Anda di halaman 1dari 1

Jaringan keras gigi terdiri dari enamel, dentin dan sementum.

Jaringan keras tersebut pada


dasarnya sama dengan jaringan tulang yang sebagian besar terdiri atas zat anorganik. Enamel
mengandung zat anorganik dalam jumlah yang terbesar, sehingga merupakan bagian terkeras
pada tubuh manusia.

Komposisi kimia enamel terdiri dari 95-98% bahan anorganik, 1% bahan organik dan air sekitar
4%. Komposisi mineral enamel yaitu kalsium, fosfat, CO2 , natrium, magnesium, klorida, dan
kalium, serta dalam jumlah kecil yaitu fluor, besi, seng, stronsium, tembaga, mangan, dan
perak. Kalsium dan fosfat merupakan komponen-komponen anorganik yang penting, yang
tersusun dalam hidroksiapatit (Ca10(PO4)6(OH)2).

Praktikum Biokimia ini bertujuan untuk mengetahui kandungan bahan-bahan mineral yang
menyusun gigi secara keseluruhan. Bahan utama yang digunakan dalam praktikum adalah
sampel gigi yang berasal dari sisa pencabutan gigi, dengan kondisi sampel gigi masih baik dan
utuh tanpa karies, lubang, dan karang gigi. Sampel gigi yang akan diidentifikasi bahan
mineralnya harus melewati beberapa tahap sehingga didapatkan filtrat gigi yang mudah
diidentifikasi bahan mineralnya.

Tahap pertama agar dapat dihasilkan filtrat yaitu sampel gigi direndam pada HNO3 atau asam
nitrat encer selama kurang lebih 24 jam. HNO3 sebagai cairan perendam sampel gigi
merupakan asam kuat yang dapat mengikis sampel gigi beserta struktur yang menunjang gigi,
sehingga sampel gigi terkikis dan larut dalam senyawa HNO3 dan meninggalkan residu
(bersifat korosif). Hasil perendaman sampel gigi di dalam HNO3 encer disaring dengan kertas
saring serta corong dan menghasilkan Filtrat I, yaitu filtrat berwarna kuning tidak terlalu pekat
beserta residu sampel gigi (Residu I). Filtrat I ditampung pada gelas beker (apa erlenmeyer ya
gatau), sedangkan Residu I dibuang.

Selanjutnya, Filtrat I ditambahkan senyawa NH4OH (basa lemah) beberapa tetes dan dikocok
perlahan hingga bereaksi basa dan membentuk suatu gumpalan yaitu berupa gumpalan atau
endapan fosfat beserta cairan yang tidak mengendap. Hasil penambahan NH4OH ke dalam
Filtrat I disaring dengan kertas saring dan corong ke dalam gelas beker. Hasil saringan tersebut
yaitu Filtrat II dan terdapat sisa fosfat yang mengendap pada kertas saring (Residu II). Filtrat II
digunakan untuk identifikasi bahan-bahan mineral seperti klorida, sulfat, fosfat, dan kalsium.
Residu II dikumpulkan dan digunakan untuk identifikasi bahan mineral seperti fosfat dan besi.

(Tahap uji Filtrat II dijelasin yg lain)

Residu II (endapan fosfat) yang telah dikumpulkan pada kertas saring selanjutnya ditambahkan
dengan asam asetat encer (asam lemah). Hasilnya yaitu berupa Residu III (endapan) dan juga
Filtrat III yang berupa cairan kekuningan. Filtrat III dapat digunakan untuk identifikasi lain seperti
melihat endapan CaCO3 dengan dipanaskan dan ditambahkan (NH4)2CO3 dan NH4Cl, yang
tidak dikerjakan dalam praktikum ini. Residu III digunakan untuk identifikasi bahan fosfat dan
besi, dengan menambahkan Residu III dengan larutan HCl 3%.

Anda mungkin juga menyukai