Anda di halaman 1dari 4

PROBLEMATIKA AGROEKOSISTEM

“KONSEP PENATAAN KAWASAN HUTAN”

Oleh:

Widy Safutri 20180210018


Syafira Afra Kamilah 20180210023
Dwiana Intan Lestari 20180210024
Muhammad wiam Rosyid 20180210027
Dimas Choiri Amar 20180210046

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2019
SOAL

Kebakaran hutan terjadi pada beberapa tahun terakhir ini. Kebakaran tersebut merusak Kawasan
hutan fisik maupun non fisik. Bencana tersebut merusak Kawasan hutan tropis didaerah sumatera
dan Kalimantan. Asap dari kebakaran hutan tersebut juga mengganggu kesehatan warga didaerah
sumatera dan Kalimantan. Dari permasalahan tersebut diperlukan adanya solusi perbaikan dan
penataan kehidupan kehidupan di masa depan.

1. Bagaimana konsep penataan Kawasan berdasarkan pengetahuan yang telah saudara


dapatkan
2. Apa solusi yang dapat saudara berikan untuk tetap mempertahankan sumber daya hutan
agar fungsi dan perannya tetap berjalan.

JAWABAN

1. Dalam penataan kawasan setelah terjadi kebakaran hutan, perlu dilakukan perencanaan
perubahan yang menunjang keberlanjutannnya. Sudah sebaiknya harus dipikirkan dalam
pembangunan penataan dan memiliki setiap konsep dan perencanaan seperti penataan lanskap
yang baik dan benar. kawasan harus memiliki kawasan hutan alami, kawasan hutan produksi,
dan areal pertanian dengan tingkat gangguan sedang. Penjelasan mengenai konsep penataan
kawasan setelah terjadinya kebakaran sebagai berikut:
a) Suatu area lahan harus lebih tersusun dan membentuk suatu pola. Pola dapat disesuaikan
mengikuti lanskap pertanian yang seharusnya. Rencana yang kami pikirkan produksi
tanaman lebih baik berupa tanaman hortikultura, perkebunan, sawah dan pemukiman. Area
pemukiman diletakkan pada posisi sebelum areal persawahan atau pada areal yang lebih
rendah. Persawahan dan tanaman hortikultura diletakkan setelah pemukiman.
b) Area pertanian dengan tingkat gangguan sedang. Area ini dibagi menjadi dua yaitu area
perkebunan intensive dan area perkebunan ekstensive. Dalam hal ini kami memiliki
rancangan penataan konsep seperti daerah perkebunan intensive. Pada daerah perkebunan
intensive kami akan menanam tebu karena tebu termasuk ke dalam jenis tanaman
perkebunan dengan tingkat gangguan yang sedikit. Sedangkan area perkebunan ekstensive
kami akan menanam kapuk, jati dan cendana karena tanaman tersebut memiliki potensi
menghasilkan oksigen yang tinggi dalam jangka yang lumayan panjang dari tanaman
lainnya, selain itu pemanenan atau penebangannya dilakukan dengan berkala atau dengan
sistem tebnag pilih, sehingga hutan tidak langsung mengalami penggundulan.
c) Area hutan alami. Konsep yang kami miliki, hutan alami diletakkan pada daerah yang lebih
tinggi dari pada area lahan produksi yang disesuaikan dengan keadaan geografi setempat,
dan area pertanian dengan gangguan sedikit, serta dijauhkan dari pemukiman. Hal ini
dimaksudkan agar hutan alami tidak terkena gangguan dari manusia.

Gambar 1. Konsep penataan lahan hutan yang telah mengalami kebakaran.

Konsep penataan kawasan hutan untuk menetapkan hutan berdasarkan fungsi dan kegunaan
kawasan nya

a. Pada suatu daerah harus terdapat beberapa hutan berdasarkan fungsinya, seperti hutan
lindung, hutan konversi, hutan wisata, hutan produksi. Hutan konversi dapat meliputi
transmigrasi, pertambangan, perkebunan, pencetakkan sawah baru. Hutan produksi yang
mempunyai hasil pokok hutan seperti benda-benda hayati dan non-hayati.
b. Penerapan pola surjan pada perkebunan masyarakat untuk meminimalkan penggunaan
lahan, dan pemanfaatan pemaksimalan air.
c. Melakukan beberapa survei, seperti survei hutan yang terbakar dengan tujuan untuk
mengetahui struktur dan komposisi vegetasi, survei biofisik lapangan untuk menetapkan
jenis pohon yang akan ditanam, survei sosial-ekonomi masyarakat desa sekitar hutan.
2. Solusi untuk mempertahankan sumber daya hutan
a) Melakukan sistem tebang tanam dan tebang pilih
b) Melakukan penebangan secara konservatif (memilih pohon yang sudah kurang produktif)
c) Menerapkan beberapa upaya preventif, seperti; berkaitan dengan konservasi lahan,
pemberdayaan masyarakat yang hidup di kawasan hutan (contoh nya masyarakat adat),
serta reformasi kebijakan pengelolaan huutan dan lahan.
d) Membatasi kepemilikan lahan oleh perusahaan swasta maupun masyarakat guna
memperluas penggunaan lahan sebagai hutan.

Anda mungkin juga menyukai