Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Bimbingan Antisipasi Anak Usia Sekolah

Waktu pertemuan :

Tanggal :

Tempat : Puskesmas Nanggalo Padang

Sasaran : Orang tua

Metode : ceramah dan tanya jawab

Presentator :

1.
TUJUAN :

1. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Agar masyarakat trutama Orang tua mengetahui dan memahami tentang Bimbingan
Antisipasi Pada Anak Usia Sekolah

2. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan masyarakat mampu:
a. Menyebutkan pengertian bimbingan antisipasi anak usia sekolah
b. Menjelaskan ciri-ciribimbingan antisipasi pada anak usia sekolah
c. Menjelaskan masalah bimbingan antisipasi pada anak usia sekolah
d. Menjelaskan pencegahan dalam masalah pada anak usia sekolah
e. Menjelaskan pedoman pentingnya mendidik anak usia sekolah
f. Menyebutkan petujuk umum dan khusus bagi orang tua dalam mendidik anak usia
sekolah
g. Menjelaskan bahaya dari penyimpangan seksual pada anak usia sekolah
h. Menjelaskan terapi bermain pada anak usia sekolah
i. Menjelaskan pendidikan dasar psikomotor anak usia sekolah

SUB POKOK BAHASAN

1.Pengertianbimbingan antisipasi anak usia sekolah


2. Ciri-ciribimbingan antisipasi pada anak usia sekolah
3. Masalah bimbingan antisipasi pada anak usia sekolah
4. Pencegahan dalam masalah pada anak usia sekolah
5. Pedoman pentingnya mendidik anak usia sekolah
6. Petujuk umum dan khusus bagi orang tua dalam mendidik anak usia sekolah
7. Bahaya dari penyimpangan seksual pada anak usia sekolah
8. Terapi bermain pada anak usia sekolah
9. Pendidikan dasar psikomotor anak usia sekolah
KEGIATAN PENYULUHAN

NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN PESERTA


1. 5 menit PEMBUKAAN
1. Mengucapkan salam 1. Menjawab
2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan
3. Apersepsi 3. Mengemukakan
4. Menjelaskan tujuan penyuluhan pendapat
4. Mendengarkan dan
memperhatikan
2. 20 menit KEGIATAN INTI
1. Menjelaskan pengertian 1. Memperhatikan
bimbingan antisipasi anak usia 2. Memperhatikan
sekolah 3. Memperhatikan
2. Menjelaskan ciri-ciri bimbingan 4. Memperhatikan
antisipasi pada anak usia 5. Mengajukan
sekolah pertanyaan
3. Menjelaskan masalah 6. Mengemukakan
bimbingan antisipasi pada anak pendapat
usia sekolah 7. Mendengarkan

4. Menjelaskan pencegahan dalam


masalah pada anak usia sekolah
5. Menjelaskan pedoman
pentingnya mendidik anak usia
sekolah
6. Menyebutkan petujuk umum
dan khusus bagi orang tua dalam
mendidik anak usia sekolah
7. Menjelaskan bahaya dari
penyimpangan seksual pada
anak usia sekolah
8. Menjelaskan terapi bermain
pada anak usia sekolah
9. Menjelaskan pendidikan dasar
psikomotor anak usia sekolah
3. 5 menit PENUTUP
1. Bersama peserta menyimpulkan 1. Bersama-sama
apa yang telah disampaikan menyimpulkan
2. Evaluasi tentang heat stroke dan 2. Menjawab pertanyaan
pencegahannya dengan 3. Memperhatikan dan
mengajukan pertanyaan mendengarkan
3. Melakukan terminasi 4. Menjawab salam
4. Memberikan salam untuk
menutup pertemuan

METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab

MEDIA/ALAT BANTU

1. Leaflet
2. Power point
3. Poster
BIMBINGAN ANTISIPASI (ANTICIPATORY GUIDANCE)
PADA ANAK USIA SEKOLAH

I. PENDAHULUAN

Kehadiran anak bagi orang tua merupakan suatu tantangan sehubungan dengan
masalah dependensi/ketergantungan, disiplin, meningkatkan mobilitas dan keamanan bagi
anak. Orang tua sering keliru dalam memberlakukan anak karena ketidaktahuan mereka akan
cara membimbing dan mengasuh yang benar. Apabila hal ini terus berlanjut, maka
pertumbuhan anak dapat terhambat.

Saat ini terjadi pergeseran peran orang tua, misalnya kedua orang tua lebih banyak
beraktifitas di luar rumah dan tingginya mobilitas di masyarakat. Untuk itu diperlukan
keseimbangan bagi model peran tradisional dalam pendidikan anak. Orang tua pada masa
sekarang memerlukan tenaga professional untuk memberikan bimbingan guna merawat dan
memelihara anak.

Sebagai bagian dari tenaga professional perawatan kesehatan, perawat mempunyai


peran yang cukup penting dalam membantu memberikan bimbingan dan pengarahan pada
orang tua, sehingga setiap fase dari kehidupan anak yang kemungkinan mengalami trauma,
seperti latihan buang air besar/kecil (toilet training) dan ketakutan yang abstrak pada usia
prasekolah dapat dibimbing secara bijaksana.

II. BIMBINGAN ANTISIPASI PADA ANAK USIA SEKOLAH

A. Definisi “Anticipatory Guidance”

Bimbingan Antisipasi atau Anticipatory Guidance adalah bantuan perawat terhadap


orang tua dalam mempertahankan dan meningkatkan kesehatan melalui upaya pertahanan
nutrisi yang adekuat, pencegahan kecelakaan dan supervisi kecelakaan (Maslow, 1988).

Memberitahukan/upaya bimbingan kepada orang tua tentang tahapan perkembangan


sehingga orang tua sadar akan apa yang terjadi dan dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan
usia anak. Bantuan perawat terhadap orang tua dalam mempertahankan dan meningkatkan
kesehatan melalui upaya pertahanan nutrisi yang adekuat, pencegahan kecelakaan dan
supervisi kesehatan.

B. Anticipatory Guidance” Pada Anak Usia Sekolah (School).

1. Konsep Anak Usia Sekolah :


Menurut UU No. 4 Tahun 1979 tentang kesejahteraan anak dikutip dari Suprajitno
(2004), anak sekolah adalah anak yang memiliki umur 6 sampai 12 tahun yang masih duduk
di sekolah dasar dari kelas 1 sampai kelas 6 dan usia perkembangan sesuai usianya. Anak
usia sekolah adalah anak dengan usia 7 sampai 15 tahun (termasuk anak cacat) yang menjadi
sasaran program wajib belajar pendidikan 9 tahun.

2. Ciri-Ciri Anak Usia Sekolah Dasar


Menurut Suprajitno (2004) akhir masa kanak-kanak memiliki beberapa ciri antara
lain:
a. Label yang digunakan oleh orang tua
1) Usia yang menyulitkan dimana suatu masa ketika anak tidak mau lagi menuruti
perintah dan ketika anak lebih dipengaruhi oleh teman sebaya dari pada oleh
orang tua dan anggota keluarga lain.
2) Usia tidak rapi, suatu masa ketika anak cenderung tidak memperdulikan dan
ceroboh dalam penampilan
3) Usia bertengkar, suatu masa ketika banyak terjadi pertengkaran antara keluarga
dan suasana rumah yang tidak menyenangkan bagi semua anggota keluarga.

b. Label yang digunakan pendidik/guru


1) Usia sekolah dasar adalah suatu masa ketika anak diharapkan memperoleh dasar
pengetahuan yang dianggap penting untuk keberhasilan penyesuaian diri.
2) Periode kritis dalam berprestasi merupakan suatu masa ketika anak mencapai
sukses, tidak sukses atau sangat sukses.

c. Label yang digunakan oleh ahli psikologi


1) Usia berkelompok merupakan suatu masa ketika perhatian utama tertuju pada
keinginan diterima oleh teman sebaya sebagai anggota kelompok.
2) Usia penyesuaian diri adalah suatu masa ketika anak ingin menyesuaikan dengan
standar yang disetujui oleh kelompok dalam penampilan, berbicara dan perilaku.
3) Usia kreatif merupakan suatu masa ketika akan ditentukan apakah anak akan
menjadi konfimis.
4) Usia bermain merupakan suatu masa ketika besarnya keinginan bermain karena
luasnya minat dan kegiatan untuk bermain.

3. Masalah Anak Usia Sekolah Dasar


Menurut Suprajitno (2004) masalah–masalah yang sering terjadi pada anak usia ini
meliputi bahaya fisik dan psikologi antara lain:
a. Bahaya fisik
1) Penyakit
Penyakit infeksi pada usia ini jarang sekali terjadi, penyakit yang sering
ditemui adalah penyakit yang berhubungan dengan kebersihan diri anak.
2) Kegemukan
Kegemukan terjadi bukan karena adanya perubahan pada kelenjar tapi
akibat banyaknya karbohidrat yang dikonsumsi sehingga anak kesulitan mengikuti
kegiatan bermain, sehingga kehilangan kesempatan untuk mencapai ketrampilan
yang penting untuk keberhasilan sosial.
3) Kecelakaan
Kecelakaan terjadi akibat keinginan anak untuk bermain yang
menghasilkan ketrampilan tertentu.
4) Kecanggungan
Pada masa ini anak mulai membandingkan kemampuannya dengan teman
sebaya bila muncul perasaan tidak mampu dapat menjadi dasar untuk rendah diri
5) Kesederhanaan
Kesederhanaan sering dilakukan oleh anak-anak pada masa apapun. Orang
yang lebih dewasa memandangnya sebagai perilaku yang kurang menarik,
sehingga anak menafsirkan sebagai penolakan yang dapat mempengaruhi
perkembangan konsep diri pada anak.
b. Bahaya Psikologi
1) Bahaya dalam berbicara
Kesalahan dalam berbicara seperti salah ucap dan kesalahan bahasa, cacat
dalam bicara seperti gagap atau pelat, akan membuat anak menjadi sadar diri sehingga
anak hanya berbicara bila perlu saja.
2) Bahaya emosi
Anak masih menunjukkan pola-pola ekspresi emosi yang kurang
menyenangkan seperti marah yang meledak-ledak, cemburu sehingga kurang
disenangi orang lain.
3) Bahaya konsep diri
Anak mempunyai konsep diri yang ideal, biasanya merasa tidak puas pada diri
sendiri dan pada perlakuan orang lain. Anak cenderung berprasangka dan bersikap
diskriminatif dalam memperlakukan orang lain.
4) Bahaya yang menyangkut minat
Tidak minat pada hal-hal yang dianggap penting oleh teman sebaya dan
mengembangkan.

4. Pencegahan Terhadap Kecelakaan Pada Anak

Kecelakaan merupakan kejadian yang dapat menyebabkan kematian pada anak.


Kepribadian adalah factor pendukung terjadinya kecelakaan. Orang tua bertanggungjawab
terhadap kebutuhan anak, menyadari karakteristik perilaku yang menimbulkan kecelakaan
waspada terhadap factor-faktor lingkungan yang mengancam keamanan anak. Faktor-faktor
yang dapat menyebabkan kecelakaan di antaranya adalah jenis kelamin, usia dan lingkungan.
Untuk jenis kelamin biasanya lebih banyak pada laki-laki karena lebih aktif di rumah. Untuk
usia pada kemampuan fisik dan kognitif, semakin besar akan semakin tahu mana yang
bahaya. Sedangkan untuk lingkungan adalah dapat dilihat dari adanya penjaga atau pengasuh.

a. Cara Pencegahan :
1) Pemahaman tingkat perkembangan dan tingkah laku anak.
2) Kualitas asuhan meningkat.
3) Lingkungan aman.
b. Bahaya umum yang harus diperhatikan orang tua:
1) Lantai rumah yang basah atau licin
2) Rumah dengan tangga yang curam 7 tidak ada pegangan
3) Alat makan dari bahan pecah bela
4) Penyimpanan zat berbahaya yang terbuka & dapat dijangkau anak
5) Adanya sumur yang terbuka
6) Adanya parit di depan/samping rumah
7) Rumah yang letaknya di pinggir jalan raya
8) Kompor/alat memasak yang dijangkau anak
9) Kabel listrik yang berantaka
10) Stop kontak yang tidak tertutup

c. Upaya yang dapat dilakukan orang tua di rumah:


1) Benda tajam disimpan di tempat yang aman
2) Benda kecil disimpan dalam laci yang tertutup
3) Zat yang berbahaya disimpan dalam almari terkunci
4) Amankan kompor dan berikan penutup yang aman
5) Jaga lantai rumah selalu bersih dan kering
6) Apabila ada tangga, pasang pintu di bagian bawah atau atas tangga
7) Sekring listrik harus tertutup
8) Apabila ada parit, tutup dengan papan atau semen
9) Bagi yang rumahnya di tepi jalan raya, sebaiknya da pintu pagar yang tertutup
rapat
10) Apabila ada sumur, tutup sehingga tidak bisa dibuka anak

d. Pencegahan Terhadap Kecelakaan Pada Usia Sekolah


1) Anak sudah berpikir sebelum bertindak.
2) Aktif dalam kegiatan: mengendarai sepeda, mendaki gunung, berenang.
3) Perawat mengajarkan keamanan:
a) Aturan lalu-lintas bagi pengendara sepeda.
b) Aturan yang aman dalam berenang
c) Mengawasi pada saat anak menggunakan alat berbahaya: gergaji, alat listrik.
d) Mengajarkan agar tidak menggunakan alat yang bisa meledak/terbakar.
1. Usia 6 tahun
a. Diharapkan lebih menyukai makan banyak dan sering menolak terhadap suatu
makanan yang dia sukai atau disukai (Spesifik).
b. Diharapkan makin bertambah nafsu makannya.
c. Persiapan orang tua untuk emosional anak sebagai pengalaman untuk mengubah
suasana hati yang tidak menentu.
d. Diketahui adanya peningkatan dalam kerentanan terhadap penyakit dan terlebih
lagi kesakitan pada usia sebelumnya.
e. Ajari cara mencegah perlukaan dan rasa aman terutama keamanan dalam
bersepeda.
f. Tercapai kebutuhan pribadi anak, sediakan ruangan/kamar tersendiri bila
mungkin. Ajarkan/dorong anak untuk berinteraksi dengan teman sebayanya.

2. Usia 7-10 tahun


a. Diharapkan adanya kemajuan dalam kesehatan dengan kesakitan yang lebih
sedikit, dimana alergi dapat dijadikan contoh nyata.
b. Tekankan perhatian dalam memilih dan memelihara peralatan olahraga dan
tekankan kembali rasa aman dalam belajar.Diharapkan adanya peningkatan
keterlibatan dengan teman sebaya dan peningakatan minat mengikuti aktifitas
diluar rumah.
c. Berikan kebebasan tapi masih dalam batas-batas yang jelas dan memelihara
disiplin/peraturan masyarakat.
d. Diharapkan lebih memenuhi permintaan ibu pada usia 8 tahun.
e. Diharapkan meningkatkan kebanggaan pada ayah di usia 10 tahun dimana peran
ayah segera mendorong aktifitas anak.
f. Persiapkan sebelum masa remaja/menjadi gadis.

3. Usia 11-12 tahun


a. Menyiapkan anak terhadap setiap perubahan tubuh pada masa pubertas.
b. Diharapkan adanya dorongan pertumbuhan dalam diri gadis.
c. Berikan pendidikan seksual pada anak secara adekuat dengan memberikan
informasi yang tepat/cermat.
d. Diharapkan adanya semangat yang tinggi dalam perilaku yang menyimpang
(ribut) di usia 11 tahun sampai anak mampu menguasai diri pada usia 12 tahun.
e. Dorong keinginan anak untuk menjadi dewasa tapi masih
membebaskan/mengijinkan adanya perilaku regresi/menarik diri bila dibataskan.
f. Anak dapat ditingkatkan jumlah istirahatnya.
g. Mengajari anak untuk mencoba melakukan aktifitas yang kemungkinan
menimbulkan bahaya/yang membahayakan.

5. Pedoman Penting Dalam Mendidik Anak


a) Keamanan
1) Ajari anak untuk tidak memperlihatkan kunci dan selalu melihat pintu.
2) Beritahu anak untuk tidak masuk rumah sepulang sekolah jika pintu sedikit
terbuka, jendela terbuka atau sesuatu timbul diluar kebiasaan.
3) Jalankan kegiatan rutin anak sepulang sekolah.
4) Bicarakan dengan masyarakat secara resmi tentang adanya pencuri dan
kebakaran rumah terhadap keamanan.
5) Ajari anak tentang prosedur P3K.
6) Ajari Latihan:
a) Ajari anak untuk menaati peraturan dengan latihan memasak yang
sesuai/diharapkan.
b) Ajari peraturan yang aman untuk anak dalam melatih cara memasak
yang benar.
7) Tekankan peraturan menggunakan api dan melatih dalam perilaku menangani
api.
8) Ajari anak tentang keamanan yang berhubungan dengan cuaca.
9) Ajari dan kuatkan latihan keamanan di air, misalkan jangan membiarkan anak
berenang sendirian
10) Ajari anak untuk tidak membuka pintu untuk sesuatu hal yang tidak
bermanfaat.

b) Penggunaan Telepon
1) Pastikan bahwa anak mengetahui nomor telepon rumah, alamat dan nama
orang tua.
2) Ajari anak untuk memberitahukan tamu bahwa orang tuanya sibuk dan
tidak memberitahu tamu bahwa orang tuanya tidak ada dirumah.
3) Ajari anak untuk tidak memberitahu tamu tentang alamat rumah lalu,
Beritahu tamu bahwa orang tua tidak bisa datang untuk menemui
sekarang dan akan memberitahu melalui surat selanjutnya.
4) Beritahu daftar nomor telepon penting, pastikan bahwa anak mengetahui
bagaimana cara melaporkan hal–hal penting/mendadak.
5) Memiliki daftar nomor telepon teman–teman atau saudara yang akan
datang kerumah dan dapat membantu kondisi yang mendadak.
6) Tanyakan secara resmi tentang keamanan masyarakat dengan
memberitahu pelajaran dimana dan bagaimana cara memberitahu mereka.
7) Jika ingin berhasil dengan cepat mempelajari tentang telepon kunci utama
dari.
8) mendidik anak, ajari tentang bagaimana menggunakannya.

c) Aktivitas Setelah Sekolah


1) Atur anak dalam menggunakan waktu sore hari dengan temannya.
2) Berikan jadwal aktifitas untuk anak.
3) Miliki anak yang dapat mengikuti perpustakaan umum sebagai aktivitas
pendukung dari pada melihat TV dirumah.
4) Bicarakan dengan anak tentang pekerjaan setelah sekolah
5) Tekankan kebebasan anak pada aspek positif tetapi jangan menuntut terlalu
banyak pada anak.
6) Bantu anak agar merasa berhasil dalam merawat diri.
7) Anjurkan orang tua untuk mempertimbangkan kemungkinan adanya
masalah–masalah masa lalu anak yang berhubungan dengan sekarang,
sebelum anak mengalami perkembangan dengan cepat.

d) Kesepian
1) Bantu anak untuk membicarakan tentang pengalaman dan perasaan
kesendirian anak sepulang sekolah.
2) Pertimbangkan binatang kesayangan anak untuk membantu kenyamanan dan
berikan teman untuk anak.
3) Anjurkan anak agar tiba dirumah tepat pada waktunya. Anak akan mengalami
tingkat kecemasan yang meningkat ketika orang tua tidak dirumah, pada saat
yang diharapkan.
4) Beritahukan anak jika mereka ( orang tua ) terlambat pulang kerumah.
5) Berikan Tape sehingga anak dapat bermain didalam rumah sepulang sekolah.
6) Hendaknya kelompok orang tua dapat meluangkan waktu untuk anak – anak
mereka sehingga dapat memberikan perawatan pada anak tersebut sepulang
sekolah.

6. Petunjuk Bagi Orang Tua Dalam Membantu Anak Usia Sekolah


1) Memberi semangat melalui hubungan dalam mengungkapkan ide dan pikiran.
2) Setiap anak seharusnya diberi kesempatan untuk mencapai kesuksesan setiap hari.
3) Memberi motivasi atau semangat dalam membaca.
4) Meningkatkan kebiasaan diperpustakaan dan mendiskusikan buku yang mereka
baca.
5) Memberi semangat dan dorong untuk lebih aktif.
6) Mengajak bertamasya bersama keluarga ketempat yang menarik untuk menambah
pengalaman.
7) Membantu anak menemukan sumber informasi atau tempat untuk mengemukakan
pendapatnya.
8) Merangsang kreatifitas anak melalui pemecahan masalah. Membantu anak untuk
memecahkan masalah baru dengan penuh Percaya Diri
9) Memberi lebih banyak pujian daripada hukuman.

7. Petunjuk Khusus (Bagi Orang Tua)


1) Menemui guru pada permulaan sekolah.
2) Mengunjungi sekolah untuk mengetahui segala sesuatu yang dikehendaki.
3) Mengantar anak setiap hari.
4) Meningkatkan minat anak untuk berkembang secara bertahap.
5) Memberi semangat anak pada saat belajar dirumah.
6) Membantu anak untuk menyelesaikan tugas.
7) Membicarakan dengan guru bila muncul masalah pada anak.
8) Menciptakan suasana tenang pada saat anak belajar, hindari menonton TV dan
mendengarkan radio.
9) Mengatur belajar secara teratur kurang lebih 20 – 30 menit tiap kali belajar.
8. Pencegahan Penyimpangan Seksual
Orang tua hendaknya:
1) Memberi perhatian yang sama terhadap anak–anak.
2) Beri umpan balik yang positif pada anak, jangan menggunakan katakata “Tidak
Boleh “ atau “ Jangan“.
3) Berikan semangat untuk berkomunikasi dengan berbicara serius dengan anak–
anak.
4) Mengetahui adanya gejala–gejala yang menyimpang pada anak.
5) Melarang anak untuk tinggal dilingkungan yang tidak dapat dipercaya.
6) Memberikan informasi tentang kelainan seksual.
7) Memberikan penjelasan dan contoh yang spesifik tentang seksual.
8) Mendorong anak untuk tidak menceritakan tentang hal–hal yang tidak
menyenangkan dirinya.
9) Menyiapkan anak agar dapat menerima kenyataan baik yang berbahaya maupun
mengancam anak.
10) Menghilangkan hal–hal yang buruk antara orang tua dan anak, membina
hubungan baik dengan anak.
11) Mengajari anak tentang cara menolak dan minta pertolongan/bantuan. Membentuk
Tingkah Laku yang sesuai dengan peraturan (tata karma).

9. Tindakan Orang Tua Untuk Membantu Dan Melindungi Anak Terhadap


Penyimpangan Seksual
1) Mendengarkan dengan penuh perhatian dan pengertian ketika anak bicara.
2) Memberi semangat pada anak dengan memberi pujian, mempercayai anak,
simpati dan menghindari tindakan mencela.
3) Memberi kesempatan anak untuk berbicara mengenai peyimpangan seksual.
4) Memberi semangat dan simpati pada anak yang berkemampuan rendah.
5) Membina hubungan baik dengan tetangga untuk melindungi dan memberi
semangat pada anak.
10. Pendidikan Dasar Psikomotor
a. Stimulasi aspek fisik
Rangsangan untuk fisik bayi dan balita amat diperlukan, karena pada usia
mereka perkembangan syaraf-syaraf motorik sangat pesat. Melakukan gerakan-
gerakan sederhana seperti berlari, berjalan, menari akan sangat membantu
perkembangan mereka.
b. Stimulasi aspek emosi
Kenalkan mereka dengan bentuk emosi dasar, bahagia dan sedih. Dengan
menghiburnya pada saat menangis karena mainannya rusak akan membantu. Ajari
pula mereka untuk berbagi dengan teman sebayanya, misalnya dengan bernagi
mainan, sehingga dapat menimbulkan kepekaan untuk bertoleransi dan
berperilaku menyenangkan.
c. Stimulasi aspek spiritual
Ajarilah anak untuk berdoa dengan menggunakan kata-kata yang
sederhana, mengucapkan terimakasih kepada tuhan atas makanan, hari yang
indah, dan meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan hari itu. Akan membuat
anak semakin peka. Ajak juga mereka ke tempat ibadah, dan membacakan
dongeng dan kisah-kisah para nabi juga akan membantu meningkatkan moral.
d. Stimulasi aspek intelektual
Rangsangan intelektual dapat dilakukan dengan sering memberikan buku
bacaan, mengajak anak melakukan permainan, dan rekreasi bersama, dan juga
dengan rajin menjawab keingintahuan anak. Jadi sebagai orangtua juga harus rajin
belajar agar sanggup memenuhi dan menjawab keingintahuan anak dengan baik
dan benar.
e. Stimulasi aspek social
Anak pun harus diajari untuk peka terhadap lingkungan sekitarnya. Membantu
menjaga adik, membantu orangtua yang sedang sibuk, akan merangsang kepekaan
alaminya. Agar stimulasi ini dapat menunjukkan hasil yang baik, kita tidak boleh
melupakan istirahat yang cukup dan asupan nutrisinya. Gizi yang baik amat sangat
dibutuhkan oleh anak, karena mereka sedang berada dalam masa pertumbuhan. Jadi
asupan nutrisi tentunya amat dibutuhkan untuk perkembangan fisik, daya tahan tubuh,
pencernaan, dan juga tentunya untuk perkembangan otak mereka
DAFTAR PUSTAKA

Selvi, Mery. 2009. “Anticipatory Guidance”.


https://nursecerdas.wordpress.com/2009/02/17/anticipatory-guidance/. Di akses 10
Januari 2017

Dermawan, Deden.2012. Buku Ajar Keperawatan Komunitas. Yogyakarta: Gosyen


Publishing.

Effendy, Ferry dan Makhfudli. Keperawatan Kesehatan Komunitas-Teori dan Praktek


dalam Keperawatan. 2009. Jakarta: Salemba Medika.

Effendy, Nasrul. 1998. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat Edisi 2. Jakarta:


EGC.

Muzaiyin, Pujiani. 2014.“Bimbingan Antisipasi dan Toilet Training”.


http://pujianimuzaiyin.blogspot.com/2014/11/bimbingan-antisipasi-dan-
toilettraining.html. Di akses 12 Januari 2017

Anda mungkin juga menyukai