Bab 6 Asosling
Bab 6 Asosling
1 Introduction
Mengukur kinerja CSR adalah melalui laporan kegiatannya, yakni dengan metode
sehingga dapat diolah dalam perhitungan statistik. Artinya, total angka yang
yang menggambarkan semua kegiatan CSR yang telah dilakukan. Ada gap yang
mungkin terjadi.
Bisa saja informasi CSR yang diungkapkan hanya sepersekian persen dari semua
melebihi kegiatan yang dilakukan. Belum lagi sifat laporan yang berbeda.
Misalnya laporan tahunan perusahaan yang sering dipakai menjadi dasar untuk
jumlah laporan semacam ini masih sedikit, maka untuk tujuan penelitian, laporan
Acuan informasi laporan CSR yang saat ini mendominasi adalah Sustainability
(GRI), walaupun ada acuan lain yang dikembangkan oleh beberapa akademisi
melalui kajian literatur. Dalam SRG, terdapat 79 item yang tersebar pada 6
indikator kinerja. Dengan SRG inilah pengungkapan informasi CSR pada laporan
Cara yang paling sederhana dalam memberikan skor adalah mencantumkan angka
‘1’ pada item di SRG untuk informasi yang diungkapkan. Atau, memberikan skor
’0’ untuk informasi yang tidak diungkapkan. Cara pemberian skor ini dikenal
walaupun ada cara lain pemberian skor yang lebih kompleks. Dengan
Setelah total angka diperoleh, variabel lain dapat di tambahkan. Beberapa variabel
CSR dalam laporan tahunan adalah total aset, total penjualan, profitabilitas,
(EPS), serta tipe dan usia perusahaan. Disinilah uji statistik berperan untuk
melihat apakah informasi CSR yang ada dalam laporan tahunan mempunyai
hubungan yang signifikan dengan variabel tersebut. Atau, apakah variabel ini
sebuah perusahaan yang mempunyai besaran aset lebih tinggi akan memberikan
Kinerja dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan
organisasi yang telah ditetapkan. Para atasan atau manajer sering tidak
memperhatikan kecuali sudah sangat buruk atau segala sesuatu jadi serba salah.
Terlalu sering manajer tidak mengetahui betapa buruknya kinerja telah merosot
“Kinerja ( prestasi kerja ) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang
suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas tugas yang
Menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson Terjamahaan Jimmy Sadeli dan
Bayu Prawira (2001: 78), “menyatakan bahwa kinerja pada dasarnya adalah apa
berorientasi pada prestasi, (b) memiliki percaya diri, (c) berperngendalian diri, (d)
kompetensi.
Akuntansi sosial (dikenal juga sebagai akuntansi sosial dan lingkungan, pelaporan
Akuntansi sosial umumnya digunakan dalam konteks bisnis, atau tanggung jawab
akuntansi sosial.
aspek kinerja perusahaan dan mencakup pengakuan bahwa berbagai aspek kinerja
menarik bagi pengelompokan pemangku kepentingan yang berbeda. ada aspek
dapat meliputi:
1. kekhawatiran investor
mengukur kinerja dalam hal aspek-aspek ini akan mencakup, di samping langkah-
1. surplus konsumen
2. sewa ekonomi
3. dampak lingkungan
4. nilai-nilai non-moneter
sebagai berikut:
1. Kesetiaan
2. Hasil kerja
3. Kejujuran
4. Kedisiplinan
5. Kreativitas
6. Kerjasama
7. Kepemimpinan
8. Kepribadian
9. Prakarsa
Adapun ciri-ciri kinerja karyawan yang baik menurut Hussein umar (1997),
1. Mutu pekerjaan
2. Kejujuran karyawan
3. Inisiatif
4. Kehadiran
5. Sikap
6. Kerjasama
7. Keandalan
9. Tanggung jawab
4. Kemampuan mengevaluasi
Menurut (Donnely, Gibson, dan Ivancevic: 1994) kinerja individu pada dasarnya
2. Dorongan
1. Kemampuan
2. Keinginan
3. Lingkungan
Agar mempunyai kinerja yang baik, seseorang harus mempunyai keinginan yang
faktor ini kinerja yang baik tidak akan tercapai. Dengan demikian kinerja individu
Kartu skor berimbang (bahasa Inggris: balanced scorecard, BSC) adalah suatu
suatu perusahaan dalam skala yang lebih kecil sejalan dengan sasaran yang lebih
besar dalam hal visi dan strategi. BSC pertama kali dikembangkan dan digunakan
pada perusahaan Analog Devices pada tahun 1987. Dengan tidak hanya berfokus
memberikan pandangan yang lebih menyeluruh pada suatu perusahaan yang pada
Pada tahun 1992, Robert S. Kaplan dan David P. Norton mulai mempublikasikan
kartu skor berimbang melalui rangkaian artikel-artikel jurnal dan buku The
BSC telah menjadi lahan subur untuk pengembangan teori dan penelitian, dan
banyak praktisi yang telah menyimpang dari artikel asli Kaplan dan Norton.
Kaplan dan Norton sendiri melakukan tinjauan ulang terhadap konsep ini satu
bisnis saat ini, punya daya prediktif yang lemah, mengakibatkan munculnya silo
fungsional, menghambat cara berpikir jangka panjang, dan tidak lantas bisa
dari paradigma ‘melulu finansial’ menuju model baru yang mana hasil Scorecard
menjadi titik awal untuk me-review, mempertanyakan, dan belajar tentang strategi
dalam serangkaian ukuran koheren dalam empat perspektif yang berimbang. Kita
akan dengan cepat bisa dapatkan informasi untuk dipertimbangkan lebih dari
Audit lingkungan adalah sebuah alat manajeman yang meliputi evaluasi secara
lingkungan.
baik.
4. Mencegah tekanan sanksi hukum terhadap suatu usaha atau kegiatan atau
yang berlaku.
5. Membuktikan pelaksanaan pengelolaan lingkungan apabila dibutuhkan
limbah.
kinerja. Beberapa ukuran kinerja yang meliputi; kuantitas kerja, kualitas kerja,
prestasi yang lebih disederhana terdapat tiga kreteria untuk mengukur kinerja,
pertama; kuantitas kerja, yaitu jumlah yang harus dikerjakan, kedua, kualitas
kerja, yaitu mutu yang dihasilkan, dan ketiga, ketepatan waktu, yaitu
Batasan tentang pengukuran kinerja adalah sebagai usaha formal yang dilakukan
oleh organisasi untuk mengevaluasi hasil kegiatan yang telah dilaksanakan secara
karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan mematuhi standar perilaku yang
organisasi.
karyawan.
Pengukuran kinerja memerlukan alat ukur yang tepat. Dasar filosofi yang dapat
kinerjanya.
nilainya.
yang diukur.
pegawai dan potensi yang dapat dikembangkan. Penilaian dalam proses penafsiran
atau penentuan nilai, kualitas atau status dari beberapa obyek orang ataupun
menilai kinerja tenaga kerja dengan cara membandingkan kinerja atas kinerja
dengan uraian / deskripsi pekerjaan dalam suatu periode tertentu biasanya setiap
information about how well the actions represent the plans; it also identifies
dalam rantai nilai yang ada pada peruisahaan. Hasil pengukuran tersebut
Dari beberapa pendapat ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa evaluasi kinerja
yang sesuai kepada karyawan sehingga dapat melaksanakan pekerjaan yang lebih
baik di masa mendatang dan sebagai dasar untuk menentukan kebijakan dalam hal