Anda di halaman 1dari 6

CARA MEMAHAMI MSDS ( Material Safety Data Sheet)

A. PENDAHULUAN
Bahaya dapat timbul kapan saja dan dimana saja. Bahaya dapat timbul melalui :
 aktifitas kerja
 lingkungan dimana pekerjaan dilaksanakan
 alat kerja
 paparan bahan yang dipergunakan
 faktor yang tidak teridentifikasi lainnya

menyikapi hal tersebut di atas diperlukan pemahaman yang baik sehingga dapat
menentukan langkah-langkah penanganan yang diperlukan untuk menghindari timbulnya
bahaya.

Pada artikel kali ini saya akan coba memaparkan cara mudah memahami MSDS (material
safety data sheet) sebagai salah satu hal penting untung mencegah terjadinya kecelakaan
karena pemaparan bahan yang dipergunakan. MSDS merupakan dokumen pendukung
yang harus dimiliki suatu produk yang mengandung bahan kimia.Paparan bahan kimia ini
selain terhadap manusia, juga memiliki dampak terhadap lingkungan. Informasi yang
terdapat dalam MSDS ini akan mengupas secara jelas kandungan bahan, cara
penanganan, serta aman tidaknya bahan tersebuit dipergunakan.

Informasi yang terdapat dalam MSDS adalah sebagai berikut :

1. Informasi umum tentang bahan


2. Informasi komponen bahaya
3. Reaktifitas bahan
4. Sifat mudah tidaknya bahan terbakar
5. Sifat fisika bahan
6. Sifat Kimia bahan
7. Dampak terhadap kesehatan
8. Pertolongan pertama
9. Penyimpanan

Page 1 of 6
Secara umum susunan dalam MSDS sebagai berikut :

No Konten isi Uraian penjelasan


1 Product and Company Menerangkan identitas produk, serta perusahaan
Identification yang memproduksi produk.

2 Composition/Information on Menjelaskan komposisi bahan yang bersangkutan,


ingredients / Komposisi konsentrasi, campuran dsb.
/Informasi kandungan bahan
3 Hazards Identification /  Bahaya Kesehatan :
Identifikasi Bahaya  Bahaya kebakaran
 Bahaya reaktivitas

4 First Aid Measures / Tindakan Menjelaskan tentang langkah pertolongan pertama


Pertolongan Pertama jika terpapar atau keracunan bahan kimia.
5 Fire fighting measures / Tindakan Penanggulangan jika terjadi kebakaran
Penanganan Penanggulangan yang disebabkan oleh bahan.
Kebakaran

6 Accidential Release measures / Menjelaskan langkah- langkah yang dilakukan jika


Penanggulangan kondisi darurat bahan tumpah dari tempat penyimpanan.
Tumpahan dan Kebocoran

7 Handling and storage / Tata cara penyimpanan, serta penanganan bahan.


Penanganan dan Penyimpanan
8 Exposure control / personal Proteksi diri atau, penggunaan APD yang diperlukan
protection / Pengendalian jika akan menangani bahan.
Pemaparan / Perlindungan Diri

9 Physical and Chemical Properties informasi secara fisika dan kimia. pengaruhnya
/ Spesifikasi Fisika dan Kimiawi terhadap kondisi sekitarnya dan menunjukkan batas
atau saat material tersebut bisa berubah bentuk
(mencair, menyublim atau membeku)

10 Stability and Reactivity / Mencantumkan sifat stabilitas dan reaktivitas. Berisi


Stabilitas dan Reaktivitas tentang kondisi yang harus dihindari, reaksi bahan
apabila tercampur dengan bahan lain seperti air,
minyak, udara, produk dekomposisi yang berbahaya,
produk polimerisasi yang berbahaya atau bahan
kimia lain.

11 Toxicological Information / Data Keterangan sifat racun seperti: efek lokal, pemaparan
Toksikologi akut, dan kronik, termasuk efek karsinogen,
teratogen, reproduksi, mutagen, dan interaksi bahan
dengan obat, alcohol.
12 Ecological Information and Menjelaskan bahaya terhadap lingkungan, dampak
Consideration / Informasi Ekologi lingkungan, degradasi, dan bioakumulasi dan
Lingkungan bagaimana menangani limbah atau buangan bahan
baik berupa padat, cair maupun gas.

Page 2 of 6
Sifat-sifat bahaya adalah sebagai berikut :

1 Bahaya Kesehatan Menjelaskan berbagai cara bahan kimia bisa memapar tubuh
pengguna dengan beberapa cara misalnya penyerapan
melalui kulit, pernafasan dan lainnya. Informasi tentang
gejala dan akibat terhadap kesehatan apabila tubuh terjadi
kontak dengan bahan tersebut seperti kejadian setelah :
a. Efek terkena paparan yang berlebihan
b. Kontak pada mata
c. Kontak pada kulit
d. Terhirup pada pernafasan
2 Bahaya Kebakaran Informasi ini menentukan bahan tersebut termasuk kategori
bahan mudah terbakar, dapat dibakar, tidak dapat dibakar
atau membakar bahan lain. Kemudahan zat untuk terbakar
ditentukan oleh :
a. Titik nyala : suhu terendah dimana uap zat dapat
dinyalakan.
b. Konsentrasi mudah terbakar : daerah konsentrasi uap gas
yang dapat dinyalakan. Konsentrasi uap zat terendah yang
masih dapat dibakar disebut LFL (low flammable limit) dan
konsentrasi tertinggi yang masih dapat dinyalakan
disebut UFL (upper flammable limit). Sifat kemudahan
membakar bahan lain ditentukan oleh kekuatan
oksidasinya.
c. Titik bakar : suhu dimana zat terbakar sendirinya.
3 Bahaya Reaktivitas Sifat bahaya akibat ketidakstabilan atau kemudahan terurai,
bereaksi dengan zat lain atau terpolimerisasi yang bersifat
eksotermik (menghasilkan panas) sehingga eksplosif atau
reaktivitasnya terhadap gas lain sehingga menghasilkan gas
beracun.

Sifat-sifat bahaya seperti uraian di atas, dalam MSDS dapat diuraikan seperti gambar skala
berikut :

Page 3 of 6
1
a Kotak Biru menunjukkan
skala bahaya kesehatan
3 2
b Kotak merah menunjukkan
skala bahaya kebakaran

c Kotak kuning menunjukan


skala bahaya reaktivitas
Radioaktif
d Kotak putih menunjukkan
skala bahaya lainnya
Jangan disiram
air

Penjelasan tingkat skala pada tiap kotak :

Nilai Bahaya Kesehatan Bahaya Kebakaran Bahaya Reaktivitas


Bahan kimia yang akan
Bahan kimia yang secara
Bahan kimia yang teruapkan dengan cepat atau
sendirian memiliki
dengan sangat sedikit sempurna pada tekanan
kemungkinan meledak atau
paparan (exposure) atmosfer dan temperatur
4 terdekomposisi dan
dapat menyebabkan kamar atau bahan kimia yang
menimbulkan ledakan atau
kematian atau sakit segera terdispersi di udara
bereaksi pada tekanan dan
parah. dan bahan kimia tersebut
temperatur normal.
akan terbakar dengan cepat.
Bahan kimia yang Bahan kimia berupa cairan Bahan kimia yang secara
dengan sangat sedikit atau padatan yang dapat sendirian memiliki
paparan (exposure) menyala pada semua kemungkinan meledak atau
dapat menyebabkan temperatur kamar. terdekomposisi dan
kematian atau sakit menimbulkan ledakan atau
parah. bereaksi tetapi
3 membutuhkan bahan
inisiator atau harus
dipanaskan pada kondisi
tertentu sebelum inisiasi
atau bahan yang bereaksi
dengan air dan menimbulkan
ledakan.
Bahan kimia yang Bahan kimia yang segera
Bahan kimia yang harus
dengan paparan cukup menunjukkan perubahan
dipanaskan atau dikondisikan
intens atau kimia drastis akibat kenaikan
2 pada temperatur tinggi
berkelanjutan dapat temperatur atau tekanan
tertentu sehingga dapat
menyebabkan atau reaksi secara cepat
menyala.
kemungkinan sakit dengan air dan mungkin

Page 4 of 6
parah atau penyakit membentuk campuran
menahun. bahan peledak dengan air.
Bahan kimia yang Bahan kimia yang secara
dengan terjadinya Bahan kimia yang harus sendirian stabil tetapi dapat
1 paparan dapat dipanaskan terlebih dahulu menjadi tidak stabil akibat
menyebabkan iritasi sebelum nyala dapat terjadi. kenaikan temperatur atau
atau sakit. tekanan.
Bahan kimia yang
akibat paparan
Bahan kimia yang secara
termasuk dalam kondisi
Bahan kimia yang tidak dapat sendirian stabil kecuali pada
0 terbakar tidak
terbakar. kondisi nyala api dan bahan
mengakibatkan sakit
tidak reaktif dengan air.
atau bahaya
kesehatan.
Peraturan yang terkait: Peraturan Pemerintah No. 74 Th. 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3;
Tata cara pemberian simbol dan label bahan berbahaya dan beracun (B3): *PerMen LH Nomor 03 Tahun 2008

B. Global Harmonized System (GHS )


Apa itu GHS ?

GHS kepanjangannya adalah Global Harmonized System atau Sistem Harmonisasi Global.
GHS merupakan dari pertemuan internasional untuk penyamaan komiunikasi bahaya
seperti : klasifikasi bahaya, MSDS, dan label. GHS berada di bawah ILO dan menunjuk
UNITAR ( United Nations Institute for Training and Reasearch) sebagai kordinatornya.

Adopsi system GHS ini memiliki beberapa keuntungan untuk Indonesia, salah satunya
adalah Indonesia akan memiliki standar penentuan klasifikasi bahaya yang seragam atau
tidak berbeda antar Kementrian/ Departmen yang ada.

Untuk MSDS dengan menggunakan system GHS ini menggunakan 16 bagian sebagai
berikut :

Sections Format Kepmenaker Format GHS


1 Identitas Perusahaan Identitas Perusahaan
2 Komposisi Bahan * Identifikasi Bahaya *

Page 5 of 6
3 Identifikasi Bahaya * Komposisi Bahan *
4 Tindakan P3K Tindakan P3K
5 Tindakan Penanggulangan Tindakan Penanggulangan
Kebakaran Kebakaran
6 Tindakan Penanggulangan Tindakan Penanggulangan
Kebocoran dan Tumpahan Kebocoran dan Tumpahan
7 Penyimpanan dan Penanganan Penyimpanan dan Penanganan
Bahan Bahan
8 Pengendalian Pemaparan dan Pengendalian Pemaparan dan
APD APD
9 Sifat Fisika dan Kimia Sifat Fisika dan Kimia
10 Stabilitas dan Reaktifitas Bahan Stabilitas dan Reaktifitas Bahan
11 Informasi Toksikologi Informasi Toksikologi
12 Informasi Ekologi Informasi Ekologi
13 Pembuangan Limbah Pembuangan Limbah
14 Informasi Untuk Pengangkutan Informasi Untuk Pengangkutan
Bahan Bahan
15 Informasi Perundang-undangan Informasi Perundang-undangan
16 Informasi Lain Informasi Lain

Implementasi GHS yang akan mempengaruhi MSDS selain hal diatas adalah penerapan
bahasa lokal baik untuk MSDS maupun Label / Penandaan. Penerapan GHS akan
mewajibkan setiap MSDS dan Label terdapat dalam 2 bahasa yaitu bahasa lokal dan
bahasa Internasional / Inggris.

Oleh karena itu, penterjemahan guide GHS atau yang kita kenal dengan nama Purple
Book sangatlah penting karena GHS Purple Book akan menjadi acuan dalam penentuan
klasifikasi bahaya beserta kategorinya, pembuatan MSDS, Label, dan lain-lain.

Semoga sedikit pengetahuan ini dapat berguna, kritik masukkan dan saran silahkan
disampaikan untuk perbaikan kedepannya

*dihimpun dari berbagai sumber

Page 6 of 6

Anda mungkin juga menyukai