Anda di halaman 1dari 2

RAPELAN CPNS 4 MILIAR TAK KUNJUNG DATANG

(Seruan Moral CPNS Kabupaten Pulau Morotai Angkatan Tahun 2013/2014)

Diperjuangkan pada Peringatan HARI PAHLAWAN 10 November 2019 “AKU PAHLAWAN MASA KINI”

“SURAT REKOMENDASI DARI OMBUDSMAN RI PERWAKILAN MALUKU UTARA BELUM


DITANGGAPI SERIUS OLEH PEMDA PULAU MOROTAI”

Lagi-lagi sudah hampir 5 (Lima) Tahun lebih ini nasib Rapelan CPNS Kabupaten Pulau Morotai angkatan Tahun 2013/2014,
belum juga terealisasi. Hal ini sangatlah miris karena 344 0rang pelamar umum tersebut telah dinyatakan LULUS atau Melewati Nilai
Ambang Batas (Passing grade) berdasarkan Surat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi AZWAR
ABUBAKAR saat itu, dengan Nomor: R/791/M.PAN-RB/12/2013, tertanggal 18 Desember 2013 tentang Penetapan Hasil Ujian Seleksi
Calon Pegawai Negeri Sipil bagi Pelamar Umum Kabupaten Pulau Morotai Tahun Anggaran 2013. Artinya Penganggaran Belanja
Pegawai (Belanja Tidak Langsung) saat itu yang bersumber dari APBN sudah dimasukan dan akan dialokasikan ke dalam APBD atau
APBDP Kabupaten Pulau Morotai Tahun 2014. Karena itu, ketika ada Pihak Pemerintah Daerah Kabupaten Pulau Morotai yang
memberikan signal bahwa untuk Rapelan CPNS angkatan Tahun 2013 itu belum dimuat dalam APBD atau APBDP Tahun 2014, itu
adalah sebuah kesalahan fatal.

Apa lagi kewajiban dari 344 orang sudah dilaksanakan, dimana pada tanggal 27 Februari 2014 Pemerintah Kabupaten
Pulau Morotai mengeluarkan Surat Perintah Tugas (SPT) atau Surat Perintah Melaksanakan Tugas (SPMT), kepada 344 orang CPNS
Kabupaten Pulau Morotai Angkatan Tahun 2013. Sehingga sejak tanggal 1 Maret 2014 lalu, 344 orang CPNS tersebut telah
melaksanakan tugas sesuai dengan penempatan masing-masing dalam Surat Perintah Tugas itu, tanpa menerima upah (gaji) karena
belum menerima SK CPNS 80 %. Perlu diketahui bahwa 344 orang CPNS tersebut telah melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya
setelah menerima Surat Perintah Tugas dari Bupati Pulau Morotai: Drs. RUSLI SIBUA, M.Si sebagai dasar, dengan Nomor Surat Perintah
Tugas: 821./39/2014 yang ditetapkan di Morotai Selatan pada tanggal 27 Februari 2014, a.n Bupati Pulau Morotai, Plt. Sekretaris Daerah,
tertanda tangan dan Cap Setda Pulau Morotai, U.b. Asisten Bidang Administrasi Umum dan Keuangan: NONA N. DUWILA, SH, M.Si
(Pembina Tk. I, IV/b, NIP: 630 007 364); namun sangat disayangkan karena sampai sekarang Tahun 2019 ini, hak (upah atau gaji yang
adalah rapelan) sejak Bulan Maret sampai dengan September 2014, dan Gaji 13 Bulan Juli 2014 belum juga direalisasikan oleh
Pemerintah Daerah Kabupaten Pulau Morotai.Karena itu, muncul pertanyaan reflektif: Mengapa dan Bagaimana dengan Rapelan CPNS
angkatan Tahun 2013? Lalu apa yang membuat sehingga Rapelan CPNS, 4 Miliar lebih tak kunjung datang?

Terkait dengan Pembayaran Rapelan CPNS itu mempunyai Dasar Hukum yang jelas, yakni merujuk dengan Peraturan
Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 30 Tahun 2007 Tertanggal 27 Agustus 2007, Tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Calon Pegawai Negeri Sipil dari Pelamar Umum; pada Lampiran II Peraturan Kepala BKN, bagian III (Tiga) terkait
Pelaksanaan Pengangkatan Menjadi CPNS, butir E tentang Pembayaran Gaji CPNS: 1). Gaji CPNS dibayarkan setelah yang
bersangkutan dinyatakan melaksanakan tugas berdasarkan SPMT (Surat Perintah Melaksanakan Tugas); 2). Pelaksanaan tugas yang
dimulai tanggal 1, gajinya dibayarkan pada bulan yang bersangkutan/ bulan berjalan. Dalam hal tanggal 1 bertepatan dengan hari libur
sehingga pelaksanaan tugasnya dilaksanakan pada tanggal berikutnya, maka gajinya dibayarkan mulai bulan itu juga. Dalam konteks
sesuai Perintah Peraturan Perundang-undangan ini, maka CPNS angkatan Tahun 2013 dari Pelamar Umum Kabaupaten Pulau
Morotai itu sangat berhak menerima upah (gaji) yang dinamakan Rapelan tersebut.

Atas kondisi itu, semua CPNS Angkatan Tahun 2013, sangat menyesal karena ketika mencermati managemen Birokrasi
Pemerintah Daerah Kabupaten Pulau Morotai, terkait tata kelola Keuangan Daerah yang tidak akuntabel dan terkesan tidak transparan,
maka timbul tanda tanya besar, ada apa dibalik semuanya itu? Realita menunjukkan bahwa ada persoalan sangat mendasar dalam
Birokrasi Pemerintah Kabupaten Pulau Morotai terutama dalam Pengelolaan Keuangan Daerah, sehingga berdampak serius dan
langsung bagi 344 orang CPNS Kabupaten Pulau Morotai Angkatan Tahun 2013; yang mana CPNS menerima SK CPNS 80 % pada
tanggal 19 Agustus 2014. Meskipun demikian proses pembayaran gaji baru mulai berjalan pada Bulan Oktober 2014, makanya perlu
diingat bahwa setelah menerima SK CPNS 80 %, gaji Bulan September 2014 juga belum direalisasikan. Kemudian menjadi pertanyaan
lagi mengenai gaji 13 pada Bulan Juli 2014 juga menjadi hak yang seharusnya diberikan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Pulau
Morotai, lantas mengapa tidak ada keterbukaan dari pihak Pemerintah Daerah Kabupaten Pulau Morotai? atau apakah gaji 13 itu dapat
diterima ketika sudah mengantongi SK CPNS 80 %? Itu berarti gaji (upah) yang adalah Rapelan yang belum diterima oleh CPNS
angkatan Tahun 2013, dari Bulan Maret – Bulan Agustus 2014, sebanyak 6 (Enam) Bulan; ditambah lagi gaji pada Bulan
September 2014 yang belum direalisasikan yakni 1 (Satu) Bulan; dan apabila merujuk pada Surat Perintah Tugas yang sudah
dijalankan sejak Bulan Maret 2014, maka gaji 13 pada Bulan Juli Tahun 2014 juga menjadi hak dari CPNS angkatan Tahun 2013
yang harus diterima. Makanya, Pemerintah Daerah Kabupaten Pulau Morotai harus secepatnya merealisasikan anggaran untuk
membayar hak dari CPNS angkatan Tahun 2013, yang seluruhnya sebanyak 8 (Delapan) Bulan.

Page 1
Untuk menjadi bahan pertimbangan dan kajian lebih jauh, maka saat ini dijabarkan gambaran biaya yang dinamakan
Rapelan (Bulan Maret-Agustus 2014), Gaji Bulan September 2014, dan Gaji 13 Bulan Juli 2014, yang harus direalisasikan secepatnya
oleh Pemerintah Kabupaten Pulau Morotai (Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah dan Kekayaan Aset Daerah) kepada 344 orang CPNS
angkatan Tahun 2013; keseluruhannya sebesar Rp. 4.172.793.173 (Terbilang: Empat Miliar Seratus Tujuh Puluh Dua Juta Tujuh
Ratus Sembilan Puluh Tiga Ribu Seratus Tujuh Puluh Tiga Rupiah). Para Pejabat pada saat Tahun 2014 adalah: Bupati: Drs. RUSLI
SIBUA, M.Si, Wakil Bupati: WENI R. PARAISU, S.Ag, Sekretaris Daerah: AHMAD AMIRUDDIN, kemudian diganti oleh: RAMLI YAMAN,
Asisten II: NONA N. DUWILA, SH, M.Si, Kepala BKD: MARWAN SIDASI, kemudian diganti oleh: Dra. NONA HEDIYANI HOATA, dengan
Sekretaris BKD: YANTO GANI; dan Kepala Dinas Keuangan: HADAD Hi. HASAN. Oleh karena itu, kami CPNS sangat mengharapkan
pihak Kementerian Dalam Negeri untuk mengkoordinasikan dengan pihak Kementerian Pemberdayaan Aparatur Sipil Negara dan
Reformasi Birokrasi serta pihak-pihak lain yang berkepentingan dengan ASN serta pihak penegak hukum, untuk segera ditindaklanjuti
sesuai prosedur hukum yang berlaku.

Apa lagi pihak OMBUDSMAN RI PERWAKILAN MALUKU UTARA telah mengeluarkan Surat Pemberitahuan
Perkembangan Penyelesaian Laporan melalui LAHP, tertanggal Suratnya, 04 Oktober 2019 yang ditujukan kepada Bupati
Pulau Morotai, Kepala Dinas Keuangan Daerah Kabuapten Pulau Morotai, Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD)
Kabuapten Pulau Morotai, dan Ibu NONA N. DUWILA, SH, M.Si, (selaku Mantan Asisten II pada Tahun 2014). Dalam hal ini
Surat OMBUDSMAN RI PERWAKILAN MALUKU UTARA sudah diterima oleh Pihak Pemerintah Daerah Kabuapten Pulau
Morotai sejak tanggal 10 Oktober 2019, dan diberikan kesempatan kepada Pihak Terlapor (dalam hal ini Pemerintah Daerah
Kabupaten Pulau Morotai) yang adalah pihat Terlapor I, II, dan III untuk menyampaikan Laporan pelaksanaan LAHP
selama 30 (Tiga Puluh) Hari sejak Surat tersebut diterima. Makanya pada tanggal 10 November 2019 adalah batas 30 (Tiga
Puluh) Hari yang diberikan oleh pihak OMBUDSMAN RI PERWAKILAN MALUKU UTARA. Adapun isi LAHP yang
diterbitkan oleh pihak OMBUDSMAN RI PERWAKILAN MALUKU UTARA yang pada intinya menyatakan bahwa:
1. Terlapor I dan III segera melakukan pendataan CPNSD Morotai Tahun 2013 yang belum menerima
pembayaran gaji sebagai CPNSD Morotai Tahun 2013.
2. Terlapor I dan II segera melakukan pembayaran gaji CPNSD Morotai Tahun 2013 berdasarkan hasil
pendataan CPNSD Morotai Tahun 2013.
3. Segera melakukan evaluasi internal terkait prosedur pengangkatan, penempatan dan penugasan, serta
pembayaran gaji CPNS sehingga persoalan ini tidak terulang kembali.

Pertanyaan sederhananya: Apakah pihak Pemda Kabupaten Pulau Morotai sudah menindaklanjuti isi Surat dari pihak
OMBUDSMAN RI PERWAKILAN MALUKU UTARA itu ??? Karena itu, kami menyatakan sikap dengan mendesak:
1. Bapak Bupati Pulau Morotai agar segera memanggil para oknum Pejabat yang berkuasa pada Tahun Anggaran
2014, dan yang berkaitan langsung dengan masalah Rapelan CPNSD Angkatan Tahun 2013/2014; agar dievaluasi
dan diproses sesuai ketentuan perundang-undangan kepegawaian yang berlaku.
2. Pimpinan Anggota DPRD bersama Anggota DPRD Pulau Morotai agar segera menggunakan fungsi kontrolingnya
dalam Pemerintahan untuk menyikapi persoalan Dugaan Maladministrasi yang dilakukan oleh para oknum Pejabat
di Birokrasi Kabupaten Pulau Morotai pada Tahun 2014.
3. Bapak KAPOLRES Pulau Morotai agar dapat membantu menindaklanjuti sesuai aturan yang berlaku terkait
persoalan Rapelan CPNSD Morotai Tahun 2014 yang merugikan uang Negara karena sumber dananya dari APBN
dan korbannya adalah 344 orang CPNSD Morotai angkatan Lulus Tahun 2013 yang adalah ASN.
4. Bapak Kepala Kejaksaan Negeri Pulau Morotai agar dapat membantu juga untuk memproses para oknum Pejabat
Pulau Morotai Tahun 2014 yang melakukan penyalahgunaan wewenang dan menyebabkan kerugian uang Negara
dengan mengorbankan 344 orang CPNSD Tahun 2013 tidak menerima Rapelan (gaji) pada hal sudah
melaksanakan tugas selama 8 (Delapan) Bulan; sesuai dengan ketentuan Perundang-undangan yang berlaku.

Demikian seruan moral CPNS Kabupaten Pulau Morotai Angkatan Tahun 2013/2014, sekaligus sebagai Pernyataan Sikap untuk
dijadikan bahan pertimbangan agar persoalan Rapelan dapat direalisasikan secepatnya, sesuai dengan mekanisme dan ketentuan yang
berlaku. Atas perhatiannya disampaikan terima kasih.

Page 2

Anda mungkin juga menyukai