Anda di halaman 1dari 15

BUKU PANDUAN

MUSYAWARAH DAERAH III


PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA
KAB. MANGGARAI BARAT

PANITIA PELAKSANA
MUSDA III PPNI KAB. MANGGARAI BARAT

Labuan Bajo, 11 Mei 2018


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wa Barakaatuh


Salam Sejahtera Bagi kita Semua

Rekan-rekan sejawat yang kami banggakan


Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala berkat dan RahmatNYa kita dapat
melaksananakan Musyawarah Daerah ke III Persatuan Perawat Nasional Indonesias (PPNI) Manggarai
Barat di Labuan Bajo pada tanggal 11 Mei 2018. Kami juga berterimakasih kepada segenap pihak yang
telah membantu untuk terlaksananya MUSDA ini terutama kepada seluruh Insan Perawat Manggarai
Barat dalam partisipasinya untuk mensukseskan kegiatan ini.
Sesuai dengan amanat AD/ART bahwasannya pelaksanaan Musyawarah Daerah
dilaksanakan setiap 5 (lima) Tahun sekali di setiap akhir kepengurusan. Dalam Musyawarah Daerah
juga diharapkan menjadi momentum penting seluruh Perawat untuk meningkatkatkan konsolidasi dan
kerjasama sehingga dapat melahirkan kekuatan Organisasi Profesi yang solid dan bekerja nyata.
Selain itu melalui MUSDA ini juga ditetapkan garis besar program kerja 5 (lima) tahun mendatang yang
dijadikan acuan dalam melaksanakan kegiatan kegiatan PPNI.
Kami juga menyampaikan bahwa tema kegiatan MUSDA kali ini adalah “MELALUI MUSDA
KITA TINGKATKAN KONSOLIDASI DAN KERJASAMA MENUJU PPNI YANG KUAT DAN
BEKERJA NYATA DALAM PEMBANGUNAN KESEHATAN MANGGARAI BARAT”. Dalam buku
panduan ini tercantum beberapa materi yang menjadi acuan dalam mengikuti kegiatan MUSDA ini,
diantaranya tata tertib dan laporan pertanggungjawaban pengurus DPD periode 2012 – 2017.
Akhir kata, kami sampaikan terimakasih banyak atas partisipasi berbagai pihak dalam
mendukung kegiatan ini. Kami juga menyampaikan permohonan maaf apabila dalam
menyelenggarakan kegiatan terdapat banyak hal yang belum sempurna. Semoga kegiatan MUSDA III
ini bisa berjalan dengan baik dan lancar dan mendapat Ridho dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Amin

Ketua Panitia

Emilianus Muliono, AMd.Kep


NIRA. 53150215019
DAFTAR ISI
Halaman
KATA SAMBUTAN KETUA PANITIA …………………………………... i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………... ii
MARS PPNI ………………………………………………………………… iii
SK PANITIA ………………………………………………………………... iv
PENDAHULUAN …………………………………………………………..
A. Latarbelakang …………………………………………………………... 1
B. Tujuan …………………………………………………………………… 2
C. Peserta …………………………………………………………………… 2
D. Waktu dan Tempat penyelenggaraan …………………………………… 2
E. Acara …………………………………………………………………….. 2
F. Biayapenyelenggaraan …………………………………………………. 3
JADWAL ACARA MUSKAB ……………………………………………… 4
RANCANGAN TATIB MUSKAB …………………………………………. 5
RANCANGAN GARIS BESAR PROGRAM KERJA ……………………... 18
DRAFT PROGRAM KERJA PPNI PROVINSI SUMATERA BARAT 22
PERIODE 2010 s/d 2015
GARIS-GARIS BESAR PROGRAM KERJA PENGURUS PUSAT PPNI 35
PERIODE 2010 s/d 2015
REKOMENDASI MUNAS PPNI VIII TAHUN 2011 DI BALIK PAPAN 40
MARS
PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA

PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA


WUJUD IKATAN PROFESI PERAWATAN
TEMPAT MEMBINA DAN MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN DIRI
DALAM MEMBUKTIKAN KEBERADAANNYA

MENAPAKLAH DENGAN KEYAKINAN LEBIH PASTI


SEJAJAR DALAM ABDIKAN DIRI
BANGKIT BERDIRI DAN LANGKAHKAN KAKIMU ITU
MENATAP HARI ESOK PENUH ASA

Reff
WAHAI PERAWAT INDONESIA BANGKITLAH DAN MAJULAH
UNTUK MENOLONG S’KALIAN YANG MENDERITA
KUATKANLAH PRIBADIMU TINGKATKAN PENGETAHUAN
‘NTUK M’BRIKAN ASUHAN KEPERAWATAN

KITA MELANGKAH UNTUK MENGISI PEMBANGUNAN


BANGSA NEGARA INDONESIA
UNTUK MENGANTARKAN BANGSA M’NUJU SEHAT SEMUA
DENGAN SEMANGAT JIWA PANCASILA

TERCAPAI DERAJAT KESEHATAN SETINGGI-TINGGINYA


BAGI WARGA INDONESIA
SEBAGAI BUKTI KIPRAHNYA MAHKOTA PUTIH SUCI
MENDUKUNG PEMBANGUNAN KESEHATAN BANGSA

KAMI BERHIMPUN DALAM PPNI YANG UTUH


PADU BERSATU SERTA SELARAS
PERAWAT INDONESIA MAMPU ANGKAT CITRANYA
DI MASA DEPAN DI INSAN DUNIA
RANCANGAN
TATA TERTIB MUSYAWARAH DAERAH - III
PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA
KABUPATEN MANGGARAI BARAT
Labuan Bajo, 11 Mei 2018

BAHAN MUSYAWARAH DAERAH

PANITIA MUSYAWARAH DAERAH


PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA
KABUPATEN MANGGARAI BARAT
TAHUN 2018

TATA TERTIB MUSYAWARAH DAERAH III


PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA
KABUPATEN MANGGARAI BARAT
LABUAN BAJO, 11 MEI 2018

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

1. Musyawarah Kabupaten PPNI Kabupaten Pasaman, yang selanjutnya dalam Peraturan Tata
Tertib ini disebut Muskab PPNI, merupakan Organisasi tertinggi PPNI ditingkat Kabupaten,
kedaulatan Organisasi ada di tangan anggota dan dilaksanakan sepenuhnya oleh Muskab.
2. Muskab dalam melaksanakan tugasnya berlandaskan pada ketentuan-ketentuan perundang-
undangan yang berlaku dan peraturan Organisasi PPNI.
3. Peserta Muskab diatur dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga PPNI hasil
Musyawarah Nasional-VIII di Balikpapan tahun 2010.
4. Muskab PPNI dilaksanakan dalam 5 (lima) tahun sekali.

BAB II
TUGAS DAN WEWENANG

Pasal 2

Tugas dan wewenang Muskab PPNI Kabupaten Pasaman adalah :


1. Menilai pertanggungjawaban Pelaksana harian Pengurus PPNI Kabupaten Pasamanmasa
bhakti 2011.
2. Menyusun dan menetapkan program kerja organisasi.
3. Memilih personalia Pengurus PPNI Kabupaten Pasaman dan Dewan Pertimbangan masa
bhakti 2012 – 2017.
4. Menetapkan keputusan-keputusan lainnya dalam batas wewenang Muskab.

BAB III
PESERTA DAN PENINJAU

Pasal 3

1. Peserta Muskab :
a. Utusan Pengurus Kabupaten sebanyak 3 orang (Ketua, Sekretaris, BidangOrganisasi).
b. Utusan Komisariat sementara (Puskesmas/Dinkes/RS/InstitusiPendidikan) 3 Orang.
2. Peninjau Muskab, dengan ketentuan :
a. Utusan Pengurus Provinsi
b. Utusan Pengurus Komisariatsementara.
c. Perwakilan organisasi profesi di asosiasi keperawatan seminat.
d. Pimpinan pendidikan keperawatan.
e. Kepala Bidang keperawatan Rumah Sakit.
3. Setiap peserta membawa surat mandat dari masing-masing induk organisasi.
4. Bagi peninjau perorangan cukup membawa surat undangan.

BAB IV
HAK PESERTA DAN PENINJAU

Pasal 4

1. Peserta Muskab, berhak untuk :


a. Menghadiri musyawarah/rapat.
b. Hak berbicara yaitu mengajukan pertanyaan, mengeluarkan pendapat baik lisan maupun
tulisan.
c. Hak suara.
d. Memilih dan dipilh.
2. Peninjau Muskab berhak untuk :
a. Menghadiri musyawarah/rapat.
b. Hak berbicara.
c. Dipilih (bagi anggota PPNI).

Pasal 5
1. Setiap peserta dan peninjau berhak mengajukan pendapat baik secara lisan maupun tertulis
kepada pimpinan sidang.
2. Pendapat yang diajukan harus singkat dan jelas.

Pasal 6

1. Apabila pimpinan sidang belum jelas tentang tanggapan peserta, maka peserta diberi hak
untuk mengemukakan kembali pendapatnya dengan singkat dan jelas.
2. Pimpinan sidang berhak mengambil keputusan atas pendapat tersebut dengan terlebih dahulu
mendengar pendapat peserta sidang.

Pasal 7

1. Peserta berhak mengajukan usul perubahan terhadap rancangan keputusan yang diajukan
oleh PPNI Kabupaten Pasaman.
2. Pokok-pokok usul perubahan dapat dikemukakan dalam rapat paripurna dan komisi.
3. Setiap peserta dan peninjau wajib mematuhi ketentuan-ketentuan yang diatur dalam
peraturan tata tertib ini.

BAB V
ALAT PERLENGKAPAN

Pasal 8

Alat - alat kelengkapan Muskab disusun menurut pengelompokan tugas dan kebutuhan
penyelengara Muskab.

Pasal 9

Muskab mempunyai alat-alat kelengkapan sebagai berikut :


1. Pimpinan Muskab.
2. Komisi-komisi.
3. Tim Perumus (jika dianggap perlu).
4. Tim Formatur.

Pasal 10

1. Pimpinan sidang sementara dipimpin oleh Steering Comitee.


2. Pimpinan sidang sementara terdiri dari 5 (lima) orang.
3. Muskab dipimpin oleh pimpinan sidang yang dipilih oleh perwakilan dari komisariat yang
hadir, yang hasilnya disampaikan kepada peserta Muskab dalam sidang paripurna.
4. Pimpinan sidang terdiri dari :
a. Peserta Muskab dari Perwakilan Komisariat sebanyak 5 orang.
b. Unsur Pimpinan sidang terdiri dari ; Ketua, Sekretaris, dan 3 orang anggota
5. Pimpinan sidang merupakan satu kesatuan kolektif pimpinan.
6. Wewenang pimpinan sidang yaitu memimpin sidang-sidang selama Muskab berlangsung dan
menjaga kelancaran serta ketertiban dalam musyawarah dan rapat.
7. Penentuan komposisi dan pembagian tugas diantara unsur-unsur pimpinan Muskab dipilih,
diatur lebih lanjut oleh pimpinan sidang.
BAB VI
KOMISI – KOMISI DAN TIM PERUMUS

Pasal 11

1. Muskab membentuk komisi-komisi sesuai dengan kebutuhan.


2. Komisi Muskab dapat membentuk sub komisi dengan memperhatikan saran-saran dan
pendapat para anggota.

Pasal 12

1. Komisi Muskab bertugas mengambil keputusan terkait permasalahan yang menjadi agenda
komisi bidang tugasnya.
2. Laporan komisi disusun oleh pimpinan komisi dengan memperhatikan saran-saran dan
pendapat para anggota komisi.
3. Hasil keputusan komisi disampaikan dalam rapat paripurna Muskab.
4. Hasil pembicaraan komisi Muskab disusun dalam suatu risalah.

Pasal 13

1. Setiap peserta harus menjadi salah satu komisi kecuali pimpinan sidang.
2. Setiap peninjau dapat menjadi anggota salah satu komisi.
3. Susunan komisi ditetapkan oleh pimpinan sidang.

Pasal 14

Komisi-komisi Muskab antara lain :


1. Komisi organisasi, Hukum dan pemberdayaan politik.
2. Komisi pendidikan dan pelatihan.
3. Komisi pelayanan keperawatan dan uji kompetensi.
4. Komisi kesejahteraan.
5. Komisi humas dan kerjasama.

Pasal 15

1. Pimpinan komisi terdiri dari ketua, wakil ketua dan sekretaris merangkap pelopor.
2. Pimpinan komisi dipilih dari dan oleh anggota komisi.
3. Pembagian tugas diantara pimpinan komisi diatur sendiri berdasarkan tugas-tugas komisi.

Pasal 16

1. Tim Perumus Muskab dapat dibentuk oleh pimpinan sidang untuk melakukan tugas-tugas
rumusan hasil Muskab.
2. Pimpinan tim perumus dipilih dari pimpinan komisi-komisi yang ditetapkan oleh pimpinan
sidang.

BAB VII
PERSIDANGAN

Pasal 17

Rancangan jadwal acara Muskab dan rancangan peraturan tata tertib Muskab disampaikan
oleh Pimpinan Sidang sementara dalam sidang Paripurna I.
Pasal 18

Pimpinan sidang sementara membuka sidang pleno I Muskab dan pimpinan sidang menutup
rapat paripurna Muskab dengan pleno penutupan.

Pasal 19

1. Setelah pimpinan sidang terpilih, maka ketua Pimpinan sidang sementara menyerahkan
pataka dan palu kepada pimpinan sidang tetap terpilih.
2. Jenis sidang dalam Muskab :
a. Sidang paripurna.
b. Sidang komisi/sub komisi.
c. Sidang formatur.

Pasal 20

1. Sebelum menghadiri sidang, setiap peserta,menandatangani daftar hadir yang telah disiapkan
oleh panitia pelaksana.
2. Apabila daftar hadir telah ditandatangani oleh lebih dari 50 % jumlah peserta, maka ketua
sidang membuka sidang.
3. Jika pada waktu yang telah ditentukan dalam sidang ayat 2 (dua) pasal ini belum tercapai,
maka ketua sidang menunda sidang selambat-lambatnya 15 menit.
4. Jika telah ditunda 15 menit belum tercapai jumlah yang ditentukan dalam ayat 2 (dua) pasal
ini, maka ketua sidang membuka sidang.
5. Untuk mengambil keputusan diperlukan Quorum, sebagaimana diatur dalam Bab VIII
peraturan tata tertib ini.

Pasal 21

1. Sesudah sidang dibuka, pimpinan sidang menjelaskan secara singkat pokok agenda sidang.
2. Pimpinan sidang memberikan kesempatan yang cukup kepada setiap peserta untuk berperan
aktif dalam sidang dengan menggunakan hak-hak peserta secara tertib, berdaya guna dan
berhasil guna.
3. Pimpinan sidang menjaga agar rapat berjalan sesuai dengan ketentuan peraturan tata tertib.
4. Pimpinan sidang berbicara selaku pimpinan sidang untuk menjelaskan masalah yang menjadi
pokok pembicaraan, menunjukkan duduk persoalan sebenarnya yang agenda sidang,
mengembalikan pembicaraan kepada pokok-pokok persoalan dan menyimpulkan
pembicaraan-pembicaraan.
5. Apabila pimpinan sidang hendak berbicara selaku peserta maka untuk sementara pimpinan
sidang diserahkan kepada salah seorang anggota pimpinan sidang.

Pasal 22

1. Peserta berbicara setelah mendapat izin dari pimpinan sidang.


2. Pembicara tidak boleh diganggu selama pembicaraannya.

Pasal 23
1. Pimpinan sidang dapat mengadakan ketentuan mengenai lamanya peserta berbicara.
2. Dalam hal ini, jika pembicara melampaui batas waktu yang ditentukan, pimpinan sidang
memperingatkan pembicara supaya mengakhiri pembicaraannya dan pembicara harus
mentaati peringatan tersebut.

Pasal 24

Diberikan kesempatan interupsi kepada peserta, untuk:


1. Minta penjelasan tentang duduk perkara yang sebenarnya yang menjadi permasalahan.
2. Mengajukan usul prosedur mengenai hal-hal yang sedang dibicarakan.
3. Menyampaikan usul penundaan sidang untuk sementara.
4. Materi pembicaraan harus sesuai dengan materi sidang.

Pasal 25

1. Seorang peserta diberi kesempatan menyatakan interupsi mengenai salah satu butir pasal 24
peraturan tata tertib ini, tidak boleh melebihi waktu 5 (lima) menit.
2. Terhadap pembicaraan mengenai hal-hal diatas tidak diadakan perdebatan.
3. Apabila seorang pembicara menyimpang dari pokok-pokok pembicaraan, maka pimpinan
sidang dapat memperingatkan dan meminta supaya kembali pada pokok pembicaraan.

Pasal 26

1. Apabila seorang utusan melakukan perbuatan yang mengganggu ketertiban sidang pimpinan
sidang memperingatkan agar utusan tersebut menghentikan perbuatannya.
2. Jika peringatan tersebut pada ayat 1 (satu) diatas tidak diindahkan, pimpinan sidang dapat
memperingatkan utusan tersebut untuk meninggalkan ruangan sidang atau meminta
panitia Muskab untuk mengamankannya.

Pasal 27

Pimpinan sidang dapat menunda persidangan apabila dianggap perlu atas persetujuan peserta
sidang.

Pasal 28

1. Sidang – sidang Muskab pada dasarnya bersifat tertutup untuk selain peserta Muskab.
2. Pembicaraan dalam rapat tertutup hanya boleh diumumkan oleh pimpinan rapat.
3. Atas usulan peserta, pimpinansidang dapat memutuskan bahwa pembicaraan dalam rapat
tertutup bersifat rahasia.

BAB VIII
QUORUM DAN TATA CARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pasal 29

1. Sidang-sidang Muskab dinyatakan sah apabila dihadiri ½ (setengah) + 1 jumlah peserta.


2. Dalam hal pemilihan ketua PPNI Kabupaten yang hadir sekurang-kurangnya 2/3 (dua
pertiga).

Pasal 30
1. Sidang pleno memerlukan quorum seperti tercantum dalam pasal 20 peraturan tata tertib ini.
2. Apabila quorum sebagaimana yang dimaksud pada ayat 1 (satu) diatas tidak tercapai, maka
sidang dapat ditunda paling banyak dua kali ¼ (sepermpat) jam.
3. Apabila dua kali penundaan, seperti yang dimaksud dalam ayat 2 (dua) diatas masih juga
belum tercapai quorum, maka sidang dapat dilanjutkan dan dianggap sah (memenuhi
quorum), selanjutnya dapat diambil keputusan.

Pasal 31

Pengambilan keputusan diusahakan secara musyawarah mufakat dan apabila hal ini tidak
mungkin dicapai maka keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak dalam suasana
kebersamaan dan kekeluargaan.

Pasal 32

1. Pengambilan keputusan merupakan suara terbanyak adalah sah apabila :


a) Diambil dalam sidang yang memenuhi quorum
b) Disetujui oleh setengah + 1 (satu) peserta yang hadir sesuai quorum.
2. Pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak yang menyangkut orang dilakukan
dengan cara pemilihan secara langsung.
3. Khusus pemilihan pengurus PPNI Kabupaten dilakukan secara langsung, bebas dan rahasia
oleh peserta yang mempunyai hak suara.

Pasal 33

1. Setiap utusan/peserta Muskab mempunyai hak satu suara yang dapat dipergunakan dalam
pengambilan keputusan.
2. Pengguna hak suara oleh peserta adalah melalui pimpinan utusan untuk pemilihan pimpinan
Muskab dan formatur kecuali ketua PPNI Kabupaten yang terpilih.
Pasal 34

Apabila pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak, hasil pemungutan


menunjukkan suara sama banyak, maka sidang di skormaksimal 10 menit, kemudian
pemungutan suara diulang sampai terdapat selisih jumlah suara.

BAB IX
LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN

Pasal 35

1. Laporan pertanggungjawaban PPNI Kabupaten disampaikan dalam sidang pleno Muskab.


2. Penilaian terhadap laporan pertanggungjawaban PPNI Kabupaten disampaikan melalui
pandangan umum dalam sidang pleno Muskab.

BAB X
FORMATUR DAN TATA CARA PEMBENTUKAN FORMATUR

Pasal 36

1. Formatur Muskab dipilih dari dan oleh peserta Muskab melalui pimpinan utusan Pengurus
dan ditetapkan dalam sidang Pleno IV.
2. Pemilihan formatur dilaksanakan dalam sidang pleno, dilangsungkan setelah pemilihan ketua
PPNI Kabupaten Pasaman.
3. Formatur ditetapkan sebanyak 7 (tujuh) orang yang terdiri dari masing-masing :
a. Ketua terpilih menjadi ketua tim formatur.
b. Pengurus provinsi.
c. Lima orang mewakili Komisariat dengan pembagian wilayah :
1) Satu orang mewakili komisariat RSUD Lubuk Sikaping.
2) Satu orang mewakili komisariat Puskesmas Tapus, Kumpulan, Puskesmas Lubuk Sikaping
dan Dinas Kesehatan.
3) Satu orang mewakili komisariat Puskesmas Bonjol, Puskesmas Rao. Puskesmas Pintu
Padang dan Stikes.
4) Satu orang mewakili komisariat Puskesmas Sundatar, Puskesmas Silayang, Simpati dan
Puskesmas Simpang Tonang, .
5) Satu orang mewakili komisariat Puskesmas Ladang panjang, Puskesmas Koto rajo, dan
Puskesmas Cubadak, Kuamang, pegang baru.
d. Penentuan komposisi dan pembagian tugas diantara unsur-unsur pimpinan formatur dipilih,
diatur lebih lanjut oleh ketua tim formatur.

Pasal 37

1. Formatur diberi wewenang penuh menyusun :


a. Komposisi dan personalia Pengurus PPNI Kabupaten Pasaman masa bhakti 2012-2017.
b. Memilih ketua dewan pertimbangan PPNI Kabupaten Pasaman masa bhakti 2012-2017.
c. Menyusun komposisi dan personalia dewan pertimbangan PPNI KabupatenPasaman masa
bhakti 2012-2017.
2. Susunan pengurus PPNI Kabupaten Pasaman periode 2012-2017 dilakukan dalam sidang
Pleno dan susunan personalia dewan pertimbangan PPNI Kabupaten Pasamandiumumkan
dalam sidang pleno Muskab sebelum penutupan Muskab oleh formatur.

BAB XI
TATA CARA PEMILIHAN KETUA

Pasal 38

1. Pencalonan dan pemilihan pengurus PPNI Kabupaten Pasaman periode 2012-2017dilakukan


dalam sidang pleno V.
2. Pemilihan ketua PPNI Kabupaten Pasaman dilakukan dengan tahap sebagai berikut:
a. Bakal Calon ketua diajukan secara tertulis sebanyak 1 (satu) orang oleh PPNI Komisariat
kepada forum Muskab selambat-lambatnya sebelum sidang Pleno IV pemilihan calon ketua
dimulai.
b. Pada tahapan pengajuan bakal calon ketua “Bakal calon ketua yang diajukan oleh Komisariat
tidak harus berasal dari komisariat yang bersangkutan, dengan arti lain bakal calon ketua
boleh dari luar komisariat yang bersangkutan”
c. Pimpinan sidang menerima dan menyeleksi persyaratan dan kelengkapan
administrasi bakal calon ketua termasuk surat persetujuan dari calon kandidat.
d. Pengesahan bakal calon menjadi calon ketua oleh pimpinan sidang.
e. Calon ketua diberi kesempatan menyampaikan pokok-pokok pikiran (visi dan misi).
f. Pemilihan ketua oleh peserta Muskab secara langsung, bebas dan rahasia.
g. Pengesahan ketua PPNI Kabupaten Pasaman periode 2012-2017.

Pasal 39

1. Calon ketua diajukan kepada Muskab dengan ketentuan sebagai berikut :


a. Terdaftar sebagai anggota PPNI Kabupaten Pasaman dan membayar iuran wajib.
b. Mempunyai kemampuan menjembatani antara profesi dan birokrasi.
c. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
d. Tidak pernah terlibat dalam tindak pidana yang berketetapan hukum tetap.
e. Sehat jasmani dan rohani.

2. Penggunaan hak suara untuk mendukung dan memilih ketua sebagaimana yang dimaksud
pada pasal 39 tata tertib ini sebagai berikut :
a. Pengurus PPNI Provinsi 1 (satu) suara.
b. Pengurus PPNI Kabupaten (pelaksana harian) sebanyak 3 (tiga) suara.
c. Perwakilan Komisariat sementara (Puskesmas/Dinkes/RS/InstitusiPendidikan) dengan
ketentuan;
1) Puskesmas/Dinkes/RS/Institusi Pendidikan, yang memiliki anggota ≤ 10 orang, memiliki hak
suara 1 (satu) orang.
2) Puskesmas/Dinkes/RS/Institusi Pendidikan, yang memiliki anggota 11 - 30 orang, memiliki
hak suara 2 (dua) orang.
3) Puskesmas/Dinkes/RS/Institusi Pendidikan, yang memiliki anggota 30 - 50 orang, memiliki
hak suara 3 (tiga) orang.
4) Puskesmas/Dinkes/RS/Institusi Pendidikan, yang memiliki anggota ≥ 50 orang, memiliki hak
suara 5 (lima) orang
3. Calon ketua yang memperoleh suara terbanyak dinyatakan sebagai ketua PPNI
Kabupaten Pasaman periode 2012-2017 sekaligus sebagai Ketua tim formatur.
4. Apabila terdapat lebih dari satu calon ketua mendapat suara terbanyak yang sama, maka
pemilihan ketua diulang hanya untuk calon-calon yang mendapat suara yang sama tersebut,
sampai terdapat selisih suara.

BAB XII
TATA CARA PENYUSUNAN DEWAN PERTIMBANGAN

Pasal 40

1. Muskab melalui formatur memilih dan menyusun komposisi dewan pertimbangan.


2. Pengesahan dewan pertimbangan ditetapkan dalam Muskab dan dilaporkan oleh formatur.

BAB XIII
SUSUNAN KOMPOSISI PENGURUS DAN
KOMPOSISI DEWAN PERTIMBANGAN

BAB 41

1. Komposisi pengurus Kabupaten :


a. Ketua:
Wakil Ketua I
Wakil Ketua II
b. Sekretaris
Wakil Sekretaris I
Wakil Sekretaris II
c. Bendahara
Wakil Bendhara I
Wakil Bendahara II
d. Ketua – ketua Divisi
Ketua Divisi Organisasi Hukum & Pemberdayaan Politik.
Ketua Divisi Pendidikan dan Pelatihan.
Ketua Divisi Pelayanan.
Ketua Divisi Pengembangan, Kerjasama dan Humas.
Ketua Divisi Kesejahteraan.
e. Anggota – anggota Divisi
Dua orang anggota Divisi Organisasi Hukum & Pemberdayaan Politik.
Dua orang anggota Divisi Pendidikan & Pelatihan.
Dua orang anggota Divisi Pelayanan.
Dua orang anggota Divisi Pengembangan, Kerjasama dan Humas.
Dua orang anggota Divisi Kesejahteraan

2. Komposisi dewan pertimbangan Kabupaten :


a. Ketua.
b. Wakil Ketua.
c. Sekretaris.
d. Anggota 2 orang.

BAB XIV
RISALAH

Pasal 42

1. Untuk setiap sidang harus dibuat risalah, yakni laporan jalannya sidang secara tertulis yang
berisi keputusan sidang sebagai hasil keputusan Muskab dirumuskan dan disusun serta
ditertibkan oleh panitia pengarah dan pelaksana.
2. Isi risalah memuat :
a. Jenis Rapat.
b. Agenda rapat.
c. Daftar peserta rapat.
d. Isi rapat.
e. Kesimpulan.
f. Nama dan tanda tangan ketua dan sekretris rapat.

Pasal 43
Rekomendasi

1. Rekomendasi Muskab adalah hasil Muskab yang penting untuk ditindak lanjuti.
2. Rekomendasi harus ditanda tangani oleh seluruh Ketua PPNI Komisariat atau pengurus lain
yang diberikan mandat oleh ketua Kabupaten peserta Muskab yang hadir.

BAB XV
PERATURAN PERALIHAN

Pasal 44
Tata tertib mengaju kepada hasil-hasil Musyawarah Nasional-VIII PPNI di Balikpapan tahun
2010 serta Musyawarah Provinsi PPNI di Sijunjung tahun 2011.

BAB XVI
PENUTUP

Pasal 45

Segala sesuatu yang belum diatur dalam Tata Tertib ini diputuskan oleh Muskab secara
musyawarah mufakat sejauh tidak bertentangan dengan AD/ART PPNI dan peraturan
organisasi.

Pasal 46

Tata tertib ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Lubuk Sikaping


Pada Tanggal : 18 Februari 2012

Pimpinan Sidang Sementara Musyawarah Kabupaten


Persatuan Perawat Nasional Indonesia, Kabupaten Pasaman,

Ketua Sekretaris

( Furkan, SKM ) ( Ns. Hefliza, S.Kep )

Anggota ;

1. Herjoni, SKM ( …………………………………)

2. Yulia Marhalim, AMK ( …………………………………)

3. ( …………………………………)

Anda mungkin juga menyukai