Anda di halaman 1dari 17

Skip to content

 HOME BLOG
 PAKET XPEDIA 2.0
 SD
 SMP
 SMA
 SBMPTN
 BLOG CATEGORIES












HOME MATERI PELAJARAN PEMBAHASAN LENGKAP SEPUTAR SOAL HOTS

Pembahasan Lengkap seputar Soal HOTS


FANNY ROFALINA DECEMBER 13, 2018 89 COMMENTS

FacebookTwitterWhatsAppLine
Artikel ini membahas tuntas soal HOTS, mulai dari definisi, ciri-ciri, contoh soal, dan strategi
belajar menghadapi soal HOTS di UN dan SBMPTN.

Hai, Zenius Fellows! Di artikel ini, gue akan membahas tuntas topik yang lagi hot akhir-akhir
ini di dunia pendidikan Indonesia, yaitu soal HOTS. Tapi sebelum gue masuk ke
pembahasannya, gue mau cerita dulu nih sepenggal pengalaman gue berkecimpung di dunia
pendidikan.
Lima tahun yang lalu, gue memulai karier di Zenius sebagai Tutor bimbel.
Awalnya, gue mengajar seadanya. Apa yang ada di buku, gue jelaskan. Apa yang ditanya
siswa, gue jelaskan. Ya semua berjalan biasa saja. Malah murid-murid gue sering terlihat
bosan. Gue suka apa yang gue ajarkan, tapi mereka ga terlalu suka dengan pengajaran gue.
Sampai suatu hari, gue bercerita tentang ini di kelas:
“Kenapa nadi (pembuluh darah) kita warnanya biru? Padahal kan darah warnanya
merah.”
Tanpa disangka-sangka, beberapa murid gue saat itu tersenyum, mengangguk-angguk, ada
yang bilang “oohh”, dan ada yang semangat mencatat. Gue bisa melihat antusiasme mereka,
walaupun hanya sesaat.
Sebagai pencinta sains, gue merasa pertanyaan tentang warna darah dan pembuluhnya adalah
“hal biasa”. Tapi ternyata pengetahuan ini punya daya pikat untuk siswa yang (mungkin)
belajarnya buat ujian doang. Memang apa sih yang istimewa dari pertanyaan ini? Setelah gue
tilik-tilik, pertanyaan ini dimulai dari fenomena sehari-hari yang sangat dekat dengan siswa.
Dan untuk menjawabnya, gue bisa mengaitkan beberapa materi pelajaran sekaligus menjadi
sebuah cerita besar yang seru.
Momen singkat tersebut membuat gue berpikir. Bisakah gue menciptakan momen tersebut
tiap mengajar?
Gue pun mengubah cara mengajar. Gue mengadopsi ide Sabda untuk melontarkan “Apa
pertanyaan terbesar dalam hidup lo?” di kelas. Murid-murid dengan semangat come
up dengan pertanyaannya masing-masing. Bahkan ada murid yang niat mengetik dan
mencetak semua pertanyaannya ke beberapa halaman HVS. Dari sini, gue jadi lebih
mengenal karakter tiap siswa, level intelektualitas mereka, dan kehidupan mereka secara
umum.
Gue kumpulkan semua pertanyaan terbesar dalam hidup mereka. Tiap minggu, gue berusaha
menjawab pertanyaan tersebut satu per satu. Gue coba kaitkan dengan materi yang sedang
dipelajari. Gue coba tantang mereka kembali dengan pertanyaan-pertanyaan liar. Gue tetap
mengajarkan isi buku teks, apalagi menjelang ujian. Tapi gaya pengajaran gue tidak lagi
didominasi dengan pengajaran satu arah di depan kelas. Kadang kami nonton film atau
main game terkait materi pelajaran.
Sampai suatu hari, seorang murid berkata seperti ini:

“Kak, sejak lo datang ke kehidupan gue, gue ga pernah lagi remed Biologi. Tadinya
gue itu males banget sama Biologi, sekarang gue jadi suka!”

Kebayang ga perasaan gue saat itu?


Sepenggal pengalaman ini membuat gue merenungkan makna pendidikan. Dalam waktu
singkat, transformasi cara mengajar bisa mengubah keadaan kelas 180o. Dari yang tadinya
bosan dengerin gue ngomong jadi semangat mendiskusikan pertanyaan liar mereka ke gue.
Gue pun jadi teringat sebuah kutipan dari seorang penyair Irlandia:
“Education is not the filling of a pail, but the lighting of a fire” – William Butler
Yeats
Pendidikan sesungguhnya bukanlah sekadar mengisi (ember) pengetahuan ke kepala siswa,
tapi seharusnya juga menyalakan api rasa ingin tahu dan semangat belajar mereka.

Upaya ini tidak dilakukan oleh gue sendiri saja, tapi juga dilakukan oleh tim Zenius secara
keseluruhan. Buat yang sudah mengikuti Zenius sejak lama, mungkin
sudah aware dengan visi dan misi Zenius Education sebagai lembaga pendidikan. Zenius
tidak hanya ingin sekadar transfer pengetahuan dengan para murid, tapi kami selalu berusaha
untuk mengobarkan rasa penasaran dan menumbuhkan semangat #BelajarBerkelanjutan di
diri siswa.
Dan sebenarnya, apa yang dilakukan Zenius selama ini nyambung banget dengan soal
HOTS.
Fenomena Soal HOTS
Selama beberapa bulan terakhir, sepertinya soal HOTS menjadi topik primadona di dunia
pendidikan. Soal HOTS pertama kali mulai dibicarakan ketika Kemendikbud mengeluarkan
kebijakan untuk memasukkan soal HOTS di Ujian Nasional 2018. Kebijakan ini pun menuai
banyak kritik karena diumumkan secara tiba-tiba dan para peserta ujian nasional merasa
kesulitan mengerjakan UN 2018 silam. Adu pernyataan antara siswa dan Kemendikbud kala
itu bahkan sempat menjadi isu nasional.
Setelah sempat reda, soal HOTS kembali ramai dibicarakan. Kali ini, kebijakan datang dari
Kemenristekdikti yang menyatakan bahwa soal HOTS akan masuk di SBMPTN 2019.
Kemendikbud pun tetap melanjutkan program mereka untuk memasukkan soal HOTS di UN
2019. Praktis, battlefield para siswa kelas 12 SMA/sederajat dan Alumni di tahun 2019
menjadi kian panas dengan kehadiran soal HOTS ini.
Tapi sebenarnya soal HOTS ini apa sih? Apa yang membuat banyak pihak gaduh dan bahkan
cemas menghadapi HOTS? Emang sesusah itu ya? Apakah pendidikan
Indonesia emang perlu soal tipe HOTS ini? Siapkah pelajar Indonesia menghadapi soal
HOTS?
Nah, pada artikel kali ini, gue akan mengupas tuntas soal HOTS. Berikut beberapa poin yang
akan gue ceritakan:

 Definisi soal HOTS


 Contoh soal HOTS
 Perbandingan soal HOTS dan soal non-HOTS
 Keunggulan soal HOTS dan kaitannya dengan cerita pengalaman gue mengajar di atas
 Implementasi soal HOTS di UN dan SBMPTN
 Strategi belajar menghadapi soal HOTS
 Sumber materi belajar dan latihan soal HOTS
Apa itu Soal HOTS?
HOTS merupakan sebuah konsep pendidikan yang didasarkan pada Taksonomi
Bloom. Taksonomi Bloom adalah kerangka yang membagi tujuan pendidikan menjadi
beberapa kelompok. Berdasarkan Taksonomi Bloom, dalam mempelajari suatu topik, ada
beberapa tingkatan kemampuan berpikir, mulai dari tingkat rendah (Lower-order thinking
skills, disingkat LOTS) sampai tingkat tinggi (Higher-order thinking skills, disingkat
HOTS). Dari namanya aja, pembelajaran HOTS tentunya memerlukan kemampuan berpikir
lebih daripada soal LOTS. Eh biar praktis, mulai dari sini dan seterusnya, kita sebut saja soal
bukan HOTS (non-HOTS) sebagai soal LOTS ya.
Emang kemampuan berpikir lower-order dan higher-order itu apa aja sih? Supaya lebih
jelas, gue ilustrasikan lewat contoh ya. Misalnya, tutor Matematika Zenius, Ivan, sedang
mengajarkan Sistem Persamaan Linear. Ia bisa membuat soal seperti ini:

Soal di atas merupakan tipe soal LOTS (Lower-order Thinking Skill). Kenapa? Karena soal di
atas hanya menguji 3 kemampuan berikut:

Soal di atas hanya menguji apakah lo MENGINGAT dan


MEMAHAMI gimana menyelesaikan sistem persamaan linear dengan dua variabel.
Kemudian apakah lo bisa MENERAPKAN penyelesaian tersebut untuk menemukan
jawabannya. Ketiga kemampuan ini (MENGINGAT, MEMAHAMI, MENERAPKAN)
adalah kemampuan tingkat rendah dalam sebuah pembelajaran (lower-order thinking skills).
Gimana kalo soal LOTS di atas diganti jadi soal HOTS? Ivan bisa modif soalnya menjadi
seperti ini:

Soal tentang Deposito ini merupakan soal HOTS. Kenapa? Karena soal di atas menguji
beberapa kemampuan berikut:
Tingkatan berpikir menurut Taksonomi Bloom
Untuk bisa menjawab soal Deposito ini, lo perlu melakukan beberapa langkah berikut:

1. Lo MENGANALISIS informasi apa aja yang ada di soal.


2. Berdasarkan analisis informasi tadi, lo MENGEVALUASI maksud soal itu apa.
3. Lo MENCIPTAKAN model matematika dari cerita deposito. Ternyata model
matematikanya adalah sistem persamaan linear dengan dua variabel yang mirip banget
dengan soal LOTS sebelumnya, cuma beda angka doang:

4. Setelah menciptakan model matematikanya, lo perlu MENGINGAT cara penyelesaiannya.


5. Lo juga harus MEMAHAMI cara penyelesaiannya.
6. Lo MENERAPKAN cara penyelesaian tersebut untuk menemukan jawaban dari model
matematika tadi.
Kelihatan bedanya kan?! Soal HOTS memerlukan tingkatan kemampuan berpikir yang lebih
daripada soal LOTS. Eh, kalo lo bisa jawab, tolong share jawaban lo di bagian comment di
bawah ya…
Selanjutnya, coba cek soal berikut ini. Menurut lo, apakah soal ini termasuk soal HOTS?
Wah kelihatannya ngejelimet ya. Eits tapi jangan salaah, soal logaritma ini masih tergolong
soal LOTS, belum termasuk soal HOTS ya! Lho kenapa? Karena soal tersebut hanya
menguji apakah lo MENGINGAT dan MEMAHAMI definisi dasar dari logaritma saja, lalu
MENERAPKAN rumus logaritma untuk mencari jawabannya. Ya emang penjabarannya rada
panjang sih. Tapi tidak ada kemampuan analisis, evaluasi, atau bahkan mencipta yang

dibutuhkan untuk menjawab soal ini.


Dari 2 contoh yang kontras ini, gue bisa menegaskan bahwa:

Soal HOTS tidak berhenti di menguji kemampuan MENGINGAT,


MEMAHAMI, dan MENERAPKAN, tetapi juga menuntut siswa untuk
MENGANALISIS, MENGEVALUASI, dan MENCIPTA model/kesimpulan
dari informasi yang disediakan.
Supaya lebih jelas lagi, kita masuk aja ke beberapa ciri-ciri soal HOTS.

Ciri-ciri Soal HOTS


1. Soal LOTS Fokus pada “Mengingat”, Soal HOTS Fokus pada
“Menalar”
Soal LOTS (Lower Order Thinking Skills) hanya menguji apakah lo ingat, paham, dan bisa
menerapkan apa yang lo pahami tentang suatu materi. Nah, soal yang dibutuhkan untuk
menguji 3 kemampuan dasar ini biasanya fokus bertanya “apa”, “siapa”, dan “kapan”. Mapel
Biologi dan Sejarah sering banget nih kayak gini. Untuk pelajaran yang ada bacaannya,
seperti Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, soal LOTS akan nanya informasi yang tertera
di teks. Untuk pelajaran hitung-hitungan (seperti Matematika, Fisika, Kimia, dan Ekonomi),
soal LOTS biasanya dapat langsung diselesaikan dengan masukin rumus. Oleh karena itu,
soal tipe LOTS bisa disiasati dengan menghafal (recall) saja. Padahal, belum tentu lo
ngertiapa yang lo hafalkan.
Contohnya nih. Tutor Sosiologi Zenius, Adam, membuat soal LOTS yang bisa
gampangnya lo jawab dengan ngafalin Sifat-sifat Sosiologi aja.
Contoh soal LOTS Sosiologi – Sifat
Sosiologi
Di sisi lain, soal HOTS tidak berhenti di kemampuan mengingat kembali informasi (recall),
tetapi lebih mengukur kemampuan menalar. Maksudnya apa nih? Soal HOTS menguji
apakah lo mampu menelaah ide dan informasi secara kritis, transfer satu konsep ke konsep
lainnya, dan menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah. Untuk menjawab soal
HOTS, tidak cukup menghafal definisi dan rumus, tapi juga perlu pemahaman konsep yang
mendalam.
Contohnya, Adam bisa modif soal LOTS tentang Sifat Sosiologi di atas menjadi soal HOTS
seperti berikut.

Contoh soal HOTS Sosiologi – Seleb medsos


Untuk menjawab soal seleb socmed ini, tidak cukup mengingat Sifat Sosiologi itu
apa aja. Ada proses penalaran dulu yang harus dilalui. Lo perlu paham betul materi Saluran
Mobilitas dan mengaitkannya ke fenomena seleb socmed. Selanjutnya, lo perlu mencipta
kesimpulan (menyelesaikan masalah) berdasarkan pemahaman lo tentang Sifat Sosiologi.
Ada yang bisa jawab? Share jawaban lo di bagian comment ya…

2. Soal HOTS Tidak Selalu Susah


Banyak yang menghebohkan bahwa soal HOTS itu susah. Sebenarnya perlu diperjelas dulu
sih maksud “susah” di sini tuh gimana. Pada dasarnya, soal HOTS itu ga selalu susah kok.
Begitu juga sebaliknya, soal LOTS belum tentu mudah. Mau bentuknya soal HOTS atau
LOTS, bukan perkara susah atau mudah. Tapi lebih ke apa yang ditanyakan.
Soal LOTS umumnya mengandalkan kemampuan hafalan. Sedangkan soal HOTS lebih
banyak mengandalkan kemampuan berpikir kritis. Nah masalahnya, pelajar Indonesia
terbiasa belajar dan menghadapi soal LOTS. Tinggal hafal saja rumus, masukkan angkanya,
dapat jawabannya. Tinggal hafal mati saja semua istilah, jawaban ujian tertulis eksplisit di
buku. Sedangkan soal HOTS ga lurus kayak gitu. Soal HOTS menuntut lo menganalisis dulu
maksud soal dan mencipta model atau kesimpulan, baru bisa menerapkan rumus untuk cari
jawabannya. Karena gaya belajar seperti ini masih jarang dilakukan di pendidikan Indonesia,
maklumlah banyak yang kaget sehingga merasa soal HOTS itu susah.
Padahal ya, soal HOTS itu bisa aja simpel dan gampang loh. Contohnya soal matematika
tentang Deposito di atas. Kalo lo paham betul dengan konsep sistem persamaan linear dua
variabel, lo bakal mudahnya membuat model matematika dari soal cerita tersebut. Model
matematikanya pun tergolong mudah untuk diselesaikan.
Butuh contoh lagi? Ini contoh soal HOTS yang gampang:

Contoh soal HOTS Biologi – Jaring


makanan
Mungkin lo rada kaget melihat soal sederhana di atas. Yes, topik jaring makanan
yang udah lo pelajari sejak SD bisa dibikin jadi soal HOTS. Kenapa? Karena untuk
menjawab soal ini, tidak cukup dengan menghafal peran tiap organisme di jaring makanan.
Tapi lo juga butuh MENGANALISIS bagan visual yang kompleks dan MENCIPTA
kesimpulan, maka orde tingkat berpikirnya lebih tinggi. Tapi gampang kan?!
Nah, tentunya ada soal HOTS yang susah dong. Salah satu tutor Biologi Zenius, Arsa,
bikin contoh soal HOTS Biologi yang susah seperti berikut:
Contoh soal HOTS Biologi – Jaringan dan Organ Tumbuhan
Untuk bisa menjawab soal di atas, lo ga bisa cuma komat-kamit hafal mati jenis jaringan dan
organ tumbuhan. Tapi lo mesti paham juga perannya masing-masing, apa efek modifikasi
pada mereka, dan adaptasi seperti apa yang dibutuhkan tumbuhan pada iklim kering. Karena
lo perlu menganalisis tiap opsi jawaban, soal ini menjadi susah. Bagi yang tertarik untuk
jawab soal HOTS Biologi ini, tulis jawabannya di komen bawah ya.
Oke, soal HOTS bisa mudah atau susah. Gimana dengan soal LOTS? Sama aja, soal LOTS
bisa susah atau mudah. Ini beberapa contoh soal LOTS yang susah:

Contoh soal

LOTS Biologi – Sistem gerak manusia


Contoh soal LOTS Biologi – Peran bakteri
Sebagian besar dari lo mungkin kesulitan menjawab soal sistem gerak dan peran bakteri di
atas. Meski terkesan sulit, kedua soal ini bukan termasuk tipe soal HOTS. Soal menjadi sulit
karena lo butuh menghafal mati pengetahuan yang amat sangat spesifik. Tapi pada akhirnya,
yang lo butuhkan hanya kemampuan recall informasi saja.

3. Soal HOTS Banyak Menanyakan Fenomena Sehari-hari


Sampai di sini, mungkin lo bisa menemukan sebuah pola dari beberapa contoh soal HOTS
yang gue tampilkan sebelumnya. Mulai dari soal tentang deposito, seleb socmed, jaring
makanan, dan adaptasi tumbuhan; ada sebuah pola. Yak, soal HOTS sering mengaitkan suatu
materi belajar dengan situasi nyata dalam kehidupan sehari-hari (walaupun tidak selalu sih).
Berikut contoh soal HOTS yang dibuat oleh Lina, tutor Geografi Zenius:
Contoh soal HOTS Goegrafi – Revolusi bumi
Untuk menjawab soal ini, lo perlu analisis dulu posisi geografis Australia itu di mana. Trus lo
perlu analisis efek revolusi bumi terhadap posisi matahari dan pergantian musim. Baru deh lo
evaluasi dan mengambil kesimpulan di Indonesia lagi musim apa. Hayoo, apa jawabannya?
Tulis jawaban lo di bagian comment di bawah artikel ini ya...
Ketimbang cuma nanyain efek revolusi bumi itu apa, soal cerita kayak begini lebih
menantang dan seru kan?! Pengaitan ke kehidupan sehari-hari ini membuat lo jadi melihat
relevansi apa yang lo pelajari di sekolah dengan kehidupan nyata. Dari sini, rasa penasaran
muncul. Pas kita udah penasaran, kita jadi tertantang menjawabnya. Proses penelusuran
jawabannya (belajar) pun jadi yang seru dan satisfying.
Hal ini berbeda dengan soal LOTS. Karena umumnya soal LOTS langsung menyajikan angka
yang bisa langsung dimasukkan ke rumus atau menanyakan definisi secara lurus, lo jadi
kurang atau bahkan ga bisa melihat apa relevansinya materi tersebut ke dunia nyata.

Angkanya udah disediain. Tinggal masukin aja ke rumus. Dapat deh jawabannya. Tapi lo
ga kebayang maksud elektron itu apa, katoda itu apa, anoda itu apa, penerapannya gimana di
dunia nyata.

4. Keunggulan Soal HOTS


Dari definisi dan ciri-cirinya, ada beberapa kesimpulan yang bisa ditarik dari soal HOTS.

Lower-order Thinking Skills (LOTS) tentunya diperlukan sebagai tahapan awal pembelajaran.
Sebelum bisa menganalisis dan berkreasi, tentunya kita butuh ingat dan paham. Namun, yang
menjadi masalah adalah ketika sebuah proses belajar terlalu didominasi oleh LOTS saja.
Pengajaran berbasis LOTS membuat sekolah hanya sibuk memberikan (mengisi ember)
pengetahuan sebanyak-banyaknya dan menuntut siswa sekadar menyimpan memori.
Sekarang kita ingat, besoknya lupa. Padahal mah fungsi ini sudah bisa
dilakukan smartphone, Google, dan Wikipedia. Dan siapa tahu 5 atau 10 tahun lagi,
pengetahuan itu sudah obsolete(usang).
Menurut World Economic Forum, 65 persen anak yang sekarang duduk di bangku sekolah
dasar, nantinya akan bekerja di tipe profesi baru yang belum ada pada masa kini. Maka dari
itu, memberikan begitu banyak informasi yang amat spesifik dan menuntut siswa untuk
menghafalnya kurang berfaedah dalam mempersiapkan masa depan kalian.
Ditambah lagi, soal LOTS membuat siswa “buta” akan relevansi pelajaran tersebut ke dunia
nyata. Kebutaan ini menumpulkan nalar dan rasa ingin tahu. Tidak
mengherankan kalo pembelajaran berorientasi LOTS cenderung membuat belajar jadi proses
yang membosankan.
Pernah ga sih lo mempertanyakan esensi belajar ketika dihadapkan pada sebuah materi yang
cukup rumit, misalnya Integral.
“Buat apa sih gue belajar beginian? Belajar Integral sampe ngejelimet. Emang bakal
kepake ya pas kerja nanti?”
Kalo ditelusuri, Integral pasti ada gunanya kok di dunia nyata. Orang-orang dengan profesi
tertentu make integral untuk menyelesaikan pekerjaannya. Tapi apa semua
orang make Integral di dunia kerja nanti? Enggak kan. Terus kenapa kita harus belajar
integral? Untuk apa belajar begitu banyak materi ini-itu di sekolah?
Nah, gue akan mengutip apa yang diutarakan Sabda PS (founder Zenius Education) di salah
satu video Zenius Learning:
“Bukan isi pelajarannya yang utama. Tapi efek dari belajar tersebut yang paling
penting.”
Idealnya, dengan mempelajari beragam topik, otak kita terlatih untuk menganalisis informasi,
berlogika, dan menyelesaikan masalah. Dengan kata lain, topik-topik tersebut sebenarnya
“hanya” tool untuk menempa/melatih otak kita berpikir dengan baik. Dan menurut gue
pribadi, pembelajaran berorientasi HOTS lah yang bisa memfasilitasi tujuan ideal itu. Soal
HOTS adalah model evaluasi pendidikan yang menguji kemampuan berpikir tingkat tinggi.
Ketimbang ditanya fakta atau definisi, siswa ditanya bagaimana sebuah sistem bekerja. Soal
HOTS akan mengasah logika, pola pikir kritis, dan kreativitas siswa. Soal HOTS mampu
mengajak siswa connecting the dots, mengaitkan satu materi ke materi lain untuk
membangun sebuah cerita besar yang seru. Jadi, ga berlebihan gue katakan
bahwa pembelajaran berbasis HOTS mampu igniting fire, memicu rasa penasaran dan
semangat belajar di dalam diri lo.

Penerapan Soal HOTS pada Ujian Nasional dan SBMPTN


Seperti yang udah gue sebutkan di awal, soal HOTS mulai dibicarakan saat Kemendikbud
menetapkan kebijakan untuk memasukkan soal HOTS pada Ujian Nasional 2018. Di UN
tahun-tahun sebelumnya, bisa dibilang juaarang atau bahkan gapernah soal tipe HOTS
muncul. Ujian Nasional sebelum tahun 2018 sangat amat didominasi oleh soal LOTS.
Beberapa bulan sebelum UN, pemerintah akan mengeluarkan kisi-kisi. Sekolah beberapa kali
melakukan simulasi atau tryoutberdasarkan kisi-kisi. Dan soal UN tidak akan jauh berbeda
dari kisi-kisi. Bahkan kadang cuma angkanya saja yang diganti. Rumus dan arah soalnya
mirip banget dengan soal simulasi.
Lanjut pada Oktober 2018, Kemenristekdikti mengumumkan bahwa soal HOTS bakal mulai
dimasukkan di SBMPTN 2019. Tapi sebenernya sih ya, menurut tim Zenius, soal HOTS
sudah lama eksis di SBMPTN, khususnya 5 tahun terakhir. Ujian seleksi masuk
universitas seperti SBMPTN memang terkenal jauh lebih mengandalkan pemahaman konsep
yang mendalam daripada UN. Namun, penerapan soal HOTS di SBMPTN tahun-tahun
sebelumnya sepertinya belum seragam. Soal HOTS paling banyak muncul di SBMPTN
Matematika, disusul oleh SBMPTN Saintek. SBMPTN Soshum masih agak jarang
menggunakan soal HOTS. Tapi makin ke sini, soal HOTS makin banyak bermunculan di
SBMPTN.
Berikut beberapa soal HOTS yang pernah keluar di SBMPTN.
Soal HOTS Matematika di
SNMPTN 2012. Lihat pembahasannya di sini.

Soal
HOTS Bahasa Inggris di SBMPTN 2018. Lihat pembahasannya di sini.
Soal HOTS Kimia di SBMPTN 2014. Lihat

pembahasannya di sini. Soal HOTS


Ekonomi di SBMPTN 2018. Lihat pembahasannya di sini.
Soal HOTS Sosiologi di SBMPTN
2015. Lihat pembahasannya di sini.
Kalo memang soal HOTS sudah eksis di SBMPTN dari bertahun-tahun lalu, kenapa baru
tahun ini Kemenristekdiksti mengumumkannya? Tebakan gue sih, hal ini dilakukan untuk
menyelaraskan program antar kementerian dan menyeragamkan porsi penggunaan soal
HOTS di setiap mapel yang diujikan di SBMPTN.
Ketika mendengar bahwa pemerintah mulai memasukkan soal HOTS ke Ujian Nasional dan
SBMPTN, gue pribadi sih cukup bersemangat. Sudah saatnya pendidikan Indonesia beralih
dari pembelajaran yang terlalu mengandalkan hafalan mati ke pembelajaran yang mengasah
pola pikir kritis dan kreativitas. Sudah saatnya, rasa ingin tahu dan semangat belajar pelajar

Indonesia dikobarkan. Sudah saatnya kalian merasakan seru dan nikmatnya belajar.

Implementasi yang mendadak dan belum rapi memang menjadi realita pendidikan Indonesia
yang mau tidak mau kita jalani bersama. Wajar jika banyak pihak yang masih kagok. Tidak
hanya lo sebagai siswa kok, guru pun demikian. Proses peralihan memang berat. Tapi semoga
semua ini menempatkan Indonesia pada arah pendidikan yang sudah tepat dan kita butuhkan.

Strategi Belajar Menjawab Soal HOTS di Ujian Nasional


dan SBMPTN
Oke, sampai di sini gue harap lo sudah paham apa itu soal HOTS dan faedahnya jika
diterapkan di sebuah sistem pendidikan. Nah, sekarang saatnya gue bagikan tips dan strategi
menghadapi soal HOTS, baik itu di Ujian Nasional maupun SBMPTN.

Seperti yang udah disebutkan beberapa kali di atas, untuk menjawab soal HOTS yang
menuntut penalaran, lo perlu paham betul sebuah konsep materi. Lo ga bisa lagi
mengandalkan metode instan, seperti menghafal buta atau rumus cepat. Ketika lo ketemu
rumus, lo harus ngerti dari mana datangnya rumus itu. Ketika lo nemu definisi, lo harus
paham makna dari definisi itu. Ketika lo belajar suatu bab, lo mesti bisa mengaitkannya
dengan bab-bab lain yang lo pelajari sebelumnya.
Dan inilah yang sudah Zenius lakukan selama 10 tahun berdiri. Cara pengajaran Zenius selalu
menekankan pembelajaran berbasis konsep. Cara pengajaran ini menjadi sangat relevan
seiring dengan implementasi soal HOTS. Oleh karena itu, tips belajar dari Zenius ga jauh
beda dengan apa yang sudah kami share dari tahun ke tahun.
Nih gue share link artikel Zenius Blog tentang tips belajar untuk tiap mata pelajaran yang
diujikan di Ujian Nasional dan SBMPTN. Untuk latihan soal HOTS, karena soal UN tahun-
tahun sebelumnya belum ada soal HOTS-nya, lo bisa mulai belajar dari soal-soal
SBMPTN. Kalo lo udah terbiasa mengerjakan soal SBMPTN, lo bisa naik level dengan
mengerjakan soal SIMAK UI. Ibaratnya battlefield di sebuah game, soal SIMAK UI itu
adalah bos dari segala bos. Bisa dibilang, SIMAK UI itu banyak memuat soal HOTS tingkat
sulit. Kalo lo bisa membiasakan diri dengan soal SIMAK UI, lo bakal punya bekal yang
mantap.

Matematika
 Panduan Belajar UN SMA Matematika IPA
 Panduan Belajar UN SMA Matematika IPS
 Panduan Belajar SBMPTN Matematika Dasar & Saintek
 Pembahasan soal SBMPTN Matematika Dasar tahun 2002-2018
 Pembahasan soal SBMPTN Matematika Saintek tahun 2002-2018
 Pembahasan soal SIMAK UI Matematika Dasar tahun 2009-2017
 Pembahasan soal SIMAK UI Matematika IPA tahun 2009-2017
Bahasa Indonesia
 Panduan Belajar UN Bahasa Indonesia
 Panduan Belajar SBMPTN Bahasa Indonesia
 Pembahasan soal SBMPTN Bahasa Indonesia 2008-2018
 Pembahasan soal SIMAK UI Bahasa Indonesia tahun 2009-2017
Bahasa Inggris
 Panduan Belajar UN Bahasa Inggris
 Tips Ngerjain soal Reading pada SBMPTN Bahasa Inggris
 Pembahasan Soal SBMPTN Bahasa Inggris 2011-2018
 Pembahasan soal SIMAK UI Bahasa Inggris tahun 2010-2017
Fisika
 Panduan Belajar UN Fisika
 Panduan Belajar SBMPTN Fisika
 Pembahasan soal SBMPTN Fisika tahun 2011-2018
 Pembahasan soal SIMAK UI Fisika tahun 2009-2017
Kimia
 Panduan Belajar UN Kimia
 Panduan Belajar SBMPTN Kimia
 Pembahasan soal SBMPTN Kimia tahun 2001-2018
 Pembahasan soal SIMAK UI Kimia tahun 2009-2017
Biologi
 Panduan Belajar UN Biologi
 Panduan Belajar SBMPTN Biologi
 Pembahasan Soal SBMPTN Biologi 2011-2018
 Pembahasan soal SIMAK UI Biologi tahun 2009-2017
Sosiologi
 Panduan Belajar UN Sosiologi
 Panduan Belajar SBMPTN Sosiologi
 Pembahasan soal SBMPTN Sosiologi tahun 2011-2018
 Pembahasan soal SIMAK UI Sosiologi tahun 2016-2017
Ekonomi
 Panduan Belajar UN Ekonomi
 Panduan Belajar SBMPTN Ekonomi
 Pembahasan soal SBMPTN Ekonomi tahun 1998-2018
 Pembahasan soal SIMAK UI Ekonomi tahun 2011-2017
Geografi
 Panduan Belajar UN Geografi
 Panduan Belajar SBMPTN Geografi
 Pembahasan soal SBMPTN Geografi 1998-2018
 Pembahasan soal SIMAK UI Geografi tahun 2011-2017
Sejarah
 Tips Panduan Belajar SBMPTN Sejarah
 Pembahasan soal SBMPTN Sejarah tahun 1998-2018
 Pembahasan soal SIMAK UI Sejarah tahun 2011-2017
Lo bisa download soal-soal di atas dalam bentuk pdf GRATIS! Kalo lo mentok, ada
juga kok video pembahasannya. Zenius juga udah punya ribuan paket soal lengkap yang bisa
lo download secara GRATIS. Soal-soal ini dibuat sama tutor Zenius dengan referensi yang
berkualitas. Setiap soalnya juga sudah pasti mengandung soal HOTS. Kalau lo
mau download soalnya, lo bisa download aja di zenius.net ya!
Sementara itu, ketika tulisan ini dibuat, para tutor Zenius sedang terus bekerja keras meracik
kumpulan soal HOTS yang bisa menjadi ajang latihan buat lo nantinya. Stay tune aja ya,
artikel ini pasti akan segera kami update.
****

Baiklah, Zenius Fellows… Sekian dulu cerita panjang lebar gue tentang soal HOTS. Semoga
apa yang gue jelaskan di atas bisa memberi pencerahan atas kebingungan lo selama ini
tentang soal HOTS. Semoga juga semua artikel panduan belajar yang gue share di atas bisa
membantu lo untuk mulai belajar. Sudah cukup cemasnya. Saatnya beraksi untuk mengejar
impian lo. Ingatlah, saat lo cuma bisa cemas dan bermalas-malasan, ada ribuan pesaing yang

sedang belajar giat-giatnya. Oke deh, selamat belajar dan salam HOTS!

———————CATATAN EDITOR———————
Jika kamu ingin bertanya lebih lanjut ke Fanny seputar soal HOTS, silakan post pertanyaan
kamu di kolom komentar, ya! Dan jika kamu tertarik untuk menjawab contoh-contoh soal
HOTS di atas, silakan share juga jawaban kamu di kolom komentar.
Tertarik belajar dengan zenius.net? Kamu bisa pesan membership zenius.net di sini.
CONTOH / SBMPTN 2019 / SOAL HOTS / TAKSONOMI BLOOM / UNBK 2019

AUTHOR: FANNY ROFALINA

Fanny adalah Marketing Communications Senior Manager Zenius Education dan Editor
Zenius Blog. Fanny mengambil gelar Sarjana di Fakultas Ilmu Komputer, Jurusan Ilmu
Komputer Universitas Indonesia. Follow Fanny at @frofalina

Anda mungkin juga menyukai