Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PENGEMBANGAN PARAGRAF

OLEH :
LIA SAEPUL
HONESTTY PARADATU
VIKA R. RETANNINGTYAS
MONIKA STELA PATADUNGAN
GRACE A. R. KONOWOK

D-III FARMASI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAYAPURA
2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kepada AllahSWT, atas terselesaikannya


Makalah Pengembangan Paragraf ini. Penulisan makalah ini disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah Bahasa Indonesia. Oleh karena itu, penulisan Makalah ini diharapkan dapat
menjadi salah satu alternatif panduan dan menambah wawasan dalam menulis paragraf.

Makalah ini mengulas antara lain tentang:

1. Pengertian dan kegunaan paragraf

2. Macam-macam paragraf

3. Syarat pembentukan paragraf

4. Letak kalimat utama

5. Cara mengembangkan paragraph

Mudah-mudahan Makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Dalam kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan baik
secara materil maupun moril dalam penulisan Makalah ini.

26 September 2019

Penyusun

DAFTAR ISI
ii
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................... 1

C. Tujuan Penulisan ..................................................................................... 1

BAB II. PEMBAHASAN

A. Pengertian Paragraf ................................................................................. 2

B. Asas-asas Paragraf................................................................................... 2

D. Kegunaan Paragraf.................................................................................... 3

E. Macam-macam Paragraf ...............................................................;......... 5

F. Syarat-syarat Pembentukan Paragraf........................................................ 6

G. Letak Kalimat Utama ............................................................................... 7

H. Mengembangkan Paragraf .....

BAB III. PENUTUP

1. Kesimpulan............................................................................................... 19

2. Saran ....................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 20

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Paragraf merupakan suatu karangan yang paling singkat. Dengan adanya paragraf, kita
dapat membedakan dimana suatu gagasan mulai dan berakhir. Kita akan merasa kesulitan
membaca suatu tulisan atau buku jika tidak ada suatu paragraf. Oleh sebab itu, kita perlu
mempelajari paragraf baik kegunaan, macam-macam, syarat pembentukan paragraf dan
pengembangan paragraf.

Selama ini masik banyak orang yang asal-asalan dalam menyusun paragraf. Hal itu
dikarenakan karena kurang pahamnya dalam memahami makna paragraf itu sendiri. Dalam
makalah ini, kami akan membahas tentang paragraf. Pembahasan akan kami mulai dari hal
yang paling sederhana yaitu pengertian paragraf, kegunaan, macam-macam hingga syarat-
syarat paragraf dan pengembangan paragraf itu sendiri.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja macam-macam paragraf dan kegunaanya?

2. Bagaimanakah syarat pembentukan paragraf yang baik?

3. Dimanakah letak kalimat utama dari suatu paragraf?

4. Bagaimana cara mengembangkan suatu paragraf?

C. Tujuan Penulisan Masalah

Makalah ini disusun ntuk memberi penjelasan kepada pembaca tentang paragraf dan cara
pengembangannya sehingga dapat mempermudah dalam penulisan suatu karya ilmiah atau
karangan lainnya. Sementara bagi penulis, tujuan penyusunan Makalah ini bertujuan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia dan pendalaman materi tentang
pengembangan paragraf.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Paragraf

Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan. Dalam suatu
paragraf terkandung satu unit buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam
paragraf tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama atau topik, kalimat-kalimat
penjelas sampai pada kalimat penutup. Himpunan kalimat ini saling terikat dalam suatu
rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan (Akhadiah dkk, 1991:144).

Paragraf dapat disebut juga dengan istilah alinea. Alinea adalah kesatuan pikiran yang
lebih tinggi atau lebih luas dari kalimat. Alinea merupakan himpunan dari kalimat-kalimat
yang bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah ide.

Paragraf dapat juga dikatakan karangan yang paling pendek (singkat). Dengan adanya
paragraf, kita dapat membedakan di mana suatu mulai dan berakhir.

B. Asas-asas Paragraf

Dalam mengelola paragraf yang baik perlu menerapkan enam asas yang berkenaan
dengan gagasan. Keenam asas tersebut lebih menyangkut tatanan dalam menyampaikan
gagasan. Keenam asas dalam menuangkan gagasan dalam paragraf, adalah sebagai berikut:

1) Kejelasan, berarti sifat tidak samar-samar sehingga tiap butir fakta dan pendapat yang
dikemukakan seakan-akan tampak nyata oleh pembaca. Karangan tersebut mudah dipahami
dan tidak mungkin disalah tafsirkan.

2) Keringkasan, berarti karangan tersebut tidak pendek atau singkat, melainkan bahwa
karangan itu tidak berboros kata, tidak berlebih-lebihan dengan ungkapan, tidak mengulang-
ulang butir ide yang sama, tidak berputar-putar dalam menyampaikan gagasan.

2
3) Ketepatan, artinya bahwa karangan dapat menyampaikan butir-butir pengetahuan kepada
pembaca dengan kecocokan sepenuhnya seperti maksud penulis. Ketepatan juga meliputi
ketepatan menaati tata aturan tata bahasa, ejaan, dan tanda.

4) Kesatupaduan, Artinya bahwa segala sesuatu yang disajikan dalam karangan harus
berkisar, bergayutan dan relevan dalam satu gagasan pokok atau pikiran utama karangan.

5) Pertautan, atau koherensi, asas yang menghendaki agar ada saling kait antar kalimat dalam
paragraf dan antar paragraf. Pertautan menghendaki agar jangan sampai ada kata atau frasa
yang tidak jelas rujukannya.

6) Harkat, asas yang menghendaki karangan benar-benar berbobot, kita harus menerapkan
hukum DM dalam membangun paragraf, dengan satu D dan jumlah M yang memadai, yang
lengkap. Asas harkat juga asas pengembangan yang memadai.

C. Kegunaan Paragraf

Paragraf juga dapat dikatakan sebagai sebuah karangan yang paling pendek(singkat).
Dengan adanya paragraf, kita dapat membedakan dimana suatu gagasan mulai dan berakhir.
Kita akan kepayahan membaca tulisan atau buku, kalau tidak ada paragraf. Kita pun susah
memusatkan pikiran pada satu gagasan ke gagasan lain. Dengan adanya paragraf, kita dapat
berhenti sebentar sehingga kita dapat memusatkan pikiran tetang gagasan yang terkandung
dalam paragraf itu.

Selain itu, paragraf juga dapat berfungsi sebagai tanda pembukaan topik baru, atau
pengembangan lebih lanjut topik sebelumnya. Paragraf juga bisa berfungsi untuk menambah
hal-hal yang penting atau untuk merinci apa yang sudah diutarakan dalam paragraf
sebelumnya.

Lebih lanjut, Widjono (2007: 175) menjelaskan bahwa paragraf juga bisa berfungsi sebagai
berikut.

1. Mengekspresikan gagasan tertulis dengan memberi bentuk satuan pikiran dan perasaan ke
dalam serangkaian kalimat yang tersusun secara logis, dalam satu kesatuan.
3
2. Menandai peralihan (pergantian) gagasan baru lagi karangan yang etrdiri dari beberapa
paragraf. Ganti paragraf berarti ganti pikiran

3. Memudahkan pengorganisasian gagasan bagi penulis, dan memudahkan pemahaman bagi


pembaca.

4. Memudahkan pengembangan topik karangan ke dalam satuan-satuan unit pikiran yang


lebih kecil.

5. Memudahkan pengendalian variabel, terutama karangan yang terdiri dari beberapa


variabel.

Supaya lebih jelas, perhatikan contoh 1 berikut!

“Dalam pertarungan matador yang resmi, biasanya ada enam ekor banteng yang dibunuh
oleh tiga orng laki-laki. Setiap laki-laki membunuh dua ekor banteng.banteng itu harus
memenuhi syarat-syarat tertentu, yaitu: berumur 4-5 tahun, tidak cacat, dan telah mempunyai
tanduk yang runcing serta bagus. Banteng-banteng ini telah diperiksa oleh dokter hewan
setempat sebelum bertanding. Dokter hewan berhak menolak banteng yang tidak memenuhi
syarat, misalnya: masih dibawah umur, tanduk masih lemah, ada kelainan di mata, atau
penyakit yang nyata kelihatan.

Laki-laki yang bertugas membunuh mereka disebut matador. Pilihan banteng yang akan
mereka bunuh tergantung hasil undian. Setiap matador mempunyai tiga orang candrilla yang
terdiri dari lima-enam orang yang dibayar dn diperintah oleh matador. Tiga dan lima/enam
orang tersebut menolongnya dilapangan, dengan memakai mantel tanpa lengan dan atas
perintahnya menempatkan banderillas yaitu kayu yang panjangnya tiga kaki dengan ujung
yang tajam dan berbentuk garpu yang disebut peones atau banderilleos. Yang dua lagi
dinamakan picadors, mereka muncul dengan menunggang kuda di arena.” (Earnest
emingway, The Bullfight)

Dari contoh diatas, dapat dilihat peralihan antara paragraf pertama dan paragraf kedua.
Paragraf pertama bercerita tentang banteng, sedangkan paragraf kedua tentang laki-laki yang

4
bertugas membunuh banteng (matador). Paragraf pertama dan kedua pun terlihat
berhubungan erat.

Perhatikan pula contoh 2 berikut!

” Tanda-tanda lalu lintas agaknya sudah dijadikan sebagai simbol(lambang) yang berlaku
dimana-mana dan mudah dipahami. Setiap pengendara atau masyarakat mengetahui arti dan
fungsinya. Sekarang timbul pertanyaan, apakah sebetulnya simbol itu? Dengan singkat dapat
dikatakan bahwa simbol ialah sesuatu yang pengandung arti lebih dari yang terdapat dalam
fakta. Di sekeliling kita banyak simbol-simbol yang digunakan manusia untuk
berkomunikasi. Simbol yang pemakaiannya begitu umum terdapat juga dalam puisi. Bahkan
dalam puisi, pemakaian simbol cukup dominan. Justru disinilah letak unsur seninya, karena
simbol itu erat sekali hubungannya dengan tujuan penyair untuk menyuarakan sesuatu secara
tepat yang berkaitan erat dengan pengimajiannya.”

Dari contoh di atas dapat dilihat bahwa penulis menambahkan hal-hal yang penting untuk
memerinci apa yang diutarakan dalam paragraf terdahulu. Penulis menguraikan hal-hal yang
berkaitan dengan paragrafpertama dan memberikan contoh yang spesifik penggunaan simbol
dalam bidang lain yaitu puisi.

D. Macam-macam Paragraf

Berdasarkan tujuannya, paragraf dapat dibedakan menjadi :

1. Paragraf Pembuka

Paragraf pembuka memiliki peran sebagai pengantar bagi pembaca untuk sampai pada
masalah yang akan diuraikan oleh penulis. Untuk itu, paragraf pembuka harus dapat menarik
minat dan perhatian pembaca, serta sanggup mempersiapkan pikiran pembaca kepada
masalah yang akan diuraikan. Paragrap pembuka ini tidak terlalu panjang agar pembaca tidak
merasa bosan. Di samping untuk menarik perhatian pembaca, paragraf pembuka juga
berfungsi untuk menjelaskan tentang tujuan dari penulisan itu.

2. Paragraf Penghubung

5
Paragraf penghubung berfungsi menguraikan masalah yang akan dibahas oleh seorang
penulis. Paragraf penghubung berisi inti persoalan yang akan dibahas oleh penulis diuraikan
dalam paragraf ini. Oleh sebab itu, secara kuantitatif paragraf ini merupakan paragraf yang
paling panjang, antara paragraf dengan antar paragraf harus saling berhubungan secara logis.

3. Paragraf Penutup

Paragraf penutup bertujuan untuk mengakhiri sebuah karangan/tulisan. Paragraf ini bisa
berisi tentang kesimpulan masalah yang telah dibahas dalam paragraf penghubung, atau bisa juga
berupa penegasan kembali hal-hal yang dianggap penting dalam uraian-uraian sebelumnya.

E. Syarat-syarat Pembentukan Paragraf

1. Kesatuan

Tiap paragraf hanya mengandung satu gagasan pokok. Fungsi paragraf adalah untuk
mengembangkan gagasan pokok tersebut. Untuk itu, di dalam pengembangannya, uraian-
uraian dalam sebuah paragraf tidak boleh menyimpang dari gagasan pokok tersebut. Dengan
kata lain, uraian-uraian dalam sebuah paragraf diikat oleh satu gagasan pokok dan
merupakan satu kesatuan. Semua kalimat yang terdapat dalam sebuah paragraf harus terfokus
pada gagasan pokok.

2. Kepaduan

Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh suatu paragraf ialah koherensi atau kepaduan.
Sebuah paragraf bukanlah sekedar kumpulan atau tumpukan kalimat-kalimat yang masing-
masing berdiri sendiri-sendiri, tetapi dibangun oleh kalimat-kalimat yang mempunyai
hubungan timbal balik. Urutan pikiran yang teratur akan memperlihatkan adanya kepaduan,
dan pembaca pun dapat dengan mudah memahami/mengikuti jalan pikiran penulis tanpa
hambatan karena adanya perloncatan pikiran yang membingungkan.

3. Kelengkapan

6
Suatu paragraf dikatakan lengkap jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk
menunjang kejelasan kalimat topik/gagasan utama. Sebaliknya suatu paragraf dikatakan tidak
lengkap, jika tidak dikembangkan atau diperluas dengan pengulangan-pengulangan.

Contoh :

Suku Dayak tidaktermasuk suku yang suka bertengkar. Mereka tidak suka berselisih atau
bersengketa.

Paragraf di atas merupakan contoh paragraf yang hanya diperluas dengan pengulangan.

F. Letak Kalimat Utama

Sebuah paragraf dibangun dari beberapa kalimat yang saling berhubungan dan hanya
mengandung satu pikiran utama dan dijelaskan oleh beberapa pikiran penjelas. Pikiran utama
itu dituangkan ke dalam kalimat utama dan pikiran-pikiran penjelas atau perincian dituang ke
dalam kalimat-kalimat penjelas.

Ada empat cara untuk meletakkan kalimat utama, yaitu :

1. Pada awal paragraph

Paragraf dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat utama. Kemudian
diikuti oleh kalimat-kalimat panjelas yang berfungsi menjelaskan pikiran utama.paragraf ini
bersifat deduktif, dari yang umum kepada yang khusus.

Kosa kata memegang peranan dan merupakan unsur yang paling mendasar dalam
kemampuan berbahasa, khususnya dalam karang mengarang. Jumlah kosa kata yang dimiliki
seseorang akan menjadi petunjuk tentang pengetahuan seseorang. Di samping itu, jumlah
kosa kata yang dikuasai seseorang juga akan menjadi indikator bahwa orang itu mengetahui
sekian banyak konsep. Semakin banyak kosa kata yang dikuasai, semakin tinggi pula tingkat
pengetahuan seseorang. Dengan demikian, seorang penulis akan mudah memilih kata-kata
yang tepat/cocok untuk mengungkapkan gagasan yang ada di dalam pikirannya.

2. Pada Akhir Paragraf

7
Paragraf dimulai dengan kalimat-kalimat penjelas. Kemudian diikuti oleh kalimat utama.
Paragraf ini biasanya bersifat induktif, dari yang khusus ke yang umum.

Pada waktu anak memasuki dunia pendidikan, pengajaran bahasa Indonesia secara
metodologis dan sistematis bukanlah merupakan halangan baginya untuk memperluas dan
memantapkan bahasa daerahnya. Setelah anak didik meninggalkan kelas, ia kembali
mempergunakan bahasa daerah, baik dalam pergaulan dengan teman-temannya atau dengan
orang tuanya. Ia merasa lebih intim dengan bahasa daerah. Jam sekolah berlangsung
beberapa jam. Baik waktu istirahat maupun di antara jam-jam pelajaran, unsur-unsur bahasa
daerah tetap menerobos. Ditambah lagi jika sekolah itu bersifat homogen dan gurunya pun
penutur asli bahasa daerah itu. Faktor-faktor inilah yang menyebabkan pengetahuan si anak
terhadap bahasa daerahnya akan melaju terus dengan cepat.

3. Pada Awal dan Akhir Paragraf

Peningkatan taraf pendidikan para petani, dirasakan sama pentingnya dengan usaha
peningkatan taraf hidup mereka. Petani yang berpendidikan cukup, dapat mengubah sistem
pertanian tradisional misalnya bercocok tanam hanya untuk memenuhi kebutuhan pangan,
menjadi petani modern yang produktif. Petani yang berpendidikan cukup, mampu menunjang
pembangunan secara positif. Mereka dapat memberikan umpan balik yang setimpal terhadap
gagasan-gagasan yang dilontarkan perencana pembangunan, baik ditingkat pusat maupun
ditingkat daerah. Itulah sebabnya, peningkatan taraf pendidikan.

4. Tanpa Kalimat Utama

Paragraf ini tidak memiliki kalimat utama. Berarti pikiran utama tersebar di seluluh
kalimat yang membangun paragraf tersebut. Bentuk ini biasanya digunakan dalam karangan
yang berbentuk narasi (yang berbentuk cerita) atau deskripsi (yang berbentuk pelukisan).
Pikiran utama didukung oleh semua kalimat.

Keributan ayam berkeruyuk bersahut-sahutan mengendur. Kian lama kian berkurang.


Akhirnya tinggal satu-satu saja terdengar kokok yang nyaring. Dan ayam-ayam itu sudah
mulai turun dari kandangnya, pergi ke ladang dan pelataran. Dengung dan ruang lalu lintas di
jalan raya kembali menggila seperti kemarin. Raung klakson mobil dan suara kereta api
8
bergema-gema menerobos ke relun-relung rumah sepanjang jalan. Sayup-sayup terdengar
dentang lonceng gereja menyongsong hari baru dan menyatakan selamat tinggal pada hari
kemarin.

Paragraf di atas dibangun oleh beberapa kalimat yang semuanya menjelaskan tentang
suasana di pagi hari. Jadi, pikiran utama tersebar di dalam beberapa kalimat yang
membangun paragraf itu.

G. Mengembangkan Paragraf

Salah satu cara berlatih mengembangkan paragraf dapat dilakukan dengan membuat

kerangka paragraf dahulu sebelum menulis paragraf itu. Sebagai contoh dapat dilihat paparan
di bawah ini.

Kerangka paragraph

Pikiran utama : Keindahan alam di Tawangmangu makin surut

Pikiran penjelas :

1. manusia telah mengubah segala-galanya

2. hutan, sawah, dan ladang tergusur

3. pohon-pohon tidak ada lagi

4. pagar bunga sudah diganti

5. gedung-gedung mewah dibangun

Pengembangan paragraf :

Bernostalgia tentang indahnya alam di Tawangmangu hanya akan menimbulkan


kekecewaan saja. Dalam kurun waktu 25 tahun, dinamika kehidupan manusia telah
mengubah segala-galanya. Hutan, sawah, dan ladang telah tergusur oleh berbagai bentuk
bangunan. Ranting dan cabang pohon telah berganti dengan jeruji besi. Pagar tanaman dan

9
bunga yang dulu bermekaran dengan indahnya telah diterjang tembok beton yang kokoh.
Batu-batu gunung telah menghadirkan gedung plaza megah yang menelan biaya triliunan
rupiah. Arus modernisasi dengan angkuhnya telah menelan kemesraan dan indahnya alam
ini.

Dalam mengembangkan paragraf dapat dilakukan dengan memperhatikan hal-hal berikut:

a) Susunlah kalimat topik dengan baik dan layak (jangan terlalu spesifik sehingga sulit
dikembangkan,jangan pula terlalu luas sehingga memerlukan penjelasan yang panjang lebar).

b) Tempatkanlah kalimat topik tersebut dalam posisi yang menyolok dan jelas dalam sebuah
paragraf.

c) Dukunglah kalimat topik tersebut dengan detail-detail atau perincian-perincian yang tepat.

d) Gunakan kata-kata transisi, frase, dan alat lain di dalam dan di antara paragraf.

Teknik Pengembangan Paragraf

Beberapa teknik cara yang dapat dilakukan seorang penulis dalam mengembangkan paragraf
adalah:

1. Teknik Alamiah

Teknik alamiah merupakan pengembangan paragraf berdasarkan urutan ruang dan


waktu.urutan seperti ini biasa disebut dengan istilah kronologis. Adapun keruntutan
penyampaian informasi diharapkan memudahkan pemahaman pembaca.

a) urutan ruang (spasial)

Yang membawa pembaca dari satu titik ke titik berikutnya yang berdekatan dalam
sebuah ruang.misalnya gambaran dari depan ke belakang,dari luar ke dalam,dll.

Contoh:

Bangunan itu terbagi dalam empat ruang.pada ruang pertama yang sering disebut
dengan bangsal srimanganti, terdapat dua pasang kursi kayu ukiran jepara. Ruangan
ini sering digunakan adipati sindungriwut untuk menerima tamu kadipaten. Di
10
sebelah kiri bangsal srimanganti, terdapat ruangan khusus untuk menyimpan benda-
benda pusaka kadipaten dan cendera mata dari kadipaten- kadipaten lain. Ruangan ini
tertutup rapat dan selalu dijaga oleh kesatria-kesatria terpilih kadipaten ranggenah.
Ruangan tempat menyimpan benda-benda pusaka dan cendera mata ini sering disebut
kundalini mesem. Agak jauh disebelah kanan ruang kundalini terdapat sebuah
ruangan yang senantiasa menebarkan aroma dupa. Ruang ini disebut ruang pamujan
karena ditempat inilah sang adipati selalu mengadakan upacara dan kebaktian
.beberapa meter dari ruang pamujan terdapat ruangan kecil dengan sebuah tempayan
besar ditengahnya. Ruangan ini sering disebut dengan ruang reresik, karena ruangan
ini sering digunakan untuk membersihkan diri sang adipati sebelum masuk ke ruang
pamujan.

b) Urutan waktu(kronologis)

Yang menggambarkan urutan terjadinya peristiwa, perbuatan, atau tindakan.

Contoh:

Menendang bola dengan sepatu baru dikenalnya sekitar tahun 1977, saat ia baru lulus
dari stm negeri 3 jurusan teknik elektro. Yang pertama kali melatihnya adalah klub
halilintar. Dari sini prestasinya terus menanjak hingga kemudian ia dapat bergabung
dengan klub pelita jaya sampai sekarang. Tahun 1984 ia pernah dipanggil untuk
memperkuat PSSI ke merdeka games di malaysia. Waktu ia dipanggil lagi untuk
turnamen di Burnei tahun 1985, ia gagal memenuhinya karena kakinya cedera.

2. Teknik Klimaks Dan Anti Klimaks

Antiklimaks dimulai dari informasi yang memiliki gradasi tinggi (penting) menuju
informasi yang gradasinya rendah.sedangkan teknik klimaks dimulai dari hal yang
gradasinya kurang penting menuju ke hal yang gradasinya sangat penting.

a. Klimaks

Contoh:
11
Bentuk traktor mengalami perkembanagn dari zaman ke zaman seiring dengan kemajuan
teknologi yang dicapai umat manusia. Pada waktu mesin uap baru jaya-jayanya, ada
traktor yang dijalankan dengan mesin uap. Pada waktu tank menjadi pusat perhatian
orang, traktor pun ikut-ikutan diberi model seperti tank. Keturunan traktor model tank ini
sampai sekarang masih dipergunakan orang, yaitu traktor yang memakai roda rantai.
Traktor semacam ini adalah hasil perusahaan carterpilar. Di samping carterpiler , ford pun
tidak ketinggalan dalam pembuatan traktor dan alat-alat pertanian lainnya. Jepang pun
tidak mau kalah bersaing dalam bidang ini.produk jepang yang khas di indonesia terkenal
dengan nama padi traktor yang bentuknya sudah mengalami perubahan dari model-model
sebelumnya.

Pikiran utama dari paragaraf diatas adalah ”bentuk traktor mengalami perkembangan dari
zaman ke zaman”. Pikiran utama itu kemudian dirinci dengan gagasan:traktor yang
dijalankan dengan mesin uap, traktor yang memakai roda rantai, traktor buatan ford, dan
traktor buatan Jepang.

Variasi dari klimaks adalah antiklimaks pengembangan dengan antiklimaks dilakukan


dengan cara menguraikan gagasan dari yang paling tinggi kedudukannya, kemudian
perlahan-lahan menurun ke gagasan lain yang lebih rendah.

3. Teknik Umum Khusus (Deduktif) Dan Khusus Umum (Induktif)

Teknik umum khusus dimulai dari gagasan utama dan dilanjutkan dengan hal khusus
sebagai pengembanganya. Sedangkan teknik khusus umum dimulai dari hal-hal khusus
yang merupakan penjelasan, kemudian disimpulkan menjadi hal satu gagasan umum.
simpulan tersebut merupakan gagasan utama atau pokok pikiran paragraf tersebut.

Contoh:

a. Deduktif

”Salah satu kedudukan bahasa indonesia adalah sebagai bahasa nasional. Kedudukan ini
dimiliki sejak dicetuskannya sumpah pemuda pada tanggal 28 oktober 1928. Kedudukan
12
ini mungkinkan oleh kenyataan bahwa bahasa melayu yang mendasari bahasa indonesia
telah menjadi lingua franca selama berabad-abad diseluruh tanah air kita. Hal ini
ditunjang lagi oleh faktor tidak terjadinya persaingan bahasa, maksudnya persaingan
bahasa daerah yang satu dengan bahasa daerah yang lain untuk mencapai kedudukannya
sebagai bahasa nasional.”

b. Induktif

“Dokumen-dokumen dan keputusan – keputusan serta surat menyurat yang dikeluarkan


pemerintah dan badan-badan kenegaraan lainnya ditulis dalam bahasa indonesia.pidato-
pidato,terutama pidato kenegaraan ,ditulis dan diucapkan dengan bahasa indonesia .hanya
dalam keadaan tertentu ,demi kepentingan antar bangsa kadang-kadang pidato resmi
ditulis dan diucapkan dalam bahasa asing,terutama bahasa inggris.demikian juga
pemakaian bahasa indonesia oleh masyarakat indonesia dalam upacara,peristiwa,dan
kegiatan kenegaraan.dengan kata lain,komunikasi timbal balik antara pemerintah dengan
masyarakat berlangsung dengan menggunakan bahasa Indonesia.”

4. Teknik Perbandingan Dan Pertentangan.

Teknik ini mencoba memperjelas gagasan utama dengan jalan membandingkan dan
mempertentangan hal-hal yang dibicirakan. Dalam hal ini penulis ini menunjukkan
persamaan dan perbandingan antara dua hal. Hal-hal yang dapat dibandingkan adalah
tingkat kesamaan dan perbedaan kedua hal tersebut.dan ungkapan yang biasa digunakan
seperti:(berbeda dari, bertentangan dengan, sedangkan, lain halnya dengan, akan tetapi,
dan bertolak belakang dari), ini dalam pertentangan.(serupa dengan, seperti halnya,
demikian juga, sama dengan, sejalan dengan, akan tetapi, sedangkan, dan sementara itu),
ini dalam perbandingan.

a. Perbandingan.

Contoh:

“Seruan”kiri”!seorang penumpang angkot untuk turun dri mobil yang ditumpanginya,


misalnya di bandung, mungkin tidak lazim di beberapa daerah lain seperti: manado,

13
gorontalo, dan malaysia, yang membuat para penumpang serempak menengok kekiri.
Seperti halnya di bandung, di jakarta juga menggunakan seruan“kiri”untuk menghentikan
angkot. Akan tetapi, di manado kata yang di serukan yaitu”muka”, sementara itu,
seruan”minggir!”lazim di gunakan di daerah lampung untuk menandakan penumpang
yang akan berhenti .lain halnya dengan di padang, meskipun penumpang yang turun lebih
dari satu atau mungkin seluruh penumpangnya, kata seruan yang di gunakan”siko
cieh!”yang berarti”di sini satu!”.

b. Pertentangan

Contoh:

“orde 1998-2006. Atau orde politik Indonesia kinijau berbedah dari”orde 1997-1998.” Ini
menyebabkan kehidupan dan penegakan hokum dalam kedua priode orde itu juga
berbedah besar. Orde pemerintah Soeharto memiliki kecendrungan kuat ke arah
sentralisme, otoriter, dan represif. Kekuasaan politik dengan efisien dan efektif
mengendalikan kekuasaan publik, baik legislatif, eksekutif, maupun yudikatif. Meski
peraturan yang membolehkan campur tangan presiden kedalam penngadilan dicabut
dalam priode itu, tetapi pencabutan itu tidak dapat menahan kekuatan politik Soeharto
untul mencampuri urusan pengadilan. Sejak 1998, orde politik disebut reformasi bertolak
belakang dengan watak orde sebelumnya.

5. Teknik Analogi

Teknik ini digunakan untuk membandingkan atau menyamakan sesuatu dengan yang
sudah dikenal dengan yang kurang dikenal tersebut. Analogi juga biasa dilakukan
seseorang dalam membuat simpulan yang didasarkan atas sesuatu yang sudah ada. Akan
tetapi, model berpikir analogi ini tidak selalu benar. Untuk itu dalam karya ilmiah jarang
digunakan kata-kata yang biasa digunakan yaitu: ibaratnya, seperti, dan bagaikan.

Contoh:

14
“Dalam persoalan poso, kita memang diingatkan bahwa penanganannya tidaklah mudah.
Ibaratnya kita diminta untuk memegang telur. Kalau terlalu keras memegangnya, telur itu
akan pecah, tetapi kalau terlalu longgar juga akan pecah karena akan terlepas dari tangan.
Kita harus menanganinya secara tepat dan harus menjadi perhatian kita bersama
janganlah masalah ini membuat kita sebagai bangsa menjadi pecah.kasihan para
pahlawan dan mereka yang berharap masa depan.”(kompas,2006:6).

6. Teknik Contoh-contoh

Teknik ini memberikan hal yang konkret yang dapat memberikan bukti atau
penjelasan kepada pembaca yang bersifat lebih umum, hal tersebut biasa disebut
generalisasi. Pengambilan simpulan secara generalisasi diperlukan contoh-contoh yang
valid,sehingga dapat disimpulkan dengan tepat(benar).kata yang biasa digunakan: seperti,
misalnya, dan contohnya.

Contoh:

“ Selain tipe introver, sifat manusia yaitu ekstrover. Tipe ekstrover yaitu orang-orang
yang perhatiannya lebih diarahkan keluar dirinya, kepada orang lain, dan kepada
masyarakat.orang yang tergolong tipe ekstrover memiliki sifat-sifat tertentu contohnya
berhati terbuka, lancar dalam pergaulan, ramah tamah, penggembira,mudah
memengaruhi,dan mudah dipengaruhi oleh orang lain.”(purwanto,1984:147)

7. Teknik Sebab Akibat

Teknik sebab akibat dapat diwujudkan dengan melihat hubungan antar kalimat dalam
paragraf. Hubungan kalimat yang satu dengan yang lain dapat berbentuk sebab-
akibat.sebab dapat berfungsi sebagai kalimat utama.dan akibat sebagai kalimat
penjelasnya. Dapat pula sebaliknya,akibat sebagai kalimat utama dan dijelaskan dengan
beberapa penyebab sebagai perinciannya sehingga pembaca mudah memahami.kata yang
biasa dipakai yaitu: padahal, akibatnya, oleh karena itu, dan karena.
15
Contoh:

“Seharusnya Indonesia telah menerapkan negara kesejahteraan sejak awal kemerdekaan.


Program jamsostek baru dimulai pada 1976 sehingga indonesia tertinggal membentuk
tabungan nasional. Padahal, malaysia telah memulainya sejak 1959. Akibatnya, saat krisis
melanda asia pada 1997/1998, indonesia paling sulit untuk bangkit lagi. Oleh karena
itu,indonesia perlu melakukan reformasi penyelenggaraan program jaminan sosial.”

8. Teknik Definisi Luas

Teknik ini merupakan pemberian penjelasan tentang sesuatu dengan beberapa kalimat
untuk memperjelas definisi.kadang-kadang penulis terpaksa menguraikan penjelasan
tersebut ke dalam beberapa kalimat,dan bahkan beberapa alinea.dan kata-kata yang biasa
digunakan yaitu: adalah,yaitu,ialah,merupakan.

Adalah: Biasanya digunakan jika sesuatu yang akan didefinisikan diawali dengan kata
benda.

Yaitu: Digunakan jika sesuatu yang akan didefinisikan diawali dengan kata kerja atau
sifat.

Ialah: Digunakan jika akan menjelaskan sinonim,

Merupakan: Jika akan mendefinisikan pengertian rupa atau wujud.

Contoh:

“Apakah psikologi itu?R.S Woodworth berpendapat,”psikologi adalah ilmu


jiwa .”sedangkan menurut crow dan crow “psikologi adalah kejiwaan manusia dalam
berinteraksi dengan dunia sekitarnya.”sementara itu, santian mengemukakan bahwa
psikologi merupakan perwujudan tingkah laku manusia.”

9. Teknik Klasifikasi

16
Teknik ini merupakan penggunaan cara pengelompokkan hal-hal yang sama untuk
memperjelas kalimat utama. Pada mulanya penulis mengelompokkan suatu hal
berdasarkan persamaannya, Kemudian diperinci lagi lebih lanjut kedalam kelompok-
kelompok yang lebih kecil dan detail. Pengelompokkan yang didasarkan pada persamaan
biasanya dapat memberikan sebuah simpulan yang tepat.

Contoh:

“Dalam karang mengarang atau tulis menulis, dituntut beberapa kemampuan antara lain
kemampuan yang berhubungan dengan kebahasaan dan kemampuan pengembangan atau
penyajian.Yang termasuk kemampuan kebahasaan adalah kemampuan menerapkan
ejaan,pungtuasi,kosa kata, diksi, dan kalimat. Sedangkan yang dimaksud dengan
kemampuan pengembangan ialah kemampuan menata paragraf, kemampuan
membedakan pokok bahasan, subpokok bahasan, dan kemampuan membagi pokok
bahasan dalam urutan yang sistematik.”

17
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

· Paragraf merupakan bagian karangan yang terdiri atas beberapa kalimat yang
berkaitan secara utuh dan padu serta membentuk satu kesatuan pikiran.

· Suatu paragraf bukanlah merupakan kumpulan atau deretan kalimat yang masing-
masing berdiri sendiri atau terlepas, melainkan dibangun oleh kalimat-kalimat yang
memiliki hubungan timbal balik.

· Pengembangan paragraf tidak dapat dilakukan secara sembarangan, tidak boleh


terdapat unsur yang sama sekali tidak berhubungan dengan topik, dan tidak mendukung
topik. Penyimpangan pengembangan paragraf akan menyulitkan pembaca, akan
mengakibatkan paragraf tidak efektif.

Saran

18
· Dalam menyusun suatu paragraf hendaknya sesuai dengan ketentuan atau syarat-syarat
yang telah ada, sehingga mempermudah dalam membaca dan dapat mengetahui isi dari
suatu paragraf dengan mudah.

· Khususnya bagi Pelajar atau Mahasiswa hendaknya mau memahami bagaimana cara
mengembangkan suatu tulisan-tulisan agar menjadi suatu paragraf yang baik dan benar.

DAFTAR PUSTAKA

Nasucha, Yakub Drs. M. Hum dkk.2009.Bahasa Indonesia untuk Penulisan Karya Tulis
Ilmiah.Yogyakarta:Media Perkasa.

Wagiran, Mukh Doyin.2012.Bahasa Indonesia untuk Pengantar Penulisan Karya


Ilmiah.Semarang:UNNES Press.

19

Anda mungkin juga menyukai