2 JULII 2017
Abstrak
Muhammad Nur Daud/Nuraini: Analisis pengendalian Persediaan Bahan Baku Produksi…………. 760
JURNAL SAMUDRA EKONOMI DAN BISNIS, VOL.8, NO.2 JULII 2017
Muhammad Nur Daud/Nuraini: Analisis pengendalian Persediaan Bahan Baku Produksi…………. 761
JURNAL SAMUDRA EKONOMI DAN BISNIS, VOL.8, NO.2 JULII 2017
Persediaan adalah sejumlah bahan- suatu bentuk, tetapi masih perlu diproses
bahan, bagian-bagian yang disediakan dan lebih lanjut menjadi barang jadi.
bahan-bahan dalam proses yang terdapat 5. Persediaan barang jadi (finished goods),
dalam perusahaan untuk proses produksi, persediaan barang-barang yang telah
serta barang-barang jadi/produk yang selesai diproses atau diolah dalam pabrik
disediakan untuk memenuhi permintaan dari dan siap dijual atau dikirim kepada
konsumen atau langganan setiap waktu pelanggan.
(Rangkuti, 2007:26).
Menurut Assauri (2005:176), Biaya-biaya Persediaan
pengendalian persediaan merupakan salah Menurut Rangkuti (2007:34), umumnya
satu kegiatan dari urutan kegiatan-kegiatan untuk pengambilan keputusan penentuan
yang bertautan erat satu sama lain dalam besarnya jumlah persediaan, biaya-biaya
seluruh operasi produksi perusahaan tersebut variabel berikut ini harus dipertimbangkan,
sesuai dengan apa yang telah direncanakan diantaranya:
lebih dahulu baik waktu, jumlah, kualitas 1. Biaya penyimpanan (holding costs atau
maupun biaya. Sedangkan menurut Herjanto carrying costs), terdiri atas biaya-biaya
(2008:238), pengendalian persediaan adalah yang bervariasi secara langsung dengan
serangkaian kebijakan pengendalian untuk kuantitas persediaan. Biaya penyimpanan
menentukan tingkat persediaan yang harus per periode akan semakin besar apabila
dijaga, kapan pesanan untuk menambah kuantitas bahan yang dipesan semakin
persediaan harus dilakukan dan berapa besar banyak atau rata-rata persediaan semakin
pesanan harus diadakan, jumlah atau tingkat tinggi.
persediaan yang dibutuhkan berbeda-beda 2. Biaya pemesanan atau pembelian
untuk setiap perusahaan pabrik, tergantung (ordering costs atau procurement costs).
dari volume produksinya, jenis perusahaan Pada umumnya, biaya per pesanan (di luar
dan prosesnya. biaya bahan dan potongan kuantitas) tidak
Menurut Rangkuti (2007:28), Setiap naik apabila kuantitas pesanan bertambah
jenis persediaan memiliki karakteristik besar. Tetapi, apabila semakin banyak
tersendiri dan cara pengolahan yang berbeda. komponen yang dipesan setiap kali pesan,
Persediaan dapat dibedakan menjadi beberapa jumlah pesanan per periode turun, maka
jenis diantaranya sebagai berikut : biaya pemesanan total akan turun. Ini
1. Persediaan bahan mentah (raw material) berarti, biaya pemesanan total per periode
yaitu persediaan barang berwujud, seperti (tahunan) sama dengan jumlah pesanan
besi, kayu, serta komponen-komponen lain yang dilakukan setiap periode dilakukan
yang digunakan dalam proses prouksi. biaya yang harus dikeluarkan setiap kali
2. Persediaan komponen-komponen rakitan pesan.
(purchased parts/components) yaitu Sedangkan menurut Ristono (2009:21)
persediaan barang-barang yang tediri dari terdapat empat biaya persediaan:
komponen-komponen yang diperoleh dari 1. Ongkos Pembelian (Purchase Cost)
perusahaan lain yang secara langsung Ongkos pembelian adalah harga per unit
dapat dirakit menjadi suatu produk. apabila item dibeli dari pihak luar, atau
3. Persediaan bahan pembantu atau penolong biaya produksi per unit apabila diproduksi
(supplies) yaitu persediaan barang-barang dalam perusahaan atau dapat dikatakan
yang diperlukan dalam proses produksi, pula bahwa biaya pembelian adalah semua
tetapi bukan merupakan bagian atau biaya yang digunakan untuk membeli suku
komponen barang jadi. cadang.
4. Persediaan barang dalam proses yaitu 2. Ongkos Pemesanan atau biaya persiapan
persediaan barang-barang yang merupakan (Order Cost atau set up cost)
keluaran dari tiap-tiap bagian dalam proses Ordering cost adalah biaya yang
produksi atau yang telah diolah menjadi dikeluarkan sehubungan dengan
Muhammad Nur Daud/Nuraini: Analisis pengendalian Persediaan Bahan Baku Produksi…………. 762
JURNAL SAMUDRA EKONOMI DAN BISNIS, VOL.8, NO.2 JULII 2017
Muhammad Nur Daud/Nuraini: Analisis pengendalian Persediaan Bahan Baku Produksi…………. 763
JURNAL SAMUDRA EKONOMI DAN BISNIS, VOL.8, NO.2 JULII 2017
Muhammad Nur Daud/Nuraini: Analisis pengendalian Persediaan Bahan Baku Produksi…………. 764
JURNAL SAMUDRA EKONOMI DAN BISNIS, VOL.8, NO.2 JULII 2017
Muhammad Nur Daud/Nuraini: Analisis pengendalian Persediaan Bahan Baku Produksi…………. 765
JURNAL SAMUDRA EKONOMI DAN BISNIS, VOL.8, NO.2 JULII 2017
Muhammad Nur Daud/Nuraini: Analisis pengendalian Persediaan Bahan Baku Produksi…………. 766
JURNAL SAMUDRA EKONOMI DAN BISNIS, VOL.8, NO.2 JULII 2017
c. Menghitung safety stock digunakan rumus: bahan baku yang dilakukan perusahaan
bervariasi setiap bulannya, tergantung dari
SS = SDxZ besarnya jumlah pembelian dan pemakaian.
(Render & Heizer 2005:317) Untuk dapat mengetahui kuantitas pemesanan
bahan baku yang optimal dalam pengolahan roti
Dimana : terlebih dahulu harus mengetahui jumlah
SS = Persediaan pengaman kebutuhan bahan baku tiap bulannya. Jumlah
SD = standar deviasi kebutuhan bahan baku tahun 2016 usaha roti
Z = Faktor keamanan dibentuk atas dasar Wilton Kualasimpang sebagai berikut:
kemampuan Perusahaan
Tabel 1. Total Penggunaan Bahan Baku
Untuk menghitung SD digunakan Witon Kualasimpang Tahun 2015
rumus:
Bulan Total Penggunaan
∑( ) Bahan Baku (Kg)
=
Januari 3.640
(Render & Heizer 2005:319)
Februari 2.130
Dimana : Maret 3.900
SD = Standar Deviasi April 2.110
x = Jumlah rata – rata pemakaian bahan
Mei 3.200
baku
= Jumlah pemakaian bahan baku Juni 3.210
sesungguhnya tiap periode Juli 1.840
n = Jumlah data
Agustus 1.950
Menghitung titik pesan kembali digunakan September 3.340
rumus: 3.100
Oktober
ROP=dxL+SS
(Render & Heizer 2005:321) Nopember 2.970
Desember 4.930
Dimana :
Total 36.320
ROP = Titik pesan kembali
D = Pemakaian bahan baku rata-rata per Sumber:Wilton Kualasimpang (diolah tahun
hari 2016)
L = Waktu tunggu Selama ini roti Wilton Kualasimpang
SS = Persediaan pengaman dalam melakukan pembelian bahan baku
berdasarkan penjualan sebelumnya dengan
HASIL ANALISIS pembelian bahan baku setiap bulan.
Perusahaan melakukan pembelian setiap
Kebutuhan Bahan Baku bulan dengan alasan sebagai persediaan
Seperti pada perusahaan umum lainnya dalam proses produksi dan untuk
usaha roti Wilton Kualasimpang tidak mengantisipasi adanya kenaikan harga
menggunakan metode EOQ untuk bahan baku serta keterlambatan dalam
mengendalikan persediaan bahan baku, hal ini pengiriman. Dengan demikian perusahaan
terlihat dari sistem pengadaan bahan baku kurang memperhatikan jumlah pembelian
yang hanya menggunakan metode peramalan yang ekonomis. Dengan mengabaikan
sesuai dengan target penjualan. Timbulnya jumlah pembelian bahan baku yang
persediaan bahan baku diperusahaan disebabkan berakibat perusahaan harus menanggung
oleh adanya perbedaan antara jumlah pembelian biaya penyimpanan dan pemesanan yang
dan pemakaian bahan baku, sehingga persediaan lebih besar.
Muhammad Nur Daud/Nuraini: Analisis pengendalian Persediaan Bahan Baku Produksi…………. 767
JURNAL SAMUDRA EKONOMI DAN BISNIS, VOL.8, NO.2 JULII 2017
Tabel II. Kuantitas dan Frekuensi Pemesanan Bahan Baku Tahun 2015
BanyaknyaPe
Kuantitas Persediaan Awal Persediaan Akhir
Bulan mesanan
Pemesanan (kg) (kg) (kg)
(kali)
Januari 1 3.700 70 130
Februari 1 3.300 130 1.300
Maret 1 2.700 1.300 100
April 1 3.000 100 990
Mei 1 3.000 990 790
Juni 1 3.000 790 580
Juli 1 3.000 580 1.740
Agustus 1 2.000 1.740 1.790
September 1 2.000 1.790 450
Oktober 1 3.500 450 850
Nopember 1 4.000 850 1.880
Desember 1 3.200 1.880 150
Total 12
Sumber : Wilton Kualasimpang (diolah tahun 2016)
Pengendalian persediaan yang Kebutuhan bahan baku tepung
dilakukan perusahaan pada prinsipnya terigu tahun 2015 sebanyak 36.320 Kg.
bertujuan untuk melakukan pesanan Frekuensi pembelian yang dilakukan
sejumlah kebutuhan untuk beberapa waktu perusahaan selama tahun 2015 sebanyak
tertentu (sesuai lead time). Dalarn 12 kali. Jadi jumlah pembelian rata – rata
melakukan pengendalian persediaan bahan baku selama setahun:
bahan baku, roti Wilton Kualasimpang
melakukan pemesanan secara kontinu Jumlahkebtuuhanbahabnaku 36.320
berdasarkan pengalaman pada waktu 3.026,67Kg
12 12
lampau dalam jumlah yang cukup besar
yang dapat menjamin kontinuitas Biaya Pemesanan
produksi perusahaan. Banyak pemesanan Biaya pemesanan merupakan biaya
dan kuantitas pesanan yang dilakukan yang dikeluarkan oleh perusahaan akibat
perusahaan untuk bahan baku tepung terigu adanya pemesanan bahan baku. Biaya ini
dengan metode perusahaan dapat diketahui tidak dipengaruhi oleh besarnya jumla
pada tabel II. pesanan yang dilakukan perusahaan.
Berdasarkan tabel diatas Komponen biaya pemesanan bahan baku
menunjukkan bahwa banyak pemesanan roti Wilton Kualasimpang terdiri atas biaya
yang dilakukan perusahaan untuk telepon, biaya administrasi, biaya angkut
pembelian bahan baku tepung terigu adalah dan upah.
sebanyak 12 kali. Sedangkan kuantitas
pesanan dengan metode perusahaan untuk 1. Biaya Telpon
bahan baku tepung terigu bervariasi antara
2.000 kg sampai 4000 kg. Yaitu biaya yang timbul karena pemakaian
jasa komunikasi untuk mengadakan
Analisis Kebutuhan Bahan Baku transaksi pemesanan bahan baku. Biaya
Berdasarkan kebijakan perusahaan telepon yang dikeluarkan selama tahun
Kebutuhan Bahan Baku 2015 untuk melakukan transaksi
Muhammad Nur Daud/Nuraini: Analisis pengendalian Persediaan Bahan Baku Produksi…………. 768
JURNAL SAMUDRA EKONOMI DAN BISNIS, VOL.8, NO.2 JULII 2017
pembelian bahan baku tepung terigu oleh jumlah persediaan rata-rata bahan
sebesar Rp. 1.500.000. baku. Biaya penyimpanan per periode akan
2. Biaya Administras semakin besar apabila jumlah persediaan
Yaitu biaya yang terjadi karena perusahaan rata-rata bahan baku semakin tinggi.
melakukan transaksi pembayaran dan Komponen biaya penyimpanan bahan baku
pembelian bahan baku serta pembukuan diuraikan sebagai berikut:
pembelian bahan baku. Pada roti Wilton 1. Biaya fasilitas penyimpanan, meliputi
Kualasimpang biaya administrasi yang biaya listrik sebagai penerangan. Biaya
dikeluarkan hanya untuk transaksi listrik untuk bagian gudang sebesar Rp.
pembayaran bahan baku sebesar Rp. 1.180.500 selama satu tahun.
276.000. 2. Biaya pemeliharaan, meliputi biaya
3. Biaya transportasi dan upa perawatan gudang yang dilakukan
Biaya transportasi adalah biaya yang sebulan sekali. Biaya pemeliharaan per
dikeluarkan perusahaan sebagai biaya tahun sebesar Rp. 981.000 dan biaya
perjalanan dari supplier sampai dengan tenaga kerja bagian gudang 1 orang Rp.
berada di lokasi perusahaan. Jumlah biaya 800.000 per bulan sehingga upah tenaga
transportasi yang dikeluarkan selama tahun kerja bagian gudang selama satu tahun
2015 sebesar Rp. 14.400.000,-. Sedangkan Rp. 9.600.000 .
biaya upah sebesar Rp. 3.600.000,-
pertahun. Tabel IV. Biaya Penyimpanan Bahan Baku
Tahun 2015
Tabel
No III.Tah
Biaya
Buina yPemesanan
2a015 Bahan Baku
Rincian No Biaya Rincian
1 Biaya Telpon Rp 1.500.000 1 Biaya perawatan 10.581.000
Biaya Rp. 276.000 gudang
2
Administrasi 2 Biaya listrik 1.180.500
3 Biaya Rp 14.400.000 Sumber : Roti Wilton Kualasimp1a.n7g6(1d.5a0ta0
J
diolah u m la
tahunh b ia ya
2016) 1
Transportasi
4 Biaya Bongkar Rp. 3.600.000 Jadi biaya penyimpanan bahan baku adalah
barang Total biaya simpan Rp. 11.761.500
Total Rp. 19.776.000 Jumlah Kebutuhan bahan baku 36.320
Sumber : Roti Wilton Kualasimpang (data
diolah tahun 2016) Biaya penyimpanan
= Total biaya penyimpanan
Jadi biaya pemesanan bahan baku adalah: Total jumlah kebutuhan bahan baku
Total biaya Rp. 19.776.000 11.761.500
Frekuensi pemesanan 12 kali dalam satu 36.320
tahun = Rp. 323,83
Totalbiayapesan
Biayapemesanan
frekuensipemesanan Biaya penyimpanan dibulatkan menjadi
19.776.000 Rp. 324 per Kg
12
= Rp. 1.648.000 Total Biaya Persediaan Bahan Baku
Biaya Penyimpanan Pengadaan bahan baku untuk kegiatan
Biaya penyimpanan merupakan proses produksi tidak akan terlepas dari biaya
biaya yang berkaitan dengan penyimpanan produksi yang menyertainya. Begitu juga
bahan baku sebagai stok di gudang. dengan roti Wilton Kualasipang, juga harus
Besarnya biaya penyimpanan dipengaruhi mengetahui total biaya produksi yang telah
dikeluarkan pada periode produksi Tahun
Muhammad Nur Daud/Nuraini: Analisis pengendalian Persediaan Bahan Baku Produksi…………. 769
JURNAL SAMUDRA EKONOMI DAN BISNIS, VOL.8, NO.2 JULII 2017
2015. Total biaya persediaan dapat dihitung persediaan yang dapat meminimumkan
dengan rumus: total biaya persediaan.
Q R Perhitungan Jumlah Pembelian Bahan
TIC C S Baku Optimal
2 Q
Pembelian bahan baku yang optimal
dapat dihitung dengan rumus:
Total biaya persediaan bahan baku adalah:
R = 36.320
C = Rp. 324 kg =
S = Rp. 1.648.000
Q = 3.026,67 kg Jadi pembelian ekonomis bahan baku
adalah:
. , .
= 324 + . , 1.648.000 R = 36.320
= 490.320,54 + 19.775.978,22 S = Rp. 1.648.000
= 20.266.298,76 C = Rp. 324 per Kg
. . .
EOQ = =
dibulatkan menjadi Rp. 20.266.298
19.221,79 dibulatkan menjadi 19.221 kg
Analisis Kebutuhan Bahan Baku
Menggunakan Metode EOQ Perhitungan frekuensi pembelian
Persediaan bahan baku perlu optimal
dikendalikan dengan baik agar dalam Frekuensi pembelian yang optimal
dihitung dengan menggunakan rumus:
pelaksanaan proses produksi dapat berjalan
dengan lancar dan dapat mengoptimalkan R
F* =
penggunaan biaya persediaan. Hal ini Q
sangat penting untuk dilakukan oleh semua Q = 19.221
perusahaan mengingat bahwa persediaan R = 36.320
merupakan mata rantai awal terjadinya
kegiatan produksi. Pengendalian = = 1,88 dibulatkan menjadi 2 kali
.
persediaan dapat mengoptimalkan
kontinyuitas proses produksi yang
berhubungan dengan kuantitas bahan baku Biaya pemesanan yang optimal
yang digunakan. Biaya pemesanan yang optimal
dihitung dengan menggunakan rumus :
persediaan bahan baku yang akan
digunakan dalam proses produksi pada
suatu perusahaan pada umumnya diadakan =
melalui pembelian. Cara pembelian
dilaksanakan dengan mengikuti
serangkaian prosedur sesuai dengan Jadi biaya pemesanan bahan baku yang optimal
kondisi perusahaan sedemikian rupa, adalah:
sehingga pembelian tersebut dapat
menunjang kegiatan produksi dengan R = 36.320
penggunaan biaya yang paling minimal. Q = 19.221
Hal ini dapat diperoleh dengan S = 1.648.000
memperhitungkan pengadaan kuantitas
bahan baku yang paling optimal yang 36.320
= 1.648.000
dikenal dengan istilah Metode EOQ 19.221
(Economical Order Quantity). Model ini = 3.114.060,66 dibulatkan
digunakan untuk menentukan jumlah menjadi Rp. 3.114.060
Muhammad Nur Daud/Nuraini: Analisis pengendalian Persediaan Bahan Baku Produksi…………. 770
JURNAL SAMUDRA EKONOMI DAN BISNIS, VOL.8, NO.2 JULII 2017
Muhammad Nur Daud/Nuraini: Analisis pengendalian Persediaan Bahan Baku Produksi…………. 771
JURNAL SAMUDRA EKONOMI DAN BISNIS, VOL.8, NO.2 JULII 2017
Muhammad Nur Daud/Nuraini: Analisis pengendalian Persediaan Bahan Baku Produksi…………. 772
JURNAL SAMUDRA EKONOMI DAN BISNIS, VOL.8, NO.2 JULII 2017
Muhammad Nur Daud/Nuraini: Analisis pengendalian Persediaan Bahan Baku Produksi…………. 773
JURNAL SAMUDRA EKONOMI DAN BISNIS, VOL.8, NO.2 JULII 2017
lebih besar dari perkiraan dan untuk Herjanto, Eddy, 2008, Manajemn Operasi,
menjaga kemungkinan keterlambatan Jakarta: PT. Raja Grasindo Persada.
bahan baku yang dipesan. Idir, 2014, Analisis Pelaksanaan Pengendalian
3. Dalam pengadaan bahan baku tepung Persediaan Bahan Baku terhadap
terigu, Wilton Kualasimpang sebaiknya Produksi pada PT. Wajar Corpora
melakukan pembelian tepung terigu dalam Kabupaten Aceh Tamiang, Skripsi,
jumlah yang besar dan dengan frekuensi Fakultas Ekonomi Universitas Samudra
yang rendah per periode produksi, hal ini Langsa.
dilakukan untuk meminimalisir biaya Indrajit, Eko Richardus dan R. Djokopranoto,
persediaan. 2007, Manajemen Persediaan, Jakarta:
PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA Kurniawan, Hendra, 2007, Perencanaan dan
Pengawasan Produksi, Jogyakarta:
Adisaputro, Gunawan dan Yunita Anggraeni, CV. Andi Ofset.
Prawirosentono, 2008, Riset Operasi Dan
2007, Anggaran Bisnis: Analisis,
Ekonofisika, Jakarta, PT Bumi Aksara.
Perencanaan dan Pengendalian Laba,
Rangkuti, Freddy, 2007, Manajemen
Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Persediaan aplikasi dalam bisnis,
Adi, Widoso, 2009, Analisis Perencanaan
Produksi dengan Pengendalian Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Persediaan Bahan Baku pada Unit Render, Barry and Heizer Jay, 2005,
Usaha Sarana Produksi Ternak Manajemen Operasi, Jakarta: Salemba
Koperasi Agro Niaga Jabung Malang, Empat.
Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Riduwan, 2009, Skala Pengukuran Variabel
Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim – variabel Penelitian, Bandung: CV
Malang. Alfabeta.
Ahyari, Agus, 2005, Efisiensi Persediaan
Bahan “Buku Pegangan untuk Ristono, Agus, 2009, Manajemen
Perusahaan–Perusahaan Kecil dan Persediaan Edisi Pertama,
Menengah”, Yogyakarta: BPFE Yogyakarta: CV. Graha Ilmu.
Universitas Gadjah Mada. Riyanto, Bambang, 2010, Dasar–dasar
Arikunto, Suharsimi, 2005, Prosedur Pembelanjaan Perusahaan,
Penelitian Suatu Pendekatan Yogyakarta: BPFE.
Praktek, Jakarta: Rineka Cipta. Tampubolon, 2008, Manajemen
Assauri, S, 2005, Manajemen Produksi, Operasional, Jakarta: PT Ghalia
Jakarta: Lembaga Penerbit FE-UI. Handoko, Indonesia.
2006, Dasar-dasar Manajemen
Produksi dan Operasi, Yogyakarta:
BPFE.
Muhammad Nur Daud/Nuraini: Analisis pengendalian Persediaan Bahan Baku Produksi…………. 774