Anda di halaman 1dari 6

PRAKTIKUM 4

PENGUKURAN REAKTIVITAS BATANG KENDALI

I. Maksud percobaan:
a. Melakukan pengukuran reaktivitas batang kendali reaktor kartini yaitu
menentukan reaktivitas batang kendali dengan jalan membuat grafik reaktivitas
suatu batang kendali terhadap posisinya (grafik vs h)
b. Menghitung reaktivitas total ketiga batang kendali.
c. Menghitung reaktivitas lebih teras.
II. Teori
Didalam teras reaktor kartini terdapat 3 buah batang kendali yaitu 1 batang kompensasi
(ditempatkan di ring C9), 1 batang pengatur (ring E1), dan 1 batang pengaman (ring C5).
Batang kendali tersebut pada dasarnya berisi bahan bahan yang sangat kuat menyerap
neutron, dalam hal ini dipakai atom atom Boron ( a=3837).
Reaksi penyerapan antara Boron dan neutron dapat ditulis:

1 11 7 4
5B10 0n 5B 3Li 2He 2.78Mev
Batang batang kendali tersebut dimasukkan kedalam teras reaktor melalui pipa pipa
pengarah batang kendali. Pipa pengarah tersebutv dari ppa Aluminium yang telah
dianodisasi.
Besarnya kekuatan batang kendali didalam teras reaktor antara lain ditentukan oleh
letak/posisi batang kendali dalam teras serta besar level daya reaktor yang dibangkitkan
dan ukuran teras reaktor, tampang lintang hamburan, serapan dan pembelahan,
temperatur dll.
Mennurut persamaan perjam (inhour-equation), harga reaktivitas sebagai fungsi periode
reaktor adalah:

6
1 T i

1 T 1 T 1 1 i T
i
satuan reaktivitas bermacam macam yaitu:
a. dalam persen (%)
b. dalam dolar ($)
c. dalam perjam .
pada umumnya kita memperhitungkan harga dalam satuan $ (dolar). Harga dalam $
adalah:
6
1 T i

eff 1 T eff 1 T 1 i T
i 1
a. Harga T adalah perioda reaktor. Harga perioda didefinisikan sebagai selang
waktu dimana daya reaktor naik menjadi e kalinya (e=2.7182818)
b. L adalah umur generasi neutron cepat yang didefinisikan sebagai umur neutron
sejak neutron dilahirkan dari proses pembelahan sampai dengan neutron diserap
oleh atom atom dapat belah lainya didalam dan dsekitar reaktor. Harga l untuk
reaktor kartini menurt perhitungan dari General Atomic adalah :

L= 3.8999999. 10-5 detik


c. fraksi neutron kasip dari U235. besarnnya
eff adalah eff untuk reaktor katini
menurut perhitungan dari General Atomic adalah:

eff = 6.999999. 10-3


d. i dan i adalah:

i: Fraksi neuron kasip dari U235 untuk isotop penghasil neutron kasip ke i.
i: Konstanta peluruhan isotop penghasil neutron kasip ke i.
Pada tabel (1) dapat dilihat harga waktu paro, konstanta peluruhan isotop isotop
penghasil neutron kasip dari U235.

Tabel 1.
Group T ½ (detik) i i= i

eff
1 55.72 0.0124 0.033
2 22.72 0.0305 0.219
3 6.22 0.1115 0.196
4 2.30 0.301 0.395
5 0.610 1.138 0.115
6 0.230 3.01 0.042
Bila reaktor kritis pada daya P0, kemudian salah satu batang kendali dinaikkan sehingga
terjadi keadaan super kritis sesaat maka besar daya reaktor sebagai fungsi waktu seperti
terlihat pada gambar 1.

- daerah 1, adalah daerah dimana reaktor dioperasikan pada daya tetap P 0.


- Daerah 2, adalah daerah perpindahan naik, pada daerah ini daya reaktor nak
secara tiba-tiba dan tidak diperbolahkan mengukur periode T atau waktu 1 ½
kalinya atau 2 kalinya.
- Daerah 3, adalah daerah dimana daya reaktor naik dengan periode mendekati
periode stabil. Padacdaerah ini dilakukan pengukuran besar periode T atau 1 ½
kalinya atau 2 kalinya. Besarnya daya reaktor adalah P= P 0 et/T.
- Daerah 4, adalah daerah dimana daya reaktor naik mendekati daya asimtotnya,
yaitu harga daya yang baru setelah batang kendali dinaikkan sebesar h.
Pada saat ini periode reaktor mendekati harga tak berhingga.
Pada percobaan dilakukan pengukuran waktu 1 ½ kali atau 2 kali, yaitu waktu antara
daya mula mula Po sampai waktu menunjukkan daya 1 ½ P0 atau 2 P0. harga ini lebih
praktis cara pengukurannya jika dibandingkan dengan kalau yang diukur adalah harga
perioda T.
Harga harga yang sesuai dengan waktu 1 ½ kali atau 2 kali dapat dicari dari grafik
antara harga reaktivitas versus waktu 1 ½ kali atau 2 kali atau lebih teliti lagi dicari
dari tabel harga reaktivitas versus waktu 1 ½ kali atau 2 kali.
Apabila diketahui besarnya kenaikan posisi batang kendali ( h) yang mengakibatkan
timbulnya , dapat dibuat grafik versus h (disebut sebagai kurva integral) dan / h
( disebutkurva differensial). Kurva integral dan differensial dapa dilihat seperti pada
gambar 2 dan 3.
Dari kurva integral batag kendali dapat diketahui besarnya reaktivitas batang kendali
yaitu reaktivitas pada kedudukan batang kendali maksimum. Daerah linier batang kendali
teletak pada daerah 2, yaitu 20% < <80 %, dimana kenaikan reaktivitas batang kendali
relatif linier dengan kenaikan posisinya.
Reaktivitatas total dari ketiga batang kendali merupakan jumlahan dari reaktivitas ketiga
batang kendali (pengaman, kompensasi, pengatur). Untuk mendapatkan reaktivitas total,
kurva integralmasing masing batang kendaliharus dibuat lebih dahulu.
Reaktivitas lebih (core-excess) teras dihitung berdasar pada kurva integral masing masing
batang kendali dan mengamati posisi batang kendali pada saat reaktor kritis daya rendah
( orde watt). Reasktivitas lebih teras merupakan jumlahan dari reaktivitasbagian batang
kendaliyang masih berada didalam teras pada saat reaktor kritis pada daya rendah.
III. Alat yang dipakai:
1. Reactivity meter

IV. Prosedur percobaan:


A. Pengukuran reaktivitas batang kendali pengatur
a. Dalam keadaan : batang pengaman Up
Batang kompensasi Up
Batang pengatur Down
b. Dengan mengatur batang kompensasi, reaktor dibuat kritis pada daya 10
watt. Hubungkan detektor CIC dengan reactivity computer
c. Naikkan sedikit kedudukan batang kendali pengatur maka reaktor akan
super kritis sesaat, dengan melihat reactivity computer, catat reaktivitas
yang terukur dari tampilan alat. Catat kedudukan batang pengatur.
Catatan:
- Pada saat menaikkan batang pengatur periode reaktor jangan sampai menunjuk
kurang dari 15 detik.
- Pengukuran t 1 ½ atau t 2 dilakukan pada daerah 3, dimana pada daerah ini daya
reaktor berubah dengan periode yang konstan.

d. Turunkan kedudukan batang kompensasi sehingga reaktor menjadi kritis


kembali pada daya/arus semula.
e. Ulangi langkah c dan d sampai batang pengatur dalam kedudukan nak
penuh.

B. Pengukuran reactivitas batang kendali kompensasi:


a. Dalam kedudukan : batang pengatur Up batang kompensasi down batang
pengaman Up
catatan: apabila sampai dengan kedudukan batang pengamandiatas penuh teryata
reaktor tidak dapat kritis pada daya 10 watt, maka naikkan kedudukan batang kompensasi
sampai posisi tertentu hingga kekritisan tercapai. Catat kedudukan batang konmpensasi.
Hubungkan CIC dengan reactivity komputer.
b. naikkan sedikit kedudukan batang kompensasi maka reaktor akan mencapai
keadaan super kritis sesaat. Catat kedudukan batang kompensasi dan dengan melihat pada
reaktivity komputer, catat reaktivitas yang terukur.
c. Turunkan batang pengaman sampai reaktor kritis pada daya arus CIC seperti
mula-mula.
d. ulangi langkah b dan c berulang ulang sampai kedudukan kompensasi Up.
e. lakukan pengukuran bagian bawah dari batang kompensasi (bila ada), yaitu
posisi pada saat kritis seperti pada saat sub 1 hingga kedudukan down dengan metode
”Rod Drop”
C. Pengukurun reaktivitas batang pengaman:
lakukan percobaan seperti pada kalibrasi batang kompensasi, hanya saja batang
kompensasi ditukar dengan batang pengaman.
Experimental data of Control rod reactivity
Regulating rod reactivity measurement
Regulating rod Shim rod Integral
No Reactivity (cent $)
position (%) position (%) Reactivity
1 9% 18% 0,155
2 18% 25% 0,1224
3 25% 34% 0,1409
4 34% 41% 0,0995
5 41% 50% 0,0676
6 50% 59% 0,1946
7 59% 71% 0,157
8 71% 100% 0,0901
Total Integral
Reactivity
S him rod reactivi ty measurement
Shim rod Regulating Integral
No Reactivity (cent $)
position (%) position (%) Reactivity
1 40% 44% 0,1611
2 44% 48% 0,065
3 48% 52% 0,1112
4 52% 58% 0,1774
5 58% 62% 0,1649
6 62% 69% 0,1459
7 69% 100% 0,2432

Total Integral
Reactivity
S afety rod reactiv ity measurement
Safety rod Regulating Integral
No Reactivity (cent $)
position (%) position (%) Reactivity
1
2
3
4
5
6
7

Total Integral
Reactivity

Anda mungkin juga menyukai