Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Populasi lansia di dunia mengalami peningkatan pesat. Berdasarkan
hasil penelitian Kinsella & Velkof (2001), bahwa sepanjang tahun 2000,
populasi lansia dunia tumbuh lebih dari 795.000 setiap bulan (Papalia,
20008: 843), dan diperkirakan lebih dari dua kali lipatnya pada tahun 2025.
Pada saat itu akan terdapat lebih dari 800 juta orang berusia di atas 65 tahun,
dua pertiga dari mereka berada di nega berkembang (Papalia, 2008: 843).

Indonesia termasuk salah satu Negara berkembang yang saat ini


merupakan lima besar di dunia terbanyak jumlah penduduk lanjut usianya
mencapai 18,04 juta jiwa pada tahun 2010 atau mencapai 9,6% (Sucipto,
2012). Sedangkan pada tahun 2020 diperkirakan jumlah lanjut usia sekitar
28 juta jiwa (BPS, 1997). Jika tidak dilakukan upaya peningkatan
kesejahteraan lanjut usia sejak sekarang akan menimbulkan permasalahan
di kemudian hari. Kecenderungan timbulnya masalah ini ditandai dengan
angka ketergantungan lanjut usia sesuai Susenas BPS sebesar 13,72%
(Martono, 2011).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan profil lansia ?
2. Bagaimana trend issue pada lansia ?
3. Bagaimana masalah kesehatan pada lansia ?
4. Bagaimana kebijakan perawatan lansia ?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mengetahui dan memahami persoalan lansia
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui profil lansia
b. Mengetahui trend dan issue tentang lansia
c. Mengetahui masalah kesehatan pada lansia
d. Mengetahui kebijakan perawatan lansia
BAB II

PEMBAHASAN

A. Profil Lansia
Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur
kehidupan manusia. Sedangkan menurut pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No.
13 Tahun 1998 tentang kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah
seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun (Maryam dkk,
2008).

Berdasarkan definisi secara umum, seseorang dikatakan lanjut usia


(lansia) apabila usianya 65 tahun ke atas. Lansia bukan suatu penyakit,
namun merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai
dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stress
lingkungan. Lansia adalah keadaan yang ditandai oleh kegagalan seseorang
untuk mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi stress fisiologis.
Kegagalan ini berkaitan dengan penurunan daya kemampuan untuk hidup
serta peningkatan kepekaan secara individual (Efendi, 2009)

Menurut pendapat berbagai ahli dalam Efendi (2009) batasan-


batasan umur yang mencakup batasan umur lansia adalah sebagai berikut :

1. Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 dalam Bab 1 Pasal 1


ayat 2 yang berbunyi “Lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia
60 (enam puluh) tahun ke atas”.
2. Menurut World Health Organization (WHO), usia lanjut dibagi menjadi
empat kriteria, yaitu usia pertengahan (middle age) ialah 45-59 tahun,
lanjut usia (elderly) ialah 60-74 tahun, lanjut usia tua (old) ialah 75-90
tahun, usia sangat tua (very old) ialah di atas 90 tahun.
3. Menurut Dra. Jos Masdani (Psikologi UI) terdapat empat fase, yaitu
fase inventus ialah 25-40 tahun, fase virilities ialah 40-55 tahun, fse
presenium ialah 55-65 tahun, fase senium ialah 65 hingga tutup usia.
4. Menurut Prof. Dr. Koesoemato Setyonegoro masa lanjut usia (geriatric
age) adalah >65 tahun atau 70 tahun. Masa lanjut usia (geriatric age) itu
sendiri dibagi menjadi tiga batasan umur, yaitu young old (70-75
tahun), old (75-80 tahun). Dan very old (>80 tahun) (Efendi, 2009).

B. Trend dan Issue Lansia


Trend adalah hal yang sangat mendasar dalam berbagai pendekatan
analisa, trend juga dapat di definisikan salah satu gambaran
ataupun informasi yang terjadi pada saat ini yang biasanya sedang popular
di kalangan masyarakat. Trend adalah sesuatu yang sedang di bicarakan
oleh banyak orang saat ini dan kejadiannya berdasarkan fakta

Issue adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat diperkirakan


terjadi atau tidak terjadi pada masa mendatang, yang menyangkut ekonomi,
moneter, sosial, politik, hukum, pembangunan nasional, bencana alam, hari
kiamat, kematian, ataupun tentang krisis. Issue adalah sesuatu yang sedang
di bicarakan oleh banyak namun belum jelas faktannya atau buktinya

Pada tahun 2000 jumlah lansia diproyeksikan sebesar 7,28% dan


pada tahun 2002 menjadi sebesar 11,34% (BPS,1992). Data Biro Sensus
Amerika Serikat memperkirakan Indonesia akan mengalami pertambahan
warga lanjut usia terbesar di seluruh dunia pada tahun 1990-2025, yaitu
sebesar 414% (Kinsella dan Taeuber,1993).

Menurut Dinas Kependudukan Amerika Serikat (1999), jumlah


populasi lansia berusia 60 tahun atau lebih diperkirakan hampir mencapai
600 juta orang dan diproyeksikan menjadi 2 milyar pada tahun 2050, saat
itu lansia akan melebihi jumlah populasi anak (0-14 tahun). Proyeksi
penduduk oleh Biro Pusat Statistik menggambarkan bahwa antara tahun
2050-2010 jumlah lansia akan sama dengan jumlah anak balita yaitu sekitar
19 juta jiwa atau 8,5% dari seluruh jumlah penduduk.
Seiring dengan berkembangnya Indonesia sebagai salah satu negara
dengan tingkat perkembangan yang cukup baik, maka makin tinggi pula
harapan hidup penduduknya. Diperkirakan harapan hidup orang Indonesia
dapat mencapai 70 tahun pada tahun 2000.

Kesejahteraan penduduk usia lanjut karena kondisi fisik dan/atau


mentalnya tidak memungkinkan lagi untuk berperan dalam pembangunan,
maka lansia perlu mendapat perhatian khusus dari pemerintah dan
masyarakat (GBHN, 1993).

Berbagai upaya telah dilaksanakan oleh instansi pemerintah


diantaranya pelayanan kesehatan, sosial, ketenagakerjaan dan lainnya telah
dikerjakan pada berbagai tingkatan, yaitu tingkat individu lansia, kelompok
lansia, keluarga, Panti Sosial Tresna Wreda (PSTW), Sarana pelayanan
kesehatan tingkat dasar (primer), tingkat pertama (sekunder), tingkat
lanjutan, (tersier) untuk mengatasi permasalahan yang terjadi pada lansia.

1. Fenomena Demografi
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan
dampak positif terhadap kesejahteraan yang terlihat dari angka harapan
hidup (AHH) yaitu :
AHH di Indonesia tahun 1971 : 46,6 tahun
AHH di Indonesia tahun 2000 : 67,5 tahun
Sebagaimana dilaporkan oleh Expert Committae on Health of the
Erderly:
Di Indonesia akan diperkirakan beranjak dari peringkat ke sepuluh
pada tahun 1980 ke peringkat enam pada tahun 2020, di atas Brazil yang
menduduki peringkat ke sebelas tahun 1980. Pada tahun 1990 jumlah
penduduk yang berusia 60 tahun kurang lebih 10 juta jiwa/ 5.5% dari
total populasi penduduk.
Pada tahun 2020 diperkirakan meningkat 3x,menjadi kurang lebih
29 juta jiwa/11,4% dari total populasi penduduk (lembaga Demografi
FE-UI-1993). Dari hasil tersebut terdapat hasil yang mengejutkan yaitu:
a. 62,3% lansia di Indonesia masih berpenghasilan dari pekerjaannya
sendiri.
b. 59,4% dari lansia masih berperan sebagai kepela keluarga.
c. 53% lansia masih menanggung bebean kehidupan keluarga.
d. Hanya 27,5% lansia mendapat penghasilan dari anak atau menantu.

2. Fenomena Permasalahan pada Lansia


a. Permasalahan Umum
1) Makin besar jumlah lansia yang berada di bawah garis
kemiskinan.
2) Makin melemahnya nilai kekerabatan sehingga anggota
keluarga yang berusia lanjut kurang diperhatikan,dihargai dan
dihormati.
3) Lahirnya kelompok masyarakat industry.
4) Masih rendahnya kuantitas dan kualitas tenaga profesional
pelayanan lanjut usia.
5) Belum membudaya dan melembaganya kegiatan pembinaan
kesejahteraan lansia.
b. Permasalahan Khusus
1) Berlangsungnya proses menua yang berakibat timbulnya
masalah baik fisik,mental maupun sosial.
2) Berkurangnya integrasi sosial usila.
3) Rendahnya produktifitas kerja lansia.
4) Banyaknya lansia yang miskin,terlantar dan cacat.
5) Berubahnya nilai sosial masyarakat yang mengarah pada
tatanan masyarakat individualistic.
6) Adanya dampak negatif dari proses pembangunan yang dapat
mengganggu kesehatan fisik lansia.

C. Masalah Kesehatan Lansia


1. Masalah kehidupan seksual
Adanya anggapan bahwa semua ketertarikan seks pada lansia telah
hilang adalah mitos atau kesalahpahaman. (parke, 1990). Pada
kenyataannya hubungan seksual pada suami isri yang sudah menikah
dapat berlanjut sampai bertahun-tahun. Bahkan aktivitas ini dapat
dilakukan pada saat klien sakit atau mengalami ketidakmampuan
dengan cara berimajinasi atau menyesuaikan diri dengan pasangan
masing-masing. Hal ini dapat menjadi tanda bahwa maturitas dan
kemesraan antara kedua pasangan sepenuhnya normal. Ketertarikan
terhadap hubungan intim dapat terulang antara pasangan dalam
membentuk ikatan fisik dan emosional secara mendalam selama masih
mampu melaksanakan.
2. Perubahan prilaku
Pada lansia sering dijumpai terjadinya perubahan perilaku,
diantaranya daya ingat menurun, pelupa, sering menarik diri, ada
kecendrungan penurunan merawat diri, timbulnya kecemasan karena
dirinya sudah tidak menarik lagi, lansia sering menyebabkan sensitivitas
emosional seseorang yang akhinya menjadi sumber banyak masalah.
3. Pembatasan fisik
Semakin lanjut usia seseorang, mereka akan mengalami
kemunduran terutama dibidang kemampuan fisik yang dapat
mengakibatkan penurunan pada peranan – peranan sosialnya. Hal ini
mengakibatkan pula timbulnya ganggun di dalam hal mencukupi
kebutuhan hidupnya sehingga dapat meningkatkan ketergantunan yang
memerlukan bantuan orang lain.
4. Palliative care
Pemberian obat pada lansia bersifat palliative care adalah obat
tersebut ditunjukan untuk mengurangi rasa sakit yang dirasakan oleh
lansia. Fenomena poli fermasi dapat menimbulkan masalah, yaitu
adanya interaksi obat dan efek samping obat. Sebagai contoh klien
dengan gagal jantung dan edema mungkin diobatai dengan dioksin dan
diuretika. Diuretik berfungsi untu mengurangi volume darah dan salah
satu efek sampingnya yaitu keracunan digosin. Klien yang sama
mungkin mengalami depresi sehingga diobati dengan antidepresan. Dan
efek samping inilah yang menyebaban ketidaknyaman lansia.
5. Pengunaan obat
Medikasi pada lansia memerlukan perhatian yang khusus dan
merupakan persoalan yang sering kali muncul dimasyarakat atau rumah
sakit. Persoalan utama dan terapi obat pada lansia adalah terjadinya
perubahan fisiologi pada lansia akibat efek obat yang luas, termasuk
efek samping obat tersebut. (Watson, 1992). Dampak praktis dengan
adanya perubahan usia ini adalah bahwa obat dengan dosis yang lebih
kecil cenderung diberikan untuk lansia. Namun hal ini tetap bermasalah
karena lansia sering kali menderita bermacam-macam penyakit untuk
diobati sehingga mereka membutuhkan beberapa jenis obat. Persoalan
yang dialami lansia dalam pengobatan adalah :
a. Bingung
b. Lemah ingatan
c. Penglihatan berkurang
d. Tidak bias memegang
e. Kurang memahami pentingnya program tersebut unuk dipatuhi dan
dijalankan
6. Kesehatan mental
Selain mengalami kemunduran fisik lansia juga mengalami
kemunduran mental. Semakin lanjut seseorang, kesibukan soialnya akan
semakin berkurang dan dapat mengakibatkan berkurangnya intregrasi
dengan lingkungannya.

D. Kebijakan Perawatan Lansia


Hukum dan Perundang-undangan yang Terkait dengan Lansia :

1. UU No. 4 tahun 1965 tentang Pemberian Bantuan bagi Orang Jomp


2. UU No.14 tahun 1969 tentang Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga
Kerja
3. UU No.6 tahun 1974 tentang Ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial
4. UU No.3 tahun 1982 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja
5. UU No.2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional
6. UU No. 2 tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian
7. UU No.4 tahun 1992 tentang Perumahan dan Pemukiman
8. UU No.10 tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga Sejahtera
9. UU No.11 tahun 1992 tentang Dana Pensiun
10. UU No.23 tahun 1992 tentang Kesehatan
11. PP No.21 tahun 1994 tentang Penyelenggaraan Pembangunan Keluarga
Sejahtera
12. PP No.27 tahun 1994 tentang Pengelolaan Perkembangan
Kependudukan
13. UU No. 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lansia (tambahan
lembaran negara Nomor 3796) sebagai pengganti UU No.4 tahun 1965
tentang Pemberian Bantuan bagi Orang Jompo.
UU No. 13 tahun 1998 ini berisikan antara lain :
a. Hak, kewajiban, tugas, serta tanggung jawab pemerintah,
masyarakat, dan kelembagaan.
b. Upaya pemberdayaan
c. Upaya peningkatan kesejahteraan sosial lansia potensial dan tidak
potensial
d. Pelayanan terhadap lansia
e. Perlindungan social
f. Bantuan social
g. Koordinasi
h. Ketentuan pidana dan sanksi administrasi
i. Ketentuan peralihan

Beberapa undang-undang yang perlu disusun :

1. UU tentang Pelayanan Lansia Berkelanjutan (Continum of Care)


2. UU tentang Tunjangan Perawatan Lansia
3. UU tentang Penghuni Panti (Charter of Resident’s Right)
4. UU tentang Pelayanan Lansia di Masyarakat (Community Option
Program)

Peran Perawat berkaitan dengan kode etik, yang harus diperhatikan oleh
perawat :

1. Perawat harus memberikan rasa hormat kepada klien tanpa


memperhatikan suku, ras, gol, pangkat, jabatan, status social, maslah
kesehatan.
2. Menjaga rahasia klien
3. Melindungi klien dari campur tangan pihak yang tidak kompeten, tidak
etis, praktek illegal.
4. Perawat berhak menerima jasa dari hasil konsultasi dan pekerjaannya
5. Perawat menjaga kompetesi keperawatan
6. Perawat memberikan pendapat dan menggunakannya. Kompetensi
individu serta kualifikasi dalam memberikan konsultasi
7. Berpartisipasi aktif dalam kelanjutanya perkembangannya body of
knowledge
8. Berpartipitasi aktif dalam meningkatan standar professional
9. Berpatisipasi dalam usaha mencegah masyarakat, dari informasi yang
salah dan misinterpretasi dan menjaga integritas perawat
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesejahteraan penduduk usia lanjut karena kondisi fisik dan/atau
mentalnya tidakmemungkinkan lagi untuk berperan dalam pembangunan,
maka lansia perlu mendapat perhatiankhusus dari pemerintah dan
masyarakat. Berbagai upaya telah dilaksanakan oleh instansi pemerintah
diantaranya pelayanan kesehatan, sosial, ketenagakerjaan dan lainnya
telahdikerjakan pada berbagai tingkatan, yaitu tingkat individu lansia,
kelompok lansia, keluarga,Panti Sosial Tresna Wreda (PSTW), Sarana
pelayanan kesehatan tingkat dasar (primer), tingkat pertama (sekunder),
tingkat lanjutan, (tersier) untuk mengatasi permasalahan yang terjadi pada
lansia.
DAFTAR PUSTAKA

Maryam, R siti. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatanya. Jakatra: Salemba
medika

Nugroho, Wahjudi SKM. 1995. Perawatan Lanjut Usia. Jakarta : EGC

Qie30, (2009). Trend dan Isu Pelayanan Kesehatan Lansia


dalam http://qie30.wordpress.com/2009/05/07/tren-dan-isu-pelayanan-
kesehatan-lansia/ diakses pada 25 Februari 2019

Sahar juniati. 2001. Keperawatan gerontik, coordinator keperawatan komunitas,


fakultas ilmu keperawatan UI, Jakarta

Setiabudhi, Tony. 1999. Panduan Gerontologi Tinjauan Dari Berbagai Aspek


Menjaga Keseimbangan Kualitas Hidup Para Lanjut Usia. Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama

Sinaga, Seven. 2011. Keperawatan Gerontik dalam


http://www.academia.edu/20111308/Keperawatan_gerontik diakses pada 25
Februari 2019

Situart dan Sundart. 2001. Keperawatan Medikal Bedah 1. Jakarta: EGC

Stikes. 2009.Trend dan Isu Pelayanan Kesehatan Lansia dalam


http://stikeskabmalang.wordpress.com/2009/10/01/trend-dan-issue-
keperawatan-lansia/ diakses pada 25 Februari 2019

Anda mungkin juga menyukai