Anda di halaman 1dari 7

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Udara merujuk kepada campuran gas yang terdapat pada permukaan bumi. Udara tidak tampak
mata, tidak berbau, dan tidak ada rasanya. Kehadiran udara hanya dapat dilihat dari
adanya angin yang menggerakan benda. Udara termasuk salah satu jenis sumber daya alam karena
memiliki banyak fungsi bagi mahluk hidup.Kandungan elemen senyawa gas dan partikel dalam udara
akan berubah-ubah dengan ketinggian dari permukaan tanah. Demikian juga massanya, akan
berkurang seiring dengan ketinggian. Semakin dekat dengan lapisan troposfer, maka udara semakin
tipis, sehingga melewati batas gravitasi bumi, maka udara akan hampa sama sekali.Apabila makhluk
hidup bernapas, kandungan oksigen berkurang, sementara kandungan karbon dioksida bertambah.
Ketika tumbuhan menjalani sistem fotosintesa, oksigen kembali dibebaskan.
Udara terdiri dari 3 unsur utama, yaitu udara kering, uap air, dan aerosol. Kandungan udara
kering adalah 78,09% nitrogen, 20,95% oksigen, 0,93% argon, 0,04% karbon dioksida, dan gas-gas
lain yang terdiri dari neon, helium, metana, kripton, hidrogen, xenon, ozon, radon. Uap air yang ada
pada udara berasal dari evaporasi (penguapan) pada laut, sungai, danau, dan tempat berair lainnya.
Aerosol adalah benda berukuran kecil, seperti garam, karbon, sulfat, nitrat, kalium, kalsium, serta
partikel dari gunung berapi.
Lingkungan udara yang bagus seperti apa sih ? Meskipun tidak ada standar global untuk
udara bersih, namun ada bermacam definisi mengenai udara b ersih. Kualitas udara
luar ruangan bervariasi tergantung pada emisi industri di sekitar, pembuangan asap
kendaraan, dan regulasi lokal. Di dalam ruangan, kualitas udara mungkin dua hingga
lima kali - bahkan terkadang hingga 100 kali - lebih terpolusi dibandingkan udara
luar ruangan menurut Environmental Protection Agency A.S. Penelitian menunjukkan
bahwa menghirup udara bersih dapat berkontribusi terhadap kesehatan dan
kesejahteraan.
Dilihat dari keadaan sekitar seperti sekarang sepertinya kualitas udara disekitar kita sangat
buruk, dari banyaknya industri-industri, asap kendaraan bermotor, pembakaran sampah dan masih
banyak masalah lingkungan lingkungan lainnya, Maka kita perlu pengelolaan udara. Contohnya
menanam pohon.

1.2 Rumusan Masalah


1. Dampak dari pencemaran udara
2. Bagaimana cara pengelolaan lingkungan udara

1.3 Tujuan
1. Menumbuhkan kesadaran terhadap kualitas udara disekitar kita
2. Memberikan informasi tentang kualitas udara

1
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Lingkungan Udara

Udara bersih adalah unsur penting yang dibutuhkan manusia untuk hidup sehat dan bertahan hidup.
Udara pada lingkungan tercemar oleh zat-zat polutan sehingga tidak bersih lagi dan merupakan
gangguan bagi makhluk hidup/manusia sekitarnya. Dengan kemajuan teknologi pada masa kini,
polusi udara telah menimbulkan banyak kekhawatiran terutama di daerah - daerah industri.
Penyebab polusi udara dapat terjadi akibat dari, yaitu;

1. Kendaraan Bermotor

Semua kendaraan bermotor yang memakai bensin dan solar akan mengeluarkan gas CO,
Nitrogen Oksida, belerang dioksida dan partikel-partikel lain dan sisa pembakarannya. Unsur-unsur
ini bila mencapai kuantum tertentu dapat merupakan racun bagi manusia atau hewan. Sebagai
contoh gas CO merupakan racun bagi fugnsi-fungsi darah, SO2 dapat menimbulkan penyakit sistem
pernapasan.

2. Pabrik-Pabrik
Bagi pabrik industri yang di antara bahan bakunya banyak menggunakan zat-zat kimia organik
maupun anorganik. Sebagai hasi pengelolaannya selai menghasilkan produk-produk yang berguna
bagi kepentingan hidup manusia juga dikeluarkan produk-produk yang tidak berguna malahan dapat
berupa racun. Produk-produk yang tidak berguna ini jelas akan dibuang dan bisa merusak
lingkungan, berupa gangguan pada kehidupan dan kelestarian lingkugan bila tanpa pengendalian.

Udara di alam tidak pernah ditemukan bersih tanpa polutan sama sekali. Beberapa gas
seperti sulfur diokside (SO2), Hidrogen sulfide, dan karbon monokside selalu dibebaskan ke udara
sebagai produk sampingan dari proses-proses alami seperti aktivitas vulkanik, pembusukan sampah
tanaman, kebakaran hutan, dan sebagainya. Selain itu partikel-partikel padatan atau cairan
berukuran kecil dapat tersebar di udara oleh angin, letusan vulkanik atau gangguan alam lainnya.

2.2 Pengelolaan Udara

Pengelolaan kualitas udara merupakan hal yang vital bagi perusahaan karena sifatnya yang
sangat mudah menyebar. Output pengelolaan udara yang memenuhi baku mutu akan mencegah
masalah hukum, menghindari keluhan dari masyarakat dan meningkatkan citra perusahaan.
Sebaliknya, pencemaran yang ditimbulkan oleh emisi udara dapat mendatangkan sanksi hukum -baik
administrasi, pidana maupun perdata- seperti yang telah diatur dalam Undang-undang no. 32 tahun
2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Kadangkala, sanksi langsung
dilakukan oleh masyarakat dengan menghentikan operasi perusahaan.

2
Secara manajemen, teknis dan operasional, unit pengelolaan kualitas udara merupakan sebuah
sistem pengelolaan yang kompleks dan rumit karena:

 Melibatkan karakteristik input yang fluktuatif (baik kuantitas maupun kualitas).

 Keterbatasan proses karena peralatan dan rentang fleksibilitas unit yang terbatas.

 Dispersi emisi di udara ambient yang sulit diprediksi.

 Tuntutan output yang standar yaitu untuk memenuhi baku mutu udara baik emisi maupun
ambien.

Untuk itu sumberdaya manusia yang terkait dengan unit pengelolaan pencemaran udara
seyogyanya dibekali dengan pengetahuan, manajemen dan kompetensi yang memadai. Hal ini
menjadi faktor utama output pengelolaan kualitas udara dapat memenuhi baku mutu emisi dan
ambien secara konsisten sepanjang waktu dengan biaya yang efisien.

2.3 Kualitas Udara

Kualitas udara adalah keadaan udara yang memiliki kandungan tertentu berkaitan dengan
kesehatan manusia atau suatu nilai yang menunjukkan mutu atau tingkat kebaikan udara menurut
sifat-sifat unsur pembentuknya.

2.4 Prinsip-prinsip Kebijakan Kualitas Udara

Dari beberapa prinsip kebijakan yang berlaku secara global, Indonesia memiliki kemampuan untuk
mengadopsi prinsip-prinsip tersebut dalam upaya pengelolaan lingkungan, antara lain :

1. Sustainability
Mendorong penggunaan teknologi, perilaku dan penggunaan sumber daya yang menjamin
kelangsungan (aktivitas). Prinsip keberlanjutan ini terdapat pada Undang-Undang Lingkungan Hidup
Tahun 1997 yang berarti segala sesuatu aktivitas yang berhubungan dengan pengendalian dan
pengelolaan lingkungan (tanah, air dan udara) harus berfokus pada masa depan.

2. RiskAassessment
Risk assessment merupakan suatu prinsip yang mengkaitakan hubungan antara exposure
level dengan effect.. Konsep ini digunakan untuk mengevaluasi kemungkinan atau telah terjadinya
efek-efek baik ekologis maupun kesehatan. Terdapat dua jenis risk assessment yaitu : Environmental
Risk Assessment (ERA) dan Human Health Risk Assessment. ERA lebih menekankan pada efek
terhadap komponen lingkungan yang lain, sedangkan HRA lebih kepada efek terhadap kesehatan
manusia.
Saat ini prinsip pengelolaan kualitas uadara dengan pendekatan paparan dan efek masih
sangat sedikit. Walaupun semua standar nilai yang digunakan dalam pengelolaan kualitas udara

3
didasarkan kepada kesehatan manusia, akan tetapi kaitan antara paparan dan efek terhadap
kesehatan manusia belum banyak diteliti.. Hal ini perlu menjadi perhatian dikarenakan kesehatan
merupakan salah satu nilai sensitif yang berlaku bagi masyarakat Indonesia saat ini.
Permasalahannya adalah tidak semua efek dapat dideteksi dengan cepat. Oleh karena itu prinsip ini
lebih efektif kepada proyek jangka panjang. Baku mutu merupakan standar sementara yang dapat
digunakan sbelum penelitian risk assessment ini selesai.

3. Proportionality : measures should be proportionate to the objective (ex cost-benefit analysis)


Prinsip kebijakan dengan pendekatan proporsional ini perlu dilakukan sehingga solusi
penanganan pencemaran udara ditawarkan tidak hanya terfokus pada teknologi yang nota bene
berkualitas dan mahal, tetapi juga mempertimbangkan aspek lain seperti kemampuan masyarakat
dalam mengkonsumsi alternatif solusi tersebut sehingga fokus penanganan menjadi tepat sasaran.

4. Polluters Pay Principle


Prinsip ini terdapat dalam UU pengelolaan lingkungan hidup pasal 34 yang berisi bahwa
setiap perbuatan yang melanggar hukum dan menimbulkan kerugian terhadap lingkungan dan
manusia, maka pencemar harus membayar kerugian atau melakukan tindakan tertentu. Di Indonesia
prinsip ini belum berlaku untuk semua kasus pencemaran lingkungan. Bahkan untuk permasalahan
udara prinsip ini belum menyentuh sektor transportasi yang nota bene merupakan konstributor
pencemaran udara terbesar. Kendala yang sering tampak adalah menentukan nilai pengganti dari
suatu kerusakan yang dapat diterima oleh masyarakat. Walaupun kondisi perekonomian sedang
tidak stabil, tetapi pendekatan ekonomi ini masih dianggap dapat menarik simpati dari masyarakat
untuk peduli terhadap lingkungan.

2.5 Klasifikasi Pencemaran Udara

1. Polutan primer
Polutan primer yaitu zat kimia yang mengandung toksik dan masuk secara langsung ke udara
dalam konsetrasi yang merugikan manusia. Zat kimia tersebut dapat berupa komponen alami udara
yang konsentrasinya meningkat (misalnya CO2)
2. Polutan sekunder
Polutan sekunder yaitu zat kimia yang merugikan manusia yang terbentuk dalam atmosfer
melalui reaksi kimia di antara komponen udara yang ada.

2.5.1 Penyebab Pencemaran Udara

Sumber pencemaran udara yang utama di kota-kota besar adalah sumber bergerak yaitu
transportasi dan sumber tidak bergerak yaitu pembangkit listrik dan industri. Transportasi
diperkirakan menyumbangkan 76% dari total emisi pencemar oksida nitrogen (NOx). Sedangkan
untuk emisi hidrokarbon (HC) dan karbon monoksida (CO), transportasi merupakan kontributor
utama (lebih dari 90%). Kualitas emisi kendaraan bermotor ditentukan oleh beberapa faktor :

4
1. Teknologi Mesin
2. Perawatan Kendaraan
3. Teknologi pengontrolan/pereduksi emisi
4. Kualitas Bahan Bakar

Sistem transportasi dan tata ruang perkotaan juga mempengaruhi pola pergerakan manusia
dan kendaraan dari suatu kota yang pada akhirnya mempengaruhi kualitas udara. Pengendalian
pencemaran udara melalui peningkatan sistem transportasi terfokus pada dua aspek, yaitu
pengurangan volume kendaraan dan pengurangan kepadatan lalu lintas.
Secara spesifik pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh kegiatan manusia maupun secara alamiah.

a. Kegiatan manusia
Pencemaran yang di akibatkan oleh kegiatan – kegiatan manusia antara lain :

 Untuk pembakaran, seperti pembakaran sampah, pembakaran pada kegiatan rumah


tangga, industri, kendaraan bermotor, dan lain-lain. Bahan-bahan pencemar yang dihasilkan
seperti asap, debu, pasir halus, dan lain-lain.
 Untuk proses pembangunan seperti pembangunan gedung-gedung, jalan dan kegiatan yang
semacamnya. Bahan pencemaran yang ditimbulkan seperti asap dan debu.
 Pembuangan limbah, baik limbah industri maupun limbah rumah tangga.Pencemarannya
seperti dari instalasi pengolahan air buangannya.
 Proses kimia, seperti pada proses fertilisasi, proses pemurnian minyak bumi, proses
pengolahan mineral. Pembuatan keris, dan lain-lain. Bahan-bahan pencemar yang dihasilkan
seperti debu, uap dan gas-gas.
 Pertambangan dan penggalian, seperti tambang mineral dan logam. Bahan pencemar yang
dihasilkan terutama adalah debu.

b. Alamiah
Beberapa kegiatan alam yang bisa menyebabkan pencemaran udara adalah kegiatan gunung
berapi, kebakaran hutan, kegiatan mikroorganisme, gas – gas hasil proses alam dan lain-lain. Bahan
pencemar yang dihasilkan umumnya adalah asap, gas-gas, dan debu.

c. Penyebab lain

- Timbulan gas metana dari lahan uruk/tempat pembuangan akhir sampah


- Uap pelarut organik
- Transportasi amenia
- Kebocoran tangki klor

2.5.2 Dampak Pencemaran Udara

1 Dampak Pencemaran Udara Pada Kesehatan


 Penyakit pernapasan, misalnya : asma, bronchitis, tenggorokan, dan penyakit pernafasan
lainnya.

5
 Penurunan tingkat kecerdasan(IQ) anak-anak
 Terganggunya fungsi reproduksi
2 Dampak Pencemaran Udara Terhadap Lingkungan
 Pemanasan global (Global worning),
 Penipisan lapisan Ozon
 Menghambat Fotosintesis tumbuhan
 Hujan asam
 Meningkatkan Efek Rumah Kaca

3 Dampak pencemaran terhadap tanaman


Tanaman yang tumbuh di daerah dengan tingkat pencemaran udara tinggi dapat terganggu
pertumbuhannya dan rawan penyakit, antara lain klorosis, nekrosis, dan bintik hitam.

2.6 Pencegahan Pencemaran Udara

Untuk menanggulangi terjadinya pencemaran udara dapat dilakukan melalui beberapa


usaha antara lain:
 Penghijauan dan penanaman(reboisasi) kembali pohon – pohon,
 Pengolahan atau daur ulang limbah asap industri,
 Menghentikan pembakaran hutan,
 Mengganti bahan bakar kendaraan bermotor dengan bahan bakar yang tidak menghasilkan
gas karbon monoksida,
 Menjaga kelestarian linkungan,
 Menghemat energi yang digunakan,
 Pemerintah memberi sanksi yang tegas kepada oknum – oknum yang merusak kelestarian
alam, seperti menebang pohon secara ilegal.

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Pencemaran Udara merupakan salah satu dari berbagai permasalahan yang dihadapi oleh
daerah perkotaan. Kualitas udara perkotaan di Indonesia menunjukkan kecenderungan menurun
dalam dekade terakhir.
2. Pencemaran udara dibedakan menjadi pencemaran primer dan pencemaran sekunder.
Pencemaran primer adalah pencemaran yang ditimbulkan langsung dari sumber pencemaran udara.
Karbon monoksida adalah salah satu contoh dari pencemaran udara primer karena merupakan hasil
dari pembakaran. Pencemaran sekunder adalah pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-
pencemar primer di atmosfer. Pembentukan ozon dalam smog fotokimia adalah salah satu contoh
dari pencemaran udara sekunder.

Anda mungkin juga menyukai