PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Evi Mahdiya Izzati, Latar Belakang Siswa Mencontek (studi kasus di MTsN 1 Kota Kediri)SKRIPSI
Pendidikan Agama Islam STAIN Kediri, 2017., 1
Sedangkan pendidikan menurut Sidiknas mengatakan bahwa pendidikan
merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia sertaketrampilan yang dimiliki dirinya, masyarakat,bangsa, dan negara. 2
Pendidikan nasional harus menyesuaikan perkembangan zaman agar pendidikan
di indonesia tidak tertinggal dengan pendidikan yang ada di luar. Untuk mengikuti
perkembangan pendidikan maka harus adanya peningkatan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK) selain itu pendidikan di indonesia harus mampu mengarahkan
peserta didik agar output yang di hasilkan berkualitas.
Berdasarkan definisi Undang-Undang diatas, dapat diambil 3 pokok pkiran utama
yang terkandung di dalamnya, yaitu:
1. Usaha sadar dan terencana
2. Mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif
mengembangkan potensi dirinnya.
3. Memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia serta keterampilan yang dipelukan dirinnya, masyarakat, bangsa dan
negara.
Pendapat lain mengatakan pendidikan merupakan upaya memanusiakan manusia.
Manusia akan menjadi manusia seutuhnya jika ia didik dengan sebenar-benarnya, yaitu
dengan pendidikan yang baik dan benar, kemudian akan muncul pertanyaan, seperti
apakah pendidikan sebenarnya perlu dikembalikan pada hakikat pendidikan itu sendiri.
Pendidikan merupakan proses yang harus dilakukan oleh suatu masyarakat dalam
upaya menyiapkan generasi penerus yang mampu bersosialisasi dan beradaptasi dengan
budaya yang mereka anut, yang mana hal tersebut sudah merupakan suatu tradisi umat
2
UU RI NO.20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas (Bandung: Citra Umbara, 2006), hlm 76.
manusia sejk adanya manusia itu sendiri. Dengan kata lain sesungghnya pendidikan
dapat dikatakan sebagai salah satu bentuk strategi budaya tertua bagi manusia untuk
mempertahankan keberlangsungan eksistensi mereka.3
Pendidikan dan pembelajaran adalah satu kesatuan yang saling berhubungan,
pembelajaran adalah hasil dari buah pendidikan yang menghasilkan pembelajaran dan
Pendidikan merupakan induk dari pembelajaran.
Pembelajaran secara harfiah berarti proses belajar. Pembelajaran dapat dimaknai
sebagai proses penambahan ilmu pengetahuan terhadap diri siswadan wawasan melalui
serangkaian aktifitas yang dilalui secara sadar yang mengakibatkan terjadinya
perubahan dalam diri seseorang tersebut, sehingga terjadi perubahan yang sifatnya
positif dan pada akhirnya akan menambah ilmu pengetahuan, keterampilan dan
kecakapan yang baru.4
Selanjutnya winkel menjelaskan bahwa pembelajaran di bangun oleh manusia
sedikit-demi sedikit, yangnantinya hasil dari pembelajaran akan diperluas melalui
konteks yang lebih sempit dan tidak sekonyong-konyong. Pembelajaran bukanlah
seperangkat dari fakta, konsep, atau kaidah yang di ingat, manusia harus membangun
pembelajaran yang bermakna melalui pengalaman yang nyata.5
masyarakat baik dalam lingkup lokal, nasional maupun global. Peranan pendidikan
3
Wahono, Francis X. Kapitalisme Pendidikan, Kompetensi Dan Keadilan, (Yogyakarta: INSIST PRESS,
2001), hlm 3.
4
Buku ari
5
ibid
agama islam disekolah dimaksudkan untuk meningkatkan potensi moral dan spiritual
yang perlu dipertimbangkan diantaranya adalah dalam hal penyampaian materi dari
seorang guru terhadap siswa melalui metode tertentu. Tanpa metode, suatu materi
pendidikan tidak dapat berproses secara efektif dan efisien dalam kegiatan belajar
mengajar menuju tujuan pengajaran. Oleh karena itu, metode merupakan garis-garis
haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan.7
menciptakan suasana yang kondusif, hal ini menyebabkan siswa secara mentalitas
menganggap bahwa Pendidikan Agama Islam sebagai pelajaran yang sukar dipahami
yang aktif diperlukan partisipasi siswa yang aktif dan terampil seperti yang telah
disebutkan di atas. Selain siswa guru juga dituntut untuk menguasai model
pembelajaran aktif dan melaksanakan di kelas, guna membuat siswa belajar menjadi
6
Mulyono, Buku Diktat Desain dan Pengembangan Pembelaja ran PAI (Malang: Fakultas Tarbiyah
Universitas Islam Negeri Malang, 2007), 14.
7
Syaiful Bahri Djamarah, et, Al Metode Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta, 1995), 5.
Dari berbagai model Active Learning, terdapat berbagai macam metode yang
dapat digunakan misalnya: Metode Jigsaw Learning, Index Card Match, Team Quiz,
The Power of Two & Four, dan Role Play. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
metode Card Sort. Karena, Metode ini memberikan kesempatan bagi siswa
untukberfikir apa saja yang sesuai dengan kata-kata yang sudah ditempel di papan.
Metode tersebut jarang digunakan oleh Guru Pendidikan Agama Islam, dan metode
Hadits Melalui Metode Pembelajaran Card Sort Siswa Kelas VIII B Madrasah
Tsanawiyah Sunan Gunung Jati Kabupaten Kediri Tahun Pelajaran 2018 / 2019”.
B. RUMUSAN MASALAH
metode pembelajaran card short Siswa kelas VIII B Madrasah Tsanawiyah Sunan
Al-Qur’an Hadits Siswa Kelas VIII B Madrasah Tsanawiyah Sunan Gunung Jati
Kabupaten Kediri ?
C. TUJUAN PENELITIAN
metode pembelajaran card short Siswa kelas VIII B Madrasah Tsanawiyah Sunan
belajar Al-Qur’an Hadits Siswa Kelas VIII B Madrasah Tsanawiyah Sunan Gunung
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat praktis
a. Bagi Murid
b. Bagi Guru
Untuk Meningkatkan prestasi belajar siswa pada tingkat sekolah. Dan menjadi
daya tarik bagi calon siswa baru yang akan masuk pada sekolah.
3. Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang berarti dalam rangka
a. Bagi peneliti
8
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), 34.
mengacu pada skor pengetahuan yang tertera pada tes. Sedangkan aspek sfektif dan
psikomotorik tidak tergolong sebagai hasil belajar siswa.
Sedangkan menurut Mulyasa, nilai belajar adalah prestasi belajar murid
secara keseluruhan yang menjadi indikator kompetensi dan derajat perubahan
perilaku yang bersangkutan. Kompetensi yang harus dikuasai murid perlu
dinyatakan sedemikian rupa agar dapat dinilai sebagai wujud nilai belajar siswa
yang mengacu pada pengalaman secara langsung. Mulyasa menitikberatkan hasil
belajar pada perubahan perilaku yaitu pada aspek afektifnya walaupun yang
dikemukakan hasil keseluruhan.9
Dari pengertian beberapa pendapat di atas, maka dapat diambil kesimpulan
bahwa hasil belajar merupakan perubahan yang terjadi pada murid menuju ke arah
yank lebih baik dengan mencakup aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan
psikomotorik (keterampilan) setelah melalui proses belajar yang dilakukan oleh
pendidik.
9
Aris Shoimin, Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013 (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014),
68.
Peserta didik pasti memiliki psikologi yang berbeda, hal ini juga
turut mempengaruhi nilai belajarnya. Beberapa faktor psikologis meliputi
intelegensi (IQ), perhatian, minat, bakat, motif, motivasi, kognitif dan daya
nalar peserta didik.10
b. Faktor Eksternal
1) Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan juga dapat mempengaruhi nilai belajar pada
siswa. Faktor lingkungan ini meliputi lingkungan fisik dan lingkungan
sosial. Lingkungan fisik misalnya suhu, kelembaban dan lain-lain. Belajar
pada siang hari di ruangan yang kurang akan sirkulasi udara akan sangat
berpengaruh dan akan sangat berbeda pada pembelajaran pada pagi hari
yang kondisinya masih segar dan dengan ruangan yang cukup untuk
bernafas lega. Sedangkan lingkungan sosial seperti kesenjangan antar
individu, perilaku masyarakat, dan teman bergaul. Misalnya saja dari teman
bergaul, jika siswa memiliki teman yang kurang suka pada pelajaran maka
dia otomatis akan mengikutinya.
2) Faktor Instrumental
Faktor instrumental adalah faktor yang penggunaannya dirancang
sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor ini diharapkan dapat
berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan-tujuan belajar yang
direncanakan. Faktor instrumental ini berupa kurikulum, sarana dan guru.
Sedangkan menurut Sunarto, faktor yang mempengaruhi nilai belajar antara
lain:
a. Faktor Internal
10
Ibid, 80.
Faktor internal adalah faktor yang terdapat dalam diri siswa yang dapat
mempengaruhi prestasi dalam belajarnya. Diantara faktor-faktor tersebut yang
dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa antara lain:
1) Kecerdasan
2) Bakat
3) Minat
4) Motivasi
b. Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar
seseorang yang sifatnya berasal dari luar diri seseorang tersebut. Yang termasuk
faktor-faktor tersebut antara lain:
1) Keadaan lingkungan keluarga
2) Keadaan lingkungan sekolah
3) Keadaan lingkungan masyarakat11
Dari hasil paparan para tokoh mengenai faktor yang mempengaruhi hasil belajar
siswa, maka dapat disimpulkan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi
keberhasilan siswa dalam belajar di antaranya faktor dari dalam diri siswa dan dari
luar diri siswa . Faktor internal contohnya berupa masalah yang berkaitan dengan
fisik dan psikologi seperti kesehatan, kegelisahan, dan kecacatan. Sedangkan yang
disebabkan dari luar (eksternal) contohnya suhu, sarana prasarana, dan hubungan
siswa dengan orang lain.
11
Ahmad Susanto, Teori Belajar Pembelajaran di Sekolah Dasar (Jakarta: Prenadamedia Group, 2015), 45.
untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar pada siswa. Berikut indikator utama
yang digunakan untuk mengukur nilai belajar siswa adalah :
a. Ketercapaian daya serap siswa terhadap materi pelajaran yang disampaikan oleh
guru, baik secara individual maupun kelompok. Pengukuran ketercapaian daya
serap ini biasanya dilakukan dengan penetapan Kriteria Ketuntasan Belajar
Minimal (KKM)
b. Perilaku atau sikap yang digariskan dalam tujuan pembelajaran telah dicapai
oleh siswa, baik secara individual maupun kelompok.
c. Kemampuan siswa dalam melakukan atau membuat sesuatu sesuai materi yang
telah diberikan, baik secara individual maupun kelompok.12
Namun demikian, menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain indikator
yang banyak dipakai untuk tolak ukur keberhasilan adalah daya serap. Karena daya
serap yang bisa dilihat langsung berupa nilai dari tes atau ujian sehingga
memudahkan guru dalam penilaian hasil belajar. Akan tetapi jika merujuk pada
kurikulum 2013 maka yang dijadikan sebagai acuan adalah semua indikator yakni
aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
12
Slameto, Belajar & Faktor-faktor yang mempengaruhinya (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), 24.
Penilaian ini dilakukan pada tengah-tengah proses seperti ulangan tengah
semester. Hal ini dilakukan untuk mengukur satu atau beberapa pokok bahasan
tertentu dan dengan tujuan untuk memperoleh gambaran tentang daya serap
murid terhadap pokok bahasan tersebut. Hasil tes ini dimanfaatkan untuk
memperbaiki proses belajar mengajar dalam waktu tertentu. Jadi diharapkan
ketika tes terakhir, hasil belajar siswa mampu meningkat.
b. Tes Subsumatif
Tes ini merupakan bagian dari tes sumatif yang mengambil peran sebagai tes
pada setiap bahasan materi seperti ulangan harian. Tes ini dilakukan lebih awal
dari pada tes formatif. Tujuan dari tes ini untuk memperoleh gambaran daya
serap siswa sehingga mampu meningkatkan prestasi belajar atau hasil belajar
siswa. Hasil tes subsumatif ini digunakan untuk memperbaiki proses belajar
mengajar dan diperhitungkan dalam menentukan nilai rapor.
c. Tes Sumatif
Tes ini diadakan untuk mengukur daya serap siswa terhadap bahan pokok
bahasan yang telah dipelajari selama satu semester seperti ujian akhir semester.
Tujuannya adalah untuk menetapkan tarap atau tingkat keberhasilan belajar
siswa dalam satu periode belajar tertentu. Hasil dari tes sumatif ini dimanfaatkan
untuk kenaikan kelas, menyusun peringkat (rangking) atau sebagai ukuran mutu
sekolah.13
Dari beberapa jenis tes di atas dapat diambil kesimpulan bahwa di dalam
penelitian tindakan kelas ini merupakan bagian dari tes subsumatif yaitu bertujuan
untuk membantu siswa meningkatkan daya serap terhadap materi bahasan dan
meningkatkan hasil belajar mereka. Hal ini sangat berguna bagi guru, siswa,
13
Ibid, 41.
maupun sekolah karena dengan hasil belajar siswa yang bagus akan membawa
nama baik mereka masing-masing di luar sana.
A.QALQALAH
1.PENGERTIAN QALQALAH
Qalqalah menurut bahasa artinya getaran suara. Sedangkan menurut istilah
artinya membunyikan dengan suara yang melebihi makhraj hurufnya atau memantul. Suara
atau bunyi qalqalah hanya berlaku ketika huruf qalqalah mati . namun kalau huruf tersebut
tidak mati maka bunyi huruf qalqalahnya pun dibaca tapi tidak terlalu keras pantulannya.
2.HUKUM BACAAN QALQALAH
Huruf qalqalah ada lima yaitu :
B.TAFKHIM
1.PENGERTIAN TAFKHIM
Tafkhim artinya tebal . huruf yang dibaca tafkhim yaitu lam dan ra . Pada huruf lam
hanya berlaku pada kalimat lafzul jalalah atau pada kalimat lafadz ALLAH . Bacaan huruf
lam pada kalimat lain tidak ada perubahan . Lam pda lafzul jalalah di baca tafkhim jika
lafadz ALLAH didahului oleh huruf yang brharakat fathah atau dammmah . Cara
membacanya dengan menebalkan bunyi lam pada lafal tersebut mirip dengan huruf "O"
sehingga dibaca seakan akan dibaca ALLOH .
Huruf ra dalam bacaan tafkhim :
CONTOH - CONTOH TAFKHIM
E. Kerangka Berpikir
Berdasarkan dari kerangka teori diatas, Kerangka berfikir yang dipergunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
- Siswa pasif
- Siswa kurang
memperhatikan
- Pengalaman siswa
minim
Tanpa metode
- Siswa kurang kreatifitas
pembelajaran
- siswa menjadi malu
yang tepat
bertanya
- Tujuan pembelajaran
Kegiatan kurang tercapai
pembelajaran - Hasil belajar kurang
Qalqalah dan
Tafkhim
- Siswa lebih aktif
- Siswa antusias belajar
Menggunakan - siswa menjadi tau
metode card banyak metode
sort - Kreatifitas siswa
bertambah
-tidak hening dalam
pembelajaran
- tercapainya tujuan
pembelajaran dan hasil
belajar yang optimal
Dengan penerapan metode sort card pada mata pelajaran Al- Qur’an Hadist dengan
materi Bacaan Qalqalah dan Tafkhim, pendidik mampu meningkatkan hasil belajar
siswa di MTs Sunan Gunung Jati Kab Kediri kelas VIII B tahun pelajaran 2018/2019.
F. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan pertanyaan yang ada di atas maka hipotesis tindakan yaitu,
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadis Materi Bacaan
Qalqalah dan Tafkhim dengan Menerapkan Metode Card Sort di MTs Sunan Gunung
Jati Kab Kediri kelas VIII B yang memakai metode tersebut hasil belajar peserta didik
akan meningkat.
B. Metode Pembelajaran
Metode berasal dari dua kata yaitu meta dan hodos. Meta artinya melalui dan
hodos yang artinya jalan atau cara, dengan demikian definisi metode adalah cara
yang harus dilewati untuk mencapai tujuan.14 Sumber yang lain menyebutkan
bahwa metode berasal dari kata bahasa Jerman methodica artinya ajaran tentang
metode. Dalam bahasa Yunani metode berasal dari kata methodos yang artinya jalan
yang dalam bahasa Arab disebut thariq.15 Dari pengertian tersebut dapat dijabarkan
bahwa metode adalah merupakan suatu cara yang digunakan untuk mencapai suatu
tujuan. Adapun manfaat dari penggunaan metode dalam proses belajar mengajar
adalah sebagai alat untuk mempermudah seorang guru dalam menyampaikan materi
. Hal ini memiliki tujuan untuk memudahkan murid dalam menyerap materi yang
disampaikan oleh guru selain itu juga dapat berguna sebagai alat evaluasi
pembelajaran.
14
Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1997). 91.
15
Hasanuddin,Hukum Dakwah, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), 35.
Pada dasarnya istilah metode telah tercakup dalam pengertian metodologi
yaitu sebagai bagian dari kumpulan dari beberapa metode yang ada dalam
pengajaran. Sebagai mana yang kita ketahui, bahwa metode mengajar merupakan
sasaran interaksi antara guru dengan murid dalam melakukan kegiatan belajar
metode mengajar yang dipilih dengan tujuan, jenis dan juga sifat materi pengajaran,
Pembelajaran adalah proses interaksi murid dengan guru dan sumber belajar
guru agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan
kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik.
Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu murid agar dapat
belajar dengan baik. Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia
Dalam konteks pendidikan, pendidik mengajar supaya murid dapat belajar dan
menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek
kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan guru saja. Sedangkan
Metode Card Sort (Mensortir kartu) yaitu strategi yang digunakan pendidik
untuk tujuan mengajak murid guna menemukan konsep serta kenyataan melalui
c. Mintalah murid untuk mencari teman yang memiliki kertas/ kartu berisikan
a. Langkah pertama, pendidik membagi selembar kertas kepada setiap murid dan
c. Langkah ketiga, murid akan berkelompok dalam satu kata atau masalah masing-
masing.
yang ada dalam kartu tersebut berdasarkan urutan bahasannya yang dipegang
kelompok tersebut.
e. Langkah kelima, seorang murid pemegang kartu dari masing- masing kelompok
f. Langkah keenam, untuk siswa yang salah mencari kelompok sesuai bahasan atau
materi pelajaran tersebut, diberi sanksi dengan mencari judul bahasan atau materi
permaianan tersebut.
Tujuan dari strategi dan metode belajar menggunakan sort card ini adalah
untuk mengungkapkan daya ingat terhadap materi pelajaran yang telah dipelajari
murid.16
16
Hisyam Zaini, Strategi Pembelajaran Aktif di Perguran Tinggi(Yogyakarta: PT.CTSD, 2002),30.
Kelebihan
· pendidik mudah menguasai kelas.
· Mudah dilaksanakan.
· Mudah mengkondisikan kelas.
· Dapat diikuti oleh murid yang jumlahnya banyak.
· pendidik mudah menerangkan dengan baik.
· murid lebih mudah memahami tentang materi yang diajarkan dari pada
dengan menggunakan metode ceramah.
· Siswa lebih senang selama pembelajaran.
Kekurangan
· Adanya kemungkinan terjadi penyimpangan perhatian murid,terutama
apabila terjadi jawaban-jawaban yang menarik perhatiannya, padahal bukan
sasaran (tujuan) yang diinginkan dalam arti terjadi penyimpangan dari
pokok persoalan semula.
· Siswa perlu perhatian lebih sehingga tidak semua murid dapat
diperhatikan dengan baik.
· Banyak menyita waktu terutama menyiapkan model pembelajaran aktif tipe
pemilahan kartu.
6. Hasil Penelitian Yang Relevan
Penelitian ini juga berdasarkan pada penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya oleh beberapa peneliti dengan mengguanakan metode pembelajaran
sort card dalam pembelajaran di sekolah. Beberapa penelitian tersebut di
antanranya:
1. Penelitian yang sama dengan penelitian ini yaitu dengan judul
“Penerapan Metode Card Sort Dalam Peningkatan Motivasi Dan
Kemampuan Belajar Siswa Bidang Studi Al-Qur’an Hadits Pada
Siswa MTs Darul Huda Kota Langsa”
2. Penelitian yang sama dengan penelitian ini yaitu dengan judul
“Pengaruh Model Pembelajaran Aktif Tipe Card Sort Dan Motivasi
Belajar Dalam Mata Kuliah Keterampilan Bersastra Ke SD-AN
Mahasiswa Prodi PGSD”
3. Penelitian yang sama dengan penelitian ini yaitu dengan judul
“Peningkatan Hasil Belajar Dengan Strategi Card Sort Pelajaran IPA
KELAS IV SDN 03 SEGEDONG”
4. Penelitian yang sama dengan penelitian ini yaitu dengan judul
“Pengaruh Pembelajaran Aktif Tipe Card Sort Terhadap Hasil
Belajar IPS Bagi Siswa Kelas IV SD SE-GUGUS 2
KECAMATAN PENGASIH KULON PROGO”
5. Penelitian yang sama dengan penelitian ini yaitu dengan judul
“Penerapan Strategi Pembelajaran Card Sort Untuk Meningkatkan
Keaktifan Bertanya Pada Siswa Sekolah Dasar”
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan di MTs Sunan Gunung Jati Kediri yang terletak di JL. PGA
No.05 Gurah kecamatan Kediri, Kabupaten Kediri. Sedangkan waktu penelitian ini
proses belajar mengajar yang efektif di kelas, yaitu pada hari Selasa jam 14.40 –
16.02 WIB.Dalam penelitian ini, peneliti ikut serta sebagai guru yang melaksanakan
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah para murid kelas VIII - B yang dengan jumlah 23 anak
C. Rencana Tindakan
1. Perencanaan Tindakan
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), soal tes, menyiapkan
kertas kecil untuk penerapan metode card sort dan lembar observasi.Pada tahap ini
pula, peneliti mencari teman sejawat yang akan membantu pelaksanaan penelitian
tindakan kelas ini. Teman sejawat dimaksudkan sebagai sumber untuk melihat
implementasi PTK secara komprehensif, baik dari sisi siswa maupun guru.
2. Implementasi Tindakan
pembelajaran, pengumpulan data hasil observasi dan tes. Adapun tindakan yang
yang mengacu pada skenario pembelajaran. Pengamatan selain dilakukan oleh saya
sendiri juga dilakukan oleh teman saya yang mencatat apa saja yang terjadi selama
dengan menggunakan format lembar kerja siswa (LKS).Tahap ini dilakukan untuk
peneliti sendiri juga dilakukan oleh teman peneliti yang ikut mengamati kegiatan
pembelajaran.
siklus berikutnya.
Peneliti mencari sumber data melaui imforman, kegiatan belajar mengajar dan
dokumentasi. (1) proses metode card sort, baik buku panduan pelatihan, silabus,
Secara garis besar data dalam penelitian ini dapat dipilih menjadi dua jenis
data, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Adapun jenis data kualitatif diantaranya,
kata-kata dan tindakan, sumber tertulis, foto. Dan data kuantitatif berupa statistik.
1. Data kualitatif:
b) Sumber tertulis
Sumber tertulis tidak bisa dipisahkan dari sumber yang lain. saya mendapatkan
c) Foto
saya mengambil foto sebagai salah satu bukti telah melaksanakan penelitian di
Data ini diperoleh dari sekolah, seperti data prestasi siswa baik pre-test maupun
pos-test, data yang diperoleh dari lembar observasi maupun data yang lain dalam
Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah dengan tes
formatif.
deskriptif kualitatif. Analisis ini dilakukan pada saat tindakan dan setelah tindakan.
Data penelitian yang akan diraih terdiri dari hasil tes awal, observasi, hasil
klasikal apabila bisa mencapai 85% dari jumlah para murid yang telah
A. Siklus Penelitian
metode card sort. Adapun beberapa tahap persiapan yang akan diperlukan
yaknisebagai berikut:
peneliti.
Untuk pertemuan siklus 1 dibagi menjadi tiga tahap, yaitu kegiatan awal,
kegiatan inti dan penutup berupa refleksi dan evaluasi. Pemberian refleksi
absen murid satu persatu kemudian menanyakan kesiapan seluruh siswa dalam
yang akan dicapai. Kemudian guru memberitahukan kepada murid metode yang
akan diimplementasikan.
memahami teks yang ada pada kertas yang sudah dibawa dan siswa
diperbolehkan membawa refrensi lain seperti buku panduan atau buku paket
yang terkait dengan pembahasan. Penerapan metode ini bertujuan agar murid
terbiasa membangun budaya gotong royong saling kerja sama anatar satu sama
menerima kritik serta saran, untuk mengungkapkan daya ingat terhadap materi
pembahasan.
penutup, guru bertanya pada murid untuk menilai strategi pembelajaran yang
mengucapkan salam.
c) Observasi
partisipasi belajar siswa dalam KBM selama siklus pertama dapat dilihat pada
tabel berikut:
TABEL 1
SIKLUS PERTAMA
NILAI
NO NAMA T TT
PEROLEHAN
1 ABDULLAH MANSYUR 64 √
5 MUHAMMAD SYAHRUL 88 √
6 ENDRA 80 √
8 WINANTO 76 √
9 PRADIPTO 64 √
10 KHAFID MASHURI 52 √
12 ADINDA FATMAWATI 44 √
14 DEFI ANJELI 56 √
15 DEWI ASTUTIK 84 √
16 DEWI MASITHOH 72 √
19 LULUK AGUSTINA 76 √
22 RODHIAH 76 √
23 SITI MUYASAROH 72 √
Keterangan:
T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
belajar
belajar (dalam %)
adalah 57,56 dan siswa yang mencapai ketuntasan 7 anak, sedangkan yang
% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%.
Murid masih merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksudkan guru
terhadap materi kurang dengan indikasi masih ada murid yang bernyanyi saat
d) Refleksi
Refleksi dilakukan untuk mengamati keberhasilan dan kegagalan
diantaranya:
menjelaskan materi Al-Qur’an Hadits masih kurang. Hal ini diperoleh dari
Agama Islam siklus pertama hanya memperoleh skor yang cukup pada
Al- Qur’an Hadits melalui metode card sort. Hal ini diperoleh hasil
guru memberikan motivasi kepada siswa agar lebih aktif lagi dalam
pembelajaran.
e) Revisi Perencanaan
Menyikapi hasil refleksi diatas, maka perlu adanya revisi dan
antara lain:
Oktober 2019. Untuk mengantisipasi kekurangan pada silkusI, maka peneliti benar-
II, sehingga kesalahan yang terjadi pada silkus I tidak terulang pada siklus II.
siklus yang pertama, Peneliti pada siklus yang kedua ini masih tetap akan
menggunakan metode card sort, hal ini dikarenakan peneliti merasa apa yang
3. Menyiapkan waktu yang tepat agar tidak banyak waktu yang terbuang.
pelajaran pada siklus II, adapun materi yeng disampaikan pada siklus II
sebelumnya:
metode card sort. Dan Guru memberikan motivasi kepada siswa agar lebih aktif
gembira, dan ceria, hal ini dapat dilihat pada raut wajahnya yang penuh semangat.
Mereka mengungkapkan rasa suka dengan beberapa metode yang telah
TABEL 3
NILAI
NO NAMA T TT
PEROLEHAN
1 ABDULLAH MANSYUR 85 √
4 MUHAMMAD SYAHRUL 95 √
5 ENDRA 95 √
7 WINANTO 75 √
8 PRADIPTO 75 √
9 KHAFID MASHURI 75 √
11 ADINDA FATMAWATI 75 √
12 ALVINA YUNI PRAVESTI 95 √
13 DEFI ANJELI 95 √
14 DEWI ASTUTIK 90 √
15 DEWI MASITHOH 85 √
18 LULUK AGUSTINA 80 √
21 SAMROTUL QORIAH 95 √
22 RODHIAH 85 √
23 SITI MUYASAROH 95 √
Keterangan:
T : lulus
TT : Tidak lulus
Jumlah murid yang lulus : 23
Klasikal : lulus
anak. Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 85%
(termasuk kategori tuntas). Hasil pada siklus II ini mengalami peningkatan jauh
lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus II ini
d) Refleksi
Dari hasil pengamatan siklus II, tampak bahwa dengan menggunakan
metode card sort siswa-siswi lebih mudah memahami materi pada SK 7 yaitu
siklus I sudah mengalami perbaikan, sehingga menjadi lebih baik, dan hasil
klasikal yaitu dari 10% menjadi 85,00%. Pada siklus II, guru telah menerapakan
metode pembelajaran card sort dengan baik, hal ini dapat dilihat dari aktifitas
serta hasil belajar siswa-siswi selama pelaksanaan proses belajar mengajar yang
berjalan dengan lancar. Maka, tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi
mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas diatas dapat di tarik kesimpulan bahwa,
dengan menggunakan metode card sord pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits dengan
materi Hukum bacaan Qalqalah dan Tafkhim dapat meningkatkan hasil belajar siswa
kelas VIII B di MTs Sunan Gunung Jati, kab. Kediri.
Dengan di terapkannya metode card sort peserta didik lebih antusias dalam
mengikuti proses kegiatan belajar mengajar dan tidak sepaneng dalam proses
pembelajaran karena secara tidak langsung terjadi interaksi antara peserta didik dengan
peserta didik lain dan peserta didik dengan pendidik.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan hasil penelitian diatas peneliti (mahasiswa) menyarankan
agar hasil belajar lebih tinggi maka sebaiknya:
1. Bagi guru
Sebaiknya guru menjalin interaksi yang lebih komunikatif agar dalam
pembelajaran siswa tidak kaku atau lebih bagus lagi di tambah dengan motivasi dan
metode yang bervariasi
2. Bagi murid
Sebaiknya, murid lebih aktif dan reaktif dalam peembelajaran sehingga apa
yang kurang di fahami guru dapat menjelaskan dan siswa mampu membangkitkan
motivasi belajar sendiri dalam dirinya.
3. bagi sekolah
sekolah memberikan dorongan motivasi pada pendidik dalam melakukan
peningkatan pengajaran guru yang nantinya dapat mempengaruhi hasil belajar siswa
dan selain berupa motivasi kepada pendidik sekolah dapat menyediakan sarana
berupa media pembelajaran agar siswa dapat menangkap apa yang disampaikan
oleh guru secara cepat dan jelas.