PANITIA PELAKSANA
MUSDA III PPNI KAB. MANGGARAI BARAT
Ketua Panitia
Reff
WAHAI PERAWAT INDONESIA BANGKITLAH DAN MAJULAH
UNTUK MENOLONG S’KALIAN YANG MENDERITA
KUATKANLAH PRIBADIMU TINGKATKAN PENGETAHUAN
‘NTUK M’BRIKAN ASUHAN KEPERAWATAN
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
1. Musyawarah Kabupaten PPNI Kabupaten Pasaman, yang selanjutnya dalam Peraturan Tata
Tertib ini disebut Muskab PPNI, merupakan Organisasi tertinggi PPNI ditingkat Kabupaten,
kedaulatan Organisasi ada di tangan anggota dan dilaksanakan sepenuhnya oleh Muskab.
2. Muskab dalam melaksanakan tugasnya berlandaskan pada ketentuan-ketentuan perundang-
undangan yang berlaku dan peraturan Organisasi PPNI.
3. Peserta Muskab diatur dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga PPNI hasil
Musyawarah Nasional-VIII di Balikpapan tahun 2010.
4. Muskab PPNI dilaksanakan dalam 5 (lima) tahun sekali.
BAB II
TUGAS DAN WEWENANG
Pasal 2
BAB III
PESERTA DAN PENINJAU
Pasal 3
1. Peserta Muskab :
a. Utusan Pengurus Kabupaten sebanyak 3 orang (Ketua, Sekretaris, BidangOrganisasi).
b. Utusan Komisariat sementara (Puskesmas/Dinkes/RS/InstitusiPendidikan) 3 Orang.
2. Peninjau Muskab, dengan ketentuan :
a. Utusan Pengurus Provinsi
b. Utusan Pengurus Komisariatsementara.
c. Perwakilan organisasi profesi di asosiasi keperawatan seminat.
d. Pimpinan pendidikan keperawatan.
e. Kepala Bidang keperawatan Rumah Sakit.
3. Setiap peserta membawa surat mandat dari masing-masing induk organisasi.
4. Bagi peninjau perorangan cukup membawa surat undangan.
BAB IV
HAK PESERTA DAN PENINJAU
Pasal 4
Pasal 5
1. Setiap peserta dan peninjau berhak mengajukan pendapat baik secara lisan maupun tertulis
kepada pimpinan sidang.
2. Pendapat yang diajukan harus singkat dan jelas.
Pasal 6
1. Apabila pimpinan sidang belum jelas tentang tanggapan peserta, maka peserta diberi hak
untuk mengemukakan kembali pendapatnya dengan singkat dan jelas.
2. Pimpinan sidang berhak mengambil keputusan atas pendapat tersebut dengan terlebih dahulu
mendengar pendapat peserta sidang.
Pasal 7
1. Peserta berhak mengajukan usul perubahan terhadap rancangan keputusan yang diajukan
oleh PPNI Kabupaten Pasaman.
2. Pokok-pokok usul perubahan dapat dikemukakan dalam rapat paripurna dan komisi.
3. Setiap peserta dan peninjau wajib mematuhi ketentuan-ketentuan yang diatur dalam
peraturan tata tertib ini.
BAB V
ALAT PERLENGKAPAN
Pasal 8
Alat - alat kelengkapan Muskab disusun menurut pengelompokan tugas dan kebutuhan
penyelengara Muskab.
Pasal 9
Pasal 10
Pasal 11
Pasal 12
1. Komisi Muskab bertugas mengambil keputusan terkait permasalahan yang menjadi agenda
komisi bidang tugasnya.
2. Laporan komisi disusun oleh pimpinan komisi dengan memperhatikan saran-saran dan
pendapat para anggota komisi.
3. Hasil keputusan komisi disampaikan dalam rapat paripurna Muskab.
4. Hasil pembicaraan komisi Muskab disusun dalam suatu risalah.
Pasal 13
1. Setiap peserta harus menjadi salah satu komisi kecuali pimpinan sidang.
2. Setiap peninjau dapat menjadi anggota salah satu komisi.
3. Susunan komisi ditetapkan oleh pimpinan sidang.
Pasal 14
Pasal 15
1. Pimpinan komisi terdiri dari ketua, wakil ketua dan sekretaris merangkap pelopor.
2. Pimpinan komisi dipilih dari dan oleh anggota komisi.
3. Pembagian tugas diantara pimpinan komisi diatur sendiri berdasarkan tugas-tugas komisi.
Pasal 16
1. Tim Perumus Muskab dapat dibentuk oleh pimpinan sidang untuk melakukan tugas-tugas
rumusan hasil Muskab.
2. Pimpinan tim perumus dipilih dari pimpinan komisi-komisi yang ditetapkan oleh pimpinan
sidang.
BAB VII
PERSIDANGAN
Pasal 17
Rancangan jadwal acara Muskab dan rancangan peraturan tata tertib Muskab disampaikan
oleh Pimpinan Sidang sementara dalam sidang Paripurna I.
Pasal 18
Pimpinan sidang sementara membuka sidang pleno I Muskab dan pimpinan sidang menutup
rapat paripurna Muskab dengan pleno penutupan.
Pasal 19
1. Setelah pimpinan sidang terpilih, maka ketua Pimpinan sidang sementara menyerahkan
pataka dan palu kepada pimpinan sidang tetap terpilih.
2. Jenis sidang dalam Muskab :
a. Sidang paripurna.
b. Sidang komisi/sub komisi.
c. Sidang formatur.
Pasal 20
1. Sebelum menghadiri sidang, setiap peserta,menandatangani daftar hadir yang telah disiapkan
oleh panitia pelaksana.
2. Apabila daftar hadir telah ditandatangani oleh lebih dari 50 % jumlah peserta, maka ketua
sidang membuka sidang.
3. Jika pada waktu yang telah ditentukan dalam sidang ayat 2 (dua) pasal ini belum tercapai,
maka ketua sidang menunda sidang selambat-lambatnya 15 menit.
4. Jika telah ditunda 15 menit belum tercapai jumlah yang ditentukan dalam ayat 2 (dua) pasal
ini, maka ketua sidang membuka sidang.
5. Untuk mengambil keputusan diperlukan Quorum, sebagaimana diatur dalam Bab VIII
peraturan tata tertib ini.
Pasal 21
1. Sesudah sidang dibuka, pimpinan sidang menjelaskan secara singkat pokok agenda sidang.
2. Pimpinan sidang memberikan kesempatan yang cukup kepada setiap peserta untuk berperan
aktif dalam sidang dengan menggunakan hak-hak peserta secara tertib, berdaya guna dan
berhasil guna.
3. Pimpinan sidang menjaga agar rapat berjalan sesuai dengan ketentuan peraturan tata tertib.
4. Pimpinan sidang berbicara selaku pimpinan sidang untuk menjelaskan masalah yang menjadi
pokok pembicaraan, menunjukkan duduk persoalan sebenarnya yang agenda sidang,
mengembalikan pembicaraan kepada pokok-pokok persoalan dan menyimpulkan
pembicaraan-pembicaraan.
5. Apabila pimpinan sidang hendak berbicara selaku peserta maka untuk sementara pimpinan
sidang diserahkan kepada salah seorang anggota pimpinan sidang.
Pasal 22
Pasal 23
1. Pimpinan sidang dapat mengadakan ketentuan mengenai lamanya peserta berbicara.
2. Dalam hal ini, jika pembicara melampaui batas waktu yang ditentukan, pimpinan sidang
memperingatkan pembicara supaya mengakhiri pembicaraannya dan pembicara harus
mentaati peringatan tersebut.
Pasal 24
Pasal 25
1. Seorang peserta diberi kesempatan menyatakan interupsi mengenai salah satu butir pasal 24
peraturan tata tertib ini, tidak boleh melebihi waktu 5 (lima) menit.
2. Terhadap pembicaraan mengenai hal-hal diatas tidak diadakan perdebatan.
3. Apabila seorang pembicara menyimpang dari pokok-pokok pembicaraan, maka pimpinan
sidang dapat memperingatkan dan meminta supaya kembali pada pokok pembicaraan.
Pasal 26
1. Apabila seorang utusan melakukan perbuatan yang mengganggu ketertiban sidang pimpinan
sidang memperingatkan agar utusan tersebut menghentikan perbuatannya.
2. Jika peringatan tersebut pada ayat 1 (satu) diatas tidak diindahkan, pimpinan sidang dapat
memperingatkan utusan tersebut untuk meninggalkan ruangan sidang atau meminta
panitia Muskab untuk mengamankannya.
Pasal 27
Pimpinan sidang dapat menunda persidangan apabila dianggap perlu atas persetujuan peserta
sidang.
Pasal 28
1. Sidang – sidang Muskab pada dasarnya bersifat tertutup untuk selain peserta Muskab.
2. Pembicaraan dalam rapat tertutup hanya boleh diumumkan oleh pimpinan rapat.
3. Atas usulan peserta, pimpinansidang dapat memutuskan bahwa pembicaraan dalam rapat
tertutup bersifat rahasia.
BAB VIII
QUORUM DAN TATA CARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 29
Pasal 30
1. Sidang pleno memerlukan quorum seperti tercantum dalam pasal 20 peraturan tata tertib ini.
2. Apabila quorum sebagaimana yang dimaksud pada ayat 1 (satu) diatas tidak tercapai, maka
sidang dapat ditunda paling banyak dua kali ¼ (sepermpat) jam.
3. Apabila dua kali penundaan, seperti yang dimaksud dalam ayat 2 (dua) diatas masih juga
belum tercapai quorum, maka sidang dapat dilanjutkan dan dianggap sah (memenuhi
quorum), selanjutnya dapat diambil keputusan.
Pasal 31
Pengambilan keputusan diusahakan secara musyawarah mufakat dan apabila hal ini tidak
mungkin dicapai maka keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak dalam suasana
kebersamaan dan kekeluargaan.
Pasal 32
Pasal 33
1. Setiap utusan/peserta Muskab mempunyai hak satu suara yang dapat dipergunakan dalam
pengambilan keputusan.
2. Pengguna hak suara oleh peserta adalah melalui pimpinan utusan untuk pemilihan pimpinan
Muskab dan formatur kecuali ketua PPNI Kabupaten yang terpilih.
Pasal 34
BAB IX
LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN
Pasal 35
BAB X
FORMATUR DAN TATA CARA PEMBENTUKAN FORMATUR
Pasal 36
1. Formatur Muskab dipilih dari dan oleh peserta Muskab melalui pimpinan utusan Pengurus
dan ditetapkan dalam sidang Pleno IV.
2. Pemilihan formatur dilaksanakan dalam sidang pleno, dilangsungkan setelah pemilihan ketua
PPNI Kabupaten Pasaman.
3. Formatur ditetapkan sebanyak 7 (tujuh) orang yang terdiri dari masing-masing :
a. Ketua terpilih menjadi ketua tim formatur.
b. Pengurus provinsi.
c. Lima orang mewakili Komisariat dengan pembagian wilayah :
1) Satu orang mewakili komisariat RSUD Lubuk Sikaping.
2) Satu orang mewakili komisariat Puskesmas Tapus, Kumpulan, Puskesmas Lubuk Sikaping
dan Dinas Kesehatan.
3) Satu orang mewakili komisariat Puskesmas Bonjol, Puskesmas Rao. Puskesmas Pintu
Padang dan Stikes.
4) Satu orang mewakili komisariat Puskesmas Sundatar, Puskesmas Silayang, Simpati dan
Puskesmas Simpang Tonang, .
5) Satu orang mewakili komisariat Puskesmas Ladang panjang, Puskesmas Koto rajo, dan
Puskesmas Cubadak, Kuamang, pegang baru.
d. Penentuan komposisi dan pembagian tugas diantara unsur-unsur pimpinan formatur dipilih,
diatur lebih lanjut oleh ketua tim formatur.
Pasal 37
BAB XI
TATA CARA PEMILIHAN KETUA
Pasal 38
Pasal 39
2. Penggunaan hak suara untuk mendukung dan memilih ketua sebagaimana yang dimaksud
pada pasal 39 tata tertib ini sebagai berikut :
a. Pengurus PPNI Provinsi 1 (satu) suara.
b. Pengurus PPNI Kabupaten (pelaksana harian) sebanyak 3 (tiga) suara.
c. Perwakilan Komisariat sementara (Puskesmas/Dinkes/RS/InstitusiPendidikan) dengan
ketentuan;
1) Puskesmas/Dinkes/RS/Institusi Pendidikan, yang memiliki anggota ≤ 10 orang, memiliki hak
suara 1 (satu) orang.
2) Puskesmas/Dinkes/RS/Institusi Pendidikan, yang memiliki anggota 11 - 30 orang, memiliki
hak suara 2 (dua) orang.
3) Puskesmas/Dinkes/RS/Institusi Pendidikan, yang memiliki anggota 30 - 50 orang, memiliki
hak suara 3 (tiga) orang.
4) Puskesmas/Dinkes/RS/Institusi Pendidikan, yang memiliki anggota ≥ 50 orang, memiliki hak
suara 5 (lima) orang
3. Calon ketua yang memperoleh suara terbanyak dinyatakan sebagai ketua PPNI
Kabupaten Pasaman periode 2012-2017 sekaligus sebagai Ketua tim formatur.
4. Apabila terdapat lebih dari satu calon ketua mendapat suara terbanyak yang sama, maka
pemilihan ketua diulang hanya untuk calon-calon yang mendapat suara yang sama tersebut,
sampai terdapat selisih suara.
BAB XII
TATA CARA PENYUSUNAN DEWAN PERTIMBANGAN
Pasal 40
BAB XIII
SUSUNAN KOMPOSISI PENGURUS DAN
KOMPOSISI DEWAN PERTIMBANGAN
BAB 41
BAB XIV
RISALAH
Pasal 42
1. Untuk setiap sidang harus dibuat risalah, yakni laporan jalannya sidang secara tertulis yang
berisi keputusan sidang sebagai hasil keputusan Muskab dirumuskan dan disusun serta
ditertibkan oleh panitia pengarah dan pelaksana.
2. Isi risalah memuat :
a. Jenis Rapat.
b. Agenda rapat.
c. Daftar peserta rapat.
d. Isi rapat.
e. Kesimpulan.
f. Nama dan tanda tangan ketua dan sekretris rapat.
Pasal 43
Rekomendasi
1. Rekomendasi Muskab adalah hasil Muskab yang penting untuk ditindak lanjuti.
2. Rekomendasi harus ditanda tangani oleh seluruh Ketua PPNI Komisariat atau pengurus lain
yang diberikan mandat oleh ketua Kabupaten peserta Muskab yang hadir.
BAB XV
PERATURAN PERALIHAN
Pasal 44
Tata tertib mengaju kepada hasil-hasil Musyawarah Nasional-VIII PPNI di Balikpapan tahun
2010 serta Musyawarah Provinsi PPNI di Sijunjung tahun 2011.
BAB XVI
PENUTUP
Pasal 45
Segala sesuatu yang belum diatur dalam Tata Tertib ini diputuskan oleh Muskab secara
musyawarah mufakat sejauh tidak bertentangan dengan AD/ART PPNI dan peraturan
organisasi.
Pasal 46
Ketua Sekretaris
Anggota ;
3. ( …………………………………)