Anda di halaman 1dari 24

BAB II

ANALISIS MASALAH

Rasio keuangan merupakan penulisan ulang data akuntansi ke dalam bentuk

perbandingan dalam rangka mengindentifikasi kelemahan dan kekuatan perusahaan.

Rasio tersebut memberikan dua cara bagaimana membuat perbandingan dan data

keuangan perusahaan yang berarti: (1) meneliti rasio antar waktu untuk mengetahui

pergerakannya dan (2) membandingkan rasio perusahaan dengan rasio perusahaan

lainnya. (Keown dkk,2010)

Analisa adalah proses untuk memecahkan sesuatu menjadi bagian-bagian yang lebih

dalam dan menyatu satu dengan yang lainnya. Jadi analisa rasio keuangan adalah

proses pengamatan indeks yang berhubungan dengan data keuangan suatu

perusahaan dalam rangka memperoleh informasi serta menilai kinerja keuangan

perusahaan.

Perhitungan rasio keuangan meliputi rasio likuiditas, rasio hutang, rasio aktivitas, rasio

profitabilitas dan rasio penilaian.Pada bab ini, penulis akan mengukur kinerja PT Japfa

Comfeed Indonesia Tbk tahun 2017 dengan menggunakan data keuangan

perusahaan untuk menghitung rasio perusahaan. Rasio perusahaan tersebut

dibandingkan secara kombinasi antara time series analysis yaitu Laporan Keuangan

2017 dibandingkan dengan Laporan Keuangan 2016 dan 2015. Tujuan time series

analysis adalah agar PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk dapat menilai dan

membandingkan kondisi laporan keuangannya selama tiga tahun terakhir. Hasil rasio

keuangan juga dianalisis dengan cross sectional analysis yaitu dibandingkan dengan

6
industri sejenis untuk mendapatkan gambaran peringkat PT Japfa Comfeed Indonesia

Tbk tahun 2017 pada industri farmasi.

A. Hasil Perhtiungan Rasio

1. Rasio likuiditas

Menurut Weston dalam bukunya Kasmir (2010) menyebutkan bahwa rasio

likuiditas (Liquidity Ratio) merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan

perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendeknya. Rasio

likuiditas dihitung dengan melihat aktiva lancar perusahaan terhadap utang

jangka pendeknya. Semakin tinggi nilai rasio likuiditas suatu perusahaan,

perusahaan dinilai semakin mampu dalam memenuhi kewajiban jangka

pendeknya. Rasio Likuiditas terdiri dari rasio lancar (Current Ratio) dan Rasio

Cepat (Quick Ratio/Acid Test Ratio)

a. Rasio lancar (Current Ratio)

Merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam

membayar kewajiban jangka pendek atau hutang yang segera jatuh tempo

dengan aktiva lancar yang tersedia.. Rasio lancar dapat dihitung dengan

rumus berikut:

Rasio Lancar = Aktiva Lancar


Hutang Lancar

b. Rasio Cepat (Quick Ratio/Acid Test Ratio)

Rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban atau utang lancarnya tanpa melibatkan nilai persediaan (Kasmir,

2014). Persediaan dikeluarkan dari perhitungan karena tingkat likuiditas

7
persediaan paling rendah diantara aktiva lancar lainnya. Berbeda dengan

kas dan setara kas serta piutang jangka pendek yang mudah digunakan

untuk membayar kewajiban jangka pendek. Rasio cepat dapat dihitung

dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Rasio Lancar = Aktiva Lancar-Persediaan


Hutang Lancar

Current Ratio dan Quick Ratio PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk untuk tiga

tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1 Current Ratio PT Japfa Comfeed Indonesia Tahun 2015 s.d. 2017
Tahun
Keterangan
2015 2016 2017
Aktiva Lancar 9.604.154 10.755.503 11.189.325

Hutang Lancar 5.352.670 5.193.549 4.769.640

Current Ratio 1,79 2,07 2,35

Tabel 2 Quick Ratio PT Japfa Comfeed Indonesia Tahun 2015 s.d. 2017
Tahun
Keterangan
2015 2016 2017
Aktiva Lancar 9.604.154 10.755.503 11.189.325

Persediaan 6.487.263 6.259.101 7.331.907

Hutang Lancar 5.352.670 5.193.549 4.769.640

Quick Ratio 0,58 0,87 0,81

8
2. Rasio Hutang (solvabilitas)

Menurut Horne dan Wachowiz (2009), rasio hutang merupakan rasio yang

menunjukan sejauh mana perusahaan dibiayai oleh utang. Rasio utang

menunjukan proporsi utang dalam struktur keuangan perusahaan.

Jenis rasio yang digunakan untuk menghitung rasio hutang meliputi Total utang

terhadap Aktiva (Debt Ratio), rasio total utang terhadap ekuitas (Debt to Equtiy

Ratio) dan rasio laba terhadap biaya-biaya (Time Interest Earn Ratio).

a. Rasio Total Utang terhadap Total Aset (Debt Ratio)

Merupakan rasio hutang yang digunakan untuk mengukur perbandingan

antara total utang dengan total aktiva. Dengan kata lain, seberapa besar

aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan

berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva (Kasmir,2010)

Sedangkan menurut Sofyan Syafri Harahap (2010), rasio ini menunjukan

sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh aktiva. Lebih besar lebih aman

(solvable). Bisa juga dimaknai berapa porsi utang dibandingkan aktiva.

Rasio Total utang terhadap aset dapat dihitung dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:

Debt to Aset Ratio Total Hutang


=
Total Aset

b. Total Utang terhadap Ekuitas (Debt to Equtiy Ratio)

Menurut Kasmir (2010), Debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan

untuk menilai utang dengan ekuitas, termasuk utang lancar, denga seluruh

ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan

9
peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini

berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan

jaminan utang. Bagi bank (kreditor), semakin besar rasio ini, akan semakin

tidak menguntungkan karena akan semakin besar risiko yang ditanggung atas

kegagalan yang meungkin terjadi di perusahaan. Sebaliknya dengan ratio

yang rendah, semakin tinggi tingkat pendanaan yang disediakan pemilik akan

semakin besar batas pengamanan bagi peminjam jika terjadi kerugian atau

penyusutan terhadap nilai aktiva. Rasio ini juga memberikan petunjuk umum

tentang kelayakan dan risiko keuangan perusahaan.

Bagi manajemen, nilai rasio ini berfungsi sebagai peringatan dalam kebijakan

pendanaan perusahaan dengan menggunakan hutang.

Debt to equity ratio dapat dihitung degan menggunakan rumus berikut:

Debt to equity ratio Total Hutang


=
Ekuitas

c. Rasio laba terhadap biaya-biaya (Time Interest Earn Ratio)

Time Interest Earn Ratio digunakan untuk mengetahui kemampuan

perusahaan untuk membayar biaya bunga. Bila perusahaan tidak mampu

membayar bunga, dapat menghilangkan kepercayaan kreditur. Semakin

tinggi rasio, maka semakin besar kemampuan perusahaan dapat membayar

biaya bunga. Time Interest Earn Ratio dapat dihitung dengan menggunakan

rumus sebagai berikut:

Time Interest Earn Ratio Laba Sebelum Bunga dan Pajak


=
Beban Bunga

10
Debt Ratio, Debt to equity ratio, dan Time Interest Earn Ratio PT Japfa Comfeed

Indonesia Tbk untuk tiga tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3 Debt ratio PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk Tahun 2015 s.d. 2017
Tahun
Keterangan
2015 2016 2017
Total Hutang 11.049.774 9.878.062 11.293.242

Total Aset 17.159.466 19.251.026 21.088.870

Debt Ratio 64% 51% 54%

Tabel 4 Debt to equity ratio PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk


Tahun 2015 s.d. 2017
Tahun
Keterangan
2015 2016 2017
Total Hutang 11.049.774 9.878.062 11.293.242

Ekuitas 6.109.692 9.372.964 9.795.628

Debt to Equity 1,81 1,05 1,15

Tabel 5 Time Interest Earn Ratio PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk


Tahun 2015 s.d. 2017
Tahun
Keterangan
2015 2016 2017
Laba Sebelum Bunga 1.727.943 3.091.534 2.169.573

dan Pajak

Beban Bunga 681.060 510.465 568.980

Time Interest Earn 2,54 6,06 3,81

Ratio

11
3. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas adalah rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan

memanfaatkan sumber daya yang dimiliki (aktiva). Semua rasio aktivitas ini

melibatkan perbandingan berbagai jenis aktiva dengan penjualan dan investasi.

Untuk menghitung rasio aktivitas, dapat menggunakan rasio-rasio berikut:

a. Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)

Perputaran persediaan mengukur efisiensi pengelolaan persediaan oleh

perusahaan. Perputaran persediaan dapat dihitung dengan rumus berikut:

Harga Pokok Persediaan


Inventory Turnover =
Persediaan

b. Periode penagihan rata-rata

Rasio ini mengukur seberapa baik perusahaan melakukan penagihan atas

piutang yang dimiliki. Semakin cepat waktu dibutuhkan, semakin baik tingkat

periode penagihan rata-rata perusahaan tersebut. Perputaran piutang dapat

dihitung dengan menggunakan data keuangan berupa piutang usaha dengan

rata-rata penjualan harian, rumusnya sebagai berikut:

Periode penagihan Piutang Usaha


=
rata-rata Penjualan kredit harian

Penjualan kredit Penjualan kredit


=
Jumlah hari dalam satu
harian
tahun

12
c. Perputaran Aset Tetap (Fixed Asset Turnover)

Rasio ini mengukur efektivitas penggunaan modal pada aset tetap dengan

membandingkannya pada penjualan yang dihasilkan perusahaan. Jika nilai

rasio perputaran aset tetap rendah (lambat), artinya terdapat kemungkinan

perusahaan belum dapat mengoptimalkan penggunaan aset tetap dalam

menghasilkan output yang berdampak pada peningkatan penjualan.

Perputara aktiva tetap dapat dihitung dengan rumus berikut:

Perputaran aset Penjualan


=
tetap Aktiva tetap bersih

d. Perputaran Total Aset (Total Assets Turnover)

Rasio ini mengukur perputaran total aktiva perusahaan diukur dengan

volume penjualan dalam satu periode. Total assets turnover dapat dihitung

dengan rumus sebagai berikut:

Perputaran Total Penjualan


=
Aset Total Aset

e. Rata-rata periode pembayaran pembelian (Average Payment Period)

Rata-Rata Periode Pembayaran Pembelian digunakan untuk mengetahui

berapa lama pembayaran utang perusahaan terkait utang usaha atau

menunjukkan kesuksesan pembayaran utang usaha selama satu periode.

Average Payment Period dapat dihitung dengan rumus berikut:

Perputaran Total Utang Dagang


=
Aset Pembelian/360

13
Rasio Aktivitas PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk untuk tiga tahun terakhir dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 6 Rasio Aktivitas PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk


Tahun 2015 s.d. 2017
Tahun
Keterangan
2015 2016 2017
HPP 21.029.912 21.584.412 24.571.742

Persediaan 6.487.263 6.259.101 7.331.907

Inventory Turnover 3.24 3.45 3.35

Penjualan 25.022.913 27.063.310 29.602.688

Aset Tetap (Net) 6.808.971 7.512.091 8.346.029

Fixed assets turnover 3.67 3.60 3.55

Penjualan 25.022.913 27.063.310 29.602.688

Total Aset 17.159.466 19.251.026 21.088.870

Total assets turnover 1.46 1.41 1.40

Piutang Usaha 1.199.675 1.211.728 1.540.603

Penjualan kredit 25.022.913 27.063.310 29.602.688

Periode penagihan rata- 17.26 16.12 18.74

rata

Utang Usaha 2.745.839 2.316.970 3.216.003

Pembelian 19.047.692 18.138.267 22.569.901

Periode Pembayaran 51,90 45,99 51,30

rata-rata

14
4. Rasio Profitabilitas

Rasio Profitabilitas adalah rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam

mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas

manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukan oleh laba yang dihasilkan dari

penjualan dan pendapatan investasi (Kasmir, 2010)

Rasio profitabilitas menunjukan tingkat imbalan atau perolehan (keuntungan)

dibandingkan penjualan atau aktiva berdasarkan dasar pengukuran tertentu.

Beberapa jenis rasio profitabilitas yang sering dipakai untuk untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba antara lain Margin Laba

Kotor (gross profit margin), Margin Laba Operasi (operating profit margin),

Margin laba bersih (Net Profit Margin), Return on Assets (ROA), Return on

Equity (ROE), dan Earning per Share (EPS)

a. Margin laba kotor (gross profit margin)

Merupakan ukuran dari sisa hasil penjualan setelah dikurangi dengan harga

pokok penjualan. Margin laba kotor mengukur efisiensi perhitungan harga

pokok atau biaya produksi. Margin laba kotor dapar dihitung dengan rumus

sebagai berikut:

Margin Laba Kotor Penjualan-Harga Pokok Produksi


=
Penjualan

Semakin tinggi nilai margin laba kotor yang diperoleh, semakin baik (efisien)

kegiatan operasional perusahaan karena harga pokok produksi jauh lebih

rendah dari hasil penjualan dan berlaku sebaliknya. Berdasarkan margin laba

kotor tersebut, manajemen dapat mengevaluasi strategi penjualan, harga jual,

15
penggunaan bahan baku dan tenaga kerja untuk meningkatkan kegiatan

operasional perusahaan di masa yang akan datang.

b. Margin laba operasi (operating profit margin)

Merupakan ukuran presentase dari setiap hasil sisa penjualan sesudah

semua biaya dan pengeluaran lain dikurangi kecuali bunga dan pajak, atau

laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah penjualan. Margin laba operasi

dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Margin laba operasi Laba Sebelum Bunga dan Pajak


=
Penjualan

Semakin tinggi nilai margin laba operasi suatu perusahaan, maka semakin

baik perusahaan menjalankan kegiatan operasionalnya.

c. Margin laba bersih (net profit margin)

Merupakan ukuran presentase dari setiap hasil sisa penjualan sesudah

dikurangi semua biaya dan pengeluaran, termasuk bunga dan pajak.

Margin laba bersih Laba setelah Bunga dan Pajak


=
Penjualan

d. Return on Assets (ROA)

Merupakan rasio yang mengukur presentase laba bersih perusahaan dengan

sumber daya atau total aset yang dimiliki perusahaan. Menurut Kasmir (2010)

ROA merupakan rasio yang menunjukan hasik (return) atas jumlah aset yag

digunakan dalam perusahaan atau suatu ukuran tentang aktivitas

manajemen.

16
Berdasarkan nilai rasio ini, terlihat efisiensi pengelolaan aset oleh manajemen

dalam menghasilkan laba untuk perusahaan. ROA juga biasa disebut

rentabilitas ekonomi. ROA dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Return on Assets Laba Sebelum Bunga dan Pajak


=
Total Aset

Semakin tinggi nilai ROA suatu perusahaan, maka dapat dikatakan semakin

baik kinerja perusahaan dan berlaku sebaliknya.

e. Return On Equtiy (ROE)

Merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba dari investasi pemegang saham perusahaan tersebut

(pemegang saham biasa dan pemegang saham preferen). ROE menjadi hal

menarik bagi para investor sebagai dasar pertimbangan mereka untuk

menginvestasikan dana yang mereka punya. Nilai ROE yang tinggi

mengindikasikan nilai perusahaan yang tinggi juga. Hal tersebut menjadi daya

tarik bagi investor. ROE dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai

berikut:

Return on Equity Laba setelah Bunga dan Pajak


=
Ekuitas

f. Laba per Lembar Saham (Earning per Share)

Rasio per Lembar Saham (Earning per Share) atau disebut juga rasio nilai

buku, merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam

mencapai keuntungan bagi pemegang saham (Kasmir).

17
Rasio ini menghitung keuntungan perusahaan per lembar saham yang dimiliki

para pemegang saham. Rasio ini dapat menunjukan tingkat kesejahteraan

perusahaan. Apabila nilai laba per lembar saham tinggi, menandakan bahwa

perusahaan mampu memberikan tingkat kesejahteraan yang baik kepada

pemegang saham, sedangkan jika nilai per lembar saham rendah,

menandakan bahwa perusahaan tersebut gagal dalam memberi kemanfaatan

sebagaimana diharapkan oleh pemegang saham. Laba per lembar saham

dapat dhitung dengan rumus sebagai berikut:

Laba per Lembar Saham Laba Bersih


= Jumlah Saham yang beredar
(Earning per Share)

Laba per lembar saham tidak menunjukan jumlah imbal hasil yang diterima

langsung oleh pemagang saham dalam bentuk deviden, hanya menunjukan

distribusi laba pada setiap lembar saham. Laba perusahaan yang

disitribusikan langsung kepada para pemagang saham didasarkan pada

kebijakan perusahaan dalam membagikan deviden.

Rasio Profitabilitas PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk untuk tiga tahun terakhir

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 7 Rasio Profitabilitas PT Japfa Comfeed Indonesia


Tahun 2015 s.d. 2017
Tahun
Keterangan
2015 2016 2017
Penjualan 25.022.913 27.063.310 29.602.688

HPP 21.029.912 21.584.412 24.571.742

Gross profit margin 15.96% 20.24% 16.99%

18
Tahun
Keterangan
2015 2016 2017
Penjualan 25.022.913 27.063.310 29.602.688

Laba Sebelum Bunga 697.677 3.091.534 2.169.573

dan Pajak

Operating Profit Margin 5.51% 11.42% 7,33%

Penjualan 25.022.913 27.063.310 29.602.688

Laba Setelah Bunga dan 524.484 2.171.608 1.107.810

Pajak

Net Profit Margin 2.10% 8.02% 3.74%

Laba Setelah Bunga dan 524.484 2.171.608 1.107.810

Pajak

Total Aset 17.159.466 19.251.026 21.088.870

Return on Assets 3.06% 11.28% 5.25%

Laba Setelah Bunga dan 524.484 2.171.608 1.107.810

Pajak

Ekuitas 6.109.692 9.372.964 9.795.628

Return on Equity 8.58% 23.17% 11.31%

Laba Setelah Bunga dan 524.484 2.171.608 1.107.810

Pajak

Jumlah Lembar Saham 10.640.198.170 11.390.198.170 11.386.157.970

Beredar

Earning Per Share 49.29 190.66 97.29

19
5. Rasio Penilaian (Valuation Ratio)

Rasio Penilaian atau rasio pasar merupakan rasio untuk mengukur kinerja

perusahaan dalam menciptakan nilai pasar usahanya di atas nilai investasi yang

ditanam investor. Rasio penilaian meliputi Rasio antara harga pasar saham

dengan laba per lembar saham (Price Earning Ratio), dan Rasio antara harga

pasar saham dengan nilai buku saham (Market Book Ratio).

a. Rasio antara harga pasar saham dengan laba per lembar saham (Price

Earning Ratio)

Price Earning Ratio digunakan untuk mengetahui kinerja perusahaan

dibanding modal yang ditanam oleh pemilik perusahaan. Semakin tinggi nilai

PER, semakin baik nilai perusahaan di masa yang akan datang. Price

earning ration dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

Price earning ratio = Harga pasar saham perlembar


Laba per saham

b. Rasio antara harga pasar saham dengan nilai buku saham (Market Book

Ratio)

Market Book Ratio merupakan rasio perbandingan antara harga pasar

saham per lembar dibandingkan nilai buku saham (Gitman, 2009). Semakin

tinggi nilai MBR, maka semakin bagus kinerja perusahaan dan investor akan

semakin optimis akan keberlangsungan perusahaan. Market Book Ratio

dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

20
Market Book Ratio = Harga pasar saham
Nilai Buku Saham

Rasio Penilaian PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk untuk tiga tahun terakhir dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 8 Rasio Penilaian PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk


Tahun 2015 s.d. 2017
Tahun
Keterangan
2015 2016 2017
Harga pasar saham 635 1455 1300

perlembar

Laba per saham 49.29 190.66 97.29

Price earning ratio 12,88 7,63 13,36

Harga pasar saham 635 1455 1300

Nilai Buku Saham 574,21 822,90 860,31

Market Book Ratio 1,11 1,77 1,51

Untuk menghitung rasio keuangan rata-rata industri pakan ternak, data keuangan yang

digunakan adalah data keuangan perusahaan-erusahaan yang bergerak di industri

peternakan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia yaitu PT Japfa Comfeed Indonesia

Tbk (JPFA) , PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), dan PT Malindo Feedmil

Tbk (MAIN). Untuk nilai rata-rata industri setiap rasio dapat dapat dihitung sebagai

berikut

21
Tabel 9 Nilai Rasio Keuangan Rata-Rata Industri Pakan Ternak

Perusahaan Rata-Rata
Jenis Rasio Keterangan
JPFA CPIN MAIN Industri

Rasio Current ratio 2,35 2,32 0,90 1,85

Likuiditas Quick Ratio 0,81 0,92 0,40 0,71

Debt Ratio 54% 36% 58% 49%

Debt to equity
Rasio 1,15 0,56 1,39 1,03
ratio
Solvabilitas
Time Interest
3,81 7,43 1,19 4,14
Earn Ratio

Inventory

Turnover at 3,35 6,12 5,17 4,88

Cost

ACP 18,74 17,20 29,17 21,70

Rasio APP 51,30 9,52 23,11 27,98

Aktivitas Fixed

AssetsTurn 3,55 4,48 2,67 3,56

Over

Total Assets
1,40 2,01 1,34 1,58
Turn Over

GPM 16,99% 12,67% 10,37% 13,34%

Rasio OPM 7,33% 7,46% 2,69% 5,83%

Profitabilitas NPM 3,74% 5,05% 0,89% 3,22%

ROA 5,25% 10,18% 1,19% 5,54%

22
Perusahaan Rata-Rata
Jenis Rasio Keterangan
JPFA CPIN MAIN Industri

ROE 11,31% 15,90% 2,80% 10,00%

EPS 97,29 152,26 21,75 90,43%

Price Earning
13,36 19,74 41,14 24,74
Rasio Ratio

Penilaian Market Book


1,51 3,13 11,91 5,52
Ratio

B. Analisis Rasio Keuangan

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, diperoleh rangkuman nilai rasio keuangan

sebagai berikut:

Tabel 10 Hasil Analisis Laporan Keuangan

PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk Evaluasi


Rasio Rata-
Cross Time
Rasio Rata
2015 2016 2017 Sectional Series
Industri
Analysis Analysis

Rasio Likuiditas

Current Ratio 1,79 2,07 2,35 1,85 Baik Sedang

Quick Ratio 0,58 0,87 0,81 0,71 Sedang Sedang

Rasio Hutang

Debt Ratio 64% 51% 54% 49% Sedang Sedang

Debt to Equtiy Ratio 1,81 1,05 1,15 1,03 Buruk Buruk

23
PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk Evaluasi
Rasio Rata-
Cross Time
Rasio Rata
2015 2016 2017 Sectional Series
Industri
Analysis Analysis

Time Interest Earn 2,54 6,06 3,81 4,14 Buruk Buruk

Ratio

Rasio Aktivitas

Inventory Turnover 3,24 3,45 3,35 4,88 Buruk Buruk

Fixed Assets 3,67 3,60 3,55 3,56 Sedang Sedang

Turnover

Total Assets Turnover 1,46 1,41 1,40 1,58 Sedang Sedang

Periode penagihan 17,26 16,12 18,74 21,70 Baik Sedang

rata-rata

Periode Pembayaran 51,90 45,99 51,30 27,98 Buruk Buruk

rata-rata

Rasio Profitabilitas

gross profit margin 15,96% 20,24% 16,99% 13,34% Baik Sedang

operating profit 5,51% 11,42% 7,33% 5,83% Baik Sedang

margin

net profit margin 2,10% 8,02% 3,74% 3,22% Sedang Buruk

ROA 3,06% 11,28% 5,25% 5,54% Sedang Buruk

ROE 8,58% 23,17% 11,31% 10,00% Sedang Buruk

EPS 49,29 190,66 97,29 90,43 Sedang Buruk

Rasio Penilaian

Price Earning Ratio 12,88 7,63 13,36 24,74 Buruk Sedang

Market Book Ratio 1,11 1,77 1,51 5,52 Buruk Sedang

24
1. Analisis Rasio Likuiditas

Berdasarkan perhitungan pada tabel 1, Current Ratio PT Japfa Comfeed

Indonesia Tbk dari tahun ke tahun semakin meningkat. Pada tahun 2017, current

ratio PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk sebesar 2,35, yang artinya setiap rupiah

utang lancar yang dimiliki perusahaan dijamin dengan 2,35 rupiah aktiva lancar.

Hal tersebut disebabkan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk memiliki hutang lancar

yang lebih rendah dari tahun-tahun sebelumnya dan aset lancar perusahaan

meningkat.

Sedangkan untuk quick ratio PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk sebagaimana

yang digambarkan tabel 2, nilai quick ratio PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk

sebesar 0,81 menurun jika dibandingkan dengan tahun 2016 yang memiliki nilai

0,87 tetapi tetap lebih tinggi dari tahun 2015. Berdasarkan data keuangan

perusahaan pada tahun 2017, penurunan tersebut disebabkan nilai persediaan

perusahaan meningkat. Sedangkan nilai persedian dari tahun 2015 ke tahun

2016 menurun.

Jika dibandingkan dengan rasio keuangan rata-rata industri, nilai rasio likuiditas

PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk di atas rata-rata rasio likuiditas perusahaan

sejenis dengan nilai 0,81 sedangkan rata-rata berada pada nilai 0,71 sehingga

secara rata-rata industri, PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk dinilai likuid dan

mampu memenuhi kewajiban lancarnya.

2. Analisis Rasio Hutang

Berdasarkan perhitungan pada tabel 3, debt ratio PT Japfa Comfeed Indonesia

Tbk tahun 2017 sebesar 54%, yang artinya sebesar 54% total sumber daya

perusahaan yang diperoleh dalam kegiatan operasional didanai oleh hutang. Dari

25
tahun 2015 ke tahun 2016, nilai debt ratio perusahaan turun sebesar 13%. Hal

tersebut disebabkan pada tahun 2016 nilai total hutang perusahaan menurun dan

nilai total aset meningkat, yang artinya perusahaan mengurangi penggunaan

hutang dalam peroleh sumber daya. Tahun 2017, nilai debt ratio perusahaan

meningkat, hanya 3% dari tahun sebelumnya.

Sedangkan untuk debt to equity ratio PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk dari tahun

ke tahun cukup mengalami perbaikan. Pada tahun 2015, struktur modal

perusahaan didominasi oleh hutang dengan nilai rasio sebesar 1,81 kali. Untuk

tahun 2016, struktur modal perusahaan antara hutang dan ekuitas hampir sama

dengan nilai rasio debt to equity sebesar 1,05 kali, sedangkan untuk tahun 2017,

terjadi kenaikan nilai rasio tetapi tidak signifikan. Data tersebut menunjukan

progress yang cukup baik dari tahun ke tahun.

Jika dilihat dari rata-rata industri, nilai rasio hutang PT Japfa Comfeed Indonesia

Tbk kurang baik atau dapat dikategorikan sedang. Hal tersebut didukung dengan

data bahwa nilai debt ratio PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk tahun 2017 sebesar

0,54 sedangkan rata-rata industri sebesar 0,49. Jika ditinjau lagi dari debt to

equity ratio, PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk memiliki nilai sebesar 1,15

sedangkan rata-rata industri hanya 1.03. PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk lebih

banyak memiliki hutang dari pada ekuitas. Sedangkan untuk Time Interest Earn

Ratio dibawah rata-rata nilai industri. Hal tersebut diakibatkan nilai Laba Setelah

Bunga dan Pajak PT Japfa Pokphan Indonesia Tbk lebih rendah di tahun 2017

3. Analisis Rasio Aktivitas

Berdasarkan perhitungan pada tabel 6, Inventory Turnover PT Japfa Comfeed

Indonesia Tbk pada tahun 2017 sebesar 3,35, yang artinya dalam satu tahun

26
persediaan diganti sebanyak 3 kali. Jika dibandingkan setiap tahunnya,

perubahan nilai inventory turnover perusahaan tidak signifikan.

Sedangkan untuk nilai fixed assets turnover PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk,

menunjukan kecenderungan menurun tiap tahunnya tetapi tidak signifikan, begitu

pula dengan total assets turnover. Tetapi jika dilihat dari nilai penjualan dan nilai

aset tetap serta total aset tetap setiap tahunnya meningkat. Untuk tahun 2017,

dengan nilai aset tetap perusahaan sebesar 8.346.029, perusahaan dapat

menghasilkan penjualan sebesar 3,55 kali dari nilai aset tetapnya.

Untuk periode penagihan rata-rata, waktu yang dibutuhkan PT Japfa Comfeed

Indonesia tbk pada tahun 2017 untuk melakukan penagihan piutang adalah 18

hari, waktu ini lebih lama 2 hari jika dibandingkan tahun sebelumnya. Sedangkan

untuk periode pembayaran rata-rata. PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk memiliki

jumlah periode yang fluktuatif dari tahun ke tahun dengan jumlah perubahan yang

tidak signifikan. Untuk tahun 2015 sebesar 51 hari, tahun 2016 sebesar 45 hari,

dan tahun 2017 sebesar 51 hari.

Sedangkan jika dibandingkan dengan rata-rata industri, Inventori turnover PT

Japfa Comfeed Indonesia Tbk dinilai cukup baik karena dalam satu tahun

perputaran persediaan hanya 3 kali sedangkan rata-rata industri berada pada

nilai 4 kali dalam satu tahun. Sedangkan dalam hal mengoptimalkan aset untuk

menghasilkan penjualan, PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk kurang optimal dalam

menggunakan aset-asetnya dalam meningkatkan laba perusahaan. Hal tersebut

ditunjukan dengan data keuangan fixed assets turnover & total assets turnover

milik PT Japfa Comfeed Indoensia Tbk yang dibawah nilai rata-rata industri.

Sedangkan jika ditinjau dari nilai periode penagihan rata-rata, PT Japfa Comfeed

27
Indonesia Tbk lebih cepat dari rata-rata industri yaitu sebesar 18 hari. Sedangkan

untuk periode pembayaran rata-rata perusahaan kurang baik karena

pembayaran lebih lama dari perusahaan-perusahaan lainnya.

4. Analisis Rasio Profitabilitas

Berdasarkan perhitungan pada tabel 7, PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk tidak

dapat mempertahankan tingkat margin yang dihasilkan pada tahun 2016. Tahun

2016 tingkat gross profit margin, operating profit margin, dan net profit margin PT

Japfa Comfeed Indonesia Tbk tinggi sedangkan pada tahun 2017 nilai menurun

sebesar 5%. Hal tersebut diakibatkan tingginya nilai harga pokok produksi yang

dipicu oleh kebijakan pemerintah dalam swasembada pangan dengan melakukan

pembatasan impor jagung sehingga perusahaan harus melakukan pembelian

pada pasar lokal dengan harga yang lebih tinggi.

Begitu pun dengan nilai ROA, ROE, dan EPS PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk.

Perusahaan tidak dapat mempertahankan kenaikan di tahun 2016 dengan

penyebab yang sama.

Jika ditinjau dari nilai rata-rata industri, nilai gross profit margin, operating profit

margin, dan net profit margin PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk di atas rata-rata

nilai industri. Begitu pun dengan nilai ROE dan EPS, hanya saja ROA PT Japfa

Comfeed Indonesia Tbk di bawah rata-rata industri. Jika hal tersebut dilihat dari

masing-masing perusahaan, hanya PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk yang

nilai ROA-nya perkasa di atas rata-rata industri.

5. Analisis Rasio Penilaian

Berdasarkan perhitungan tabel 8, nilai PER PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk

pada tahun 2017 meningkat jika dibandingkan tahun sebelumnya. Hal tersebut

28
akibat dari turun laba perusahan pada tahun 2017 sehingga distribusi laba ke

setiap lembar menurun mengakibatkan nilai EPS turun. Harga pasar saham pun

menurun tetapi tidak signifikan.

Sedangkan untuk Market Book Ratio PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk, pada

tahun 2016 mengalami kenaikan, sedangkan pada tahun 2017 mengalami

penurunan. Jika dilihat nilai dari harga pasar saham, tahun 2017 pun menurun

sedangkan nilai buku saham meningkat.

Jika ditinjau dari nilai rata-rata industri, rasio penilaian PT Japfa Comfeed

Indonesia Tbk dibawah rata-rata perusahaan-perusahaan lain. PT Japfa

Comfeed Indonesia tbk perlu meningkatkan kinerja perusahaan sehingga

diharapkan harga pasar saham juga meningkat.

29

Anda mungkin juga menyukai