Anda di halaman 1dari 9

Nama : Elsa Dora Naibaho

NIM :18041104085

MK :Ilmu Nutrisi

SIKLUS KREBS(ASAM SITRAT)

Siklus Krebs merupakan salah satu tahapan dari proses respirasi sel secara keseluruhan.
Istilah siklus Krebs berasal dari nama penemunya, yaitu Sir Hans Adolf Krebs, seorang ahli
biokimia berkebangsaan campuran Jerman dan Inggris.

Peristiwa respirasi sel diawali dengan proses glikolisis, yaitu pemecahan satu molekul
glukosa menjadi 2 molekul asam piruvat, 2 ATP, dan 2 NADH. Tahap glikolisis tetap dapat
berlangsung bahkan tanpa adanya oksigen sehingga proses pernapasan ini disebut juga respirasi
anaerob. jika glikolisis berlangsung dalam kondisi oksigen yang tipis atau bahkan tidak ada
sama sekali, bukannya memproduksi asam piruvat, tubuh justru menghasilkan asam
laktat.Senyawa inilah yang membuat otot kita merasa pegal setiap kali kita selesai
beraktivitas.Kemudian, molekul asam piruvat yang dihasilkan dari proses glikolisis akan
memasuki tahap berikutnya, yaitu siklus Krebs.Berbeda dengan glikolisis, pada siklus Krebs,
reaksi kimia yang terjadi memerlukan kehadiran oksigen sehingga proses ini disebut juga
pernapasan aerob. Reaksi di dalam siklus Krebs butuh molekul O2 bukan berarti ada molekul
dengan kandungan karbon yang perlu bereaksi langsung dengan oksigen. Akan tetapi, selama
proses siklus Krebs berlangsung, terdapat molekul NADH yang membutuhkan gas O2 agar dapat
teroksidasi menjadi NAD+ dan menghasilkan energi dalam bentuk ATP. Secara umum, siklus
Krebs terdiri dari 2 tahapan, yaitu tahap persiapan dan siklus Krebs itu sendiri:
1. Tahap Persiapan (Dekarboksilasi Oksidatif)

Setelah melalui tahap glikolisis yang berlangsung di dalam sitoplasma, produk berupa asam
piruvat akan masuk ke dalam membran dalam mitokondria sel tubuh untuk melanjutkan reaksi
persiapan sebelum benar-benar memasuki siklus Krebs.

Pada tahap persiapan ini, molekul asam piruvat (C3H4O3) mengalami oksidasi dan berubah
menjadi asetil koenzim A atau asetil-KoA (C2H3OS-CoA). Proses ini disebut juga dengan
dekarboksilasi oksidatif atau reaksi oksidasi yang menyebabkan berkurangnya komponen
karbon.

Terlihat bahwa sebelumnya, asam piruvat memiliki 3 atom karbon. Setelah mengalami oksidasi,
asam piruvat berubah menjadi asetil-KoA yang hanya memiliki 2 atom karbon.

Proses pengurangan jumlah karbon inilah yang dinamakan dekarboksilasi. Atom karbon yang
dilepas kemudian bergabung dengan atom oksigen membentuk CO2 dan dikeluarkan dari tubuh.
Itulah sebabnya kita mengeluarkan karbon dioksida ketika kita bernapas.

Selain menghasilkan asetil-KoA, proses oksidasi ini juga mengubah NAD+ menjadi NADH.
Selanjutnya, molekul asetil-KoA inilah yang sebenarnya menjadi bahan baku di dalam siklus
Krebs.

2. Siklus Krebs

Sesuai namanya, rantai reaksi pada tahap ini memang berbentuk siklus yang berulang secara
terus-menerus. Pada prinsipnya, siklus Krebs merupakan rantai reaksi yang seluruh prosesnya
dikatalisasi (dipercepat laju reaksinya) oleh enzim. Pada siklus ini, asetil-KoA bergabung
bersama asam oksaloasetat (C4H4O5) membentuk asam sitrat (C6H8O7). Ya, molekul dengan 2
karbon (asetil-KoA) bergabung dengan asam oksalat dengan 4 karbon menghasilkan asam sitrat
yang memiliki 6 karbon.

Selanjutnya, asam sitrat mengalami reaksi oksidasi berkali-kali hingga 2 atom karbonnya
terputus dan kembali menjadi asam oksaloasetat dengan 4 atom karbon. Asam oksaloasetat
kemudian akan bergabung dengan asetil-KoA lainnya untuk membentuk asam sitrat. Molekul
asam sitrat lalu mengalami oksidasi hingga 2 atom karbonnya terlepas dan membentuk asam
oksaloasetat.

Hal ini terjadi terus-menerus hingga membentuk siklus. Dua atom karbon yang terlepas pada
reaksi oksidasi asam oksaloasetat selanjutnya bergabung dengan atom oksigen membentuk
CO2 dan keluar dari tubuh.

Siklus ini tentu saja tidak hanya menghasilkan karbon, tetapi juga NADH, FADH2, dan ATP.
Satu molekul asetil-KoA yang masuk ke dalam siklus Krebs akan menghasilkan 3 molekul
NADH, 1 molekul FADH2, dan 1 ATP.

Jadi, jika seluruh proses pernapasan seluler ini dirangkum maka hasilnya adalah:

 Glikolisis: 1 glukosa → 2 asam piruvat + 2 ATP + 2 NADH


 Dekarboksilasi oksidatif: 1 asam piruvat → 1 asetil-KoA + 1 NADH

Karena 1 glukosa menghasilkan 2 asam piruvat, maka dari tahap dekarboksilasi oksidatif:

2 asam piruvat → 2 asetil-KoA + 2 NADH


 Siklus Krebs: 1 asetil KoA + 1 asam oksaloasetat → 1 asam sitrat + 3 NADH + 1
FADH2 + 1 ATP

Karena 1 glukosa menghasilkan 2 asam piruvat dan 2 asam piruvat menghasilkan 2 asetil-KoA,
maka dari tahap siklus Krebs:

2 asetil KoA + 2 asam oksaloasetat → 2 asam sitrat + 6 NADH + 2 FADH2 + 2 ATP

Dari tiga tahap respirasi sel di atas, dapat disimpulkan bahwa satu molekul glukosa dapat
menghasilkan total 4 ATP, 10 NADH, dan 2 FADH2. Selanjutnya NADH dan FADH2 akan
diteruskan ke dalam tahap transfer elektron untuk menghasilkan ATP. Satu NADH dapat
menghasilkan 3 molekul ATP sementara satu molekul FADH2 dapat menghasilkan 2 molekul
ATP sehingga total ATP yang diperoleh dari 1 molekul glukosa adalah:

 4 ATP
 10 NADH = 30 ATP
 2 FADH2 = 4 ATP
 total = 38 ATP

Akan tetapi, jumlah 38 ATP ini hanya terjadi pada kondisi ideal, yaitu ketika terdapat cukup
oksigen dan sel bekerja dengan sangat efisien. Faktanya, satu glukosa paling sering hanya
menghasilkan 29-30 ATP saja.

GANGGUAN METABOLISME PADA TUBUH

Jenis Gangguan Metabolik

Jenis gangguan metabolik, yang dibagi menjadi 3 kelompok besar, yaitu:


Gangguan metabolisme karbohidrat

Beberapa contoh penyakit yang termasuk dalam kelompok gangguan metabolisme karbohidrat
atau gula adalah:

 Diabetes
Diabetes mengakibatkan kadar gula dalam darah meningkat.
 Galaktosemia
Galaktosemia merupakan kelainan metabolisme yang menyebabkan tubuh tidak mampu
memecah gula jenis galaktosa dengan baik. Galaktosa adalah jenis gula yang terdapat
dalam susu.
 Sindrom McArdle
Suatu kelainan yang menyebabkan tubuh tidak mampu memecah glikogen. Glikogen
adalah bentuk gula yang tersimpan di seluruh jaringan tubuh, terutama otot dan hati.

Gangguan metabolisme protein

Beberapa jenis penyakit yang termasuk dalam kelompok gangguan metabolisme protein adalah:

 Fenilketonuria
Fenilketonuria terjadi ketika kadar asam amino (protein) fenilalanin dalam darah terlalu
tinggi.
 Maple syrup urine disease (MSUD)
Penyakit urine sirup mapel terjadi ketika tubuh tidak mampu menyerap asam amino.
 Alkaptonuria
Alkaptonuria terjadi ketika tubuh tidak mampu memecah asam amino tirosin dan
fenilalanin dengan baik, sehingga urine penderitanya berwarna hitam kecoklatan ketika
terpapar udara.
 Ataksia Friedreich
Ataksia Friedreich terjadi saat protein jenis frataksin di dalam tubuh berkurang dan
memicu kerusakan pada saraf yang mengendalikan kemampuan berjalan dan kerja
jantung.
Gangguan metabolisme lemak

Penyakit yang termasuk kelompok gangguan metabolisme lemak antara lain:

 Penyakit Gaucher
Penyakit Gaucher adalah penyakit yang membuat tubuh tidak mampu memecah lemak,
sehingga lemak menumpuk di hati, limpa, dan sumsum tulang. Gangguan ini akan
memicu kerusakan tulang.
 Penyakit Tay-Sachs
Penyakit Tay-Sachs mengakibatkan penumpukan lemak di otak.
 Xanthoma
Gangguan pada kulit yang muncul akibat adanya penumpukan lemak di bawah
permukaan kulit.

Penyebab Gangguan Metabolik

Gangguan metabolik paling sering disebabkan oleh kelainan genetik yang diturunkan dalam
keluarga. Kelainan genetik ini memengaruhi kinerja kelenjar endokrin dalam menghasilkan
enzim yang digunakan dalam proses metabolisme. Akibatnya, jumlah enzim yang dihasilkan
akan berkurang atau bahkan tidak diproduksi sama sekali.

Hilang atau rusaknya enzim pencernaan juga menyebabkan zat-zat beracun di dalam tubuh tidak
dapat dikeluarkan dan menumpuk di aliran darah. Kondisi ini dapat memengaruhi fungsi organ
dalam tubuh.

Gejala Gangguan Metabolik

Gejala gangguan metabolik berbeda-beda, tergantung jenis gangguan terjadi. Namun, ada
beberapa gejala umum dari gangguan metabolik, yaitu:

 Tubuh terasa lemas


 Mual dan muntah
 Tidak nafsu makan
 Sakit perut
 Bau napas, keringat, air liur, dan urine yang tidak sedap
 Mata dan kulit berwarna kuning
 Perkembangan fisik terlambat
 Kejang

Gejala tersebut dapat muncul secara tiba-tiba (akut), atau secara perlahan dan berkepanjangan
(kronis). Untuk beberapa kasus, gejala gangguan metabolik dapat muncul beberapa minggu
setelah bayi dilahirkan. Sedangkan pada kondisi lain, gejala membutuhkan waktu hingga
bertahun-tahun untuk berkembang.

Selain gejala di atas, gejala gangguan metabolik pada anak dapat terlihat dari pertumbuhan fisik
yang terhambat dan anak tidak mampu melakukan berbagai hal yang seharusnya sudah dapat
dilakukan oleh anak seusianya.

Diagnosis Gangguan Metabolik

Beberapa kelainan metabolisme bawaan, seperti fenilketonuria, sudah dapat terdeteksi melalui
pemeriksaan rutin selama masa kehamilan. Kelainan tersebut dapat dipastikan dengan
pemeriksaan amniocentesis atau pengambilan cairan ketuban untuk diperiksa di laboratorium.

Selain amniocentesis, pengambilan sampel jaringan plasenta juga dapat dilakukan dokter
kandungan untuk mengetahui jenis penyakit yang diderita oleh bayi dalam kandungan.

Untuk beberapa kondisi, gangguan metabolik baru dapat terdeteksi setelah lahir, saat anak-anak,
atau bahkan ketika dewasa. Dokter dapat menduga seseorang menderita gangguan metabolik
melalui gejala, pemeriksaaan fisik, dan pemeriksaan penunjang, seperti tes darah atau urine.
Sebagai contoh, penderita diabetes memiliki kadar gula yang tinggi dalam darahnya.

Pengobatan Gangguan Metabolik


Tindakan pengobatan gangguan metabolik bertujuan untuk mengendalikan dan meredakan gejala
yang muncul, serta mencegah komplikasi. Pengobatan yang diberikan tergantung pada jenis
penyakit dan tingkat keparahan gangguan metabolik yang dialami penderita.

Untuk meredakan gejala dan mencegah komplikasi gangguan metabolik, dokter endokrin akan
melakukan penanganan berupa:

 Pola makan dan diet khusus sesuai penyakit yang dialami pasien, misalnya dengan
menghindari atau membatasi asupan nutrisi tertentu.
 Obat atau suplemen pengganti enzim yang dapat membantu proses metabolisme.
 Obat untuk menghilangkan zat beracun yang mengendap dalam tubuh, akibat gangguan
metabolisme.

Beberapa kasus gangguan metabolik, baik pada anak-anak maupun orang dewasa, memerlukan
perawatan secara intensif. Jika gangguan metabolik telah menyebabkan kerusakan pada organ
tubuh, dokter mungkin akan menyarankan tindakan transplantasi organ.

Karena sebagian besar gangguan metabolik merupakan kelainan bawaan, pengobatan yang
diberikan belum bisa menyembuhkan penyakit ini, melainkan hanya untuk mengontrol penyakit
dan menekan gejala.

Pencegahan Gangguan Metabolik

Gangguan atau penyakit metabolik sulit dicegah karena sering kali disebabkan oleh keturunan.
Berdiskusi dengan dokter kandungan dan dokter ahli genetik sebelum merencanakan kehamilan
merupakan pencegahan terbaik yang bisa dilakukan jika Anda memiliki riwayat penyakit
metabolik dalam keluarga.

Dalam diskusi ini, tanyakan mengenai kemungkinan Anda memiliki anak dengan penyakit yang
sama dan bagaimana cara untuk mencegah atau meminimalkan risikonya.

Salah satu gangguan metabolik yang terkenal dan disebabkan oleh gaya hidup yang kurang baik
adalah diabetes tipe 2. Pencegahannya dapat dilakukan dengan menjalani gaya hidup sehat,
yaitu:
 Menjaga berat badan ideal.
 Mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang dan memperbanyak konsumsi makanan
berserat, seperti sayur, gandum utuh, dan buah.
 Melakukan olahraga secara rutin, setidaknya 30 menit per
 Mengurangi konsumsi minuman dengan kandungan gula yang tinggi, seperti jus buah
kemasan atau minuman soda, serta makanan yang tinggi gula dan lemak.

Anda mungkin juga menyukai