Volume 15 Nomor 2 53
ABSTRAK
Formulasi yang dimodifikasi memberikan cara yang cukup efektif untuk mengatasi masalah
bioavailabilitas dan menghasilkan profil waktu konsentrasi darah dan obat-obatan yang memiliki
keterbatasan tertentu. Kontrol pelepasan obat dimaksudkan untuk obat-obatan yang larut dalam
air dan juga termasuk bentuk obat-obatan yang cepat larut sehingga penyerapan yang terjadi tidak
eksklusif di saluran pencernaan (GI). Ada banyak polimer yang dapat digunakan untuk kontrol
pelepasan obat dan membutuhkan pertimbangan fisiologis dan fisikokimia. Kitosan adalah salah
satu polimer yang dapat digunakan atau dikembangkan dengan menggunakan biopolymer lainnya
dengan tujuan mengembangkan kegunaan biopolymer sebagai bahan yang dapat menjadi
penghantaraan obat. Artikel ini bertujuan untuk melihat efek pelepasan kitosan terhadap berbagai
bentuk sediaan obat.
Kata kunci : Kontrol pelepasan obat, Polimer, kitosan.
ABTRACT
The modified formulation provides an effective way to overcome the problem of bioavailability
and blood concentration to produce time profile and drugs has certain limitations. Controlling the
release of drugs intended for drugs that dissolve in water and also includes drug forms that
dissolves rapidly for absorption to occur is not exclusive gastrointestinal di saluran (GI). There
are many polymers that can be used to control the release of drugs and requires consideration of
physiological and physico-chemical. Chitosan is a polymer that can be used or developed using
another biopolymer with the aim of developing a biopolymer utility as a material that may be
penghantaraan medicine. This article aims to analyze the effect of chitosan on the release of drug
dosage forms.
Keywords : Controlled release drugs, polymers, chitosan
Farmaka
Volume 15 Nomor 2 54
obat yang banyak diminati adalah sistem menguntungkan. (Yang, et al., 2008)
terkontrol oleh suatu obat. Pelepasan Tulisan ini akan membahas kitosan
pembuatan sediaan lepas terkendali, polimer mengkombinasikan antara satu polimer atau
memiliki peran penting, eksipien yang lebih untuk kontrol pelepasan obat.
polimer. Polimer merupakan suatu rangkaian digunakan yaitu studi pustaka dengan teknik
atom yang memiliki bentuk panjang dan menganalisis isi dari pustaka yang berkaitan
dihasilkan dari beberapa rangkaian molekul dengan kitosan sebagai pelepasan terkendali.
lain yang disebut monomer. Pada sistem Pencarian fakta yang mendukung data yang
controlled release polimer berfungsi sebagai ditulis dan bahan untuk referensi penyusun
matrix maupun lapisan film yang memiliki mengambil bahan dari berbagai jurnal.
Salah satu polimer alami yang dapat terkendali yang mempengaruhi pelepasan
digunakan adalah kitosan, kitosan merupakan adalah polimer matrix yang digunakan untuk
yang berasal dari chitin, kitosan memiliki Kitosan merupakan biopolimer alami
sifat biodegradable, biokompaktibel dan juga yang banyak tersebar dan banyak digunakan
memiliki aktivitas antimikroba. Sehingga untuk aplikasi pada pelepasan terkendali obat,
Farmaka
Volume 15 Nomor 2 55
sifat kitosan sangat diperhitungkan untuk analgesic opioid yang digunakan pada
memiliki kekurangan yaitu pada karakteristik, siapkan untuk pembuatan Tramadol tablet
kitosan memiliki tingkat kerapuhan yang dan kemudian dilakukan bebera parameter
kurang baik dan memiliki kelarutan yang uji, uji in vitro disolusi obat dengan
rendah. (Hou et al., 2010) (Chen, et al., 2011) menggunakan 2 cairan simulasi yaitu
Efek Pelepasan Kitosan-Graft-Poly (2- simulated gastric fluid (pH 1,2) dan simulated
Hydroxyethyl Methacrylate-Co-Itaconic
Acid) intestinal fluid (pH 7,2) yang akan
Pengembangan ini ditujukan untuk
menentukan keberhasilan pelepasan
meningkatkan kelarutan obat seperti yang
terkendali dari formulasi yang dikembangkan.
telah dijelaskan diatas bahwa kitosan
Dari hasil uji in vitro dinyatakan bahwa
memiliki kelarutan yang rendah sehingga
disolusi obat mengalami pelepasan yang lebih
dilakukan graft-poly untuk memperbaiki
besar pada simulated intestinal fluid (SIF)
kelarutannya dengan harapan dapat menjadi
dibandingkan pada simulated gastric fluid
pengiriman obat yang menjanjikan.
(SGF), hal ini disebabkan oleh matrik yang
Kitosan-graft-poly atau penggabungan
berkembang pada pH SIF, tetapi kitosan-
kitosan dengan menggunakan polimer lain
graft-poly (HEMA-co-IA) pada SIF mampu
sebagai conjugate dengan menggunakan
melepaskan hingga 80-85% pada menit ke
tramadol hydrochloride (TRM), 5-
30, sedangkan untuk SGF kitosan-graft-poly
fluorouracil (FU), paracetamol (PCM) dan
menit peratama melepaskan 10% dan
vanlafaxine hydrochloride (VNF) sebagai
membutuhkan waktu 120 menit untuk
model obat dan dengan melakukan berbagai
mencapai 70%, dan pada obat grat-
parameter pengujian untuk mendapatkan hasil
kopolimer-carriers pada menit ke 120
yang akurat. Tramadol merupakan obat
pelepasan mencapai 60%. TRM memiliki
Farmaka
Volume 15 Nomor 2 56
meningkatkan laju pelepasan obat dengan ChitoCar) dengan metode in situ ditujukan
mendapatkan hasil pelepasan yang lebih baik model obat. Sodium diklofenak merupakan
dengan adanya ikatan H yang terbentuk. obat anti-inflamatory dengan t1/2 1-2 jam.
Pelepasan 4 model obat pada SIF dan SGF Modifikasi pelepasan sodium diklofenak
dapat disimpulkan dengan VNF lebih besar hanya dapat dilakukan pada sediaan oral.
dari TRM lebih besar dari FU lebih besar dari (Sweetman, et al., 2009). Pengembangan
PCM. Tingkat pelepasan yang cukup tinggi smart hydrogel ditujukan agar mampu
yang dihasilkan oleh model obat VNF dan menjadi pembawa obat yang memiliki target
TRM dikarenakan memiliki kelarutan yang khusus dari saluran gastrointestinal dan
baik pada medium air. Sedangkan untuk obat dikhususkan untuk pembawa obat dengan
PCM yang menghasilkan pelepasan lebih kadar molekul yang rendah. (S. C. Chen et al.,
oleh obat dan matriks yang digunakan dan Pelepasan obat dilakukan dengan
juga kelarutan obat yang rendah pada metode in vitro dan menggunakan 2 cairan
medium air. (Subramanian, et al., 2012) simulasi biologis tubuh yaitu cairan lambung
Efek Pelepasan Kitosan-Karagenan (pH 1,2) dan cairan usus (pH 7,4), hasil yang
Hydrogel Terhadap Natrium Diklofenak
Hydrogel adalah pembentukan di dapatkan sesuai dengan yang di harapkan,
jaringan tiga dimensi yang terbentuk dari dimana hydrogel tidak membengkak pada pH
polimer hidrofilik yang memiliki kemampuan 1,2 dan kandungan obat yang dilepaskan
membengkak dalam larutan tanpa mengalami rendah pada media asam. Sodium diklofenak
pelepasan. (Omidian, et al., 2010) memiliki sifat sukar larut dan juga
Farmaka
Volume 15 Nomor 2 57
terkandung dalam obat dengan nilai pKa 4 hal meningkatkan kalsium untuk beradaptasi
diklofenak pada simulasi cairan lambung 2005) (Aspenberg et al., 2010) (Bukata, et al.,
(Proos, et al., 2008) (Liu, Pettway, et al., Kol III pada tulang rawan hewan uji.
biopolimer yang memiliki sifat biodegradable dengan menggunakan metode SEE, hal yang
Food and Drug Administration (FDA) PLGA nanopartikel (HA). Bahan yang digunakan
memiliki tingkat keamanan yang baik untuk fase minyak yaitu PLGA, Ethyl acetate
medis atau penggunaan klinis. Penggunaan Fase minyak yang telah di sonikasi EA 80 g
PLGA (65:35) sebagai kontrol pelepasan obat ditambahkan dengan larutan Tween80 (0,6%
telah dilakukan dengan membuat injeksi yang b/b) kemudian di sonikasi kembali, polivinil
dapat diberikan 3 hari sekali, pelepasan dapat alkohol digunakan sebagai fase air. Suspensi
dilakukan selama 19 hari dengan konsentrasi yang dihasilakn (PLGA/HA) disalut dengan
yang didapatkan adalah 5-100 nm (hampir 10 kitosan dengan melewati beberapa tahap
nm) pada suhu ruangan 37°C. Pengujian ini pembuatan yaitu ultrasentrifugasi, inkubasi
juga di kuatkan dengan hasil uji in vivo selama 1 jam pada suhu 37ºC, kemudian
bahwa setelah pemberian injeksi intra dilakukan sentrifugasi kembali dan pencucian
articular 3 hari/injeksi dan penggunaan dengan air murni, perlakuan ini lakukan
hasil yang akurat dilakukan pengujian selama mikrokapsul (chi-PLGA). Preparasi pemuatan
5 minggu, efek yang dihasilakan adalah mikropartikel chi-PLGA kedalam obat THA
terjadi perubahan penekanan pada papain dan GEN, kemudian dilakukan perendaman
osteoritis, dengan mekanisme penurunan dengan asam klorida (pH 3,4) kemudian
pada GAG dan Kol II dan terjadi peningkatan dilanjutkan dengan penambahan NaOH pada
Farmaka
Volume 15 Nomor 2 59
terhidrolisis dengan baik. Selanjutnya akan memiliki kemampuan yang dapat menunda
dilakukan pengujian pada kedua obat dengan pelepasan obat, terjadinya respon antagonis
menggunakan metode yang berbeda, GEN di antara produk PLGA dan komponen
uji dengan metode spektrofotometri pada 332 anorganik HA.[1] Kehadiran kitosan pada
metode HPLC UV-vis. Pengujian selanjutnya kebocoran ‘burst effect”. Hasil uji in vitro
untuk menentukan keberhasilan mikrokapsul pada obat THA dari mikrokapsul PLGA/HA
sebagai obat pelepasan terkendali yaitu pelepasan yang dihasilakan pada hari ke-2
dengan uji in vitro. Pada formula PLGA/GEN mencapai 19% kemudian selama 18 hari
pada hari pertama (hari ke-2) pelepasan obat pelepasan yang dihasilkan setiap harinya
mencapai 30%, kemudian pada hasi-hari adalah 3%. Mikroferes yang terbentuk
selanjutnya pelepasan disusul dengan 4% dan mampu mengurangi kebocoran atau “burst
bertahan selama 10 hari bahkan sampai pada effect”. Sedangkan pada chi-PLGA/HA/THA
hari ke 20. Sedangkan pada mikrokapsul bahwa pada 2 hari pertama pelepasan obat
gentamicine yang telah disalut dengan chi- 10% kemudian pada hari selanjutnya hingga
PLGA (chi-PLGA/GEN) pada hari pertama hari ke-20 pelepasan obat semakin di
(hari ke-3) pelepasan hanya mencapai 10% perlambat yaitu 1,3%. Model obat GEN dan
dan pada hari-hari berikutnya pelepasan lebih THA juga di formulasikan kedalam
bahkan setelah 25 hari total GEN (chi- hal ini untuk melihat apakah secara timbal
Selanjutnya pada hari ke-30 pelepasan obat Pelepasan GEN sama dengan pelepasan yang
mencapai 70%.[24] Lamanya pelepasan pada terjadi pada PLGA/GEN dan chi-
diilustrasikan bahwa pelepasan THA jauh antibakteri yang dimiliki kitosan dapat
lebih meningkat karena adanya GEN yang di meningkat pada kondisi asam, hal ini dapat
sintesis bersamaan kedalam mikrokapsul. terjadi ketika anionik bakteri tidak dapat
THA dan GEN menghasilakn kelarutan yang menembus komponen gugus amino kitosan.
berbeda yaitu GEN 50 mg/ml vs THA 0,4 (Martins et al., 2014) Kitosan juga memiliki
mg/ml. Obat yang memiliki kelarutan rendah keterbatasan dalam kelarutannya, sehingga
pada air difusi yang dipercepat dapat untuk mengatasi keterbatasan kitosan banyak
Efek Pelepasan Kitosan Sebagai (Ma et al., 2008) Dan yang terakhir adalah
Antimikroba Dan Aplikasinya Sebagai
Pembalut Luka konjugasi kitosan dan antibakteri
Kitosan sangat mudah di modifikasi
(sulfonamide) akan sangat meningkatkan
karena kitosan memiliki 3 reaktif yaitu amine
aktivitas antibakteri. (Samal et al., 2012)
primer dan 2 hidroksil primer maupun
(Samal et al., 2014) Sulfonamide merupakan
sekunder. (Sangram K. Samal, et al., 2014)
derivate obat-obatan dengan efek terapi pada
Kitosan merupakan polisakarida yang
bakteriostatik atau sebagai bakterisida selain
mengandung N-asetil glukosamin dan d-
itu turunan sulfonamide memiliki
glukosamin. Penggunaan kitosan medapatkan
kemampuan pengobatan pada infeksi bakteri
banyak keuntungan selain memiliki sifat
dan memiliki aktivitas antioksidan yang
biodegradable, biokompactible, antibakteri,
mampu digunakan sebagai agen kemoterapi.
kitosan juga memiliki aktivitas sebagai
(Gomes & Gomes, 2005) Turunan kitosan-
antioksidan dan mukoadesif. (Samal et al.,
sulfonamide baru di evaluasi sebagai aplikasi
Farmaka
Volume 15 Nomor 2 61
pengobatan pada luka bakar. Dengan tingkat aktivitas yang tinggi dalam
adalah luka bakar, trauma atau akibat pengujian in vitro biodegradable dengan
terpotong benda tajam. Bahan pembalut luka menggunakan larutan buffer phosphate saline
bersifat ideal seperti dapat digunakan pada kemudian diinkubasi selama 7 hari pada suhu
daerah yang lembab, resiko akan terjadinya 37ºC, hasil menunjukan bahwa biodegrdasai
infeksi dapat di cegah. Bahan pembalut luka kitosan rendah hanya mencapai 38,19% pada
yang memiliki aktivitas antimikroba sangat hari ke-7 dibandingkan dengan biodegradasi
diinginkan dalam aplikasi medis. (Sudheesh turunan kitosan kecuali pada derivate kitosan
bahan pembalut luka yang di inginkan dapat dimana pada ke-7 biodegradasinya mencapai
meregenerasi jaringan epitel yang rusak dan 52,89%. Hasil biodegradasi kitosan adalah d-
(hemostatis).[3] Kitosan menjadi salah satu terjadi kontak dengan lysozyme selaput yang
pilihan karena kandungan kitosan (N-asetil dihasil dapat beruapa racun. (Baran,
Glukosinamin) yang mampu memperbaiki Tuzlako lu, Mano, & Reis., 2012)
menggunakan berbagai jenis bakteri dengan kitosan, hal ini juga di dukung oleh
(kontrol positif) dengan turunan senyawa kitosan terhadap bakteri E.coli lebih baik
menyatakan bahwa kitosan bekerja sebagai kitosan. (Avadi et al., 2004) Peneliti lain juga
hambatan yang dihasilkan turunan kitosan bakteri nilai MIC dan MBC turunan kitosan-
lebih baik dibandingkan dengan kitosan, asylthiourea menunjukan nilai yang lebih
tetapi hambatan yang dihasilkan kontrol baik daripada nilai MIC dan MBC kitosan
positif (ampisilin) jauh lebih baik murni. (Zhong et al., 2008) [36]
kitosan dihilangkan dengan adanya turunan tikus putih sebagai model hewan. Pada
sulfonamida yang tersintesis dengan kitosan. bagian bawah perut tikus dibuat luka bakar
menggunakan S.aureus ATCC 25922 oleh yang tinggi, kemudian akan terbentuk edema
penghambatan pada MIC 1,25 mg/ml dan terjadi eschar pada kulit tikus, dalam waktu 2
MBC 2,5 mg/ml, dan penghambatan pada hari perut tikus mengalami kematian sel pada
bakteri E.Coli yang dihasilkan turunan jaringan kulit (nekrosis), mengalami luka
kitosan-sulfadiazin dengan nilai MIC 0,03 terbuka yang mungkin sulit untuk di
mg/ml dan nilai MBC 0,15 mg/ml, sehingga sembuhkan, setelah terbentuk luka pada perut
dapat ditarik kesimpulan bahwa turunan tikus, tikus akan diberikan perlakuan dengan
Farmaka
Volume 15 Nomor 2 63
diberikan perlakuan kitosan-sulfadiazin pada Baran, E. T., Tuzlako lu, K., Mano, J. F., &
Reis, R. L. (2012). Enzymatic
evaluasi setiap 8, 11, 14 hari, luka bakar pada degradation behavior and
cytocompatibility of silk fibroin-starch-
tikus semakin membaik, mengecil dan chitosan conjugate membranes.
Materials Science and Engineering C,
menunjukan adanya pertumbuhan sel-sel baru 32(6), 1314–1322.
dibandingkan dengan perlakuan pada Bhattarai, N., Gunn, J., & Zhang, M. (2010).
Chitosan-based hydrogels for controlled,
kelompok kontrol positif dan kelompok localized drug delivery. Advanced Drug
Delivery Reviews, 62(1), 83–99.
perlakuan kitosan murni. Penyembuhan luka
Bukata, S. V., & Puzas, J. E. (2010).
bakar pada tikus ditandai dengan bagian atas Orthopedic uses of teriparatide. Current
Osteoporosis Reports, 8(1), 28–33.
dermis retikuler pada perut bawah tikus
Chen, C., Cai, G., Zhang, H., Jiang, H., &
eschar yang mulai mengering dan jaringan- Wang, L. (2011). Chitosan-poly( -
caprolactone)-poly(ethylene glycol)
jaringan fibro vascular mulai terlihat, lapisan- graft copolymers: Synthesis, self-
assembly, and drug release behavior.
lapisan epidermis tipis mulai tumbuh dan Journal of Biomedical Materials
Research - Part A, 96 A(1), 116–124.
peradangan (infiltrasi inflamasi) mulai
Chen, S. C., Wu, Y. C., Mi, F. L., Lin, Y. H.,
berkurang. (Dragostin et al., 2016) Yu, L. C., & Sung, H. W. (2004). A
novel pH-sensitive hydrogel composed
Daftar Pustaka of N,O-carboxymethyl chitosan and
alginate cross-linked by genipin for
Aspenberg, P., Genant, H. K., Johansson, T., protein drug delivery. Journal of
Nino, A. J., See, K., Krohn, K., … Controlled Release, 96(2), 285–300.
Lakshmanan, M. C. (2010). Teriparatide
for acceleration of fracture repair in Coppola, C., Del Buono, A., & Maffulli, N.
humans: A prospective, randomized, (2015). Teriparatide in Fracture Non-
double-blind study of 102 Unions. Translational Medicine @
postmenopausal women with distal UniSa, 12(8), 47–53.
radial fractures. Journal of Bone and
Mineral Research, 25(2), 404–414. Cosman, F., Lane, N. E., Bolognese, M. A.,
Farmaka
Volume 15 Nomor 2 64
Dragostin, O. M., Samal, S. K., Dash, M., Liu, X., Pettway, G. J., McCauley, L. K., &
Lupascu, F., Pânzariu, A., Tuchilus, C., Ma, P. X. (2007). Pulsatile release of
… Profire, L. (2016). New antimicrobial parathyroid hormone from an
chitosan derivatives for wound dressing implantable delivery system.
applications. Carbohydrate Polymers, Biomaterials, 28(28), 4124–4131.
141, 28–40.
Ma, G., Yang, D., Zhou, Y., Xiao, M.,
Eswaramoorthy, R., Chang, C. C., Wu, S. C., Kennedy, J. F., & Nie, J. (2008).
Wang, G. J., Chang, J. K., & Ho, M. L. Preparation and characterization of
(2012). Sustained release of PTH(1-34) water-soluble N-alkylated chitosan.
from PLGA microspheres suppresses Carbohydrate Polymers, 74(1), 121–
osteoarthritis progression in rats. Acta 126.
Biomaterialia, 8(6), 2254–2262.
Mahdavinia, G. R., Etemadi, H., &
Gomes, J. R. B., & Gomes, P. (2005). Gas- Soleymani, F. (2015). Magnetic/pH-
phase acidity of sulfonamides: responsive beads based on
Implications for reactivity and prodrug caboxymethyl chitosan and -
design. Tetrahedron, 61(10), 2705– carrageenan and controlled drug release.
2712. Carbohydrate Polymers, 128, 112–121.
Hodsman, A. B., Bauer, D. C., Dempster, D. Mallick, S., Sharma, S., Banerjee, M., Ghosh,
W., Dian, L., Hanley, D. A., Harris, S. S. S., Chattopadhyay, A., & Paul, A.
Farmaka
Volume 15 Nomor 2 65
Ronald A. Sieel and Michael J. Rathbone. Virto, M. R., Elorza, B., Torrado, S., Elorza,
(2011). Overview of controlled release M. de L. A., & Frutos, G. (2007).
mechanism. In Fundamentals and Improvement of gentamicin poly(d,l-
Application of Controlled Release Drug lactic-co-glycolic acid) microspheres for
Delivery. Springer. treatment of osteomyelitis induced by
orthopedic procedures. Biomaterials,
Samal, S. K., Dash, M., Chiellini, F., Wang, 28(5), 877–885.
X., Chiellini, E., Declercq, H. A., &
Kaplan, D. L. (2014). Silk/chitosan Xie, Y., Liu, X., & Chen, Q. (2007).
biohybrid hydrogels and scaffolds via Synthesis and characterization of water-
green technology. RSC Adv., 4(96), soluble chitosan derivate and its
53547–53556. antibacterial activity. Carbohydrate
Polymers, 69(1), 142–147.
Samal, S. K., Dash, M., Declercq, H. A.,
Gheysens, T., Dendooven, J., Voort, P. Yang, J. M., Yang, S. J., Lin, H. T., Wu, T.
Van Der, … Kaplan, D. L. (2014). H., & Chen, H. J. (2008). Chitosan
Farmaka
Volume 15 Nomor 2 66
containing PU/Poly(NIPAAm)
thermosensitive membrane for wound
dressing. Materials Science and
Engineering C, 28(1), 150–156.