02 Pengantar Hukum Pajak PDF
02 Pengantar Hukum Pajak PDF
Hukum Pajak memuat pula unsur-unsur hukum tata negara dan hukum
pidana.
• IKATAN AKUNTAN INDONESIA (IAI) 3
Pajak adalah:
Pajak
VS
Sumbangan
Retribusi
• IKATAN AKUNTAN INDONESIA (IAI) 5
1. PENERIMAAN (BUDGETAIR)
Sebagai sumber dana yang diperuntukkan bagi pembiayaan pengeluaran
pemerintah baik pengeluaran rutin maupun pengeluaran pembangunan.
2. MENGATUR (REGULEREND)
Sebagai instrumen untuk mencapai tujuan-tujuan (kebijakan) tertentu yang
telah ditetapkan oleh pemerintah
3. REDISTRIBUSI
Menekankan pada unsur pemerataan dan kadilan di masyarakat, seperti tarif
pajak progresif
4. DEMOKRASI
Wujud dari sistem gotong royong dikaitkan dengan tingkat pelayanan
pemerintah kepada masyarakat pembayar pajak
• IKATAN AKUNTAN INDONESIA (IAI) 7
PEMERINTAHAN
1. Pemberian pelayanan dalam
bernegara dan bermasyarakat
2. Penyediaan fasilitas:
a. fasilitas umum
b. fasilitas sosial
7
• IKATAN AKUNTAN INDONESIA (IAI) 8
HUKUM
Memberikan Pelayanan
Penegakan hukum dalam
masyarakat
8
• IKATAN AKUNTAN INDONESIA (IAI) 9
PERTAHANAN &
KEAMANAN
Aparat keamanan
berjaga-jaga atas
keselamatan kita
serta memberi rasa
aman 9
• IKATAN AKUNTAN INDONESIA (IAI) 10
INFRA STRUKTUR
SEKOLAH
11
• IKATAN AKUNTAN INDONESIA (IAI) 12
Irigasi
Jembatan
Pembangunan dan Peningkatan kinerja
70.000 Ha Jaringan Irigasi dan 20.700 Ha Suramadu 1.383,7 meter
Jaringan Rawa Rehabilitasi & pemeliharaan jembatan
Rehabilitasi 240.000 Ha jaringan irigasi ruas jalan Nasional 36.147 m.
dan jaringan rawa 164.392 Ha
• IKATAN AKUNTAN INDONESIA (IAI) 13
Jalan Sekolah
Listrik
Pembangunan
Desa
Keamanan Pariwisata
• IKATAN AKUNTAN INDONESIA (IAI) 14
A. Menurut Golongannya
B. Menurut Sifatnya
Pajak Objektif
Pajak Subjektif
Jenis pajak yang dikenakan
Jenis pajak yang dikenakan dengan memperhatikan
dengan memperhatikan objeknya baik berupa keadaan,
keadaan pribadi wajib pajak perbuatan, atau peristiwa
(subjeknya). yang menyebabkan timbulnya
Setelah diketahui keadaan kewajiban membayar pajak.
subjeknya barulah Setelah diketahui objeknya
diperhatikan keadaan barulah dicari subjeknya yang
objektifnya sesuai daya pikul mempunyai hubungan hukum
apakah dapat dikenakan dengan objek yang telah
pajak atau tidak, diketahui,
misalnya, Pajak Penghasilan misalnya PPN
• IKATAN AKUNTAN INDONESIA (IAI) 17
C. Menurut Pemungutnya
1 Pemerintah Pusat
Departemen
KementerianKeuangan
Keuangan
Direktorat Jenderal Pajak
Direktorat Jenderal Bea & Cukai
2 Pemerintah Daerah
Dinas pendapatan Daerah (Dispenda)
• IKATAN AKUNTAN INDONESIA (IAI) 19
• IKATAN AKUNTAN INDONESIA (IAI) 20
KEADILAN
Asas keadilan dalam prinsip perundang-undangan
Pajak maupun dalam pelaksanaannya harus dipegang
Teguh, walaupun keadilan itu sangat relatif
• IKATAN AKUNTAN INDONESIA (IAI) 22
Stelsel Campuran
• IKATAN AKUNTAN INDONESIA (IAI) 24
Stelsel Campuran
• IKATAN AKUNTAN INDONESIA (IAI) 25
C. Stelsel Campuran
Didasarkan pada anggapan yang diatur oleh undang-undang, dan pada akhir
thn besarnya pajak disesuaikan dgn keadaan yg sebenarnya.
Jika pajak berdasarkan kenyataan lebih kecil dari anggapan WP dpt meminta kembali
kelebihan pajak begitu juga sebaliknya jika pajaknya lebih besar dari anggapan maka WP
menyetor kekurangan tsb.
Contoh : Menghitung PPh Pasal 25
• IKATAN AKUNTAN INDONESIA (IAI) 26
MENGHITUNG
MEMPERHITUNGKAN
MENYETOR
MELAPOR
• IKATAN AKUNTAN INDONESIA (IAI) 28
NPWP &
Pengukuhan PKP
Melaporkan Sendiri
Penghitungan &
Penyetoran Pajak
Menyetor
Sendiri Pajak
yang Terutang
Surat Pemberitahuan
Surat Setoran
(SPT)
Pajak (SSP)
• IKATAN AKUNTAN INDONESIA (IAI) 29
Tarif Proporsional/Sebanding
Tarif Progresif
Tarif Degresif
Tarif Tetap
• IKATAN AKUNTAN INDONESIA (IAI) 31
Merupakan tarif pajak yang menggunakan persentase tetap terhadap berapa pun
jumlah objek pajak sehingga apabila dihitung besarnya pajak akan proporsional
(sebanding)
Contoh: tarif PBB adalah 0,5% dari berapun jumlah objek pajak, Tarif PPN 10 %
Merupakan tarif yang persentasenya semakin meningkat apabila jumlah pajak semakin
bertambah.
Contoh : Tarif PPh
Merupakan tarif pajak yang persentasenya semakin menurun apabila jumlah objek
pajak semakin bertambah.
Contoh :
Impo/Ekspor 0 s.d 25.000.000 Tarif Bea Masuk/Bea Keluar 15 %
Impor/Ekspor 25.000.000 s.d 50.000.000 Tarif Bea Masuk/Bea Keluar 12,5%
• IKATAN AKUNTAN INDONESIA (IAI) 32
Merupakan tarif pajak yang ditetapkan dalam nilai rupiah tertentu yang
jumlahnya tidak berubah atau tetap.
Contoh: bea materai
• IKATAN AKUNTAN INDONESIA (IAI) 33
HUKUM PUBLIK
Hukum Pajak merupakan bagian dari
Hukum Publik yang mengatur hubungan Hukum Pajak memuat pula
hukum antara negara dan orang-orang unsur-unsur hukum tata
atau badan-badan (hukum) yang negara dan hukum
berkewajiban membayar pajak (Wajib pidana.
Pajak).
HUKUM PAJAK
1. Penafsiran Historis
2. Penafsiran Sosiologis
3. Penafsiran Sistematik
4. Penafsiran Otentik
5. Penafsiran Tata Bahasa
6. Penafsiran Analogis
7. Penafsiran A Contrario
Penafsiran berlawanan yaitu menafsirkan atau menjelaskan UU
yang didasarkan pada perlawanan pengertian antara peristiwa konkret
Yang dihadapi dan peristiwa yang diatur dalam UU
• IKATAN AKUNTAN INDONESIA (IAI) 35
1983
Melakukan reformasi
• Memperkenalkan Self
Assessment
1. Warisan Belanda • Menghilangkan kelemahan
(Sifatnya kolonialistik) sistem perpajakan yang ada
2. Sistem official assessment. dgn memperluas objek dan
subjek pajak,
menyederhanakan sistem
dan prosedur perpajakan
• IKATAN AKUNTAN INDONESIA (IAI) 38
• IKATAN AKUNTAN INDONESIA (IAI) 39
• UU PPN/PPnBM
Hukum Materiil • UU PPh
• UU KUP
Hukum Formil • UU PPSP
• UU PP
• UU PBB
Hukum Materiil & Formil • UU BPHTB
Dalam Satu Naskah • UU Bea Materai
• IKATAN AKUNTAN INDONESIA (IAI) 41
Perlawanan Aktif
Penghindaran diri dari pajak (Tax avoidance)
Tidak melakukan perbuatan yg dpt dikenakan pajak
Penyelundupan pajak (Tax Evasion)
Penghindaran pajak dengan cara melanggar hukum (illegal)
Melalaikan Pajak
Menolak membayar pajak yg telah ditetapkan & menolak ketentuan
formal seperti menghalangi proses penagihan
• IKATAN AKUNTAN INDONESIA (IAI) 42
Sanksi
Perpajakan
Sanksi
Sanksi Pidana
Administrasi
Berupa :
Berupa : Penempatan di
Bunga Lembaga
Denda Permasyarakatan atau
Kenaikan gijzeling
(Penjara/Kurungan)
• IKATAN AKUNTAN INDONESIA (IAI) 43
Penagihan
Pajak