Anda di halaman 1dari 89

Strategi Pengendalian Penyakit

Tidak Menular Terintegrasi


Pencapaian 12 indikator KS
Keluarga memiliki akses/menggunakan sarana air bersih 98.13%

Bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap *) 94.85%

Keluarga memiliki akses/menggunakan jamban keluarga 92.66%

Pertumbuhan Balita dipantau 92.59%

Persalinan Ibu di fasilitas pelayanan kesehatan 88.00%

Bayi mendapatkan ASI Eksklusif 82.00%

Anggota keluarga tidak ada yang merokok *) 49.34%

Keluarga mengikuti program KB *) 46.61%

Keluarga sudah menjadi anggota JKN 42.00%

Penderita TB Paru yang berobat sesuai standar 32.85%

Penderita hipertensi yang berobat teratur 22.40%

Penderita gangguan jiwa berat, diobati dan tidak ditelantarkan 15.55%


Hipertensi menurut aplikasi
keluarga sehat PISPK,
tanggal 16 Nopember 2018
Jumlah penderita hipertensi (diagnosis), 16 Nop 2018
JAWA TIMUR 405,040
JAWA TENGAH 389,062
JAWA BARAT 380,962
SULAWESI SELATAN 91,822
SUMATERA UTARA 90,871
BANTEN 88,942
LAMPUNG 79,021
RIAU 73,040
KALIMANTAN SELATAN 67,332
SUMATERA SELATAN 57,592
NUSA TENGGARA BARAT 50,201
SUMATERA BARAT 48,036
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA 47,139
ACEH 45,867

KALIMANTAN BARAT
BALI 45,379
44,368 Indonesia: 2,335,511
Cakupan kunjungan keluarga: 30,4%
SULAWESI TENGAH 35,965
JAMBI 30,100
SULAWESI BARAT 29,992
KALIMANTAN TENGAH 28,489
SULAWESI UTARA 28,189
KALIMANTAN TIMUR 25,733
BENGKULU 23,434
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 21,506
SULAWESI TENGGARA 20,924
GORONTALO 17,553
KEPULAUAN RIAU 15,346
NUSA TENGGARA TIMUR 15,137
MALUKU UTARA 12,557
DKI JAKARTA 7,908
PAPUA 6,419
KALIMANTAN UTARA 4,818
MALUKU 4,344
PAPUA BARAT 2,423
Proporsi penderita hipertensi yang minum obat teratur, 16
Nop 2018 Indonesia 60.5%
SUMATERA SELATAN 69.6%
SULAWESI SELATAN 66.4%
ACEH 66.1%
SULAWESI UTARA 65.7%
MALUKU 65.7%
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 64.9%
JAWA BARAT 64.2%
KALIMANTAN SELATAN 64.0%
PAPUA BARAT 63.8%
SULAWESI TENGAH 63.7%
SUMATERA UTARA 63.5%
SULAWESI BARAT 62.6%
MALUKU UTARA 62.2%
DKI JAKARTA 61.9%
KEPULAUAN RIAU 61.7%
JAWA TIMUR 61.4%
BANTEN 60.2%
PAPUA 60.0%
BALI 59.8%
KALIMANTAN BARAT 59.7%
RIAU 59.6%
LAMPUNG 59.5%
GORONTALO 59.5%
KALIMANTAN TENGAH 59.4%
KALIMANTAN UTARA 59.2%
SULAWESI TENGGARA 59.1%
NUSA TENGGARA BARAT 58.8%
KALIMANTAN TIMUR 58.4%
NUSA TENGGARA TIMUR 57.9%
BENGKULU 57.3%
JAMBI 56.8%
SUMATERA BARAT 56.5%
JAWA TENGAH 53.5%
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA 49.3%
0.0% 10.0% 20.0% 30.0% 40.0% 50.0% 60.0% 70.0% 80.0%
Proporsi Hipertensi (ukur), 16 Nop 2018
Indonesia 17.2%
GORONTALO 24.7%
BALI 22.8%
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA 22.6%
JAWA TIMUR 21.3%
NUSA TENGGARA BARAT 21.1%
DKI JAKARTA 20.0%
SUMATERA UTARA 19.2%
JAWA TENGAH 17.8%
SULAWESI TENGGARA 17.6%
JAWA BARAT 17.3%
SULAWESI UTARA 17.2%
JAMBI 16.8%
SULAWESI TENGAH 16.2%
NUSA TENGGARA TIMUR 16.0%
SULAWESI BARAT 16.0%
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 15.8%
KALIMANTAN SELATAN 15.7%
KALIMANTAN TENGAH 15.5%
KALIMANTAN BARAT 15.5%
MALUKU UTARA 15.1%
RIAU 15.0%
SUMATERA BARAT 14.8%
LAMPUNG 14.2%
PAPUA BARAT 14.0%
MALUKU 13.8%
BANTEN 13.8%
SULAWESI SELATAN 13.6%
SUMATERA SELATAN 13.6%
BENGKULU 12.4%
KALIMANTAN TIMUR 12.1%
PAPUA 11.5%
KEPULAUAN RIAU 10.0%
ACEH 8.5%
KALIMANTAN UTARA 7.5%
PENGENDALIAN PTM MERUPAKAN PROGRAM YANG PRO-POOR

• Penyakit tidak menular terjadi % Jantung Koroner Menurut Status Ekonomi


pada semua golongan, baik kaya 2.1
dan miskin, 1.6
1.4 1.3 1.2
• Kecenderungan yang lebih tinggi
pada penduduk miskin

• Penanggulangan PTM berarti


mambantu manjaga Terbawah Menengah Menengah Menengah Teratas
Bawah Atas
produktifitas penduduk miskin
 pengurangan kemiskinan % Stroke Menurut Status Ekonomi
13.1 12.6 12 11.8 11.2

Terbawah Menengah Menengah Menengah Teratas


Bawah Atas
Sumber: Data Riskesdas 2013
49
Deaton A. The Great Escape: Health, Wealth, and the Origins of
Inequality. New Jersey: Princeton University Press; 2013.
“Today, the leading causes of death are no longer tuberculosis,
diarrhea, and respiratory infections, but heart disease, stroke, and
cancer. Yet life expectancy is still increasing (albeit more slowly
than it did before 1950), driven upwards not by cleaner
water and more complete vaccination but by
medical advances and changes in behavior”

Deaton A. The Great Escape: Health, Wealth, and the Origins of


Inequality. New Jersey: Princeton University Press; 2013.
PREVALENSI MEROKOK PADA PENDUDUK
UMUR 10-18 TAHUN, 2007-2018

56
“Successes against cardiovascular “Preventative drugs like
disease and cancer are spreading, antyhypertensives should spread just
not just from one rich country to as vaccines did in the past. Here, once
another, but throughout the world. again, the constraint is likely to be the
As mortality from infectious capacity of some governments to
disease are becoming more organize and regulate a physician-
important as children who did not based system of health care.
die become adults and live long Advances that are more expensive,
enough to encounter them. Except such as some cancer treatments or
in Africa, noncommunicable joint replacement, are also spreading,
disease is now the leading cause but they are typically available only to
of death everywhere in the world, the well healed or well connected in a
and cheap and effective.” limited number of poor countries”
Deaton A. The Great Escape: Health, Wealth, and the Origins of
Inequality. New Jersey: Princeton University Press; 2013.
SPM Kesehatan meliputi:
1. Setiap bumil mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar;
2. Setiap bulin mendapatkan pelayanan persalinan sesuai standar;
3. Setiap bayi baru lahir mendapatkan yankes sesuai standar;
4. Setiap balita mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar;
5. Setiap anak pada usia pendidikan dasar mendapatkan skrining kesehatan
sesuai standar;
6. Setiap warga negara Indonesia usia 15 - 59 tahun mendapatkan skrining
kesehatan sesuai standar;
7. Setiap warga negara Indonesia usia >60 tahun mendapatkan skrining
kesehatan sesuai standar;
8. Setiap penderita hipertensi mendapatkan yankes sesuai standar;
9. Setiap penderita Diabetes Melitus mendapatkan yankes sesuai standar;
10. Setiap orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) mendapatkan yankes sesuai
standar;
11. Setiap orang dengan TB mendapatkan pelayanan TB sesuai standar;
12. Setiap orang berisiko terinfeksi HIV (ibu hamil, pasien TB, pasien IMS,
waria/transgender, pengguna napza, dan warga binaan lembaga
pemasyarakatan) mendapatkan pemeriksaan HIV sesuai standar.
2. Gerakan Masyarakat Hidup Kebijakan Lintas 1. Standar Pelayanan
Sehat Sektor Minimal
• Olahraga
• Promosi Kesehatan
• Lalu lintas
• • Preventive
Gula Garam Lemak Pemda Provinsi
• Tidak merokok • Deteksi Dini
• Lingkungan
Kabupaten Kota • Pengobatan
• Air bersih

Layanan 3. Pendekatan Keluarga


Rumah • Seluruh Keluarga
Sakit Primer • Total coverage
• Outreach
4. Penguatan Layanan Primer • Pemberdayaan
5. Rujukan
Dokter Layanan Primer Masyarakat
berjenjang
Nusantara Sehat
Sarana dan Prasarana

Pelayanan Cepat Tepat Efisien

6. JAMINAN KESEHATAN NASIONAL / BPJS


5 tingkat pencegahan PTM
• Promosi Kesehatan
• Germas
• Deteksi dini
• PIS-PK
• SPM
• Skrining usia produktif dan lansia
• Pengobatan dan rehabilitasi
• SPM
Keterkaitan Germas – SPM – KS
di tingkat operasional / masayrakat
SPM Filosofi & tujuan
1. Memenuhi hak dasar Bumil, Bulin, Bayi, Balita, Usisek,
2. Cakupan 100% Usiprod, Usila + PM & PTM

KS Metoda
1. Proaktif menjangkau 100% keluarga Keluarga
2. Promotif, preventif, deteksi dini

Germas Metoda
Dukungan lintas sektor RDS UKS/M UKK
IKS
Indikator Cak. Program
Penguatan Puskesmas Dalam Program UKM
SPM Kesehatan meliputi:
1. Setiap bumil mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar;
2. Setiap bulin mendapatkan pelayanan persalinan sesuai standar;
3. Setiap bayi baru lahir mendapatkan yankes sesuai standar;
4. Setiap balita mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar;
5. Setiap anak pada usia pendidikan dasar mendapatkan skrining kesehatan
sesuai standar;
6. Setiap warga negara Indonesia usia 15 - 59 tahun mendapatkan skrining
kesehatan sesuai standar;
7. Setiap warga negara Indonesia usia >60 tahun mendapatkan skrining
kesehatan sesuai standar;
8. Setiap penderita hipertensi mendapatkan yankes sesuai standar;
9. Setiap penderita Diabetes Melitus mendapatkan yankes sesuai standar;
10. Setiap orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) mendapatkan yankes sesuai
standar;
11. Setiap orang dengan TB mendapatkan pelayanan TB sesuai standar;
12. Setiap orang berisiko terinfeksi HIV (ibu hamil, pasien TB, pasien IMS,
waria/transgender, pengguna napza, dan warga binaan lembaga
pemasyarakatan) mendapatkan pemeriksaan HIV sesuai standar.
• Penataan organisasi untuk pengendalian PTM
• Di tingkat pusat
• Lebih mengaktifkan Germas
• Prioritas menjalankan program bagi risiko tinggi
• Pelibatan faskes swasta sangat penting

Anda mungkin juga menyukai