Resume Bab 1 Akuntansi Keuangan Dan Standar Akuntansi
Disusun Oleh :
Didik Maulana Ishak (160810301133)
KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JEMBER FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS Jl. Kalimantan 37 – Jember 2017 Akuntansi Keuangan dan Standar Akuntansi 1. Akuntansi dan laporan keuangan sebagai bahasa bisnis Akuntansi menghasilkan informasi yang menjelaskan kinerja keuangan entitas dalam suatu periode tertentu dan kondisi keuangan entitas pada tanggal tertentu. Akuntansi merangkum transaksi yang terjadi, sedangkan pengertian traksaksi adalah kejadian dalam entitas yang mempengaruhi posisi keuangan, sehingga fokus akuntansi pada informasi keuangan. Akuntansi tidak hanya untuk entitas bisnis tetapi semua entitas memerlukan akuntansi, karena setiap entitas perlu untuk melaporkan kondisi keuangan dan kinejanya dari aspek keuangan. Entitas pemerintah memerlukan akuntansi untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang kekayaan pemerintah yang akan digunakan untuk penyelenggaraan pelayanan pemerintah serta akuntabilitas keuangan suatu unit pemerintah. Lembahga swadaya masyarakat (LSM) membutuhkan akuntansi untuk melaporkan hasil kerja dan kondisi keuangan LSM tersebut kepada para penyandang dana dan pemangku kepentingan lainnya. Berdasakan pengertian di atas, pengertian akuntansi terdiri atas empat hal penting adalah sebagai berikut : a. Input (masukan) akuntansi adalah peristiwa transaksi bisnisyangbersifat keuangan. b. Proses, merupakan serangkaian kegiatan untuk merangkum transaksi menjadi laporan c. Output (keluaran) akuntansi adalah informasi keuangan dalam bentuk laporan keuangan. Laporan keuangan yang dihasilkan terdiri dari laporan laba rugi, laporan prubahan ekuitas, laporan posisi keuangan, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. d. Pengguna informasi terdiri dari dua pihak yaitu pihak internal dan eksternal. Internal terdiri dari manajemen dan karyawan, sedangkan pihak eksternal terdiri dari kreditur, pemasok (supplier), publik interest grup dan pemerintah. 2. Akuntansi keuangan Bidang akuntansi dilihat dari sisi pengguna informasi dibagi menjadi dua yaitu akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan. Bidang akuntansi yang membahas penyusunan laporan keuangan untuk pengguna eksternal disebut sebagai akuntansi keuangan. Sedangkan bidang akuntansi yang berfokus pada akuntansi untuk tujuan internal entitas disebut akuntansi manajemen. Akuntansi manajemen berorientasi pada pemberian informasi untuk menajemen terutama dalam hal pengendalian dan perencanaan. Informasi yang dihasilkan misalnya, informasi mengenai penjualan, analisis biaya produk, anggaran suatu entitas, dan analisis investasi. Akuntansi keuangan berorientasi pada pelaporan pihak eksternal. Beragamnya pihak eksternal dengan tujuan spesifik bagi masing- masing pihak membuat pihak penyusun laporan keuangan menggunakan prinsip dan asumsi-asumsi dalam proses penyusunan laporan keuangan. Laporan yang dihasilkan dari akuntansi keuangan berupa laporan keuangan untuk tujuan umum. Laporan tersebut ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna laporan. Laporan keuangan juga bisa disusun untuk tujuan khusus misalnya laporan keuangan yang ditujukan untuk perpajakan, regulator lain seperti Bank Indonesia, Departemen Keuangan, maupun untuk tujuan manajemen. Tujuan laporan keuangan menurut PSAK 1 adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Kebutuhan informasi tentang entitas tidak hanya laporan keuangan, informasi non keuangan mulai mendapat perhatian dan dipeerlukan untuk mengambil keputusan. Informasi yang dihasilkan dalam akuntansi disusun berdasarkan prinsip- prinsip akuntansi yang berlaku umum ( Generally Accepted Accoounting Principles – GGAP). Salah satu bentuk prinsip akuntansi yang berlaku umum dan saat ini digunakan di Indonesia adalah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). 3. Akuntansi dan alokasi sumber daya Investor dan kreditur sebagai pemilik sumber daya, dalam hal ini dana berusaha mengoptimalkan hasil pengembalian dari investasinya. Untuk itu, investor akan memilih investasi pada proyek-proyek yang memberikan pengembalian tinggi atau entitas yang dapat memberikan dividen atau kenaikan nilai investasi di masa mendatang. Pasar modal yang efisien adalah pasar modal yang dapat merepresentasikan harga saham sesuai dengan kondisi entitas yang sebenarnya. Ada 3 jenis pasar modal efisien, yaitu : a. Pasar modal efisien lemah, yaitu pasar modal yang harga sahamnya mencerminkan informasi masa lalu ( data historis). b. Pasar modal efisien semi kuat, merupakan pasar modal yang harga sahamnya mencerminkan informasi terkini yang tersedia di pasar. c. Pasar modal efisien kuat, yaitu pasar modal yang harga sahamnya mencerminkan semua informasi yang tersedia termasuk informasi mengenai kondisi masa depan. Efisiensi pasar menunjukkan bagaimana harga saham dapat merepresentasikan informasi entitas tersebut. Informasi keuangan yang dihasilkan oleh akuntansi merupakan informasi kondisi dan kinerja entitas pada periode lalu, sehingga termasuk data historis. Namun informasi tersebut dapat memberikan gambaran tentang apa yang terjadi saat ini dan juga dapat digunakan untuk memprediksi apa yang akan terjadi dimasa mendatang. 4. Standar akuntansi keuangan. Saat ini hanya dua standar akuntansi yang banyak dijadikan referensi atau diadopsi didunia yaitu IFRS dan US-GAAP. Standar akuntansi yang berlaku di Indonesia terdiri atas empat standar, sering disebut sebagai 4 pilar Standar Akuntansi yaitu SAK, SAK-ETAP, SAK Syariah, dan SAP. Standar akuntansi keuangan (SAK) digunakan untuk entitas yang memiliki akuntabilitas publik yaitu entitas terdaftar atau dalam proses pendaftaran di pasar modal atau entitas fidusia (yang menggunakan dana masyarakat seperti asuransi, perbankan, dan dana pensiun). IFRS sebagai standar internasional memiliki tiga ciri utama sebagai berikut. a. Principles – Based. Standar ini hanya mengatur hal-hal yang pokok dalam standar sedangkan prosedur dan kebijakan detail diserahkan kepada pemakai. Sedangkan standar yang rule based, memuat ketentuan pengakuan akuntansi secara detail. b. Nilai wajar. Standar akuntansi banyak menggunakan konsep nilai wajar (fail value). Penggunaan nilai wajar untuk meningkatkan relevansi informasi akuntansi untuk pengambilan keputusan. c. Pengungkapan. Laporan keuangan mengharuskan lebih banyak pengungkapan. Tujuannya agar pengguna laporan keuangan dapat mempertimbangkan informasi yang relevan dan perlu diketahui terkait dengan apa yang dicantumkan dalam laporan keuangan dan kejadian penting yang terkait dengan item tersebut. SAK-ETAP digunakan untuk entitas yang yang tidak dimiliki akuntabilitas publik signifikan dalam menyusun laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statement). Contoh penyederhanaan dalam standar ETAP adalah sebagai berikut. 1. Tidak ada laporan laba rugi komprehensif. Pengaruh laba komprehensif disajikan dalam laporan perubahan ekuitas atau komponen ekuitas dalam laporan posisi keuangan. 2. Penilaian untuk aset tetap, aset tak berwujud, dan properti investasi setelah tanggal perolehan hanya menggunakan harga perolehan tidak ada pilihan menggunakan nilai revaluasi atau nilai wajar. 3. Tidak ada pengakuan liabilitas dan aset pajak tangguhan, beban pajak diakui sebesar jumlah pajak menurut ketentuan pajak. Kemudian standar akuntansi syariah (SAK Syariah) adalah standar yang digunakan untuk entitas yang memiliki transaksi syariah atau entitas berbasis syariah. Standar ini terdiri atas kerangka konseptual penyusunan an pengungkapan laporan, standar penyajian laporan keuangan, dan standar khusus transaksi syariah seperti mudharabah, murabahah, salam, ijarah dan istishna. Standar Akuntansi Pemerintahan ( SAP) adalah standar akuntansi yang digunakan untuk menyusun laporan keuangan instansi pemerintahan baik pusat maupun daerah. SAP berbasis akrual ditetapkan dalam peraturan pemerintah No. 71 Tahun 2010. 5. Perkembangan IFRS dan IASB Standar akuntansi internasional atau International Financial Reporting Standards (IFRS) sebelumnya bernama International Accounting Standard (IAS). IAS disusun oleh International Accounting Standard Commitee (IASC), organisasi pendahulu dari IASB. IASC didirikan pada juni 1973. Tujuan dari IASB disebutkan sebagai berikut: 1. Untuk mengembangkan satu set standar akuntansi yang berkualitas tinggi, yang dapat dipahami dan diterapkan secara internasional yang diperlukan sebagai prasyarat dihasilkannya laporan keuangan dan laporan keuangan lain yang berkualitas, transaparan, dan dapat dibandingkan untuk membantu pemakai laporan keuangan dan partisipan dari berbagai pasar modal seluruh dunia mengambil keputusan ekonomi. 2. Untuk mempromosikan penggunaan standar kepada para pengguna. 3. Untuk bekerja sama dengan dewan standar nasional dari berbagai negara untuk melakukan konvergensi dan menjadikan IFRS sebagai standar akuntansi yang berkualitas. Standar akuntansi disusun melalui proses yang dilaksanakn secara transparan dan akuntabel. Proses tersebut disebut sebagai due process yang memiliki komponen : 1. Dewan standar yang independen. 2. Proses pengembangan standar yang teliti dan sistematis. 3. Bekerja sama dengan investor, regulator, pelaku bisnis utama, profesi akuntan global di setiap tahapan proses, 4. Berusaha kolaborasi dengan komunitas dewan penyusun standar. 6. Perkembangan DSAK dan PSAK Profesi akuntan di Indonesia terhimpun dalam Ikatan Akuntan Indonesia yang berdiri pada 23 desember 1957. Kebutuhan standar akuntansi keuangan dirasakan perlu sejak diaktifkannya kembali pasar modal pada tahun 1973. Selama hampir 9 tahun, PAI tidak mengalami perkembangan maupun penambahan standar yang dibuat. Perubahan bisnis dan perkembangan standar akuntansi di AS, mendorong dilakukannya revisi PAI sehingga lahir PAI 1983. Sejak 1984, komite PAI mengembangkan beberapa standar akuntansi untuk industri dan badan hukum tertentu untuk memenuhi kebutuhan industri spesifik. Diantaranya PSAK akuntansi Dana Pensiun, PSAK akuntansi Perkoperasian, PSAK akuntansi kerugian, PSAK akuntansi minyak dan gas bumi, PSAK akuntansi sewa guna usaha dan PSAK perbankan. Tahun 1994 diterbitkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Selama kurun waktu 1994-1998 nama komite PAI diubah menjadi komite SAK dan terakhir pada tahun 1998 berubah menjadi DSAK ( dewan standar akuntansi keuangan) 7. Kerangka dasar penyajian dan penyusunan laporan keuangan. Kerangka ini adalah kerangka konseptual yang merupakan konsep-konsep yang menjadi dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan untuk tujuan umum. Kerangka konseptual ditujukan untuk : 1. Penyusun standar akuntansi keuangan dalam pelaksanaan tugasnya. 2. Penyusun laporan keuangan untuk menanggulangi masalah akuntansi yang belum diatur dalam standar akuntansi keuangan. 3. Auditor dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku. 4. Para pemakai dalam menafsirkan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan. Pengguna dan tujuan laporan keuangan. Pengguna tersebut menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi kebutuhan informasi yang berbeda, diantaranya sebagai berikut : 1. Investor, menilai entitas dan kemampuan entitas membayar dividen di masa mendatang. 2. Karyawan, kemampuan memberikan balas jasa, manfaat pensiun , dan kesempatan kerja. 3. Pemberi jaminan, kemampuan membayar utang dan bunga yang akan mempengaruhi keputusan apakah akan memberi pinjaman. 4. Pemasok dan kreditor lain, kemmpuan entitas membayar liabilitasnya pada saat jatuh tempo. 5. Pelanggan, kemampuan entitas menjamin kelangsungan hidupnya. 6. Pemerintah, menilai bagaimana alokasi sumber daya 7. Masyarakat, menilai tren dan perkembangan kemakmuran dan entitas. Asumsi Asumsi dalam penyusunan laporan keuangan digunakan sebagai konsep dasar yang melandasi penyusunan laporan keuangan. Berdasarkan asumsi ini laporan keuangan disusun dan diharapkan dapat memenuhi tujuan laporan keuangan. Karakteristik kualitatif Laporan keuangan berisikan informasi keuangan yang pada hakikatnya adalah informasi kuantitatif. Agar informasi tersebut berguna bagi pemakai informasi tersebut harus memenuhi karakteristik kualitatif. Dengan karakteristik kualitatif tersebut,informasi kuantitatif dalam laporan keuangan dapat memenuhi kebutuhan pemakai. Menurut PSAK, ada empat karakteristik kualitatif pokok yaitu dapat dipahami, relevan, keandalan, dan dapat dibandingkan. Unsur laporan keuangan. Unsur laporan keuangan diklasifikasikan dalam beberapa kelompok menurut karakteristik ekonominya. Unsur yang berkaitan dengan pengukuran kinerja dalam laporan laba rugi komprehensif pengahasilan adalah penghasilan dan beban. Pengakuan unsur laporan keuangan. Pos yang memenuhi definisi suatu unsur laporan keuangan harus diakui jika: 1. Ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang berkaitan dengan proses tersebut akan mengalir dari atau ke dalam entitas 2. Pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal. Pengukuran unsur laporan keuangan Pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang untuk laporan keuangan yang disajikan dalam laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi komprehensif. Proses ini menyangkut pemilihan dasar pengukuran tertentu. 1. Biaya historis adalah biaya perolehan pada tanggal transaksi 2. Biaya kini adalah biaya yang seharusnya diperoleh saat ini atau pada saat pengukuran 3. Nilai realisasi atau penyelesaian adalah nilai yang dapat diperoleh dengan menjual aset dalam pelepasan normal 4. Nilai kini adalah arus kas masuk netto di masa depan yang didiskontokan ke biaya kini dari pos yang diharapkan dapat memberikan hasil dalam pelaksanaan usaha normal. Konsep pemeliharaan modal Menurut konsep modal keuangan, modal adalah aset netto atau ekuitas entitas yaitu uang atau daya beli yang diinvestasikan. Menurut konsep modal fisik, modal dipandang sebagai kapasitas produktif suatu entitas yang didasarkan pada hasil output perhari atau kemampuan untuk berproduksi. Dua konsep pemeliharaan modal ini menciptakan dua konsep laba sebagai berikut. 1. Pemiliharaan modal keuangan. Menurut konsep ini laba hanya diperoleh jika jumlah finansial (uang) dari aset netto pada akhir periode melebihi jumlah finansial pada awal periode,setelah memasukkan kembali stiap distribusi kepada dan mengeluarkan setiap kontribusi dari para pemilik selama satu periode. 2. Pemeliharaan modal fisik. Menurut konsep ini, laba hanya diperoleh jika kapasitas produktif fisik (kemampuan usaha)pada akhir periode melebihi kapasitas produktif fisik pada awal periode, setelah memasukkan kembali setiap distribusi kepada dan mengeluarkan setiap kontribusi dari para pemilik selama suatu periode. 8. Perubahan kerangka konseptual konvergensi IFRS Ada perubahan dalam kerangka konseptual yang baru dibandingkan dengan yang saat ini diadopsi di Indonesia. Kerangka konseptual baru tersebut terdiri dari 8 bab yaitu tujuan laporan keuangan, entitas pelaporan, karakteristik kualitatif dan kerangka dasar,elemen laporan keuangan, recognition dan derecognition, penyajian dan pengungkapan serta konsep modal dan pemeliharaan modal. 9. Tantangan akuntansi di masa mendatang Penggunaan IFRS sebagai standar internasional memunculkan tantangan akuntansi di masa mendatang. Pengukuran dengan menggunakan nilai wajar dalam laporan keuangan akan menyebabkan banyak angka dalam laporan keuangan yang tidak berasal dari proses pencatatan akuntansi. Pada sisi lain, perkembangan teknologi kompleksitas transaksi dalam bisnis, globalisasi, kebutuhan informasi non keuangan dalam pengambilan keputusan dan faktor etika dalam penyusunan laporan keuangan menjadi tantangan akuntansi di masa mendatang.