Anda di halaman 1dari 1

Percobaan ini bertujuan untuk mengevaluasi penurunan fraksi serat dari beberapa residu

pertanian dan perkebunan setelah dirawat dengan Teknologi Fiber Cracking (FCT) dan urea.
Residunya termasuk jerami padi, daun kelapa sawit (OPF), tandan kosong kelapa sawit
(OPEFB), buah kakao dan sekam kopi. Mereka ditambahkan dengan urea 5% dan diinkubasi
dalam FCT pada suhu 135oC dan tekanan 2,3 atm selama 2,5 jam. Perlakuan eksperimental
disusun sebagai desain faktorial 5 × 2, di mana faktor pertama adalah berbagai residu
pertanian dan perkebunan (jerami padi, OPF, OPEFB, kakao dan sekam kopi) dan faktor
kedua adalah aplikasi FCT (tidak diobati dan diobati dengan FCT + 5% urea), dilakukan
dalam 4 ulangan. Semua perawatan menjadi sasaran analisis Van Soest dan uji kecernaan in
vitro. Penurunan fraksi serat dikonfirmasi dengan metode Scanning Electron Microscopy
(SEM), X-Ray Difraction (XRD) dan Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa perlakuan urea FCT + 5% menurunkan kandungan NDF,
ADF, selulosa dan lignin dari semua sampel (P <0,05), dan meningkatkan IVDMD dan
IVOMD dibandingkan dengan sampel yang tidak diobati (P <0,05). Namun, perlakuan tidak
mengubah produksi gas metana in vitro dan profil VFA sampel. Analisis menggunakan SEM,
XRD dan FTIR mengungkapkan bahwa perlakuan urea FCT + 5% menghancurkan
komponen dinding sel, menurunkan indeks kristalinitas dan ikatan serat. Disimpulkan bahwa
kombinasi antara FCT dan urea 5% secara efektif meningkatkan kualitas beberapa bahan
pakan berserat.

Masalah utama penggunaan pelepah sawit sebagai pakan ruminansia adalah


kandungan tinggi dari serat lignin. Pelepah sawit tidak dapat digunakan sebagai pakan
tunggal, tetapi harus dilakukan pengolahan terlebih dahulu guna meningkatkan kecernaan
sekaligus nilai gizi dari pelepah sawit. Oleh karena itu, sangat perlu teknologi pengolahan
kombinasi amoniasi dan steam dan harus dipadukan dengan usaha optimalisasi bioproses
dalam rumen melalui suplementasi DFM. Tujuan penelitian ini untuk: 1) Pengaruh
suplementasi DFM individu maupun kombinasi pada pelepah sawit amoniasi dan steam
terhadap nilai DBK, DBO, Degradasi NDF dan ADF, 2) Perbedaan pengaruh antara
suplementasi DFM individu dan kombinasi pada pelepah sawit amoniasi dan steam terhadap
nilai DBK, DBO, Degradasi NDF dan ADF, 3) Perbedaan pengaruh antara suplementasi
DFM Saccharomyces cerevisiae dan Lactobacillus plantarum pada pelepah sawit amoniasi
dan steam terhadap nilai DBK, DBO, Degradasi NDF dan ADF. Penelitian ini dilaksanakan
mulai tanggal 26 Mei sampai tanggal di Laboratorium Fakultas Peternakan Universitas
Jambi. Materi penelitian ini adalah pelepah sawit, urea, Saccharomyces cerevisiae (Sc) dan
Lactobacillus plantarum (Lp), HgCl2 jenuh, aquades, HCl 0.1 N, cairan rumen dari sapi
fistula. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 4
ulangan. Perlakuan yang diberikan yaitu penambahan DFM Saccharomyces cerevisiae dan
Lactobacillus plantarum pada pelepah sawit hasil kombinasi Amoniasi dan steam. Perlakauan
terdiri dari : P0 ( Pelepah Sawit Amoniasi + steam (kontrol), (P1) P0 + Saccharomyces cerevisiae
(Sc) 1% BK , (P2) P0 + Lactobacillus plantarum (Lp) 1% BK , (P3) P0 Saccharomyces
cerevisiae (Sc) 0,5% BK dan Lactobacillus plantarum (Lp) 0,5% BK. Peubah yang diamati
adalah DBK, DBO, NDF dan ADF.

Anda mungkin juga menyukai