Anda di halaman 1dari 3

Hipotermia

A. DEFINISI

Hipotermia adalah penurunan suhu tubuh yang berpotensi berbahaya, biasanya disebabkan
oleh paparan terhadap suhu dingin yang terlalu lama. Kondisi ini di definisikan sebagai suatu
kondisi di mana suhu tubuh (internal) adalah <35c sebagai akibat paparan suhu dingin atau
ketidakmampuan tubuh untuk mempertahankan suhu tubuh dengan tidak adanya suhu
lingkungan yang rendah (smelzer dkk.,2010).

B. ETIOLOGI

Penyebab utama hipotermia adalah paparan suhu dingin. Hipotermia dapat terjadi ketika
keseimbangan antara poduksi panas tubuh terganggu dan tubuh mengalami kehilangan panas
dalam waktu berkepanjangan. Hiportemia yang tidak disengaja biasanya terjadi setelah paparan
suhu dingin tanpa cukup udara hangat atau pakaian kering untuk perlindungan. Hiportemia
biasanya dialami oleh orang yang mendaki gunung karena udara di pegunungan cenderung lebih
dingin disbanding dataran rendah.

Namun demikian, lingkungan dengan udara yang tidak terlalu dingin juga dapat
menyebabkan hiportemia, tergantung pada usia seseorang, masa tubuh, lemak tubuh,kesehatan
secara keseluruhan, dan lamanya waktu terkena suhu dingin. Misalnya, lansia dan bayi yang bias
terkena hipotermia meskipun udara tidak terlalu dingin. Kondisi medis tertentu seperti diabetes
dan kondisi tiroid, trauma berat, atau menggunakan obat-obatan atau alcohol dapat
meningkatkan risiko hipotermia.

C. PATOFISOLOGI

Yang termasuk mekanisme kehilangan panas tubuh antara lain:

1) Panas radiasi. Sebagian besar kehilangan panas disebabkan oleh panas yang terpancar
dari permukaan tubuh yang tidak terlindung.
2) Kontak langsung. Jika bersentuhan langsung dengan sesuatu yang sangat dingin, seperti
air dingin atau tanah yang dingin, tubuh dapat kehilangan panas. Air adalah mediator
efektif untuk memindahkan panas dari tubuh, sehingga panas tubuh akan hilang lebih
cepat dalam air dingin dari pada di udara dingin. Demikian pula, kehilangan panas dari
tubuh akan jauh lebih cepat terjadi jika seseorang memakai pakaian basah, contohnya
ketika dalam hujan.
3) Angin. Angin menghilangkan panas tubuh dengan membawa lapisan tipis udara hangat di
permukaan kulit. Faktor angin dingin menjadi factor paling dominan penyebab tubuh
kehilangan panas.
D. FACTOR RISIKO
1) Lanjut usia, bayi, dan anak-anak tanpa pemanasan, pakaian, atau makanan yang
memadai.
2) Orang dengan penyakit mental
3) Orang-orang yang berada di luar ruangan untuk waktu yang lama.
4) Orang-orang dalam cuaca dingin yang terganggu oleh alcohol atau obat-obatan
E. MANIFESTASI KLINIS

Hipotermia adalah menyebabkan perubahan fisiologis disemua sistem organ. Terjadi


penurunan progresif dengan apati, penilaian buruk, ataksia, disartria, kantuk, edema paru, ke
lainan asam-basa, koagulopati, dan koma. Selain itu, detak jantung dan tekanan darah mungkin
sangat lemah sehingga denyut nadi perifer menjadi tidak terdeteksi. Disritma jantung juga dapat
terjadi. Abnormalitas fisiologis lainnya yang mungkin terjadi adalah hipoksema dan asidosis
(smeltzer dkk.,2010).

Pada bayi, yang termasuk gejala hipotermia adalah kulit yang terasa dingin ketika diraba,
kulit memerah, dan lemah. Sementara itu, gejala hipotermia untuk orang dewasa antara lain:

1) Menggigil, yang dapat berhenti saat hipotermia berlangsung ( menggigil sebenarnya


adalah pertanda baik bahwa sistem pengaturan panas seseorang masih aktif).
2) Napas pendek dan melambat.
3) Konfusi dan kehilangan kesadaran.
4) Kelelahan atau keletihan.
5) Kehilangan koordinasi, tangan meraba-raba, langkah-langkah terhuyung-huyung.
6) Denyut nadi lemah dan lambat.
7) Pada hipotermia berat, seseorang mungkin tidak sadar tanpa tanda-tanda pernapasan atau
denyut nadi yang jelas.

Anda mungkin juga menyukai