Anda di halaman 1dari 10

139

Buana Sains Vol 18 No 2: 139 - 148, 2018

PENGARUH LAMA PENGOMPOSAN SERBUK GERGAJI KAYU


JATI DAN DOSIS EM4 TERHADAP PERTUMBUHAN DAN
HASIL TANAMAN KUBIS BUNGA (Brassica oleracea L.)
DATARAN RENDAH

Sri Hariningsih Pratiwi dan Retno Tri Purnamasari

Fakultas Pertanian, Universitas Merdeka Pasuruan

Abstract
This research was purposed to find out whether there was any significant
correlation of the composting time of teak sawdust and EM4 dose on the growth and
yield of lowland flower cabbage plants or not. This research was carried out at the
Experimental Field of Universitas Merdeka Pasuruan (Sultan Agung Street), Pasuruan
City at an altitude of 4 m-asl.
This research used factorial Randomized Block Design (RBD) method consisted
of two factors and repeated three times. The first factor was the length of composting
(L) with L1: one month, L2: two months and L3: three months. The second factor was
the dose of EM4 (D) with D1 : 10% EM4 dose, D2 : 20% EM4 dose and D3: 30% EM4
dose. Overall there were nine combinations of treatments.
The results showed that there was 20% EM4 dose with a 2 months composting
time yielded higher results on all observed parameters. Flower cabbage with a dose of
20% EM4 with composting time of 2 months produced fresh weight of 15.97 tons ha-1,
at a dose of EM4 20% with a composting time of 1 month produced fresh weight 13.86
tons ha-1, while the lowest yield at dose of 20% EM4 with a composting time of 3
months produced fresh weight 9.79 tons ha-1.

Keywords: Composting; sawdust; EM4; production; flower cabbage.

Pendahuluan bunga membutuhkan tanah yang


kesuburan fisik, kimia dan biologis yang
Saat ini beberapa petani di
tinggi, hal tersebut dapat dipenuhi
Kabupaten Pasuruan mengusahakan
dengan penambahan bahan organik.
penanaman kubis bunga yaitu sejak
Salah satu bahan organik yang dapat
ditemukannya varitas kubis bunga
digunakan adalah kompos serbuk gergaji
dataran rendah, hal ini didukung dengan
yang berasal dari limbah dari industri
tingginya permintaaan. Kebutuhan kubis
mebel.
bunga selama ini dipenuhi dari wilayah
Limbah serbuk gergaji di
dataran tinggi. Penanaman kubis bunga
di dataran rendah umumnya dilakukan Kabupaten Pasuruan cukup melimpah,
dikarenakan semakin berkembangnya
pada lahan sawah yang kandungan C
organik dan C/N ratio rendah (1,48 dan kerajinan kayu baik untuk bahan-bahan
kerajinan dan yang paling menonjol
10,41). Untuk mendukung pertumbuhan
dan hasil yang tinggi, tanaman kubis adalah usaha mebel, sebanyak 96%
merupakan industri kecil dengan
140

S. H. Pratiwi dan R. T. Purnamasari/ Buana Sains Vol 18 No 2 : 139-148

kapasitas produksi sebesar 19.991 buah waktu 25 hari menunjukkan hasil terbaik.
(BPS, 2016). Adanya limbah tersebut Sedangkan hasil penelitian Manuputty,
akan menimbulkan dampak negatif Jacob dan Haumahu (2012) melaporkan
terhadap lingkungan, untuk itu EM4 dosis 300 ml/10 kg dari sampah di
diperlukan penanganan antara lain Kota Ambon paling efektif dalam
dengan memanfaatkannya menjadi mempercepat laju dekomposisi dan
kompos. Serbuk gergaji ada yang berasal meningkatkan kualitas kimia kompos dari
dari bahan kayu lunak dan keras yang sampah di kota Ambon dibandingkan
mana kekerasan jenis kayu menentukan bioaktivator Promi.
lama proses pengomposan, dikarenakan
kandungan lignin yang tinggi di dalam
Metode Penelitian
kayu tersebut.
Di Kabupaten Pasuruan Penelitian dilaksanakan di Lahan
umumnya pembuatan mebel jenis kayu Percobaan Universitas Merdeka
yang digunakan adalah kayu jati, yang Pasuruan (Jl. Sultan Agung), Kota
termasuk jenis kayu keras dan apabila Pasuruan pada ketinggian 4 m dpl.
dikomposkan secara alami akan Penelitian menggunakan metode
membutuhkan waktu yang sangat lama. Rancangan Acak Kelompok (RAK)
Hardiwinoto, et al. (1996) menyebutkan faktorial yang terdiri dari dua faktor dan
bahwa bahan organik kayu mempunyai diulang tiga kali. Faktor pertama adalah
kandungan nutrisi rendah dan nisbah lama pengomposan (L) dengan taraf L1:
C/N tinggi sehingga tidak dapat langsung satu bulan, L2: dua bulan dan L3: tiga
digunakan. Untuk mempercepat proses bulan. Faktor kedua adalah Dosis EM4
pengomposan secara fisik dilakukan (D) dengan taraf D1 : Dosis EM4 10 %,
dengan memperkecil ukuran bahan, D2 : Dosis EM4 20 % dan D3: Dosis
sedangkan secara kimia dapat dilakukan EM4 30 %. Secara keseluruhan terdapat
dengan memberikan dekomposer atau sembilan kombinasi perlakuan.
bioaktivator seperti EM4 ataupun Pengamatan yang dilakukan
mikrorganisme lainnya. Pusat Pendidikan setelah pengomposan serbuk gergaji
Lingkungan Hidup (2007) menyatakan meliputi penilaian tingkat kematangan
bahwa, pembuatan kompos serbuk kompos yang dilihat dari karakteristik
gergaji kayu tusam (Pinus merkusii) dan fisik kompos yang meliputi temperatur,
serbuk gergaji kayu karet (Hevea bau dan warna serta C/N rasio.
braziliensis) dengan menggunakan Pengamatan terhadap tanaman
aktivator EM4 dan pupuk kandang kubis bunga terdiri atas pengamatan
menghasilkan kompos dengan nisbah komponen pertumbuhan dan komponen
C/N 19,94 dan rendemen 85% dalam hasil. Pengamatan pada beberapa
waktu 4 bulan. komponen pertumbuhan meliputi: tinggi
Effective Microorganism 4 tanaman, jumlah daun, luas daun dan
(EM4) merupakan salah satu bioaktivator bobot kering total tanaman. Komponen
yang dapat dapat digunakan untuk hasil meliputi: diameter bunga, bobot
mempercepat pengomposan. Hasil dari segar bunga tanaman-1 dan bobot segar
penelitian Siswati, Herwindo dan Puguh, bunga hektar-1.
(2009) menunjukkan bahwa penggunaan
EM4 dengan konsentrasi 2% pada
limbah industri kertas dapat menurunkan
C/N dari 33,24 menjadi 14,11 dalam
141

S. H. Pratiwi dan R. T. Purnamasari/ Buana Sains Vol 18 No 2 : 139-148

Hasil dan Pembahasan


Tinggi Tanaman terendah sehingga akan mendukung hasil
Tinggi tanaman dengan nilai tinggi tanaman lebih tinggi dibandingkan
tertinggi terdapat pada perlakuan dosis dengan perlakuan lainnya, sedangkan
EM4 20% dan lama pengomposan 2 nisbah C/N yang tinggi memiliki
bulan, hal ini dapat disebabkan oleh kandungan nutrisi yang rendah,
unsur hara yang terdapat pada kompos menandakan laju dekomposisi yang
tersebut dapat digunakan oleh tanaman. lambat dan kurang mendukung jika
Menurut Purwanti (2007), bahan organik langsung digunakan sebagai bahan baku
yang terdekomposisi sempurna media tanam. Rendahnya C/N yang
memiliki ketersediaan unsur hara lebih dihasilkan dikarenakan unsur karbon
cepat diserap oleh akar tanaman. organik yang ada pada serbuk gergaji
Kematangan kompos juga telah terdekomposisi dengan bantuan
berpengaruh terhadap unsur hara yang bakteri yang terdapat pada EM4. Sejalan
dihasilkan. Sesuai dengan prinsip dengan hasil penelitian Nurjanto, et al.
pengomposan yang menurunkan nilai (2005) yang menyebutkan bahwa
rasio C/N bahan organik menjadi sama pemberian bahan organik ber nisba C/N
atau mendekati dengan rasio C/N tanah. rendah tanpa pemberian EM4 pada
Nilai C/N ratio pada serbuk gergaji limbah kulit kayu yang ber nisbah C/N
sebelum dilakukan pengomposan sebesar tinggi tidak menunjukkan penurunan
143 sedangkan setelah dikomposkan hasil C/N, sedangkan dengan
mengalami penurunan pada setiap penambahan bahan organik dan EM4
perlakuan seperti pada Gambar 1. pada limbah kulit kayu memberikan
Perlakuan dosis EM4 20% pengaruh nyata pada penurunan nisbah
dengan lama pengomposan 2 bulan C/N yakni 41,66 pada K1 dan 33,85 pada
(D2L2) menunjukkan nilai C/N ratio K2.

Gambar 1. Nisbah C/N ratio dalam kompos pada tiap perlakuan

Tabel 1. Pengaruh interaksi perlakuan dosis EM4 dan lama pengomposan terhadap
142

S. H. Pratiwi dan R. T. Purnamasari/ Buana Sains Vol 18 No 2 : 139-148


tinggi tanaman kubis bunga umur 28 hst
Dosis EM4
Lama Pengomposan
10% 20% 30%
14,57 a 20,92 b 18,57 b
1 bulan
16,05 a 26,40 c 19,73 b
2 bulan
15,10 a 24,13 c 13,70 a
3 bulan
BNT 5% 2,34
Keterangan: Angka-angka yang didampingi huruf besar yang sama pada kolom yang
sama dan huruf kecil yang sama pada baris yang sama menunjukkan tidak
berbeda nyata pada uji BNT 5%.
menghasilkan penurunan C/N ratio
Pemberian dari bentuk effective menjadi 15,0.
mikroorganisme berfungsi sebagai Lama waktu pengomposan juga
dekomposer dari bahan organik menjadi berpengaruh tinggi tanaman, hasil C/N
kompos. Semakin banyak EM4 yang terbaik terdapat pada lama pengomposan
diberikan pada serbuk gergaji, maka 2 bulan. Lama waktu pengomposan yang
semakin banyak mikroorganisme yang digunakan juga harus sebanding dengan
dapat merombak senyawa makro menjadi jumlah EM4 yang diberikan dan
mikro yang tersedia bagi tanaman. memperhatikan fase dimana keadaan
Sejalan dengan penelitian Mirwan dan mikroba tersebut masih dikatakan aktif
Firra (2016) yang menunjukkan bahwa atau masih dalam fase stationary. Hal ini
sampel yang penambahan konsentrasi sejalan dengan penelitian yang telah
efektif mikrorganisme paling banyak (100 dilakukan Farid (2011) yang menyatakan
ml), memiliki kandungan nutrisi yang bahwa pengomposan media yang terlalu
paling banyak pula. Tetapi pada lama dapat berakibat nutrisi yang
percobaan pengaruh dosis EM4 dengan terkandung banyak hilang karena proses
lama pengomposan pemberian dosis dekomposisi, mengingat mikrorganisme
tertinggi tidak menunjukkan penurunan jamur merupakan salah satu tanaman
nisbah C/N ratio yang banyak dan tidak pengurai yang dapat merombak nutrisi
berpengaruh pada bertambah tingginya pada media tumbuh.
tinggi tanaman. Hal ini dikarenakan
jumlah makanan pada serbuk gergaji Jumlah Daun
tidak sebanding dengan jumlah mikroba,
sehingga terjadi persaingan antar mikroba Hasil analisis dari kandungan
untuk mendapatkan makanan dan nitrogen pada akhir pengomposan
berakibat negatif pada perubahan rasio (Gambar 2.) menunjukkan bahwa dosis
C/N. Sejalan dengan penelitian Dyah, et EM4 20 % dengan lama pengomposan
al. (2009) yang menyatakan bahwa 2 bulan (D2L2) memiliki kandungan
pemberian EM4 sebanyak 10% pada hara N yang tinggi sehingga
waktu dekomposisi 20 hari menunjukkan berpengaruh pada bertambahnya
penurunan C/N ratio menjadi 17,5 jumlah daun pada tanaman kubis
sedangkan pada pemberian EM4 2% bunga.
143

S. H. Pratiwi dan R. T. Purnamasari/ Buana Sains Vol 18 No 2 : 139-148

Gambar 2. Unsur hara nitrogen pada akhir pengomposan

Sutedjo (2010) menyatakan Pada proses pengomposan,


bahwa nitrogen merupakan unsur hara nitrogen berfungsi sebagai makanan dari
yang penting untuk meningkatkan bakteri dekomposer, setelah itu pada fase
pertumbuhan tanaman, meningkatkan terakhir pertumbuhan bakteri akan
pertumbuhan daun, daun tanaman lebar meningkatkan suhu kompos yang
dengan warna yang lebih hijau dan pada menandakan proses dekomposer berjalan
umumnya sangat diperlukan untuk optimal. Ketersediaan asupan nutrisi
pembentukan atau pertumbuhan bagian- yang cukup akan mempengaruhi kerja
bagian vegetatif tanaman seperti daun, dari bakteri. Bertambahnya jumlah daun
batang dan akar. Hal ini menunjukkan menunjukkan keefektifan kerja dari dosis
dengan konsentrasi EM4 20% dan lama EM4 yang diberikan sehingga proses
pengomposan 2 bulan mikroba pada dekomposer berjalan optimal dan
EM4 sudah mampu mendekomposisi tanaman dapat memanfaatkan nitrogen
serbuk gergaji dan dapat menunjang untuk membentukan organ vegetatif.
bertambahnya jumlah daun pada
tanaman kubis bunga.

Tabel 2. Pengaruh interaksi perlakuan dosis EM4 dan lama pengomposan terhadap
jumlah daun tanaman kubis bunga umur 28 hst
Dosis EM4
Lama Pengomposan
10% 20% 30%
7,33 a 9,40 b 8,13 a
1 bulan
7,93 a 10,33 b 7,80 a
2 bulan
8,53 a 9,67 b 9,00 a
3 bulan
BNT 5% 0,82
Keterangan: Angka-angka yang didampingi huruf besar yang sama pada kolom yang
sama dan huruf kecil yang sama pada baris yang sama menunjukkan tidak
berbeda nyata pada uji BNT 5%.
144

S. H. Pratiwi dan R. T. Purnamasari/ Buana Sains Vol 18 No 2 : 139-148

Lama pengomposan juga pengomposan 2 bulan (D2L2). EM4


berpengaruh pada jumlah daun tanaman mengandung banyak mikroorganisme,
kubis bunga, hal ini berhubungan dengan terutama asam laktat, bakteri serta ragi
waktu mikroba dalam melakukan untuk mempercepat penguraian bahan
dekomposisi. Lama waktu pengomposan organik. Hasil dari proses ini akan
2 bulan dengan dosis EM4 20% meningkatkan ketersediaan unsur hara
menghasilkan hara nitrogen pada serbuk sehingga mudah diserap tanaman.
gergaji meningkat. Fase penguraian dapat Proses perombakan berhubungan
dikatakan baik jika terdapat kenaikan dengan rasio C/N dimana semakin
pada hasil nitrogen. Sejalan dengan banyak kandungan karbon organik pada
penelitian Mirwan dan Firra (2016) yang serbuk geraji akan mengakibatkan
menyatakan bahwa terdapat pengaruh semakin lama kompos tersebut
lamanya waktu pengomposan terhadap terdekomposisi. Selain itu kurangnya
nilai N total pada fase hari ke 15, suplai nitrogen pada proses
selanjutnya mikroorganisme mencapai pengomposan akan menghambat serbuk
keseimbangan dimana jumlah gergaji terdekomposisi. Pada perlakuan
mikroorganisme yang tumbuh sama lama pengomposan 2 bulan sudah dapat
dengan jumlah mikroorganisme yang mendukung aktifitas mikroba pada EM4
mati yang disebabkan kurangnya untuk melakukan dekomposisi secara
makanan dan nutrisi. optimal sehingga dapat diserap oleh
tanaman dan berimbas pada
Luas Daun
bertambahnya luas daun. Hal ini
Semakin banyak jumlah daun, didukung dengan pernyataan Banie
maka luas daun yang dihasilkan semakin (2007) yang mengatakan bahwa posfor
tinggi. Hasil luas daun meningkat dan kalium penting dalam proses
dikarenakan jumlah dan ukuran daun fermentasi dan akan dimanfaatkan oleh
yang meningkat karena adanya interaksi mikroba selama fermentasi, lamamya
antara dosis EM4 dengan lama pengomposan dan konsentrasi aktifator
pengomposan. Luas daun tanaman kubis akan berpengaruh pada unsur hara yang
bunga tertinggi terdapat pada perlakuan dihasilkan.
dosis EM4 20% dengan lama

Tabel 3. Pengaruh interaksi perlakuan dosis EM4 dan lama pengomposan terhadap luas
daun tanaman kubis bunga umur 28 hst
Dosis EM4
Lama Pengomposan
10% 20% 30%
206,95 a 308,79 b 241,36 ab
1 bulan
244,04 ab 359,67 b 218,21 a
2 bulan
122,22 a 273,52 b 209,79 b
3 bulan
BNT 5% 70,09
Keterangan: Angka-angka yang didampingi huruf besar yang sama pada kolom yang
sama dan huruf kecil yang sama pada baris yang sama menunjukkan tidak
berbeda nyata pada uji BNT 5%.
145

S. H. Pratiwi dan R. T. Purnamasari/ Buana Sains Vol 18 No 2 : 139-148

Bobot Kering Total Tanaman ayam sebesar 1,15 g dibandingkan


dengan tanpa pemberian EM4 yang
Hasil bobot kering total tanaman
menunjukkan nilai bobot kering total
tertinggi pada Tabel 4. terdapat pada
tanaman sebesar 0,26 g.
perlakuan dosis EM4 20%. Hal ini
didukung dengan hasil luas daun yang Diameter Bunga
tinggi, semakin luas daun yang dimiliki Perlakuan dosis EM4 dengan
suatu tanaman maka proses fotosintesis kombinasi lama pengomposan
akan maksimal dan menghasilkan menunjukkan pengaruh nyata pada
fotosintat yang tinggi untuk membentuk diameter tanaman kubis bunga, hasil
organ vegetatif baru, bertambahnya tertinggi terdapat pada perlakuan dosis
organ baru pada tanaman akan
EM4 20% dengan lama pengomposan 2
berpengaruh pada bertambahnya nilai bulan seperti terlihat pada table 5. Hal ini
dari bobot kering tanaman. Menurut
dikarenakan unsur hara fosfor yang
Gardner, et al. (1991) menyatakan bahwa berfungsi menunjuang fase generatif
faktor utama yang mempengaruhi bobot
tersedia oleh tanaman. Menurut Rasyid
kering tanaman adalah radiasi matahari
(2013), unsur hara P berfungsi untuk
yang diabsorpsi dan efisiensi,
merangsang pertumbuhan akar,
pemanfaatan energi tersebut untuk fiksasi
membantu asimilasi dan pernafasan
karbondioksida (CO2). sekaligus mempercepat pembungaan,
Peningkatan bobot kering juga pemasakan buah dan biji. Hasil penelitian
dipengaruhi oleh pemberian dosis EM4 Sari (2005) menunjukkan bahwa
20% pada saat pembuatan kompos. pengomposan secara nyata meningkatkan
Menurut Moloney (1986) bobot kering unsur P dan K. Pengomposan
akan bertambah dengan semakin menunjukkan unsur K sebesar 13,85
bertambahnya kandungan nitrogen dan ppm pada awal dan menjadi 25-31 ppm
fospor dalam tanah. Sejalan dengan
pada akhir pengomposan, peningkatan
penelitian Jumiati (2009) yang
unsur P pada awal sebesar 125 ppm dan
menunjukkan hasil bobot kering total
menjadi 137,41 ppm pada akhir
tertinggi terdapat pada perlakuan
pengomposan
pemberian EM4 pada pupuk kandang

Tabel 4. Pengaruh perlakuan dosis EM4 dan lama pengomposan terhadap bobot kering
total tanaman kubis bunga pada umur 28 hst
Perlakuan Bobot Kering Total Tanaman
Lama Pengomposan
1 bulan 3,76
2 bulan 3,93
3 bulan 3,82
BNT 5 % tn
Dosis EM4
10% 3,24 a
20% 4,79 b
30% 3,48 a
BNT 5 % 0,18
Keterangan: Angka-angka yang didampingi huruf yang sama pada kolom yang sama
menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%.
146

S. H. Pratiwi dan R. T. Purnamasari/ Buana Sains Vol 18 No 2 : 139-148

EM4 dengan dosis 20% dengan adanya pengomposan terjadi peningkatan


kombinasi lama pengomposan 2 bulan unusr N total menjadi 0,26 pada 5 hari
mampu menunjang bakteri dan jamur pengomposan, 0,29% pada 10 hari
melakukan dekomposisi hingga pengomposan, 0,30% pada 15 hari
menghasilkan nutrisi yang dapat pengomposan dan 0,33% pada 20 hari
digunakan oleh tanaman, hal ini pengomposan. Meskipun hanya dengan
berkaitan dengan sifat kimia kompos. interval waktu pengamatan 5 hari tetapi
diameter kubis bunga yang lebih tinggi terjadi peningkatan N yang cukup berarti
seiring dengan perkembangan jumlah selama pengomposan dan diduga karena
dan luas daun serta bobot kering pemberian EM4 yang berpotensi
tanaman yang dihasilkan, semakin besar mempercepat peningkatan N total.
jumlah dan luas daun maka bobot kering Bobot Segar Bunga Tanaman
total tanaman meningkat dan diikuti
dengan meningkatnya diameter bunga Bobot segar bunga tanaman-pada
tanaman. Sejalan dengan penelitian Tabel 6. menunjukkan hasil tertinggi pada
soepardi (2013) yang mengatakan bahwa perlakuan dosis EM4 20% dengan lama
hara nitrogen mampu merangsang pengomposan 2 bulan. Ketersediaan
pertumbuhan tanaman diatas tanah dan unsur hara pada pengomposan perlakuan
salah satunya adalah meningkatnya tersebut menyebabkan pertumbuhan
diameter tanaman. serta menunjang hasil panen yang
Lama pengomposan 2 bulan optimum. Hasil bobot segar tanaman-1
EM4 dengan dosis 20% berpengaruh berbanding lurus dengan hasil diameter
pada peningkatan ketersedian unsur hara bunga, sehingga semakin besar diameter
pada kompos. Menurut Sari (2005), bunga yang dihasilkan maka bobot segar
kecepatan dekomposisi kompos teh tanaman-1 semakin tinggi dan berpotensi
padat berhubungan dengan lama meningkatkan hasil panen semakin besar.
pengomposan dan berpengaruh pada kecukupan unsur hara yang dihasilkan
peningkatan ketersediaan unsur hara baik dari interaksi dosis EM4 20% dengan
makro maupun mikro. Didukung dengan lama pengomposan 2 bulan pada proses
hasil penelitiannya yang menyebutkan dekomposisi menghasilkan pertumbuhan
bahwa kandungan N 0,11% dan dengan yang optimal pada tanaman.

Tabel 6. Pengaruh interaksi perlakuan dosis EM4 dan lama pengomposan terhadap
bobot segar bunga tanaman-1 (g) kubis bunga
Dosis EM4
Lama Pengomposan
10% 20% 30%
281,33 a 347,00 b 266,00 a
1 bulan
308,67 a 399,25 b 301,00 a
2 bulan
284,33 a 245,00 a 270,33 a
3 bulan
BNT 5% 61,91
Keterangan: Angka-angka yang didampingi huruf besar yang sama pada kolom yang
sama dan huruf kecil yang sama pada baris yang sama menunjukkan tidak
berbeda nyata pada uji BNT 5%.
147

S. H. Pratiwi dan R. T. Purnamasari/ Buana Sains Vol 18 No 2 : 139-148

Peranan mikroorganisme dapat lurus dengan bobot segar hektar-1


meningkatkan transformasi kimia selama tanaman kubis bunga. Dosis EM4 20%
proses dekomposisi, merombak dengan lama pengomposan 2 bulan
polisakarida menjadi karbon dan air serta menunjukkan hasil yang lebih tinggi pada
merangsang pela-pukan sisa-sisa tanaman semua parameter pengamatan seperti
menjadi artikel yang lebih kecil. terlihat pada tabel 7. Menurut penelitian
Didukung dengan pemelitian Syafruddin Balittanah (2006), pengomposan akan
(2013) yang menyatakan bahwa meningkatkan kadar hara makro. Zat-zat
penggunaan mikroorganisme efektif hara yang terkandung dalam bahan akan
(EM) merupakan salah satu teknologi diubah menjadi bentuk yang mudah
yang dapat digunakan dalam usaha diserap tanaman. Hasil penelitian
pengelolaan pertanian yang mampu Widarma (2016) yang menunjukkan
mengurangi pengaruh negatif terhadap bahwa hasil panen kubis bunga tertinggi
lingkungan. Winarso (2005) mengatakan terdapat pada perlakuan pemberian
bahwa apabila hara terpenuhi melalui kompos limbah kayu dan mulsa terdapat
kompos dan pemupukan hingga 20 ton ha-1 menghasilkan bobot krop
mencapai kebutuhan optimal bagi tanaman kubis bunga meningkat 43,15%.
tanaman maka akan meningkatkan Produksi tanaman yang tinggi
produksi tanaman. akan menghasilkan presentase dari
pertumbuhan yang baik. Lama
Bobot Segar Bunga per Hektar
pengomposan menurut Nurullita (2012)
Penambahan kompos pada ditetapkan berdasarkan penyusutan
pertumbuhan tanaman kubis bunga bobot sampah sampai dengan 60% dan
menunjukkan hasil yang tinggi hingga memperhitungkan standar fisik kompos
pada hasil produksi. Perkembangan seperti tekstur yang menyerupai tanah..
tanaman pada fase vegetatif berpengaruh Dengan demikian ditinjau dari unsur hara
pada produktifitas yang dihasilkan yang dihasilkan lama pengomposan 2
tanaman pada saat panen. Semakin besar bulan dengan dosis EM4 20% berpotensi
diameter bunga yang dihasilkan akan menghasilkan pertumbuhan dan hasil
mendukung bobot segar tanaman-1 panen yang optimal.
semakin besar, sehingga akan berbanding

Tabel 7. Pengaruh interaksi perlakuan dosis EM4 dan lama pengomposan terhadap
bobot segar bunga hektar-1 (ton) tanaman kubis bunga
Dosis EM4
Lama Pengomposan
10% 20% 30%
11,25 a 13,86 b 10,64 a
1 bulan
12,36 ab 15,97 b 12,03 a
2 bulan
11,17 a 9,79 a 10,81 a
3 bulan
BNT 5% 2,43
Keterangan: Angka-angka yang didampingi huruf besar yang sama pada kolom yang
sama dan huruf kecil yang sama pada baris yang sama menunjukkan tidak
berbeda nyata pada uji BNT 5%.
148

S. H. Pratiwi dan R. T. Purnamasari/ Buana Sains Vol 18 No 2 : 139-148

Kesimpulan Mirwan, Mohamad dan Firra


Rosariawari. Percepatan Waktu
Berdasarkan hasil penelitian
Pengomposan menggunakan
dapat disimpulkan bahwa perlakuan dosis
Kombinasi Aktivator EM4 dan
EM4 dengan lama pengomposan
Starbio dengan Metode
menunjukkan pengaruh terhadap
Bersusun. Jurnal Ilmiah Teknik
pertumbuhan dan hasil tanaman kubis
bunga. Dosis EM4 20% dengan lama Lingkungan. 5 (1) : 70 – 76.
pengomposan 2 bulan memberikan hasil Nurullita, Ulfa dan Budiyono. 2012.
lebih tinggi pada semua parameter Lama Waktu Pengomposan
pengamatan. Kubis bunga dengan dosis Sampah Rumah Tangga
EM4 20% dengan lama pengomposan 2 Berdasarkan Jenis
bulan menghasilkan bobot segar sebesar Mikroorganisme local (Mol) dan
15,97 ton ha-1, pada dosis EM4 20% Teknik Pengomposan. Seminar
dengan lama pengomposan 1 bulan Hasil Penelitian. LPPM Unimus.
menghasilkan bobot segar 13,86 ton ha-1,
Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup.
sedangkan hasil terendah pada dosis
2007. Limbah Kayu. Seloliman –
EM4 20% dengan lama pengomposan 3
Trawas. Mojokerto. 42 hal.
bulan menghasilkan bobot segar 9,79 ton
ha-1. Qoida, N. 2015. Pengaruh Pemberian
Bioaktivator EM4 dan Ragi
Daftar Pustaka Tempe Pada Limbah Cair Tahu
terhadap Pertumbuhan Tanaman
Ambarwati, D.L. S dan Y. Kusumawati. Tomat (Solanum lycopersicum L.)
2006. Peran Effective Innoculant Var. Tymoti F1. Skripsi. Ilmu
4 dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan Biologi. Fakultas
Kimia Kompos Ampas Tahu.
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
Program Studi Kesehatan Universitas Islam Negeri
Masyarakat, Fakultas Ilmu
Walisongo. Semarang.
Kedokteran, Universitas
Muhammadiyah. Surakarta. Siswati, Dyah Nana, Herwindo,
Theodorus dan Puguh, Wahyu
Hardiwinoto, S., Arianto D dan Okimori Eko S. 2009. Kajian
Y. 1996. Litter Production and Penambahana Effective
Input of Logged Over Forest in Microoganisms (EM4) Pada
The Tropical Rain Forest of proses Dekomposisi limbah
Jambi, Sumatra dalam Khemnark Padat Industri kertas. Buana
et al (eds), Tropical Forestry in
Sains. 9 (1 :63 – 68).
the 21 st century, Bangkok. 1996.
Pp. 48 -66 Sudarmin. 1999. Pemanfaaatan EM4
sebagai Biofermentasi pada
Manuputty, M.C., A. Jacob dan J.P. Sampah Organik Rumah Tangga.
Haumahu. 2012. Pengaruh
Laporan Penerapan Ipteks Dikti.
Effective Inoculant Promi dan
EM4 terhadap Laju Dekomposisi Syafruddin dan Safrizal, HD. 2013.
dan Kualitas Kompos Dari Pengaruh Konsentrasi dan Waktu
Sampah Kota Ambon. Agrologia. Aplikasi EM4 Terhadap
1(2): 143-151 Pertumbuhan dan Produksi cabai
(Capsicum annum L.). Jurnal
Agrista. 17 (2) : 71 – 7.

Anda mungkin juga menyukai