Anda di halaman 1dari 14

Farmaka

Volume 15 Nomor 2 53

REVIEW ARTICLE: EFEK KITOSAN TERHADAP KONTROL PELEPASAN OBAT

Diah Permata Sari, Marline Abdassah

Program Studi Pascasarjana Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran, Bandung


Jl. Raya Bandung, Sumedang Km 21 Jatinangor 45363
(022) 779 6200
Dprmtsari@yahoo.com

ABSTRAK
Formulasi yang dimodifikasi memberikan cara yang cukup efektif untuk mengatasi masalah
bioavailabilitas dan menghasilkan profil waktu konsentrasi darah dan obat-obatan yang memiliki
keterbatasan tertentu. Kontrol pelepasan obat dimaksudkan untuk obat-obatan yang larut dalam
air dan juga termasuk bentuk obat-obatan yang cepat larut sehingga penyerapan yang terjadi tidak
eksklusif di saluran pencernaan (GI). Ada banyak polimer yang dapat digunakan untuk kontrol
pelepasan obat dan membutuhkan pertimbangan fisiologis dan fisikokimia. Kitosan adalah salah
satu polimer yang dapat digunakan atau dikembangkan dengan menggunakan biopolymer lainnya
dengan tujuan mengembangkan kegunaan biopolymer sebagai bahan yang dapat menjadi
penghantaraan obat. Artikel ini bertujuan untuk melihat efek pelepasan kitosan terhadap berbagai
bentuk sediaan obat.
Kata kunci : Kontrol pelepasan obat, Polimer, kitosan.

ABTRACT

The modified formulation provides an effective way to overcome the problem of bioavailability
and blood concentration to produce time profile and drugs has certain limitations. Controlling the
release of drugs intended for drugs that dissolve in water and also includes drug forms that
dissolves rapidly for absorption to occur is not exclusive gastrointestinal di saluran (GI). There
are many polymers that can be used to control the release of drugs and requires consideration of
physiological and physico-chemical. Chitosan is a polymer that can be used or developed using
another biopolymer with the aim of developing a biopolymer utility as a material that may be
penghantaraan medicine. This article aims to analyze the effect of chitosan on the release of drug
dosage forms.
Keywords : Controlled release drugs, polymers, chitosan
Farmaka
Volume 15 Nomor 2 54

Pendahuluan penggunaan kitosan banyak dilirik oleh dunia

Pengembangan sistem penghantaran medis, karena memiliki sifat-sifat yang cukup

obat yang banyak diminati adalah sistem menguntungkan. (Yang, et al., 2008)

controlled release atau suatau pelepasan (Bhattarai, et al., 2010)

terkontrol oleh suatu obat. Pelepasan Tulisan ini akan membahas kitosan

terkendali ditujukan untuk memperbaiki sebagai polimer pelepasan terkendali dan

terapi obat. (Ronald A. et al., 2011) Dalam pengembangan kitosan dengann

pembuatan sediaan lepas terkendali, polimer mengkombinasikan antara satu polimer atau

memiliki peran penting, eksipien yang lebih untuk kontrol pelepasan obat.

berperan dalam sediaan dengan sistem Metode

terkendali (controlled release system) adalah Metode penulisan review yang

polimer. Polimer merupakan suatu rangkaian digunakan yaitu studi pustaka dengan teknik

atom yang memiliki bentuk panjang dan menganalisis isi dari pustaka yang berkaitan

dihasilkan dari beberapa rangkaian molekul dengan kitosan sebagai pelepasan terkendali.

lain yang disebut monomer. Pada sistem Pencarian fakta yang mendukung data yang

controlled release polimer berfungsi sebagai ditulis dan bahan untuk referensi penyusun

matrix maupun lapisan film yang memiliki mengambil bahan dari berbagai jurnal.

fungsi sesuai dengan tujuan formulasi Pembahasan

sediaan. (John W, et al., 2005). Dalam pembuatan sediaan lepas

Salah satu polimer alami yang dapat terkendali yang mempengaruhi pelepasan

digunakan adalah kitosan, kitosan merupakan adalah polimer matrix yang digunakan untuk

polimer alami atau biasa disebut biopolymer memodifikasi sediaan.

yang berasal dari chitin, kitosan memiliki Kitosan merupakan biopolimer alami

sifat biodegradable, biokompaktibel dan juga yang banyak tersebar dan banyak digunakan

memiliki aktivitas antimikroba. Sehingga untuk aplikasi pada pelepasan terkendali obat,
Farmaka
Volume 15 Nomor 2 55

sifat kitosan sangat diperhitungkan untuk analgesic opioid yang digunakan pada

mendapatkan hasil yang diinginkan. anesthesia intra-operatively, Kitosan-graft-

Meskipun memiliki kelebihan kitosan juga poly (HEMA-co-IA) kemudian akan di

memiliki kekurangan yaitu pada karakteristik, siapkan untuk pembuatan Tramadol tablet

kitosan memiliki tingkat kerapuhan yang dan kemudian dilakukan bebera parameter

kurang baik dan memiliki kelarutan yang uji, uji in vitro disolusi obat dengan

rendah. (Hou et al., 2010) (Chen, et al., 2011) menggunakan 2 cairan simulasi yaitu

Efek Pelepasan Kitosan-Graft-Poly (2- simulated gastric fluid (pH 1,2) dan simulated
Hydroxyethyl Methacrylate-Co-Itaconic
Acid) intestinal fluid (pH 7,2) yang akan
Pengembangan ini ditujukan untuk
menentukan keberhasilan pelepasan
meningkatkan kelarutan obat seperti yang
terkendali dari formulasi yang dikembangkan.
telah dijelaskan diatas bahwa kitosan
Dari hasil uji in vitro dinyatakan bahwa
memiliki kelarutan yang rendah sehingga
disolusi obat mengalami pelepasan yang lebih
dilakukan graft-poly untuk memperbaiki
besar pada simulated intestinal fluid (SIF)
kelarutannya dengan harapan dapat menjadi
dibandingkan pada simulated gastric fluid
pengiriman obat yang menjanjikan.
(SGF), hal ini disebabkan oleh matrik yang
Kitosan-graft-poly atau penggabungan
berkembang pada pH SIF, tetapi kitosan-
kitosan dengan menggunakan polimer lain
graft-poly (HEMA-co-IA) pada SIF mampu
sebagai conjugate dengan menggunakan
melepaskan hingga 80-85% pada menit ke
tramadol hydrochloride (TRM), 5-
30, sedangkan untuk SGF kitosan-graft-poly
fluorouracil (FU), paracetamol (PCM) dan
menit peratama melepaskan 10% dan
vanlafaxine hydrochloride (VNF) sebagai
membutuhkan waktu 120 menit untuk
model obat dan dengan melakukan berbagai
mencapai 70%, dan pada obat grat-
parameter pengujian untuk mendapatkan hasil
kopolimer-carriers pada menit ke 120
yang akurat. Tramadol merupakan obat
pelepasan mencapai 60%. TRM memiliki
Farmaka
Volume 15 Nomor 2 56

kelarutan yang baik sehingga dengan Pengembangan kitosan dengan mensintesis

peningkatan IA (Itaconic Acid) dapat carboxymethyl chitosan/carrageenan (mCM-

meningkatkan laju pelepasan obat dengan ChitoCar) dengan metode in situ ditujukan

menggunakan polimer yang sesuai, artinya untuk pembentukan hydrogel dan

dengan meningkatkan IA pada polimer akan menggunakan sodium diklofenak sebagai

mendapatkan hasil pelepasan yang lebih baik model obat. Sodium diklofenak merupakan

dengan adanya ikatan H yang terbentuk. obat anti-inflamatory dengan t1/2 1-2 jam.

Pelepasan 4 model obat pada SIF dan SGF Modifikasi pelepasan sodium diklofenak

dapat disimpulkan dengan VNF lebih besar hanya dapat dilakukan pada sediaan oral.

dari TRM lebih besar dari FU lebih besar dari (Sweetman, et al., 2009). Pengembangan

PCM. Tingkat pelepasan yang cukup tinggi smart hydrogel ditujukan agar mampu

yang dihasilkan oleh model obat VNF dan menjadi pembawa obat yang memiliki target

TRM dikarenakan memiliki kelarutan yang khusus dari saluran gastrointestinal dan

baik pada medium air. Sedangkan untuk obat dikhususkan untuk pembawa obat dengan

PCM yang menghasilkan pelepasan lebih kadar molekul yang rendah. (S. C. Chen et al.,

rendah dikarenakan interkasi yang dihasilkan 2004)

oleh obat dan matriks yang digunakan dan Pelepasan obat dilakukan dengan

juga kelarutan obat yang rendah pada metode in vitro dan menggunakan 2 cairan

medium air. (Subramanian, et al., 2012) simulasi biologis tubuh yaitu cairan lambung

Efek Pelepasan Kitosan-Karagenan (pH 1,2) dan cairan usus (pH 7,4), hasil yang
Hydrogel Terhadap Natrium Diklofenak
Hydrogel adalah pembentukan di dapatkan sesuai dengan yang di harapkan,

jaringan tiga dimensi yang terbentuk dari dimana hydrogel tidak membengkak pada pH

polimer hidrofilik yang memiliki kemampuan 1,2 dan kandungan obat yang dilepaskan

membengkak dalam larutan tanpa mengalami rendah pada media asam. Sodium diklofenak

pelepasan. (Omidian, et al., 2010) memiliki sifat sukar larut dan juga
Farmaka
Volume 15 Nomor 2 57

dipengaruhi oleh nilai karboksilat yang Hormon paratiroid berperan dalam

terkandung dalam obat dengan nilai pKa 4 hal meningkatkan kalsium untuk beradaptasi

ini menunjukan bahwa pelepasan sodium dengan lingkungannya, (Hodsman et al.,

diklofenak pada simulasi cairan lambung 2005) (Aspenberg et al., 2010) (Bukata, et al.,

rendah. (Mahdavinia, et al., 2015) 2010) (Coppola, et al., 2015) terapi

Efek Pelepasan Mikrokapsul gentamicine sulfate ditujukan untuk


Plga/Hydroxyapatite/Kitosan Dengan
Teknologi Supercritical Emulsion penanganan osteoritis atau suatu infeksi
Extraction
sistemik yang terjadi pada tulang. (Virto, et
Supercritical Emulsion Extraction
al., 2007)
(SEE) adalah teknologi yang dikembangkan
Pengembangan ini dilakukan untuk
dalam perancangan suatu sediaan obat, SEE
mendapatkan obat dengan pelepasan
memiliki sistem kerja yang efektif.
terkendali agar dapat meningkatkan
Pengembangan yang dilakukan pada
kenyamanan pasien, sehingga pasien tidak
penelitian ini adalah mengkonjugasi kitosan
memerlukan injeksi subkutan setiap hari dan
dan Poli-Laktat-Co-Glikol (chi-PLGA)
akan mengurangi efek samping yang
sebagai tujuan pelepasan terkendali
merugikan. (Hoyer, et al., 2010) (Morley,
(controlled release) dengan menggunakan 2
2005) Salah satu solusi yang dapat dilakukan
model obat yaitu Teriparatide (THA) dan
adalah dengan memodifikasi pelepasan obat
Gentamicin sulfate (GEN). THA adalah obat
dengan mengkonjugasi obat menggunakan
terapi penanganan osteoporosis atau
polimer yang dapat membantu pelepasan
kerapuhan tulang pada pasien usia lanjut,
obat. Pengembangan pada THA telah banyak
pada dosis 20-40 mg/hari THA sudah mampu
dilakukan seperti bentuk sediaan microchip,
memberikan efek terapi yang diinginkan,
implant multipulse subkutan, sistem patch
THA dapat meningkatkan hormon paratiroid
microneedle dan juga pengembangan pada
yang mampu memperbaiki volume tulang.
biopolimer implant. (Cosman et al., 2010)
Farmaka
Volume 15 Nomor 2 58

(Proos, et al., 2008) (Liu, Pettway, et al., Kol III pada tulang rawan hewan uji.

2007) (Daddona, et al., 2011) (Eswaramoorthy et al., 2012)

Poly-lactic-co-glikolic (PLGA) adalah Persiapan pembuatan mikrokapsul

biopolimer yang memiliki sifat biodegradable dengan menggunakan metode SEE, hal yang

dan biokompactible sehingga menjadi pertama dilakukan adalah dengan membuat

biopolimer yang banyak digunakan. Menurut emulsi PLGA dan Hydroxyapatite

Food and Drug Administration (FDA) PLGA nanopartikel (HA). Bahan yang digunakan

memiliki tingkat keamanan yang baik untuk fase minyak yaitu PLGA, Ethyl acetate

sehingga dapat digunakan sebagai biomaterial (EA), Hydroxyapatite nanoparticles (HA).

medis atau penggunaan klinis. Penggunaan Fase minyak yang telah di sonikasi EA 80 g

PLGA (65:35) sebagai kontrol pelepasan obat ditambahkan dengan larutan Tween80 (0,6%

telah dilakukan dengan membuat injeksi yang b/b) kemudian di sonikasi kembali, polivinil

dapat diberikan 3 hari sekali, pelepasan dapat alkohol digunakan sebagai fase air. Suspensi

dilakukan selama 19 hari dengan konsentrasi yang dihasilakn (PLGA/HA) disalut dengan

yang didapatkan adalah 5-100 nm (hampir 10 kitosan dengan melewati beberapa tahap

nm) pada suhu ruangan 37°C. Pengujian ini pembuatan yaitu ultrasentrifugasi, inkubasi

juga di kuatkan dengan hasil uji in vivo selama 1 jam pada suhu 37ºC, kemudian

bahwa setelah pemberian injeksi intra dilakukan sentrifugasi kembali dan pencucian

articular 3 hari/injeksi dan penggunaan dengan air murni, perlakuan ini lakukan

PLGA 15 hari/injeksi dan untuk mendapatkan secara berulang hingga di dapatkan

hasil yang akurat dilakukan pengujian selama mikrokapsul (chi-PLGA). Preparasi pemuatan

5 minggu, efek yang dihasilakan adalah mikropartikel chi-PLGA kedalam obat THA

terjadi perubahan penekanan pada papain dan GEN, kemudian dilakukan perendaman

osteoritis, dengan mekanisme penurunan dengan asam klorida (pH 3,4) kemudian

pada GAG dan Kol II dan terjadi peningkatan dilanjutkan dengan penambahan NaOH pada
Farmaka
Volume 15 Nomor 2 59

pemuatan obat agar polimer dapat senyawa HA pada formula, karena HA

terhidrolisis dengan baik. Selanjutnya akan memiliki kemampuan yang dapat menunda

dilakukan pengujian pada kedua obat dengan pelepasan obat, terjadinya respon antagonis

menggunakan metode yang berbeda, GEN di antara produk PLGA dan komponen

uji dengan metode spektrofotometri pada 332 anorganik HA.[1] Kehadiran kitosan pada

nm dan THA di uji dengan menggunakan (chi-PLGA/GEN) dapat mencegah terjadinya

metode HPLC UV-vis. Pengujian selanjutnya kebocoran ‘burst effect”. Hasil uji in vitro

untuk menentukan keberhasilan mikrokapsul pada obat THA dari mikrokapsul PLGA/HA

sebagai obat pelepasan terkendali yaitu pelepasan yang dihasilakan pada hari ke-2

dengan uji in vitro. Pada formula PLGA/GEN mencapai 19% kemudian selama 18 hari

pada hari pertama (hari ke-2) pelepasan obat pelepasan yang dihasilkan setiap harinya

mencapai 30%, kemudian pada hasi-hari adalah 3%. Mikroferes yang terbentuk

selanjutnya pelepasan disusul dengan 4% dan mampu mengurangi kebocoran atau “burst

bertahan selama 10 hari bahkan sampai pada effect”. Sedangkan pada chi-PLGA/HA/THA

hari ke 20. Sedangkan pada mikrokapsul bahwa pada 2 hari pertama pelepasan obat

gentamicine yang telah disalut dengan chi- 10% kemudian pada hari selanjutnya hingga

PLGA (chi-PLGA/GEN) pada hari pertama hari ke-20 pelepasan obat semakin di

(hari ke-3) pelepasan hanya mencapai 10% perlambat yaitu 1,3%. Model obat GEN dan

dan pada hari-hari berikutnya pelepasan lebih THA juga di formulasikan kedalam

diperlambat 2% hingga mencapai hari ke-25, mikrokapsul PLGA/HA secara bersamaan,

bahkan setelah 25 hari total GEN (chi- hal ini untuk melihat apakah secara timbal

PLGA/GEN) hanya mencapai 50%. balik mempengaruhi pelepasan obatnya.

Selanjutnya pada hari ke-30 pelepasan obat Pelepasan GEN sama dengan pelepasan yang

mencapai 70%.[24] Lamanya pelepasan pada terjadi pada PLGA/GEN dan chi-

GEN (chi-PLGA/GEN) karena adanya PLGA/GEN. Sedangkan pada profil


Farmaka
Volume 15 Nomor 2 60

pelepasan PLGA/HA/THA/GEN 2012) (Samal et al., 2014) aktivitas

diilustrasikan bahwa pelepasan THA jauh antibakteri yang dimiliki kitosan dapat

lebih meningkat karena adanya GEN yang di meningkat pada kondisi asam, hal ini dapat

sintesis bersamaan kedalam mikrokapsul. terjadi ketika anionik bakteri tidak dapat

THA dan GEN menghasilakn kelarutan yang menembus komponen gugus amino kitosan.

berbeda yaitu GEN 50 mg/ml vs THA 0,4 (Martins et al., 2014) Kitosan juga memiliki

mg/ml. Obat yang memiliki kelarutan rendah keterbatasan dalam kelarutannya, sehingga

pada air difusi yang dipercepat dapat untuk mengatasi keterbatasan kitosan banyak

mempercepat pelepasan obat, peningkatan pengembangan yang dilakukan seperti

porositas mikrokapsul diakibatkan pengembangan sebagai antibakteri dan

koenkapsulasi molekul. (Della Porta et al., antijamur, modifikasi kitosan dengan

2016) mengkonjugat asilasi, alkil dan karboksimetil.

Efek Pelepasan Kitosan Sebagai (Ma et al., 2008) Dan yang terakhir adalah
Antimikroba Dan Aplikasinya Sebagai
Pembalut Luka konjugasi kitosan dan antibakteri
Kitosan sangat mudah di modifikasi
(sulfonamide) akan sangat meningkatkan
karena kitosan memiliki 3 reaktif yaitu amine
aktivitas antibakteri. (Samal et al., 2012)
primer dan 2 hidroksil primer maupun
(Samal et al., 2014) Sulfonamide merupakan
sekunder. (Sangram K. Samal, et al., 2014)
derivate obat-obatan dengan efek terapi pada
Kitosan merupakan polisakarida yang
bakteriostatik atau sebagai bakterisida selain
mengandung N-asetil glukosamin dan d-
itu turunan sulfonamide memiliki
glukosamin. Penggunaan kitosan medapatkan
kemampuan pengobatan pada infeksi bakteri
banyak keuntungan selain memiliki sifat
dan memiliki aktivitas antioksidan yang
biodegradable, biokompactible, antibakteri,
mampu digunakan sebagai agen kemoterapi.
kitosan juga memiliki aktivitas sebagai
(Gomes & Gomes, 2005) Turunan kitosan-
antioksidan dan mukoadesif. (Samal et al.,
sulfonamide baru di evaluasi sebagai aplikasi
Farmaka
Volume 15 Nomor 2 61

pengobatan pada luka bakar. Dengan tingkat aktivitas yang tinggi dalam

mengkobinasikan kitosan-sulfonamide menghambat pertumbuhan bakteri. (Xie, Liu,

aktivitas antibakteri meningkat dan dapat & Chen, 2007)

memperbaiki jaringan yang rusak dan Turunan kitosan-sulfonamide (sintesis

mencegah dari infeksi bakteri. kitosan-sulfametoxidiazine, kitosan-

Luka merupakan rusaknya jaringan sulfadiazine, kitosan-sulfadimetoksin,

epitel kulit yang di akibatkan oleh berbagai kitosan-sulfametoxazol, kitosan-

faktor, faktor yang paling umum biasanya sulfamerazine, kitosan-sulfisoksazol) pada

adalah luka bakar, trauma atau akibat pengujian in vitro biodegradable dengan

terpotong benda tajam. Bahan pembalut luka menggunakan larutan buffer phosphate saline

harus memiliki kesesuaian jaringan dan pH 7,4 dengan kandungan lysozyme

bersifat ideal seperti dapat digunakan pada kemudian diinkubasi selama 7 hari pada suhu

daerah yang lembab, resiko akan terjadinya 37ºC, hasil menunjukan bahwa biodegrdasai

infeksi dapat di cegah. Bahan pembalut luka kitosan rendah hanya mencapai 38,19% pada

yang memiliki aktivitas antimikroba sangat hari ke-7 dibandingkan dengan biodegradasi

diinginkan dalam aplikasi medis. (Sudheesh turunan kitosan kecuali pada derivate kitosan

Kumar et al., 2012) (Mallick et al., 2012) : sulfadimetoksin, berbeda dengan

Selain memiliki kemampuan antimikroba, biodegradasi turunan kitosan : sulfisoksazol

bahan pembalut luka yang di inginkan dapat dimana pada ke-7 biodegradasinya mencapai

meregenerasi jaringan epitel yang rusak dan 52,89%. Hasil biodegradasi kitosan adalah d-

dapat menghentikan pendarahan glukosamin dan glikosamin dimana bila

(hemostatis).[3] Kitosan menjadi salah satu terjadi kontak dengan lysozyme selaput yang

pilihan karena kandungan kitosan (N-asetil dihasil dapat beruapa racun. (Baran,

Glukosinamin) yang mampu memperbaiki Tuzlako lu, Mano, & Reis., 2012)

jaringan epitel dengan cepat dan memiliki


Farmaka
Volume 15 Nomor 2 62

Evaluasi aktivitas antimikroba dengan kitosan-sulfadiazin lebih baik di bandingkan

menggunakan berbagai jenis bakteri dengan kitosan, hal ini juga di dukung oleh

(Staphloccocus auresus, Escherichia coli). penelitian sebelumnya yang telah dilakukan

Ampicilin digunakan sebagai pembanding menyatakan bahwa inhibisi dietil metil

(kontrol positif) dengan turunan senyawa kitosan terhadap bakteri E.coli lebih baik

yang digunakan. Hasil uji antimikroba dibandingkan penghambatan yang dihasilkan

menyatakan bahwa kitosan bekerja sebagai kitosan. (Avadi et al., 2004) Peneliti lain juga

pengontrol pada turunan sulfonamide, memperkuat dugaan tersebut bahwa inhibisi

hambatan yang dihasilkan turunan kitosan bakteri nilai MIC dan MBC turunan kitosan-

lebih baik dibandingkan dengan kitosan, asylthiourea menunjukan nilai yang lebih

tetapi hambatan yang dihasilkan kontrol baik daripada nilai MIC dan MBC kitosan

positif (ampisilin) jauh lebih baik murni. (Zhong et al., 2008) [36]

dibandingkan turunan kitosan, hal ini Pengujian secara in vivo dilakukan

disebabkan oleh komponen glukosamin pada hewan percobaan dengan menggunakan

kitosan dihilangkan dengan adanya turunan tikus putih sebagai model hewan. Pada

sulfonamida yang tersintesis dengan kitosan. bagian bawah perut tikus dibuat luka bakar

Penghambatan yang dihasilakan dengan dengan menggunakan paparan tekanan uap

menggunakan S.aureus ATCC 25922 oleh yang tinggi, kemudian akan terbentuk edema

turunan kitosan-sulfadiazin, dengan atau pembengkakan dan kemudian akan

penghambatan pada MIC 1,25 mg/ml dan terjadi eschar pada kulit tikus, dalam waktu 2

MBC 2,5 mg/ml, dan penghambatan pada hari perut tikus mengalami kematian sel pada

bakteri E.Coli yang dihasilkan turunan jaringan kulit (nekrosis), mengalami luka

kitosan-sulfadiazin dengan nilai MIC 0,03 terbuka yang mungkin sulit untuk di

mg/ml dan nilai MBC 0,15 mg/ml, sehingga sembuhkan, setelah terbentuk luka pada perut

dapat ditarik kesimpulan bahwa turunan tikus, tikus akan diberikan perlakuan dengan
Farmaka
Volume 15 Nomor 2 63

menggunakan kontrol positif (pembanding),


Avadi, M. R., Sadeghi, A. M. M., Tahzibi,
kitosan, kitosan-sulfadiazin, selaput/lembaran A., Bayati, K., Pouladzadeh, M.,
Zohuriaan-Mehr, M. J., & Rafiee-
dari masing-masing bahan akan di tempelkan Tehrani, M. (2004). Diethylmethyl
chitosan as an antimicrobial agent:
pada perut bawah tikus dan diamati mulai Synthesis, characterization and
antibacterial effects. European Polymer
hari ke 8, 11 dan hari ke-14. Tikus yang Journal, 40(7), 1355–1361.

diberikan perlakuan kitosan-sulfadiazin pada Baran, E. T., Tuzlako lu, K., Mano, J. F., &
Reis, R. L. (2012). Enzymatic
evaluasi setiap 8, 11, 14 hari, luka bakar pada degradation behavior and
cytocompatibility of silk fibroin-starch-
tikus semakin membaik, mengecil dan chitosan conjugate membranes.
Materials Science and Engineering C,
menunjukan adanya pertumbuhan sel-sel baru 32(6), 1314–1322.

dibandingkan dengan perlakuan pada Bhattarai, N., Gunn, J., & Zhang, M. (2010).
Chitosan-based hydrogels for controlled,
kelompok kontrol positif dan kelompok localized drug delivery. Advanced Drug
Delivery Reviews, 62(1), 83–99.
perlakuan kitosan murni. Penyembuhan luka
Bukata, S. V., & Puzas, J. E. (2010).
bakar pada tikus ditandai dengan bagian atas Orthopedic uses of teriparatide. Current
Osteoporosis Reports, 8(1), 28–33.
dermis retikuler pada perut bawah tikus
Chen, C., Cai, G., Zhang, H., Jiang, H., &
eschar yang mulai mengering dan jaringan- Wang, L. (2011). Chitosan-poly( -
caprolactone)-poly(ethylene glycol)
jaringan fibro vascular mulai terlihat, lapisan- graft copolymers: Synthesis, self-
assembly, and drug release behavior.
lapisan epidermis tipis mulai tumbuh dan Journal of Biomedical Materials
Research - Part A, 96 A(1), 116–124.
peradangan (infiltrasi inflamasi) mulai
Chen, S. C., Wu, Y. C., Mi, F. L., Lin, Y. H.,
berkurang. (Dragostin et al., 2016) Yu, L. C., & Sung, H. W. (2004). A
novel pH-sensitive hydrogel composed
Daftar Pustaka of N,O-carboxymethyl chitosan and
alginate cross-linked by genipin for
Aspenberg, P., Genant, H. K., Johansson, T., protein drug delivery. Journal of
Nino, A. J., See, K., Krohn, K., … Controlled Release, 96(2), 285–300.
Lakshmanan, M. C. (2010). Teriparatide
for acceleration of fracture repair in Coppola, C., Del Buono, A., & Maffulli, N.
humans: A prospective, randomized, (2015). Teriparatide in Fracture Non-
double-blind study of 102 Unions. Translational Medicine @
postmenopausal women with distal UniSa, 12(8), 47–53.
radial fractures. Journal of Bone and
Mineral Research, 25(2), 404–414. Cosman, F., Lane, N. E., Bolognese, M. A.,
Farmaka
Volume 15 Nomor 2 64

Zanchetta, J. R., Garcia-Hernandez, P. T., … Chui, K. Y. (2005). Parathyroid


A., Sees, K., … Daddona, P. E. (2010). hormone and teriparatide for the
Effect of transdermal teriparatide treatment of osteoporosis: A review of
administration on bone mineral density the evidence and suggested guidelines
in postmenopausal women. Journal of for its use. Endocrine Reviews, 26(5),
Clinical Endocrinology and Metabolism, 688–703.
95(1), 151–158.
Hou, Z., Han, J., Zhan, C., Zhou, C., Hu, Q.,
Daddona, P. E., Matriano, J. A., Mandema, J., & Zhang, Q. (2010). Synthesis and
& Maa, Y. F. (2011). Parathyroid evaluation of N-succinyl-chitosan
hormone (1-34)-coated microneedle nanoparticles toward local
patch system: Clinical pharmacokinetics hydroxycamptothecin delivery.
and pharmacodynamics for treatment of Carbohydrate Polymers, 81(4), 765–
osteoporosis. Pharmaceutical Research, 768.
28(1), 159–165.
Hoyer, H., Perera, G., & Bernkop-Schnürch,
Della Porta, G., Campardelli, R., Cricchio, A. (2010). Noninvasive delivery systems
V., Oliva, F., Maffulli, N., & Reverchon, for peptides and proteins in osteoporosis
E. (2016). Injectable therapy: a retroperspective. Drug
PLGA/Hydroxyapatite/Chitosan Development and Industrial Pharmacy,
Microcapsules Produced by 36(1), 31–44.
Supercritical Emulsion Extraction
Technology: An In??Vitro Study on John W, Stanitski and Jurs, Peter C. (2005).
Teriparatide/Gentamicin Controlled “Chemistry The Molecular Science.
Release. Journal of Pharmaceutical Second Edition”. United States:
Sciences, 105(7), 2164–2172. Thomson Learning, Inc.

Dragostin, O. M., Samal, S. K., Dash, M., Liu, X., Pettway, G. J., McCauley, L. K., &
Lupascu, F., Pânzariu, A., Tuchilus, C., Ma, P. X. (2007). Pulsatile release of
… Profire, L. (2016). New antimicrobial parathyroid hormone from an
chitosan derivatives for wound dressing implantable delivery system.
applications. Carbohydrate Polymers, Biomaterials, 28(28), 4124–4131.
141, 28–40.
Ma, G., Yang, D., Zhou, Y., Xiao, M.,
Eswaramoorthy, R., Chang, C. C., Wu, S. C., Kennedy, J. F., & Nie, J. (2008).
Wang, G. J., Chang, J. K., & Ho, M. L. Preparation and characterization of
(2012). Sustained release of PTH(1-34) water-soluble N-alkylated chitosan.
from PLGA microspheres suppresses Carbohydrate Polymers, 74(1), 121–
osteoarthritis progression in rats. Acta 126.
Biomaterialia, 8(6), 2254–2262.
Mahdavinia, G. R., Etemadi, H., &
Gomes, J. R. B., & Gomes, P. (2005). Gas- Soleymani, F. (2015). Magnetic/pH-
phase acidity of sulfonamides: responsive beads based on
Implications for reactivity and prodrug caboxymethyl chitosan and -
design. Tetrahedron, 61(10), 2705– carrageenan and controlled drug release.
2712. Carbohydrate Polymers, 128, 112–121.

Hodsman, A. B., Bauer, D. C., Dempster, D. Mallick, S., Sharma, S., Banerjee, M., Ghosh,
W., Dian, L., Hanley, D. A., Harris, S. S. S., Chattopadhyay, A., & Paul, A.
Farmaka
Volume 15 Nomor 2 65

(2012). Iodine-stabilized Cu Enzymatic mineralization of silk


nanoparticle chitosan composite for scaffolds. Macromolecular Bioscience,
antibacterial applications. ACS Applied 14(7), 991–1003.
Materials and Interfaces, 4(3), 1313–
1323. Samal, S. K., Dash, M., Van Vlierberghe, S.,
Kaplan, D. L., Chiellini, E., van
Martins, A. F., Facchi, S. P., Follmann, H. D. Blitterswijk, C., … Dubruel, P. (2012).
M., Pereira, A. G. B., Rubira, A. F., & Cationic polymers and their therapeutic
Muniz, E. C. (2014). Antimicrobial potential. Chemical Society Reviews,
activity of chitosan derivatives 41(21), 7147.
containing N-quaternized moieties in its
backbone: A review. International Subramanian, K. gounder, & Vijayakumar,
Journal of Molecular Sciences, 15(11), V. (2012). Synthesis and evaluation of
20800–20832. chitosan-graft-poly (2-hydroxyethyl
methacrylate-co-itaconic acid) as a drug
Morley, P. (2005). Delivery of parathyroid carrier for controlled release of tramadol
hormone for the treatment of hydrochloride. Saudi Pharmaceutical
osteoporosis. Expert Opin Drug Deliv, Journal, 20(3), 263–271.
2(6), 993–1002.
Sudheesh Kumar, P. T., Lakshmanan, V. K.,
Omidian, H., Park, K., Kandalam, U., & Anilkumar, T. V., Ramya, C., Reshmi,
Rocca, J. G. (2010). Swelling and P., Unnikrishnan, A. G., Jayakumar, R.
Mechanical Properties of Modified (2012). Flexible and microporous
HEMA-based Superporous Hydrogels. chitosan hydrogel/nano ZnO composite
Journal of Bioactive and Compatible bandages for wound dressing: In vitro
Polymers, 25(5), 483–497. and in vivo evaluation. ACS Applied
Materials and Interfaces, 4(5), 2618–
Proos, E. R., Prescott, J. H., & Staples, M. A. 2629.
(2008). Long-term stability and in vitro
release of hPTH(1-34) from a multi- Sweetman, S et al. (2009). “Martindale 36th”.
reservoir array. Pharmaceutical The Pharmaceutical, Press, London., 44,
Research, 25(6), 1387–1395. 282,1105

Ronald A. Sieel and Michael J. Rathbone. Virto, M. R., Elorza, B., Torrado, S., Elorza,
(2011). Overview of controlled release M. de L. A., & Frutos, G. (2007).
mechanism. In Fundamentals and Improvement of gentamicin poly(d,l-
Application of Controlled Release Drug lactic-co-glycolic acid) microspheres for
Delivery. Springer. treatment of osteomyelitis induced by
orthopedic procedures. Biomaterials,
Samal, S. K., Dash, M., Chiellini, F., Wang, 28(5), 877–885.
X., Chiellini, E., Declercq, H. A., &
Kaplan, D. L. (2014). Silk/chitosan Xie, Y., Liu, X., & Chen, Q. (2007).
biohybrid hydrogels and scaffolds via Synthesis and characterization of water-
green technology. RSC Adv., 4(96), soluble chitosan derivate and its
53547–53556. antibacterial activity. Carbohydrate
Polymers, 69(1), 142–147.
Samal, S. K., Dash, M., Declercq, H. A.,
Gheysens, T., Dendooven, J., Voort, P. Yang, J. M., Yang, S. J., Lin, H. T., Wu, T.
Van Der, … Kaplan, D. L. (2014). H., & Chen, H. J. (2008). Chitosan
Farmaka
Volume 15 Nomor 2 66

containing PU/Poly(NIPAAm)
thermosensitive membrane for wound
dressing. Materials Science and
Engineering C, 28(1), 150–156.

Zhong, Z., Xing, R., Liu, S., Wang, L., Cai,


S., & Li, P. (2008). Synthesis of acyl
thiourea derivatives of chitosan and their
antimicrobial activities in vitro.
Carbohydrate Research, 343(3), 566–
570.

Anda mungkin juga menyukai