Anda di halaman 1dari 9

UTS Humaniora

Pak Asyar

1. Alasan hidup bernegara, pandangan islam tentang hidup bernegara (Dalil Al-Qur’an).
2. Mengapa 22 Juni 1945 secara yuridis waktu lahirnya pancasila. Tokohnya siapa saja?
3. Sejarah perkembangan UUD dari dulu hingga sekarang?
JAWABAN :

1.Dasar negara adalah landasan kehidupan berbangsa dan bernegara yang keberadaannya wajib
dimiliki oleh setiap negara dalam setiap detail kehidupannya. Dasar negara bagi suatu negara
merupakan suatu dasar untuk mengatur semua penyelenggaraan yang terbentuk dalam sebuah
negara. Negara tanpa dasar negara berarti negara tersebut tidak memiliki pedoman dalam
penyelenggaraan kehidupan bernegara, maka akibatnya negara tersebut tidak memiliki arah dan
tujuan yang jelas, sehingga memudahkan munculnya kekacauan. Dasar negara sebagai pedoman
hidup bernegara mencakup norma bernegara, cita-cita negara, dan tujuan negara.

Selain itu juga ada pembatasan dari Allah SWT, bahwa yang berhak untuk membuat hukum
hanyalah Allah SWT. Manusia sama sekali tidak diberi hak oleh Allah untuk membuat hukum, tidak
sebagaimana yang diajarkan dalam prinsip demokrasi. Allah SWT berfirman dalam Q.S. Al An’am: 57:

“Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah. Dia menerangkan yang sebenarnya dan Dia
pemberi keputusan yang paling baik”.

Oleh karena itu tugas manusia di dunia hanyalah untuk mengamalkan apa-apa yang telah
Allah turunkan kepadanya, baik itu menyangkut urusan ibadah, akhlaq, pemerintahan, ekonomi,
sosial, pendidikan dsb. Jika manusia termasuk penguasa enggan untuk menerapkan hukum-hukum
Allah, maka ada ancaman yang keras dari Allah SWT, diantaranya, firman Allah dalam Q.S. Al
Maidah: 44, 45 dan 47:
“Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka
itu adalah orang-orang yang kafir (44). … orang yang zalim (45). … orang yang fasik (47)”.

Terhadap mereka yang terlalu khawatir terhadap dengan diterapkannya syari’at Islam, dan
menganggap akan membahayakan kehidupan ini, maka cukuplah adanya jaminan dari firman Allah
SWT dalam Q.S. Al Anbiya’: 107:
“Dan tiadalah Kami mengutusmu kamu (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat
bagi semesta alam”.

2. ---
3. Sejarah Awal

Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang dibentuk pada tanggal 29
April 1945 adalah badan yang menyusun rancangan UUD 1945. Pada masa sidang pertama yang
berlangsung dari tanggal 28 Mei hingga 1 Juni 1945, Ir. Soekarno menyampaikan gagasan tentang
"Dasar Negara" yang diberi nama Pancasila. Pada tanggal 22 Juni 1945, 38 anggota BPUPKI
membentuk Panitia Sembilan yang terdiri dari 9 orang untuk merancang Piagam Jakarta yang akan
menjadi naskah Pembukaan UUD 1945. Setelah dihilangkannya anak kalimat "dengan kewajiban
menjalankan syariah Islam bagi pemeluk-pemeluknya" maka naskah Piagam Jakarta menjadi naskah
Pembukaan UUD 1945 yang disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Pengesahan UUD 1945 dikukuhkan oleh Komite Nasional Indonesia
Pusat (KNIP) yang bersidang pada tanggal 29 Agustus 1945. Naskah rancangan UUD 1945 Indonesia
disusun pada masa Sidang Kedua Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK). Nama
Badan ini tanpa kata "Indonesia" karena hanya diperuntukkan untuk tanah Jawa saja. Di Sumatera
ada BPUPK untuk Sumatera. Masa Sidang Kedua tanggal 10-17 Juli 1945. Tanggal 18 Agustus 1945,
PPKI mengesahkan UUD 1945 sebagai Undang-Undang Dasar Republik Indonesia.

Periode berlakunya UUD 1945 18 Agustus 1945- 27 Desember 1949

Dalam kurun waktu 1945-1950, UUD 1945 tidak dapat dilaksanakan sepenuhnya karena Indonesia
sedang disibukkan dengan perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Maklumat Wakil Presiden
Nomor X pada tanggal 16 Oktober 1945 memutuskan bahwa KNIP diserahi kekuasaan legislatif,
karena MPR dan DPR belum terbentuk. Tanggal 14 November 1945 dibentuk Kabinet Semi-
Presidensiel ("Semi-Parlementer") yang pertama, sehingga peristiwa ini merupakan perubahan
sistem pemerintahan agar dianggap lebih demokratis.

Periode berlakunya Konstitusi RIS 1949 27 Desember 1949 - 17 Agustus 1950

Pada masa ini sistem pemerintahan indonesia adalah parlementer.

bentuk pemerintahan dan bentuk negaranya federasi yaitu negara yang didalamnya terdiri dari
negara-negara bagian yang masing masing negara bagian memiliki kedaulatan sendiri untuk
mengurus urusan dalam negerinya.

Periode UUDS 1950 17 Agustus 1950 - 5 Juli 1959

Pada periode UUDS 50 ini diberlakukan sistem Demokrasi Parlementer yang sering disebut
Demokrasi Liberal. Pada periode ini pula kabinet selalu silih berganti, akibatnya pembangunan tidak
berjalan lancar, masing-masing partai lebih memperhatikan kepentingan partai atau golongannya.
Setelah negara RI dengan UUDS 1950 dan sistem Demokrasi Liberal yang dialami rakyat Indonesia
selama hampir 9 tahun, maka rakyat Indonesia sadar bahwa UUDS 1950 dengan sistem Demokrasi
Liberal tidak cocok, karena tidak sesuai dengan jiwa Pancasila dan UUD 1945. Akhirnya Presiden
menganggap bahwa keadaan ketatanegaraan Indonesia membahayakan persatuan dan kesatuan
bangsa dan negara serta merintangi pembangunan semesta berencana untuk mencapai masyarakat
adil dan makmur; sehingga pada tanggal 5 Juli 1959 mengumumkan dekrit mengenai pembubaran
Konstituante dan berlakunya kembali UUD 1945 serta tidak berlakunya UUDS 1950

Periode kembalinya ke UUD 1945 5 Juli 1959-1966

Karena situasi politik pada Sidang Konstituante 1959 dimana banyak saling tarik ulur kepentingan
partai politik sehingga gagal menghasilkan UUD baru, maka pada tanggal 5 Juli 1959, Presiden
Sukarno mengeluarkan Dekrit Presiden yang salah satu isinya memberlakukan kembali UUD 1945
sebagai undang-undang dasar, menggantikan Undang-Undang Dasar Sementara 1950 yang berlaku
pada waktu itu.

Pada masa ini, terdapat berbagai penyimpangan UUD 1945, di antaranya:

 Presiden mengangkat Ketua dan Wakil Ketua MPR/DPR dan MA serta Wakil Ketua DPA
menjadi Menteri Negara
 MPRS menetapkan Soekarno sebagai presiden seumur hidup
 Pemberontakan Partai Komunis Indonesia melalui Gerakan 30 September Partai Komunis
Indonesia

Periode UUD 1945 masa orde baru 11 Maret 1966- 21 Mei 1998

Pada masa Orde Baru (1966-1998), Pemerintah menyatakan akan menjalankan UUD 1945 dan
Pancasila secara murni dan konsekuen. Namun pelaksanaannya ternyata menyimpang dari Pancasila
dan UUD 1945 yang murni,terutama pelanggaran pasal 23 (hutang Konglomerat/private debt
dijadikan beban rakyat Indonesia/public debt) dan 33 UUD 1945 yang memberi kekuasaan pada
pihak swasta untuk menghancur hutan dan sumberalam kita.

Pada masa Orde Baru, UUD 1945 juga menjadi konstitusi yang sangat "sakral", di antara melalui
sejumlah peraturan:

 Ketetapan MPR Nomor I/MPR/1983 yang menyatakan bahwa MPR berketetapan untuk
mempertahankan UUD 1945, tidak berkehendak akan melakukan perubahan terhadapnya
 Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1983 tentang Referendum yang antara lain menyatakan
bahwa bila MPR berkehendak mengubah UUD 1945, terlebih dahulu harus minta pendapat
rakyat melalui referendum.
 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1985 tentang Referendum, yang merupakan pelaksanaan
TAP MPR Nomor IV/MPR/1983.

Periode 21 Mei 1998- 19 Oktober 1999

Pada masa ini dikenal masa transisi. Yaitu masa sejak Presiden Soeharto digantikan oleh B.J.Habibie
sampai dengan lepasnya Provinsi Timor Timur dari NKRI.

Periode UUD 1945 Amandemen

Salah satu tuntutan Reformasi 1998 adalah dilakukannya perubahan (amandemen) terhadap UUD
1945. Latar belakang tuntutan perubahan UUD 1945 antara lain karena pada masa Orde Baru,
kekuasaan tertinggi di tangan MPR (dan pada kenyataannya bukan di tangan rakyat), kekuasaan
yang sangat besar pada Presiden, adanya pasal-pasal yang terlalu "luwes" (sehingga dapat
menimbulkan multitafsir), serta kenyataan rumusan UUD 1945 tentang semangat penyelenggara
negara yang belum cukup didukung ketentuan konstitusi.

Tujuan perubahan UUD 1945 waktu itu adalah menyempurnakan aturan dasar seperti tatanan
negara, kedaulatan rakyat, HAM, pembagian kekuasaan, eksistensi negara demokrasi dan negara
hukum, serta hal-hal lain yang sesuai dengan perkembangan aspirasi dan kebutuhan bangsa.
Perubahan UUD 1945 dengan kesepakatan di antaranya tidak mengubah Pembukaan UUD 1945,
tetap mempertahankan susunan kenegaraan (staat structuur) kesatuan atau selanjutnya lebih
dikenal sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), serta mempertegas sistem
pemerintahan presidensiil.

Dalam kurun waktu 1999-2002, UUD 1945 mengalami 4 kali perubahan (amandemen) yang
ditetapkan dalam Sidang Umum dan Sidang Tahunan MPR:

 Sidang Umum MPR 1999, tanggal 14-21 Oktober 1999 → Perubahan Pertama UUD 1945
 Sidang Tahunan MPR 2000, tanggal 7-18 Agustus 2000 → Perubahan Kedua UUD 1945
 Sidang Tahunan MPR 2001, tanggal 1-9 November 2001 → Perubahan Ketiga UUD 1945
 Sidang Tahunan MPR 2002, tanggal 1-11 Agustus 2002 → Perubahan Keempat UUD 1945

Pak Irfan
1. Aplikasi tauhid dalam kedokteran (Dalil Al-Qur’an)
2. Qada dan qadar hubungannya dengan kedokteran (Dalil Al-Qur’an)
3. Doa dan ikhtiar hubungannya dengan kedokteran (Dalil Al-Qur’an)
4. Konsep hukum alam, harmonisasi lingkungan dengan manusia (Dalil Al-Qur’an)

JAWABAN :

1. Tauhid diambil kata : Wahhada Yuwahhidu Tauhidan yang artinya mengesakan. Satu suku
kata dengan kata wahid yang berarti satu atau kata ahad yang berarti esa. Dalam ajaran Islam
Tauhid itu berarti keyakinan akan keesaan Allah. Kalimat Tauhid ialah kalimat La Illaha Illallah
yang berarti tidak ada Tuhan melainkan Allah. ( al-Baqarah 163 Muhammad 19 ).Tauhid
merupakan inti dan dasar dari seluruh tata nilai dan norma Islam, sehingga oleh karenanya Islam
dikenal sebagai agama tauhid yaitu agama yang mengesakan Tuhan. Bahkan gerakan-gerakan
pemurnian Islam terkenal dengan nama gerakan muwahhidin ( yang memperjuangkan tauhid ).
Dalam perkembangan sejarah kaum muslimin, tauhid itu telah berkembang menjadi nama salah
satu cabang ilmu Islam, yaitu ilmu Tauhid yakni ilmu yang mempelajari dan membahas masalah-
masalah yang berhubungan dengan keimanan terutama yang menyangkut masalah ke-Maha Esa-
an Allah.

2.Pengertian Qada dan Qadar

Iman kepada qadha dan qadar artinya mempercayai bahwa dalam menciptakan alam
semesta, termasuk manusia, Allah juga telah menetapkan kepastian (qadar) Nya. Sebelumnya, qadar
atau taqdir artinya adalah suatu rencana yang telah ditentukan oleh Allah SWT, dan segala sesuatu
akan terjadi sesuai dengan qadhar yang telah ditentukan. Sedangkan qadha qrtinya adalah
keputusan Allah SWT terhadap suatu rencana yang telah ditentukan

Ayat Al Qur an yang menjelaskan tentang qadha dan qadar

Yang artinya :
Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula ) pada dirimu sendiri,
melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum kami menciptakannya.
Sesungguhnya yang demikian itu mudah bagi Allah.(QS. Al Hadid :22)

Yang paling mendasar dari berbagai takdir atau ketentuan Allah atas manusia adalah asal
kelahirannya, dengan sipa pernikahannya, baik buruknya nasib dan peristiwa meninggalnya, seorang
manusia tak akan mungkin memilih untuk dilahirkan dalam keluarga siapa misalnya, atau orang tua
tak akan mungkin mungkin memastikan anak seperti apa yang ingin di lahirkan si istri. Jodoh
ditangan Tuhan, adalah kepercayaan yang lazim diakui dalam masyarakat.sedangkan baik buruknya
nasib, termasuk banyaknya rezeki yang dimiliki sebuah keluarga, kondisi kesehatan seseorang,
pangkat tinggi yang dapat dicapai. Semuanya tak dapat diketahui dengan pasti.

Adapun sunatullah dan takdir yang dapat diperangi manusia antara lain memerangi gelapnya malam,
mengalirnya air ke atas, mengobati penyakit, memerangi kebodohan dan kemiskinan . Tuhan sendiri
memperingatkan bahwa dia tidak akan merubah nasib suatu kaum sampai kaum sampai kaum itu
merubah nasibnya sendiri. Demikian beriman kepada qadha dan qadar adalah meyakini bahwa
tuhan telah membuat ketentuanNya atas segala sesuatu. Sebagian takdir terjadinya sangat
dipengaruhi oleh ikhtir manusia itu sendiri.

Hubungan ikhtiar dengan Qada dan Qadar

Pada uraian berikutnya telah dijelaskan bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah atas qadha dan
qadar Allah. Tetapi manusia juga di wajibkan untuk selalu berusaha sesuai dengan kemampuannya,
untuk mengubah keadaan dan nasibnya. Sebagaimana firman Allah SWT. Yang artinya :

Sesungguhnya Allah tidak mengubahkeadan suatu kaum, sehingga mereka (berusaha(


nengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri.(QS. Ar Radu:11)

Penjelasan di atas menunjukan adanya hubungan antara takdir Allah dengan ikhtiar manusia.
Sebagian yang terjadi pada manusia ada yang tidak dapat di hindarkan atau dielakkan, misalnya
ketetapan kapan dan dimana ia akan lahir, berkelamin lelaki atau perempuan, kapan dan dimana ia
akan meninggal dan sebagainya. Tetapi manusia juga mengetahui bahwa sebagian yang terjadipada
dirinya ada penyebabnya, seperti rajin belajar akan menyebabkan pandai, berusaha dan bekerja
keras akan mendapatkan hasil yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan sebagainya.
Dengan demikian manusia tidak haya sekedar menunggu ketentuan takdir, tetapi ia juga diberikan
kebebasan bahkan diharuskan untuk berbuat dan berikhtiar. Meskipun dalam berikhtiar ia memilih
jalan yang baik atau jahat, semua itu pada akhirnya tetap dalam takdir Alllah SWT.

Sesebagian ahli aqidah ada yang membagi qadar menjadi dua bagian yaitu :

1. Qadar Mubram, adalah ketentuan Allah yang tidak dikaitkan dengan ikhtiar manusia.
2. Qadar Muallaq, adalah ketentuan Allah yang dikaitkan dengan usaha manusia.

Pendapat yang menyatakan adanya pembagian qadar berdasarkan firman Allah SWT.:

Yang artinya :

Allah menghapuskan apa yang ia kehendaki dan menetapka (apa yang ia kehendaki). Dan
disisiNyalahterdapat Ummul Kitab(Lauh Mahpuzh) (QS.Ar Radu :39)

Hakikat Qada dan Qadar dalam kehidupan

Dalam kehidupan sehari hari kita dapat melihat kejadian kejadian, yang semua itu merupakan
hakikat dari kebenaran qadha dan qadar. Kejadian itu misalnya antara lain.

1. Ada orang yang telah berusaha dengan sungguh sungguh untuk mencari rezeki yang
berlebih, tetapi hidupnya tetap saja miskin. Sementara itu ada orang yang dalam usahanya
kurang sungguh sunguh, tetapi hidupnya kaya raya.

2. Ada orang yang meninggal dengan tiba tiba, padahal sebelumnya masih sempat berkelakar
dengan teman temannya. Sebaliknya ada juga orang yang tetap hidup, meskipun ia berada
di tengah tengah bahaya yang mengerikan atau ia mencoba bunuh diri.

3. Pada masa Rasulallah ketika terjadi perang badar, kaum muslimin dapat merebut
kemenangan, padahal menurut perhitungan akal, mereka akan mengalami kekalahan karena
jumlah tentara, dan perlengkapan senjatanya lebih sedikit dibanding dengan perlengkapan
musuh. Perhatikan firman Allah SWT. :

Yang artinya :

Sungguh Allah telah menolong kamu dalam perang badar, padahal kamu dalam
keadaan lemah. (QS. Ali imran :123)
Pada perang hunain yang terjadi adalah sebaliknya, yaitu kaum muslimin mengalami
kekalahan. Padahal menurut perhitungan akal mereka seharusnya dapat merebut kemenangan.
Sebagaimana firman Allah SWT.:

Yang artintya :

Dan (ingatlah)pada saat perang Hunain, di waktu kaum menjadi congkak karena
banyak jumlahnya. Maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manpaat kepada
mu sedikitpun dan bumi yang luas itu terasa sempit oleh mu, kemudian kamu lari ke
belakang dengan bercerai berai. (QS. At Taubah :25)

Diposkan oleh Qodha dan Qodar di 22:21 0 komentar

Hikmah beriman kepada Qada dan Qadar

Dengan mengimani qadha dan qadar, kita dapat mengambil beberapa hikmah, antara lain :

1. dapat membangkitkan semangat dalam bekerja dan berusaha, serta memberikan dorongan
untuk memperoleh kehidupan yang layak di dunia ini.

2. Tidak membuat sombong atau takabur, karena ia yakin kemampuan manusia sangat
terbatas, sedang kekuasaan Allah Maha Tinggi.

3. Memberikan pelajaran kepada manusia bahwa segala sesuatu yang ada di alam semesta ini
berjalan sesuai dengan ketentuan dan kehendak Allah SWT.

4. mempunyai keberanian dan ketabahan dalam setiap usaha serta tidak takut menghadapi
resiko, karena ia yakin bahwa semua itu tudak terlepas dari takdir Allah SWT.

5. Selalu merasa rela menerimasetiap yang terjadi pada dirinya, karena ia mengerti bahwa
semua berasal dari Allah SWT. Dan akan dikembalikan kepadanya , sebagai man firman Allah
SWT yang artinya :

(yaitu) orang orang yang apabila di timpa musibah, mereka mengucapkan : bahwasanya
kami ini bagi (kepunyaan) Allah, kami semua ini pasti kembali lagi kepadaNya .(QS.Al
Baqarah :156)
3.Konsep tentang Usaha/Ikhtiar

A. Pengertian Ikhtiar

ْ yang berarti mencari hasil yang lebih baik. Adapun secara


Ikhtiar berasal dari bahasa Arab (ٌ‫)إختِ َيار‬
istilah pengertian ikhtiar, yaitu usaha yang dilakukan dengan segala daya upaya dan kemampuan
untuk mencapai hasil terbaik.

B. Pentingnya Ikhtiar

Setiap manusia memiliki keinginan dan cita-cita untuk mendapat kesuksesan, tak ada seorang pun
yang menginginkan kegagalan. Hal ini karena Allah menganugerahkan kehendak kepada manusia.
Jika kehendak tersebut mampu dikelola dengan baik, manusia akan menemukan kesuksesannya.

Kehendak dan keinginan tidak akan pernah tercapai tanpa ada usaha untuk meraihnya. Allah Swt
telah memberikan kepada manusia potensi berikhtiar atau berusaha dalam meraih keinginannya.

Seorang siswa yang ingin meraih nilai yang terbaik tentu harus berikhtiar. Bentuk ikhtiarnya adalah
dengan tekun belajar dan sungguh-sungguh. Nilai yang baik tidak akan tercapai tanpa belajar yang
sungguh-sungguh. Sekali lagi, tidak ada kesuksesan tanpa usaha dan kerja keras (ikhtiar). Allah Swt
berfirman:

ٌ‫ل َهذَا لِمِ ثْ ِل‬


ٌِ ‫العَامِ لُ ْونٌَ فَ ْليَ ْع َم‬

“Untuk kemenangan seperti ini hendaklah berusaha orang yang berusaha” (Ash-Shaffa

t [37]: 61)

Tetapi hal yang mesti diingat, tidak boleh kegigihan ikhtiar memperlemah keyakinan kepada Allah
Swt.dan tidak boleh keyakinan melemahkan ikhtiar. Hasil ikhtiar harus senantiasa dikembalikan
kepada kehendak Allah Swt, karena Dialah yang Maha Kuasa. Allah Swt berfirman:

ٌ ‫ش ْيءٌ تَقُ ْولَنٌ َو‬


َ‫ل‬ ٌ ّ‫غدًا ذَلِكٌَ فَاعِلٌ ِإن‬
َ ‫ي ِ ِل‬ ٌْ َ ‫للاُ يَشَا ٌَء أ‬
َ ٌ‫ن إِل‬ ٌ ‫ل نَ ِسيْتٌَ إذَا َربكٌَ َوا ْذ ُك ٌْر‬
ٌْ ُ‫سى َوق‬
ٌَ ‫ع‬ ٌْ َ ‫ي ِ يَ ْه ِديْنٌَ أ‬
َ ‫ن‬ ٌَ ‫مِن ِِل َ ْق َر‬
ٌ ّ‫ب َرب‬ ٌْ ‫شدًا َهذَا‬
َ ‫َر‬

“Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan terhadap sesuatu: “Sesungguhnya aku akan mengerjakan
itu besok”, kecuali (dengan menyebut): “Insya-Allah”.

“Dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa dan katakanlah: “Mudah-mudahan Tuhanku akan
memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya dari pada ini”. (Al-Kahfi [18] 23-24).

C. Perilaku Ikhtiar
Kita adalah makhluk sempurna, kita diberikan kemampuan memilih dan berusaha tentunya
berusaha menjadi lebih baik. Allah Swt berfirman:

ٌ ‫بِأ َ ْنفُ ِس ِه ٌْم َما يُغَي ُّروا َحتىٌ بِقَ ْومٌ َما يُغَي ٌُّر‬
ٌ‫لَ للاٌَ إِن‬

“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan
diri mereka sendiri”. (Ar-Ra’du [13]: 11).

Makna ayat ini, kita mesti berusaha untuk mengubah diri kita menjadi lebih baik. Salah satu bentuk
ikhtiar dalam mewujudkan cita-cita diantaranya dengan lima upaya, yaitu:

1. Fokus ke masa depan dan cita-cita kita. Pikirkan apa yang benar-benar kita inginkan, susun
rencana, gali potensi dan kelebihan kita, temukan strategi, cara dan segala kemungkinan untuk
mewujudkannya.
2. Yakin dan percaya 100% bahwa kita bisa. Keyakinan adalah modal utama untuk mendapatkan
apapun yang kita inginkan. Segala sesuatu yang tidak mungkin dalam hidup ini hanya seringkali
belum pernah di coba.
3. Lakukan saja sesuai dengan keinginan kita. Ikuti kata hati, tulikan telingga dari orang-orang negatif
dan pesimis di sekeliling kita.
4. Selesaikan apa yang telah kita mulai. Berani dan miliki mental Sang Juara. Ingat : The winner never
quit, and quitter never win! Jangan pernah memalingkan mata kita sedetikpun dari garis finish.
5. Mulailah sekarang, saat ini juga. Lakukan segera apa yang kita rencanakan, apa saja. Ingat : Action
is Power! Sebenarnya orang sukses bukanlah orang yang hebat tetapi mereka adalah orang yang
selalu take action dan memulai lebih awal sehingga sering kali satu langkah lebih maju dari kita

2.4 Do’a dan Dosa

A. Arti Doa / Do'a

Doa adalah memohon atau meminta suatu yang bersifat baik kepada Allah SWT seperti meminta
keselamatan hidup, rizki yang halal dan keteguhan iman. Sebaiknya kita berdoa kepada Allah SWT
setiap saat karena akan selalu didengar olehNya.

B. Tujuan Berdoa

1. Memohon hidup selalu dalam bimbingan Allah SWT


2. Agar selamat dunia akhirat
3. Untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Allah SWT
4. Meminta perlindungan Allah SWT dari Setan yang terkutuk

Anda mungkin juga menyukai