Oleh :
Edwin Maulana 030.12.089
Enggy Septy Setianingrum 030.13.254
Eva Mardiana Dewi 030.13.222
Wahyu Hasanah 030.13.255
Pembimbing :
dr. R. Adri Subandiro, Sp.M
Judul:
CARA MENGHITUNG KEKUATAN DIOPTRI LENSA TANAM IOL
Penyusun:
Edwin Maulana 030.12.089
Enggy Septy Setianingrum 030.13.254
Eva Mardiana Dewi 030.13.222
Wahyu Hasanah 030.13.255
Sebagai salah satu syarat dalam mengikuti dan menyelesaikan kepanitraan klinik
Dapartemen Ilmu Penyakit Mata di RSUD Dr Soesilo Slawi periode 26 Maret 2018 –
28 April 2018.
Pembimbing
dr. R. Adri Subandiro, Sp.M
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat-Nya yang begitu besar
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan referat yang berjudul “Cara
Menghitung Kekuatan Dioptri Lensa Tanam IOL“ pada kepaniteraan klinik Ilmu
Penyakit Mata Rumah Sakit Umum Dr Soesilo Slawi.
Terwujudnya tugas presentasi kasus ini berkat bantuan dan dorongan dari berbagai
pihak. Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada dr. R. Adri
Subandiro, Sp.M selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu dalam membimbing
dan memberi masukan-masukan kepada penyusun dan juga kepada seluruh dokter lainnya
yang turut membantu dan membimbing penulis dan coass lainnya selama kepaniteraan
dibagian Ilmu Bedah. Semoga Allah SWT memberikan balasan yang sebesar-besarnya
atas bantuan yang diberikan selama ini.
Penulis berharap makalah referat ini dapat menambah pengetahuan dan pemahaman
lebih mengenaimeningioma dan pengaruh hormonalserta salah satunya untuk memenuhi
tugas yang diberikan pada kepaniteraan klinik di Rumah Sakit Umum Dr Soesilo Slawi.
Penulis menyadari presentasi referat ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena
itu penyusun mengharapkan saran dan kritik yang membangun guna menyempurnakan
makalah ini. Demikian yang penulis dapat sampaikan, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi berbagai pihak..
Penulis
Wahyu Hasanah
DAFTAR ISI
Halaman
Teknik yang selama ini dikenal dalam hal penggunaan biometry A-Scan ada
2 jenis, yaitu : 5, 14
1. Applanasi
Teknik ini bila dikerjakan secara hati-hati mempunyai akurasi yang cukup
baik (gambar 2).
2. Imersi
Sedikit lebih akurat dibandingkan dengan teknik applanasi, karena probe
ultrasound sama sekali tidak menyentuh kornea sehingga menghindari
penekanan (indentasi) yang dapat mempengaruhi hasil pengukuran AXL.
Akan tetapi teknik imersi ini kurang praktis dibandingkan teknik applanasi
karena membutuhkan waktu yang lama dalam mempersiapkan pasien.
Posisi pasien juga mempengaruhi, dimana ketepatan pengukuran akan lebih
baik jika dilakukan pada pasien dengan posisi tegak (duduk) dibandingkan
dengan posisi berbaring 5, 13, 14, 15.
Gambar 2: Biometry dengan Pengukuran secara Teknik Applanasi dan real time
oscilloscope (dikutip dari kepustakaan 5).
Ketepatan pengukuran ini berbeda-beda untuk masing-masing biometry A-
Scan, diantaranya 0,1 s/d 0,2 mm atau sekitar 0,25 s/d 0,50 dioptri (D). Selain itu
kita perlu mengetahui karakteristik hasil pemeriksaan biometry A-Scan yang baik
(Tabel 2, gambar 3 & 4) 5.
Tabel 2 : Karakteristik A-Scan yang Baik
(dikutip dari kepustakaan 5)
Terdapat 5 buah echo:
Echo kornea yang tinggi
Echo yang tinggi dari lensa bagian anterior dan posterior lensa
Echo retina yang tinggi dengan bentuk yang langsung tegak lurus
Echo yang tidak terlalu tinggi dari sklera
Echo yang rendah yang berasal dari lemak orbita
P = A – 2,5L - 0,9K
Keterangan :
P = Power IOL
A = A constant
L = Axial length
K = Rata-rata keratometer
Variabel A constant biasanya dilampirkan pada masing-masing IOL,
misalnya posterior chamber IOL mempunyai A constant 116,2 sampai 118,7;
anterior chamber 114,2 sampai 115,8; sedangkan iris-fixated IOL 114,2 sampai
115,6. Dari sini kita dapat melihat bahwa semakin besar A-constant maka IOL
ditempatkan lebih ke arah posterior (lebih dekat ke retina) 1, 5, 12.
P = A1 – 2,5L - 0,9K
keterangan :
P = Power IOL
A1 = A constant bergantung dari panjang bola mata
L = axial length dalam mm
K = Rata-rata keratometer dalam diopter
Untuk A1: jika L < 20 mm : A1 = A+3
20 ≤ L < 21 : A1 = A+2
21 ≤ L < 22 : A1 = A+1
22 ≤ L < 24,5 : A1 = A
L > 24,5 : A1 = A-0,5
Menurut Holladay, kedua bola mata harus diperiksa ulang pada keadaan : 1, 5, 17, 21
Pemeriksaan biometry (A-Scan) yang menunjukkan axial length kurang dari
22,00 mm atau lebih dari 25,00 mm.
Rata-rata power kornea (keratometry) kurang dari 40,00 dioptri atau lebih
dari 47,00 dioptri.
Terdapat perbedaan diantara kedua mata : Perbedaan rata-rata keratometry
lebih dari 1,00 dioptri; perbedaan axial length lebih dari 0,3 mm; dan hasil
kalkulasi power IOL untuk target emmetropia dengan perbedaan lebih dari
1,00 dioptri.
DAFTAR PUSTAKA