 850 1.880
Desember 1 3.200 1.880 150
Total 12
Sumber : Wilton Kualasimpang (diolah tahun 2016)
Pengendalian persediaan yang Kebutuhan bahan baku tepung
dilakukan perusahaan pada prinsipnya terigu tahun 2015 sebanyak 36.320 Kg.
bertujuan untuk melakukan pesanan Frekuensi pembelian yang dilakukan
sejumlah kebutuhan untuk beberapa waktu perusahaan selama tahun 2015 sebanyak
tertentu (sesuai lead time). Dalarn 12 kali. Jadi jumlah pembelian rata – rata
melakukan pengendalian persediaan bahan baku selama setahun:
bahan baku, roti Wilton Kualasimpang
melakukan pemesanan secara kontinu Jumlahkebtuuhanbahabnaku 36.320
berdasarkan pengalaman pada waktu 3.026,67Kg
12 12
lampau dalam jumlah yang cukup besar
yang dapat menjamin kontinuitas Biaya Pemesanan
produksi perusahaan. Banyak pemesanan Biaya pemesanan merupakan biaya
dan kuantitas pesanan yang dilakukan yang dikeluarkan oleh perusahaan akibat
perusahaan untuk bahan baku tepung terigu adanya pemesanan bahan baku. Biaya ini
dengan metode perusahaan dapat diketahui tidak dipengaruhi oleh besarnya jumla
pada tabel II. pesanan yang dilakukan perusahaan.
Berdasarkan tabel diatas Komponen biaya pemesanan bahan baku
menunjukkan bahwa banyak pemesanan roti Wilton Kualasimpang terdiri atas biaya
yang dilakukan perusahaan untuk telepon, biaya administrasi, biaya angkut
pembelian bahan baku tepung terigu adalah dan upah.
sebanyak 12 kali. Sedangkan kuantitas
pesanan dengan metode perusahaan untuk 1. Biaya Telpon
bahan baku tepung terigu bervariasi antara
2.000 kg sampai 4000 kg. Yaitu biaya yang timbul karena pemakaian
jasa komunikasi untuk mengadakan
Analisis Kebutuhan Bahan Baku transaksi pemesanan bahan baku. Biaya
Berdasarkan kebijakan perusahaan telepon yang dikeluarkan selama tahun
Kebutuhan Bahan Baku 2015 untuk melakukan transaksi

Muhammad Nur Daud/Nuraini: Analisis pengendalian Persediaan Bahan Baku Produksi…………. 768
JURNAL SAMUDRA EKONOMI DAN BISNIS, VOL.8, NO.2 JULII 2017

pembelian bahan baku tepung terigu oleh jumlah persediaan rata-rata bahan
sebesar Rp. 1.500.000. baku. Biaya penyimpanan per periode akan
2. Biaya Administras semakin besar apabila jumlah persediaan
Yaitu biaya yang terjadi karena perusahaan rata-rata bahan baku semakin tinggi.
melakukan transaksi pembayaran dan Komponen biaya penyimpanan bahan baku
pembelian bahan baku serta pembukuan diuraikan sebagai berikut:
pembelian bahan baku. Pada roti Wilton 1. Biaya fasilitas penyimpanan, meliputi
Kualasimpang biaya administrasi yang biaya listrik sebagai penerangan. Biaya
dikeluarkan hanya untuk transaksi listrik untuk bagian gudang sebesar Rp.
pembayaran bahan baku sebesar Rp. 1.180.500 selama satu tahun.
276.000. 2. Biaya pemeliharaan, meliputi biaya
3. Biaya transportasi dan upa perawatan gudang yang dilakukan
Biaya transportasi adalah biaya yang sebulan sekali. Biaya pemeliharaan per
dikeluarkan perusahaan sebagai biaya tahun sebesar Rp. 981.000 dan biaya
perjalanan dari supplier sampai dengan tenaga kerja bagian gudang 1 orang Rp.
berada di lokasi perusahaan. Jumlah biaya 800.000 per bulan sehingga upah tenaga
transportasi yang dikeluarkan selama tahun kerja bagian gudang selama satu tahun
2015 sebesar Rp. 14.400.000,-. Sedangkan Rp. 9.600.000 .
biaya upah sebesar Rp. 3.600.000,-
pertahun. Tabel IV. Biaya Penyimpanan Bahan Baku
Tahun 2015
Tabel
No III.Tah
Biaya
Buina yPemesanan
2a015 Bahan Baku
Rincian No Biaya Rincian
1 Biaya Telpon Rp 1.500.000 1 Biaya perawatan 10.581.000
Biaya Rp. 276.000 gudang
2
Administrasi 2 Biaya listrik 1.180.500
3 Biaya Rp 14.400.000 Sumber : Roti Wilton Kualasimp1a.n7g6(1d.5a0ta0
J
diolah u m la
tahunh b ia ya
2016) 1
Transportasi
4 Biaya Bongkar Rp. 3.600.000 Jadi biaya penyimpanan bahan baku adalah
barang Total biaya simpan Rp. 11.761.500
Total Rp. 19.776.000 Jumlah Kebutuhan bahan baku 36.320
Sumber : Roti Wilton Kualasimpang (data
diolah tahun 2016) Biaya penyimpanan
= Total biaya penyimpanan
Jadi biaya pemesanan bahan baku adalah: Total jumlah kebutuhan bahan baku
Total biaya Rp. 19.776.000 11.761.500
Frekuensi pemesanan 12 kali dalam satu 36.320
tahun = Rp. 323,83
Totalbiayapesan
Biayapemesanan
frekuensipemesanan Biaya penyimpanan dibulatkan menjadi
19.776.000 Rp. 324 per Kg
12
= Rp. 1.648.000 Total Biaya Persediaan Bahan Baku
Biaya Penyimpanan Pengadaan bahan baku untuk kegiatan
Biaya penyimpanan merupakan proses produksi tidak akan terlepas dari biaya
biaya yang berkaitan dengan penyimpanan produksi yang menyertainya. Begitu juga
bahan baku sebagai stok di gudang. dengan roti Wilton Kualasipang, juga harus
Besarnya biaya penyimpanan dipengaruhi mengetahui total biaya produksi yang telah
dikeluarkan pada periode produksi Tahun

Muhammad Nur Daud/Nuraini: Analisis pengendalian Persediaan Bahan Baku Produksi…………. 769
JURNAL SAMUDRA EKONOMI DAN BISNIS, VOL.8, NO.2 JULII 2017

2015. Total biaya persediaan dapat dihitung persediaan yang dapat meminimumkan
dengan rumus: total biaya persediaan.

Q R Perhitungan Jumlah Pembelian Bahan
TIC C S Baku Optimal
2 Q
Pembelian bahan baku yang optimal
dapat dihitung dengan rumus:
Total biaya persediaan bahan baku adalah:
R = 36.320
C = Rp. 324 kg =
S = Rp. 1.648.000
Q = 3.026,67 kg Jadi pembelian ekonomis bahan baku
adalah:
. , .
= 324 + . , 1.648.000 R = 36.320
= 490.320,54 + 19.775.978,22 S = Rp. 1.648.000
= 20.266.298,76 C = Rp. 324 per Kg
. . .
EOQ = =
dibulatkan menjadi Rp. 20.266.298
19.221,79 dibulatkan menjadi 19.221 kg
Analisis Kebutuhan Bahan Baku
Menggunakan Metode EOQ Perhitungan frekuensi pembelian
Persediaan bahan baku perlu optimal
dikendalikan dengan baik agar dalam Frekuensi pembelian yang optimal
dihitung dengan menggunakan rumus:
pelaksanaan proses produksi dapat berjalan
dengan lancar dan dapat mengoptimalkan R
F* =
penggunaan biaya persediaan. Hal ini Q
sangat penting untuk dilakukan oleh semua Q = 19.221
perusahaan mengingat bahwa persediaan R = 36.320
merupakan mata rantai awal terjadinya
kegiatan produksi. Pengendalian = = 1,88 dibulatkan menjadi 2 kali
.
persediaan dapat mengoptimalkan
kontinyuitas proses produksi yang
berhubungan dengan kuantitas bahan baku Biaya pemesanan yang optimal
yang digunakan. Biaya pemesanan yang optimal
dihitung dengan menggunakan rumus :
persediaan bahan baku yang akan
digunakan dalam proses produksi pada
suatu perusahaan pada umumnya diadakan =
melalui pembelian. Cara pembelian
dilaksanakan dengan mengikuti
serangkaian prosedur sesuai dengan Jadi biaya pemesanan bahan baku yang optimal
kondisi perusahaan sedemikian rupa, adalah:
sehingga pembelian tersebut dapat
menunjang kegiatan produksi dengan R = 36.320
penggunaan biaya yang paling minimal. Q = 19.221
Hal ini dapat diperoleh dengan S = 1.648.000
memperhitungkan pengadaan kuantitas
bahan baku yang paling optimal yang 36.320
= 1.648.000
dikenal dengan istilah Metode EOQ 19.221
(Economical Order Quantity). Model ini = 3.114.060,66 dibulatkan
digunakan untuk menentukan jumlah menjadi Rp. 3.114.060

Muhammad Nur Daud/Nuraini: Analisis pengendalian Persediaan Bahan Baku Produksi…………. 770
JURNAL SAMUDRA EKONOMI DAN BISNIS, VOL.8, NO.2 JULII 2017

Total Biaya Persediaan Bahan Baku 9.143.666,67


Optimal SD = = 872,91
Q R 12
TIC C S Rumus untuk menghitung persediaan
2 Q
pengaman
SS = SD x Z
Total biaya persediaan bahan baku
Maka besarnya kuantitas persediaan
adalah: pengaman ( safety stock ) adalah:
R = 36.320 SS = 1,64 x 872,91
C = Rp. 324 kg SS = 1.431,57 Kg
S = Rp. 1.648.000
Q = 19.221 kg Titik Pemesanan Kembali (Re order
. .
= 324 + 1.648.000 point).
. Diketahui bahwa selisih waktu
= 6.227.862,66
dibulatkan menjadi Rp. 6.227.862 antara pemesanan dengan penerimaan
bahan baku (leadtime) adalah 1 hari, dan
Persediaan Pengaman (Safety Stock) besarnya safety stock 1.431,57 kg maka
Besarnya persediaan pengaman waktu pemesanan kembali adalah :
(safety stock) dipengaruhi oleh besarnya Lead Time = 1 hari
penggunaan bahan baku tepung terigu Safety Stock = 1.431,57 kg
setiap bulan. Besarnya penggunaan bahan Jumlah hari kerja dalam satu tahun = 300
baku tepung terigu setiap periode produksi hari kerja
menentukan besarnya standar deviasi. Jumlah pemakaian bahan baku = 36.320 kg
Besarnya safety stock bahan baku tepung Rata – rata pemakaian bahan baku adalah =
.
terigu optimal menurut metode Economic = 121,06 Kg
Order Quantity sebagai berikut. ROP = 1.431,57 + (1 x 121,06)
ROP = 1.431,57 + 121,06
∑( − )
SD = = 1.552,63 dibulatkan menjadi
1.552 Kg

Tabel VI. Perhitungan Standart Deviasi Bahan Baku tahun 2015


Bulan x x x x ( x x )2
Januari 3.640 3.026,67 613,33 376.173,69
Februari 2.130 3.026,67 -896,67 804.017,09
Maret 3.900 3.026,67 873,33 762.705,29
April 2.110 3.026,67 -916,67 840.283,89
Mei 3.200 3.026,67 173,33 30.043,29
Juni 3.210 3.026,67 183,33 33.609,89
Juli 1.840 3.026,67 -1.186,67 1.408.185,69
Agustus 1.950 3.026,67 -1.076,67 1.159.218,29
September 3.340 3.026,67 313,33 98.175,69
Oktober 3.100 3.026,67 73,33 5.377,29
Nopember 2.970 3.026,67 -56,67 3.211,49
Desember 4.930 3.026,67 1.903,33 3.622.665,09
Total 36.320 36.320 0,00 9.143.666,67
Sumber: Data perusahaan yang diolah tahun 2016

Muhammad Nur Daud/Nuraini: Analisis pengendalian Persediaan Bahan Baku Produksi…………. 771
JURNAL SAMUDRA EKONOMI DAN BISNIS, VOL.8, NO.2 JULII 2017

Perbandingan Pengendalian Persediaan organisasi dapat meningkat karena fungsi


antara Kebijakan Perusahaan dengan penting persediaan, yaitu berfungsi
Kebijakan Menggunakan Metode EOQ menghadapi ketidakpastian dari pemasok.
Untuk dapat mengetahui metode mana Berdasarkan fungsi persediaan tersebut
yang lebih efektif dalam penyediaan bahan diketahui bahwa jenis persediaan perusahaan
baku, maka diperlukan perbandingan antara adalah jenis anticipation stock. Sistem
penyediaan bahan baku menurut kebijakan pemakaian bahan baku perusahaan adalah
perusahaan dan penyediaan menurut sistem FIFO (First In First Out), dimana
perhitungan metode Economic Order bahan baku yang terlebih dahulu masuk
Quantity. Perbandingan tersebut dapat dilihat gudang akan keluar gudang/digunakan
pada Tabel 6 sebagai berikut: terlebih dahulu.
Tabel VI. Perbandingan Persediaan Bahan Dalam pemesanan bahan baku tepung
Baku antara Kebijakan Perusahaan terigu terdapat biaya pemesanan yang harus
dan dengan Menggunakan Metode ditanggung roti Wilton Kualasimpang. Biaya
EOQ pemesanan adalah biaya yang harus
Hal Kebijakan Metode dikeluarkan untuk melakukan pemesanan ke
Perusahaan EOQ pemasok, yang besar biayanya tidak
Kuantitas 3.026,67 19.221 Kg dipengaruhi oleh jumlah pemesanan tetapi
Pembelian Kg dipengaruhi oleh frekuensi pemesanan. Biaya
Frekuensi 12 kali 2 kali pemesanan yang dikeluarkan roti Wilton
Pembelian Kualasimpang meliputi, biaya administrasi,
Biaya setiap 1.648.000 3.114.060 biaya komunikasi, biaya tranportasi dan biaya
kali pesan bongkar yang besarnya Rp. 19.776.000
Persediaan - 1.451,57 Kg selama tahun 2015. Sedangkan biaya
Pengaman penyimpanan yang dikeluarkan roti Wilton
Titik Pesan - 1.552 Kg Kualasimpang meliputi biaya tenaga kerja,
Kembali biaya perawatan gudang dan biaya
Total Biaya Rp. Rp. penerangan yaitu Rp. 11.761.500 dan jumlah
Persediaan 20.266.298 6.227.862 pemesanan bahan baku sebanyak 12 kali
Sumber: Hasil penelitian (diolah tahun dalam setahun.
2016) Sedangkan berdasarkan analisis
dengan perhitungan metode Economic Order
Berdasarkan Tabel VI, dapat diketahui Quantity kuantitas pemesanan per pemesanan
bahwa terjadi perbedaan yang cukup besar yang dilakukan Pada tahun 2015, yaitu
antara kebijakan yang dilakukan oleh sebesar 19.221 kg tiap kali pemesanan dan
perusahaan dengan metode Economic Order jumlah pemesanan bahan baku yang optimum
Quantity, hal ini karena EOQ dibantu dengan sebanyak 2 kali dalam setahun, biaya
frekwensi pembelian selama satu tahun dan pemesanan dalam tahun 2015 sebesar
jarak waktu dilakukan pembelian bahan baku 3.114.060. Dari hasil analisis diperoleh
kembali. Dengan diketahuinya jumlah persediaan pengaman (safety stock) optimal
pembelian maka dapat digunakan sebagai yang harus selalu tersedia di gudang sebesar
perencanaan dalam pengendalian persediaaan 1.451,57 kg. Sedangkan untuk reorder point,
bahan baku pada roti Wilton Kualasimpang. perusahaan harus melakukan pemesanan
Pengendalian persediaan yang bahan baku kembali pada saat persediaan di
dilakukan oleh perusahaan bertujuan untuk gudang sebesar 1.552 kg. Dengan frekuensi
memperlancar proses produksi, pemesanan yang lebih kecil akan mengurangi
mengantisipasi kekurangan bahan dan biaya pemesanan, sehingga tingkat persediaan
mengantisipasi terhadap kelebihan persediaan yang optimal tersebut, perusahaan akan
yang akan menyebabkan pemborosan biaya. menghemat biaya persediaan sebesar Rp.
Selain itu, efektifitas operasional suatu 14.038.436 selama satu tahun.

Muhammad Nur Daud/Nuraini: Analisis pengendalian Persediaan Bahan Baku Produksi…………. 772
JURNAL SAMUDRA EKONOMI DAN BISNIS, VOL.8, NO.2 JULII 2017

Hasil analisis menggunakan Metode 1. Sistem pengendalian persediaan bahan


Economic Order Quantity diketahui lebih baku tepung terigu di Wilton
efisien dan efektif dalam pengendalian Kualasimpang belum efektif dari segi
persediaan bahan baku dibandingkan dengan biaya persediaan. Hal ini ditunjukkan dari
kebijakan yang selama ini diterapkan oleh roti tingginya biaya persediaan yang dihasilkan
Wilton Kualasimpang. Jika roti Wilton perusahaan dibandingkan sistem
Kualasimpang menerapkan kebijakan tersebut pengendalian menggunakan metode EOQ
secara maksimal, maka perusahaan akan yang menghasilkan penghematan
terhindar dari kerugian yang disebabkan dibandingkan metode perusahaan.
terhentinya produksi. 2. Kebijakan perusahaan dalam menentukan
Hasil penelitian ini di dukung oleh pembelian bahan baku belum
penelitian yang di lakukan Adi Widoso mendatangkan biaya persediaan yang
(2009), bahwa hasil Penerapan pengendalian minimum. Hal ini terlihat dari kuantitas
persediaan bahan baku menggunakan model pembelian bahan baku tepung terigu yang
pengawasan dan dengan menggunakan dilakukan perusahaan pada tahun 2015
metode EOQ maka dapat ditentukan besarnya adalah 3.026,67 kg dengan frekuensi
jumlah pemesanan ekonomis guna pembelian 12 kali. Sedangkan berdasarkan
pengendalian persediaan bahan baku yang analisis EOQ kuantitas pembelian bahan
efektif serta adanya selisih penyimpangan baku tepung terigu adalah 19.221 kg
realisasi persediaan. dengan frekuensi pembelian 2 kali dalam
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan setahun.
pendapat yang disampaikan oleh Riyanto 3. Kuantitas persediaan pengaman atau safety
(2010:103) EOQ adalah jumlah kuantitas stock dan re order point menurut kebijakan
barang yang dapat diperoleh dengan biaya perusahaan pada tahun 2015 adalah tidak
yang minimal, atau sering dikatakan sebagai ada. Sedangkan berdasarkan analisis
jumlah pembelian yang optimal. metode EOQ kuantitas persediaan
Langkah-langkah perhitungan EOQ pengaman adalah 1.451,57 kg dan titik
sama dengan penelitian Idir (2014) yang pesan kembali adalah 1.552 kg.
melakukan perhitungan bahan baku dengan
menggunakan metode EOQ untuk SARAN
menentukan besarnya jumlah bahan baku Adapun hal-hal yang dapat disarankan
yang optimal hanya saja dalam penelitian ini dan menjadi masukan bagi perusahaan atas
tidak dihitung Reorder poin dan Safety stock. bahasan dalam hasil penelitian ini adalah:
Dengan diketahuinya jumlah pemesanan yang 1. Wilton Kualasimpang perlu mengkaji
optimal maka dalam menentukan rencana kembali metode pengendalian yang
kerja pihak Wilton akan lebih terbantu dengan diterapkan selama ini, karena berdasarkan
metode ini dan selisih dari realisasi rencana hasil pengolahan dengan metode yang
kerja tidak akan melebihi dari jumlah digunakan peneliti, total biaya persediaan
produksi. Berdasarkan analisis dapat masih dapat diminimalkan. Dengan
disimpulkan bahwa pengendalian persediaan menggunakan metode EOQ dalam
bahan baku yang dilakukan oleh roti Wilton kebijakan pengadaan bahan baku
Kualasimpang belum efektif. perusahaan akan mendapatkan kuantitas
pembelian bahan baku yang optimal
KESIMPULAN dengan biaya yang minimum dibandingkan
Berdasarkan pemaparan-pemaparan kebijakan perusahaan sebelumnya.
yang telah diuraikan penelitian yang 2. Perusahaan sebaiknya menentukan
menganalisa pengendalian persediaan bahan besarnya safety stock dan re – order point
baku kacang kedelai dapat diambil beberapa dalam pengendalian persediaan bahan baku
kesimpulan yaitu: untuk melindungi atau menjaga
kemungkinan kekurangan bahan baku yang

Muhammad Nur Daud/Nuraini: Analisis pengendalian Persediaan Bahan Baku Produksi…………. 773
JURNAL SAMUDRA EKONOMI DAN BISNIS, VOL.8, NO.2 JULII 2017

lebih besar dari perkiraan dan untuk Herjanto, Eddy, 2008, Manajemn Operasi,
menjaga kemungkinan keterlambatan Jakarta: PT. Raja Grasindo Persada.
bahan baku yang dipesan. Idir, 2014, Analisis Pelaksanaan Pengendalian
3. Dalam pengadaan bahan baku tepung Persediaan Bahan Baku terhadap
terigu, Wilton Kualasimpang sebaiknya Produksi pada PT. Wajar Corpora
melakukan pembelian tepung terigu dalam Kabupaten Aceh Tamiang, Skripsi,
jumlah yang besar dan dengan frekuensi Fakultas Ekonomi Universitas Samudra
yang rendah per periode produksi, hal ini Langsa.
dilakukan untuk meminimalisir biaya Indrajit, Eko Richardus dan R. Djokopranoto,
persediaan. 2007, Manajemen Persediaan, Jakarta:
PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA Kurniawan, Hendra, 2007, Perencanaan dan
Pengawasan Produksi, Jogyakarta:
Adisaputro, Gunawan dan Yunita Anggraeni, CV. Andi Ofset.
Prawirosentono, 2008, Riset Operasi Dan
2007, Anggaran Bisnis: Analisis,
Ekonofisika, Jakarta, PT Bumi Aksara.
Perencanaan dan Pengendalian Laba,
Rangkuti, Freddy, 2007, Manajemen
Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Persediaan aplikasi dalam bisnis,
Adi, Widoso, 2009, Analisis Perencanaan
Produksi dengan Pengendalian Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Persediaan Bahan Baku pada Unit Render, Barry and Heizer Jay, 2005,
Usaha Sarana Produksi Ternak Manajemen Operasi, Jakarta: Salemba
Koperasi Agro Niaga Jabung Malang, Empat.
Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Riduwan, 2009, Skala Pengukuran Variabel
Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim – variabel Penelitian, Bandung: CV
Malang. Alfabeta.
Ahyari, Agus, 2005, Efisiensi Persediaan
Bahan “Buku Pegangan untuk Ristono, Agus, 2009, Manajemen
Perusahaan–Perusahaan Kecil dan Persediaan Edisi Pertama,
Menengah”, Yogyakarta: BPFE Yogyakarta: CV. Graha Ilmu.
Universitas Gadjah Mada. Riyanto, Bambang, 2010, Dasar–dasar
Arikunto, Suharsimi, 2005, Prosedur Pembelanjaan Perusahaan,
Penelitian Suatu Pendekatan Yogyakarta: BPFE.
Praktek, Jakarta: Rineka Cipta. Tampubolon, 2008, Manajemen
Assauri, S, 2005, Manajemen Produksi, Operasional, Jakarta: PT Ghalia
Jakarta: Lembaga Penerbit FE-UI. Handoko, Indonesia.
2006, Dasar-dasar Manajemen
Produksi dan Operasi, Yogyakarta:
BPFE.

Muhammad Nur Daud/Nuraini: Analisis pengendalian Persediaan Bahan Baku Produksi…………. 774

Anda mungkin juga menyukai