Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH FISIKA UMUM

“TITIK DIDIH CAIRAN”


Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
dalam Mata Kuliah Fisika Umum
Dosen Pengampu: Sabani, M.Si.

Oleh :

Kelompok 6
Ayu Masytah Dewi (4191121012)
Eva Rolita Harianja (4193321020)
Putri Pratiwi (4191121005)
Sinta Stevani Br. Gultom (4193121011)

FISIKA DIK A 2019

PROGRAM STUDI (S1) PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga Kelompok kami sanggup menyusun Makalah yang
berjudul “Titik Didih Cairan” ini semaksimal mungkin.
Adapun maksud kami menyusun makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Fisika
Umum yang telah di amanahkan kepada kami. Kami juga mengucapkan banyak terimakasih
kepada Bapak Sabani, M.Si selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Fisika Umum ini serta ,
Kak Shufina Rahmi Lubis dan Bang Ahmad Ramadhana selaku Asisten Laboratorium
Fisika Umum.
Kami sadar bahwa makalah ini tentu saja tidak lepas dari banyaknya kekurangan baik
dari segi mutu maupun jumlah dari materi yang dipaparkan. Semua ini murni didasari oleh
keterbatasan yang kami miliki.
Oleh sebab itu, kami membutuhkan masukan dan kritik yang bersifat membangun
yang berasal dari semua pihak, demi perbaikan terhadap makalah selanjutnya. Harapan kami
semoga makalah ini bermanfaat terlebih bagi kami dan para pembaca.

Medan, 21 November 2019

Penyusun

Kelompok 6

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................ Error! Bookmark not defined.1


DAFTAR ISI .......................................................................... Error! Bookmark not defined.2
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................... 3
1.1. Latar Belakang.............................................................................................................. 3
1.2. Tujuan ........................................................................................................................... 3
1.3. Hipotesa ........................................................................................................................ 3
Bab II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................................. 4
Bab III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................................................... 7
3.1. Alat dan Bahan ........................................................................................................... 7
3.2. Prosedur Kerja ........................................................................................................... 7
Bab IV HASIL PENGAMATAN ............................................................................................... 8
Bab V PEMBAHASAN ............................................................................................................. 9
Bab VI PENUTUP .................................................................................................................... 10
6.1 Kesimpulan ................................................................................................................ 11
6.2 Saran .......................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 12

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Suhu dimana cairan mendidih dinamakan titik didih. Titik didih adalah temperatur
dimana tekanan uap sama dengan tekanan atmosfer. Suhu (temperatur) dimana tekanan uap
sebuah zat cair sama dengan tekanan eksternal yang dialami oleh cairan. Berdasarkan nilai
titik didih zat terlarut, larutan dapat dibagi dua yaitu titik didih zat terlarut lebih kecil dari
pelarutnya sehingga zat terlarut lebih mudah menguap dan yang kedua zat terlarut lebih besar
daripada pelarutnya sehingga apabila dipanaskan pelarut yang lebih dulu menguap. Kenaikan
titik didih larutan bergantung pada jenis zat terlarut, konsentrasi larutan, serta eletrolit atau
non elektrolit zat terlarut. Untuk membuktikan pengaruh ketiga faktor tersebut terhadap
kenaikan titik didih maka perlu dilakukan percobaan.

1.2. Tujuan

1. Memenuhi salah satu tugas Praktikum Fisika Umum


2. Mengetahui karakteristik Fluida
3. Mengetahui proses terjadinya kenaikan titik didih pada fluida
4. Mengetahui pengaruh pemberian kalor pada fluida
5. Mengetahui faktor faktor penyebab kenaikan titik didih
6. Mengetahui contoh titik didih cairan dalam kehidupan sehari hari

1.3. Hipotesa

1. Karakteristik setiap fluida berbeda beda


2. Ada suatu faktor yang mempengaruhi kenaikan titik didih setiap fluida

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Definisi mendidih adalah proses perubahan bentuk zat dari cair menjadi uap/gas. Pada
proses ini diperlukan sejumlah kalor untuk menaikkan temperatur. Kalor yang diperlukan
disebut kalor uap sementara temperatur pada saat mendidih disebut titik didih (boiling point).
Proses mendidih dibedakan dengan proses menguap, dimana mendidih hanya terjadi pada
benda yang telah mencapai titik didihnya disertai gelembung-gelembung udara dari seluruh
bagian zat cair. Sementara menguap dapat terjadi di permukaan zat cair saja. Ada dua macam
tipe pendidihan yaitu pendidihan kolam (pool boiling) dan pendidihan aliran (flow boiling).
Pendidihan kolam adalah permukaan dari zat padat yang dipanaskan kemudian digenangi air.
Pendidihan aliran adalah permukaan dari zat padat yang dipa naskan kemudian digenangi air
yang mengalir.

Titik didih adalah suhu di mana tekanan uap dari zat air sama dengan tekanan di
sekitarnya dan zat air berubah menjadi suatu uap. Titik didih cairan tergantung pada tekanan
lingkungan sekitarnya. Cairan dalam ruang vakum parsial memiliki titik lebih rendah
daripada ketika cairan yang pada tekanan atmosfer. Gak cair pada tekanan tinggi memiliki
titik lebih tinggi daripada ketika cairan berada pada tekanan atmosfer. Untuk tekanan yang
sama, cairan yang berbeda akan mendidih pada suhu yang berbeda.

Titik didih normal ( disebut juga titik didih atmosfer atau titik didih tekanan atmosfer)
suatu cairan adalah kasus khusus di mana tekanan uap cairan sama dengan tekanan atmosfer
yang di permukaan laut yaitu satu atmosfer. Pada suhu tersebut, tekanan uap cairan menjadi
cukup untuk mengatasi tekanan atmosfer dan memungkinkan terbentuknya gelembung uap
dalam cairan. Titik didih standar telah ditetapkan oleh IUPAC sejak tahun 1982 sebagai suhu
di mana pendidikan terjadi pada tekanan satu bar.

Kalor penguapan adalah energi yang dibutuhkan untuk mengubah zat dalam jumlah
tertentu dari zat menjadi gas pada tekanan tertentu. Cairan dapat berubah menjadi uap pada
suhu di bawah titik dirinya melalui proses penguapan. Penguapan adalah fenomena
permukaan di mana molekul terletak dekat permukaan cairan, namun tidak terdapat tekanan
cairan yang cukup di sisi itu sehingga " melarikan diri" ke lingkungan sebagai uap.
Banyaknya kalor yang diperlukan untuk menguapkan 1 kg zat cair pada titik didihnya disebut
kalor uap (U). Untuk menguapkan sejumlah zat pada titik didihnya diperlukan kalor (Q)
sebesar :
4
Q=m.u
Keterangan :
Q : kalor yang diperlukan (J)
m : massa zat (kg)
u : kalor uap (J/kg)

Faktor – Faktor Yang Dapat Mempengaruhi Titik Didih

 Konsentrasi (molal) zat terlarut mempengaruhi kenaikan titik didih, dimana semakin
besar konsentrasi (molal) dari zat terlarut maka kenaikan titik didih juga akan semakin
besar
 Konsentrasi (molalitas) dan harga Kb sangat berpengaruh pada kenaikan titik didih
 Semakin tinggi konsentrasi (molalitas), semakin tinggi pula kenaikan titik didihnya
 Semakin tinggi harga Kb, semakin tinggi pula kenaikan titik didihnya. Harga Kb
diperoleh dengan melakukan pengukuran kenaikan titik didih dari larutan encer yang
telah diketahui nilai molalitasnya (mengandung zat terlarut yang diketahui jumlah dan
massa molalnya). Hal ini disebabkan karena partikel-partikel terlarut yang terdapat
pada larutan elektrolit lebih besar daripada larutan non elektrolit
 Semakin banyak zat terlarut yang dicampurkan maka semakin besar pula suhu yang
diperlukan untuk mencapai titik didih
 Tidak tergantung pada macamnya zat terlarut

Contoh Kenaikan Titik Didih Dalam Kehidupan Sehari Hari


1. Radiator Kendaraan Bermotor
Radiator yang biasa digunakan pada kendaraan bermotor memerlukan kemampuan
yang bagus dalam mengendalikan panas yang dihasilkan ketika kendaraan digunakan dalam
waktu yang cukup lama. Dari sinilah perhitungan akan kenaikan titik didih sangat diperlukan,
karena cairan pada sebuah radiator harus memiliki titik didih yang tinggi untuk mendinginkan
mesin tanpa harus kehilangan banyak cairan itu sendiri. Jika titik didihnya rendah, maka
cairan pada radiator akan lebih cepat menguap yang akhirnya menyebabkan radiator
kehabisan cairan.

2. Memasak Air

5
Ini adalah hal yang sangat sering dilakukan sehari-hari oleh siapapun. Secara awam,
ini dilakukan karena saat air mendidih artinya air sudah matang. Selain itu, dengan memasak
air hingga mendidih juga mampu menghilangkan zat-zat berbahaya yang bisa saja terdapat
pada air tersebut. Ditambah lagi, dengan memasak air juga mampu mengendapkan phosfor
atau kapur.

3. Menambahkan Bumbu Saat Air Mendidih


Tanpa disadari ketika kita menambahkan bumbu saat air mendidih telah terjadi
kenaikan titik didih. Dapat kita perhatikan dari kondisi mendidihnya. Ketika masih berupa air
saja, terlihat air sudah mendidih. Namun ketika ditambahkan bumbu atau bahan terlarut
lainnya, air akan perlahan menurunkan tekanan uapnya, sehingga terlihat tingkat mendidih air
saat sebelum ditambahkan bumbu atau bahan terlarut lainnya dengan ketika telah
ditambahkan terlihat cukup berbeda.

4. Panci Presto ( panci yang tertutup )


Menggunakan panci presto ( panci yang tertutup ) akan sangat berpengaruh pada
tingkat kematangan makanan. Panci dalam kedaan tertutup dapat meningkatkan tekanan air
dalam panci, serta temperatur rebusan pun menjadi lebih dari 100°C. Dan hal ini dapat
membuat makanan yang dimasukkan ke dalam panci presto akan lebih empuk serta tulang-
tulang yang awalnya keras pun menjadi lunak.

5. Distilasi atau Penyulingan


Distilasi adalah suatu metode yang memisahkan materi kimia berdasarkan
kemampuan menguap ( volatilitas ) suatu zat. Contoh penerapan distilasi dapat dilihat pada
proses penyulingan minyak kayu putih dari daunnya, atau juga dapat dilihat pada
penyulingan minyak bumi.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Alat Dan Bahan


1) Air
2) Tabung Kaca (Gelas ukur)
3) Thermometer
4) Bunsen 1 paket
6
5) Stopwatch

3.2 Prosedur Kerja


1. Rangkailah alat-alat tersebut
2. Timbanglah air sebanyak 40 gr
3. Masukkan air ke dalam tabung yang disediakan
4. Masukkan thermometer, catatlah suhu air
5. Thermometer tetap berada di dalam wadah, kemudian Bunsen dinyalakan
6. Lakukan pencatatan waktu setiap 1 menit dan pada saat yang sama juga dicatat
suhu cairan yang ditunjukkan thermometer
7. Lakukan seterusnya hingga air mendidih. Pada saat mendidih tambah pengukuran
sebanyak 3 kali.

BAB IV
HASIL PENGAMATAN

 Tabel Hasil Pengamatan


NO WAKTU (s) SUHU (°C) KETERANGAN
1. 60 (±0,005) 36 (±0,5) Belum terjadi apa-apa
2. 120 (±0,005) 46 (±0,5) Sudah mulai mengeluarkan uap panas atau
bisa disbut juga fatamorgana

7
3. 180 (±0,005) 53 (±0,5) Sudah mulai mengeluarkan sedikit
gelembung kecil di dasar gelas ukur
4. 240 (±0,005) 65 (±0,5) Gelembung kecil di gelas ukur semakin
bertambah
5. 300 (±0,005) 76 (±0,5) Sudah mulai mengembun dan gelembung
kecil semakin banyak
6. 360 (±0,005) 78 (±0,5) Dinding gelas ukur mengembun dan mulai
muncul gelembung besar
7. 420 (±0,005) 80 (±0,5) Sedikit mendidih, embun semakin banyak
dari sebelumnya dan gelembung sudah
mulai naik
8. 480 (±0,005) 86 (±0,5) Hampir mendidih dan gelembung semakin
besar naik ke atas
9. 540 (±0,005) 88 (±0,5) Semakin mendidih, gelembung semakin
berkurang
10. 600 (±0,005) 91 (±0,5) Sudah mendidih
11. 660 (±0,005) 91 (±0,5) Sudah mendidih

 Analisis Data
Berdasarkan data diatas dapat kami simpulkan bahwa pada percobaan pertama di
menit ke 60 suhu bertempatan di 36 ℃ belum terjadi perubahan maupun kenaikan yang
terjadi pada air yang dipanaskan. Pada percobaan kedua dimenit ke 120 suhu bertempatan di
46 ℃ Sudah mulai mengeluarkan uap panas atau bisa disbut juga fatamorgana. Pada
percobaan ketiga di menit ke 180 suhu bertempatan di 53℃ Sudah mulai mengeluarkan
sedikit gelembung kecil di dasar gelas ukur. Pada percobaan keempat di menit 240 suhu
bertempatan di 65 ℃ terdapat gelembung kecil di gelas ukur semakin bertambah. Pada
percobaan kelima dimenit ke 300 suhu bertempatan di 76℃ Sudah mulai mengembun dan
gelembung kecil semakin banyak. Pada percobaan keenam di menit ke 360 suhu bertempatan
di 78℃ Dinding gelas ukur mengembun dan mulai muncul gelembung besar. Pada percobaan
ketujuh di menit ke 420 suhu bertempatan di 80℃ dimana Sedikit mendidih, embun semakin
banyak dari sebelumnya dan gelembung sudah mulai naik. Pada percobaan kedelapan di
menit 480 yang suhu bertempatan di 86℃ dimana hampir mendidih dan gelembung semakin
besar naik ke atas. Pada percobaan kesembilan di menit ke 540 suhu bertempatan di 88℃
dimana semakin mendidih, gelembung semakin berkurang. Pada percobaan kesepuluh di
menit ke 600 suhu bertempatan di 91℃ dimana air yang dipanaskan sudah mendidih. Pada
percobaan kesebelas di menit 660 suhu bertempatan di 91℃ dimana air sudah mendidih
dikarenakan pada percobaan kesepuluh dan percobaan kesebelas suhu bertempatan di suhu
yang sama yaitu pada suhu 91℃ dimana secara teori apabila suhu sudah sama dari percobaan
sebelumnya berarti sudah mendidih.

8
BAB V
PEMBAHASAN
Suhu dimana cairan mendidih dinamakan titik didih. Jadi, titik didih adalah
temperatur dimana tekanan uap sama dengan tekanan atmosfer. Selama gelembung terbentuk
dalam cairan, berarti selam cairan mendidih, tekanan uap sama dengan tekanan atmosfer,
karena tekanan uap adalah konstan maka suhu dan cairan yang mendidih akan tetap sama.
Penambahan kecepatan yang diberikan pada cairan yang mendidih hanya menyebabkan
terbentuknya gelembung uap air lebih cepat. Cairan akan lebih cepat mendidih, tapi suhu
didih tidak naik. Jelas bahwa titik didihcairan tergantung dari besarnya tekanan atmosfer.
Pendidihan merupakan hal yang sangat khusus dari penguapan. Pendidihan adalah
pelepasan cairan dari tempat terbuka ke fase uap. Suatu cairan dikatakan mendidih pada titik
didihnya, yaitu bila suhu dimana tekanan uap cairan sama dengantekanan atmosfer
sekitarnya. Pada titik didih, tekanan uap cairan cukup besar sehingga atmosfer dapat diatasi

9
hingga gelembung uap dapat terbentuk dipermukaan cairan yang diikuti penguapan yang
terjadi di setiap titik dalam cairan.
Dari hasil praktikum yang kami lakukan bahwa kami telah melakukan 11 kali
percobaan. Dengan sistem apabila setiap 5 menit kami angkat thermometer tersebut,
kemudian kami netralkan kembali suhu pada thermometer tersebut dengan memasukkan
thermometer kedalam gelas yang berisi air yaitu berdasarkan suhu ruangan yaitu 30°C. Pada
percobaan kesepuluh di menit ke 600 suhu bertempatan di 91℃ dimana air yang dipanaskan
sudah mendidih. Pada percobaan kesebelas di menit 660 suhu bertempatan di 91℃ dimana air
sudah mendidih dikarenakan pada percobaan kesepuluh dan percobaan kesebelas suhu
bertempatan di suhu yang sama yaitu pada suhu 91℃ dimana secara teori apabila suhu sudah
sama dari percobaan sebelumnya berarti sudah mendidih.

BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
1. Dari hasil percobaan “Kenaikan Titik Didih” dapat disimpulkan sebagai berikut
Kenaikan titik didih dipengaruhi oleh jenis zat terlarut (volatile dan nonvolatile) jenis
zat terlarut yang non volatile menyebabkan kenaikan titik didih sedangkan pada jenis
zat terlarut yang volatile tidak terjadi kenaikan titik didih.

10
2. Kenaikan titik didih dipengaruhi oleh konsentrasi larutan. Semakin besar konsentrasi
larutan (molalitas) maka semakin besar kenaikan titik didih larutan. Kenaikan titik
didih dipengaruhi oleh jenis zat terlarut (elektrolit dan nonelektrolit). Kenaikan titik
didih larutan elektrolit lebih besar dari kenaikantitik didih larutan non elektrolit.

6.2 Saran
1. Sebaiknya praktikan lebih teliti dalam membaca skala yang ditunjukkan oleh
thermometer.
2. Seharusnya sebelum memulai praktikum dalam hal untuk penggunaan pembaakr
spiritus hendaknya melihat jumlah spiritusnya apakah cukup atau tidak untuk semua
percobaan agar tidak terjadi perbedaan nyala api yang dihasilkan untuk setiap
percobaan sehingga tidak mempengaruhi hasil percobaan.
3. Praktikan diharapkan dapat menjaga posisi thermometer dalam keadaan kostan karena
pegangan thermometer yang tidak konstan mempengaruhi hasil percobaan.

DAFTAR PUSTAKA
http://berbagidiblog.blogspot.com/2012/12/kenaikan-titik-didih.html
Giarno, G, dkk. 2014. Penentuan Prediksi Waktu Eksperimen Perpindahan Kalor Pendidihan
Menggunakan Bundel Uji Queen-1. Jurnal Sigma Epsilon. 18 (1).

11
12

Anda mungkin juga menyukai