Anda di halaman 1dari 6

!

" # $$ % &# '(()&

Pengaruh Beberapa Jenis Pupuk Kandang Terhadap Kualitas Bokashi

The Effect of Some Kind of Manure to Bokashi Quality

Maria Erviana Kusuma


Fakultas Peternakan Universitas Kristen Palangka Raya
E-mail : mariaerviana@ymail.co.id

Diterima : 4 Agustus 2012. Disetujui : 2 November 2012

ABSTRACT
The environmental friendly ranch development and base on the local resources represent the strategic step in realizing
the quality and amount of ranch product. Exploiting of livestock waste as organic manure in agriculture crop longer
progressively expand. One of the way of exploiting livestock waste dirt with the processing bokashi. This experiment
was conducted to know the manure to quality bokashi. This experiment using Complete Random Device with the
single treatment of kind of manure ( P), that are manure from cow ( p1), chicken ( p2), goat ( p3) and pig ( p4). The
result of this experiment are some kind of manure have an effect on to quality bokashi among others content of
element of hara P and K while from colour, smell and tekstur is not different from colour, smell and tekstur
materials. All type of manure have not effect on to content of N and C/N ratio bokashi. Bokashi from pig manure
have the highest content of P, and bokashi from goat manure have the highest K from the other bokashi.

Key words : bokashi, manure, C/N ratio, quality.

PENDAHULUAN dihasilkan dalam pemeliharaan ternak selain


limbah yang berupa sisa pakan. Guna
Peningkatan populasi ternak secara nasional menghindari dan mengurangi dampak
dan regional akan meningkatkan limbah yang pencemaran terhadap lingkungan yang
dihasilkan. Apabila limbah tersebut tidak diakibatkan oleh kotoran ternak (feces) maka
dikelola sangat berpotensi mencemari salah satu cara yang dapat dilakukan adalah
lingkungan terutama dari limbah kotoran yang dengan mengolahnya menjadi pupuk bokashi.
dihasilkan setiap hari. Pembuangan kotoran Pupuk bokashi sangat menguntungkan karena
ternak sembarangan dapat menyebabkan dapat memperbaiki produktivitas dan kesuburan
pencemaran pada tanah, air dan udara (bau), tanah, selain itu juga akan memberikan
berdampak pada penurunan kualitas lingkungan, keuntungan finansial karena mempunyai daya
kualitas hidup peternak dan ternaknya serta dapat jual. Tetapi feces tidak dapat langsung
memicu konflik sosial. Pengembangan dimanfaatkan sebagai pupuk bokashi, selain itu
peternakan ramah lingkungan dan berbasis pula kondisi merobah feces menjadi pupuk
sumberdaya lokal merupakan langkah strategis bokashi juga sangat menentukan, sehingga perlu
dalam mewujudkan peningkatan kualitas dan digunakan aktivator. Aktivator merupakan bahan
kuantitas produk peternakan. Sistem yang terdiri dari enzim dan mikroorganisme yang
pemanfaatan limbah ternak sebagai pupuk dapat mempercepat proses pengomposan.
organik pada tanaman pertanian semakin lama Tujuan dari digunakannya aktivator ini adalah
semakin berkembang. Pengelolaan limbah yang untuk mempercepat proses pengomposan feces
dilakukan dengan baik selain dapat mencegah sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pupuk
terjadinya pencemaran lingkungan juga bokashi.
memberikan nilai tambah terhadap usaha ternak. Menurut Sutanto (2002) pupuk organik
Menurut Sihombing (2006), limbah ternak merupakan bahan pembenah tanah yang lebih
atau peternakan adalah semua yang berasal dari baik daripada bahan pembenah buatan, walaupun
ternak atau petenakan baik bahan padat maupun pada umumnya pupuk organik mempunyai
cair, yang belum dimanfaatkan dengan baik, kandungan hara makro N, P dan K yang rendah
yang termasuk dalam limbah ternak adalah tinja tetapi mengandung hara mikro dalam jumlah
atau feses dan air kencing atau urin. Kotoran cukup yang sangat diperlukan dalam
ternak merupakan limbah ternak yang terbanyak pertumbuhan tanaman. Pemberian bokashi yang
! " # $$ % &# '(()&

difermentasikan dengan EM-4 merupakan salah perlakuan tunggal yaitu jenis pupuk kandang (P),
satu cara untuk memperbaiki sifat fisik, kimia yaitu :
dan biologi tanah serta dapat menekan hama dan p1 = pupuk kandang kotoran sapi
penyakit serta meningkatkan mutu dan jumlah p2 = pupuk kandang kotoran ayam
produksi tanaman (Nasir, 2008). Menurut Tata p3 = pupuk kandang kotoran kambing
(2000) pupuk bokashi merupakan bahan-bahan p4 = pupuk kandang kotoran babi
organik yang difermentasikan menggunakan Masing-masing perlakuan diulang 4 kali.
EM-4 dapat meningkatkan tanah yang miskin Prosedur kerja yang dilakukan dalam
unsur hara menjadi tanah yang produktif melalui penelitian ini yaitu :
proses alamiah. Sedangkan menurut Sutanto
(2002) mikroorganisme efektif (EM) merupakan 1. Membuat larutan EM 4 dengan tingkat
kultur campuran berbagai jenis mikroorganisme konsentrasi 1 ml EM 4 per 1 kg bahan, karena
yang bermanfaat (bakteri fotosintetik, bakteri dalam penelitian ini tiap satuan percobaan
asam laktat, ragi, actinomycetes dan jamur memerlukan 3 kg bahan, maka tiap satuan
peragian) yang dapat dimanfaatkan sebagai percobaan memerlukan larutan EM4 dengan
inokulan untuk meningkatkan keragaman komposisi 3 ml EM 4 dicampur dengan 3 ml
mikrobia tanah. Pupuk organik bokashi dibuat larutan gula dan 3 liter air
dari bahan-bahan organi seperti jerami, sampah 2. Mencampur dan mengaduk kotoran ternak,
organik, pupuk kandang, sekam padi, rumput dan sekam padi dan dedak dengan perbandingan
limbah jamur merang yang telah difermentasikan 4 : 1 : 1 atau 2 kg kotoran ternak dicampur
oleh Effective Microorganisme (EM) dengan 0,5 kg sekam padi dan 0,5 kg dedak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sehingga total berat tiap satuan percobaan
jenis pupuk kandang yang terbaik terhadap sebesar 3 kg.
kualitas bokashi. Kegunaan penelitian ini adalah 3. Kemudian diberikan larutan EM-4 sambil
sebagai bahan informasi bagi peternak dalam diaduk sedikit demi sedikit sampai rata pada
menggunakan pupuk kandang sebagai bahan tiap wadah dengan kandungan air 30-40%,
dalam pembuatan bokashi. Hipotesis dalam kandungan air dapat diuji dengan
penelitian ini adalah jenis pupuk kandang menggenggam bahan, apabila tidak menetes
memberikan pengaruh terhadap kualitas bokashi dan akan mekar bila genggaman dilepaskan
dan terdapat satu jenis pupuk kandang yang maka kandungan airnya sudah sesuai.
memiliki kualitas bokashi yang terbaik. 4. Campuran tersebut kemudian ditutup dan
didiamkan untuk mengalami proses
dekomposisi selama 7 hari. Untuk pembalikan
METODE PENELITIAN dilakukan setiap hari. Penyiraman dilakukan
bila bokashi terlihat terlalu kering.
Penelitian ini dilaksanakan di Ampah, Peubah yang diamati meliputi warna, bau
Kabupaten Barito Timur selama 2 minggu, dan tekstur, serta kadar unsur hara makro yaitu
selanjutnya bokashi yang dihasilkan dianalisis di Nitrogen (N), Phospor (P) dan Kalium ( K).
Laboratoriun Tanah Balai Penelitian Pertanian
Lahan Rawa (Ballitra) Banjarbaru, Kalimantan
Selatan. HASIL DAN PEMBAHASAN
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah pupuk kandang sapi, pupuk kandang Warna
ayam, pupuk kandang kambing dan pupuk Pengamatan terhadap warna bokashi dapat
kandang babi. Bio aktivator yang digunakan ditunjukkan pada Tabel 1. Dari tabel 1, warna
yaitu EM 4 dengan tambahan bahan organik bokashi memang tidak banyak mengalami
berupa sekam padi, dedak dan air serta gula pasir perubahan dari warna asal bahan bokashi
sebagai bahan campuran EM 4. Alat yang tersebut, hal ini disebabkan karena waktu
digunakan adalah sekop, cangkul, ember, karung inkubasi bokashi yang hanya berlangsung selama
pakan ternak , timbangan, sarung tangan, masker, satu minggu, sehingga mikroorganisme pengurai
dan alat tulis. yang berasal dari EM 4 belum bekerja secara
Penelitian dilakukan dengan menggunakan maksimal. Di samping itu penggunaan EM 4
Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan yang hanya sedikit (tingkat konsentrasi 0,05 %)
membuat kuantitas mikroba yang bekerja juga
! " # $$ % &# '(()&

terbatas sehingga perubahan warna bokashi adanya aktivitas mikroba yang berhubungan
menjadi lebih gelap seperti yang diharapkan dengan waktu inkubasi, dimana aktivitas
tidak terjadi. Warna yang dihasilkan dalam mikroba akan mempercepat dekomposisi bahan
pembuatan bokashi diduga terkait erat dengan organik.

Tabel 1. Warna bokashi setelah inkubasi


Jenis Warna
Bokashi 1 2 3 4
P1 Coklat kehitaman Coklat kehitaman Hitam tanah Coklat
P2 Coklat kehitaman Coklat kehitaman Hitam tanah Coklat
P3 Coklat kehitaman Coklat kehitaman Hitam tanah Coklat
P4 Coklat kehitaman Coklat kehitaman Hitam tanah Coklat

Tabel 2. Bau bokashi setelah inkubasi


Jenis Bau
Bokashi 1 2 3 4
P1 Agak berbau tanah Berbau tanah Agak berbau tanah Agak berbau tanah
P2 Agak berbau tanah Berbau tanah Agak berbau tanah Agak berbau tanah
P3 Agak berbau tanah Berbau tanah Agak berbau tanah Agak berbau tanah
P4 Agak berbau tanah Berbau tanah Agak berbau tanah Agak berbau tanah

Sumardi (1999) menyatakan bahwa EM4 Bau


merupakan larutan yang mengandung beberapa Pengamatan terhadap bau bokashi dapat
kelompok organisme, dimana mikroorganisme ditunjukkan pada Tabel 2. Dari Tabel 2
ini akan mempercepat proses dekomposisi menunjukkan bahwa masing-masing bokashi,
bahan-bahan organik. Kelompok organisme baik itu yang berasal dari kotoran sapi, ayam,
tersebut antara lain : kambing maupun babi berbau menyerupai bau
1. Bakteri fotosintetik bebas yang dapat tanah. Terutama pada bokashi yang berasal dari
mensintesis senyawa nitrogen, gula dan kotoran ayam bau tanahnya lebih dominan
substansi bioaktif lain. Hasil metabolik daripada jenis bokashi lainnya. Hal ini
yang diproduksi dapat diserap secara disebabkan karena kadar protein yang tinggi
langsung oleh tanaman dan tersedia sebagai yang berasal dari ransum makanan ayam
substrat untuk perkembangbiakan pedaging. Bau menyerupai bau tanah pada pupuk
mikroorganisme yang menguntungkan. bokashi menunjukkan bahwa bokashi telah
2. Bakteri asam laktat (Lactobasillus. sp), matang dan siap digunakan. Menurut Isroi
memproduksi asam laktat sebagai hasil (2008) pupuk yang telah matang akan berbau
penguraian gula dan karbohidrat lainnya seperti tanah, bila tercium bau tidak sedap berarti
yang bekerja sama dengan bakteri terjadi fermentasi anaerobik dan kompos belum
fotosintesis dan ragi. matang. Sementara Sutanto (2002) menyatakan
3. Bakteri Streptomyces, sp. Mengeluarkan bahwa pupuk yang telah matang akan berbau
enzim streptomycin yang bersifat racun seperti humus atau tanah, bila kompos berbau
terhadap hama penyakit yang merugikan. busuk menandakan bahwa proses dekomposisi
4. Ragi, memproduksi substansi yang berguna belum selesai dan proses penguraian masih
bagi tanaman dengan cara fermentasi. berlangsung.
5. Actynomycetes merupakan organisme
peralihan antara bakteri dan jamur yang Tekstur
mengambil asam amino dan zat serupa yang Pengamatan tekstur bokashi dapat
diproduksi oleh bakteri fotosintesis dan ditunjukkan pada Tabel 3. Dari Tabel 3
mengubahnya menjadi antibiotik untuk menunjukkan bahwa tekstur bokashi dari kotoran
mengendalikan patogen. sapi dan kambing cenderung kasar sedangkan
bokashi dari kotoran ayam dan babi cenderung
halus.
! " # $$ % &# '(()&

Tabel 3. Tekstur bokashi setelah inkubasi bahan (porositas). Untuk meningkatkan luas
permukaan dapat dilakukan dengan memperkecil
Jenis Tekstur ukuran partikel bahan tersebut.
Bokashi 1 2 3 4
P1 Sangat kasar Agak halus Kasar Agak halus Kandungan Nitrogen (N) Bokashi
P2 Sangat kasar Agak halus Kasar Agak halus Dari hasil analisis ragam menunjukkan
P3 Sangat kasar Agak halus Kasar Agak halus bahwa perlakuan jenis pupuk kandang tidak
P4 Sangat kasar Agak halus Kasar Agak halus menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap
kandungan N bokashi. Kandungan N dalam tiga
Hal ini berhubungan dengan jenis pakan keempat jenis bokashi telah memenuhi standar yaitu > 1,2
jenis ternak tersebut dimana sapi banyak % (Haga, 1990 dalam Yulipriyanto, 2010).
mengkonsumsi rumput sehingga kotorannya Kandungan N dalam tiap bokashi rata–rata
cenderung masih banyak mengandung rumput. berkisar antara 1,4 % sampai dengan 1,9 %
Ayam yang pakannya didominasi oleh ransum kecuali pada bokashi dari kotoran ayam
olahan/jadi yang cenderung halus shinnga kandungan N nya paling kecil yaitu 1,194. Hal
kotorannya juga halus. Kambing juga ini diduga karena komposisi bahan dasar yang
mengkonsumsi rumput-rumputan sehingga digunakan untuk pembuatan pupuk bokashi
kotorannya juga kasar. Sedangkan babi mempunyai nilai C/N rasio yang rendah. Nilai
pakannya berupa kombinasi dari berbagai bahan dari rasio C/N merupakan faktor penting yang
namun dalam pemberiannya, pakan babi mempengaruhi kinerja bakteri. Karbon dan
biasanya dimasak terlebih dahulu sehingga Nitrogen merupakan unsur yang penting. Unsur
kotoran babi cenderung halus. Di samping itu Karbon dimanfaatkan sebagain sumber energi di
susunan bahan mentah yang digunakan sebagai dalam proses metabolisme dan perbanyakan sel
bahan dasar pupuk bokashi terdiri dari kotoran oleh bakteri, sementara unsur Nitrogen
ternak, dedak dan sekam padi, dimana sekam digunakan untuk sintesa protein dan
padi sendiri teksturnya cenderung kasar sehingga pembentukan protoplasma. Hal ini sesuai
ketika dijadikan sebagai bahan penyusun pupuk dengan pendapat Yuwono (2005) bahwa bahan
maka akan menghasilkan pupuk dengan tekstur organik yang mempunyai kandungan C terlalu
yang kasar. Hal ini sesuai dengan pendapat tinggi memyebabkan proses penguraian terlalu
Murbandono (1994) yang menyatakan bahwa lama, sementara jika kandungan C terlalu rendah
agar pembuatan pupuk organik dapat berhasil maka sisa Nitrogen akan berlebihan sehingga
maka perlu diperhatikan susunan bahan mentah, menyebabkan terbentuknya amoniak (NH3),
dimana semakin kecil ukuran potongan bahan kandungan amoniak yang berebihan dapat
mentah maka akan semakin cepat pula meracuni bakteri dan menyebabkan Nitrogen
pembusukannya. Karena semakin banyak yang diperlukan hilang. Selain itu ditambahkan
permukaan yang tersedia untuk bakteri pula oleh Stevenson (1982) dalam Hartatik
pembusuk untuk menghancurkan material (2010) bahwa hasil penelitian pembuatan
tersebut. Hal ini dikuatkan pula oleh pendapat kompos dari kotoran hewan menunjukkan bahwa
Yulipriyanto (2010) yang menyatakan bahwa 10 – 25 % N dalam bahan asal kompos akan
makin kecil ukuran partikel bahan organik, hilang sebagai gas NH3 selama proses
makin luas permukaan yang dapat diserang oleh pengomposan. Selain itu dihasilkan pula 5 %
mikroorganisme, tetapi ukuran yang terlalu kecil CH4 dan sekitar 30 % N20 yang berpotensi untuk
akan menghambat gerakan air ke dalam mencemari lingkungan sekitarnya.
tumpukan kompos dan pergerakan CO2 keluar.
Jika ukuran partikel terlalu besar, luas Kandungan Phospor (P) Bokashi
permukaan yang diserang mikroorganisme Dari hasil analisis ragam menunjukkan
menjadi berkurang sehingga reaksi dan proses bahwa jenis pupuk kandang berpengaruh sangat
pengomposan berjalan lambat. Sutanto (2002) nyata terhadap kualitas bokashi. Rata-rata
menyatakan bahwa aktivitas mikroba berada pengaruh jenis pupuk kandang terhadap kualitas
diantara permukaan area dan udara. Permukaan bokashi disajikan pada Tabel 4. Pada Tabel 4
area yang lebih luas akan meningkatkan kontak menunjukkan bahwa masing-masing bokashi
antara mikroba dengan bahan dan proses yang berasal dari beberapa jenis pupuk kandang
dekomposisi akan berjalan lebih cepat. Ukuran menunjukkan perbedaan yang nyata dan bokashi
partikel juga menetukan besarnya ruang antara yang berasal dari pupuk kandang kotoran babi
! " # $$ % &# '(()&

memiliki kandungan P yang tertinggi Kandungan Kalium (K) Bokashi


dibandingkan dengan bokashi yang berasal dari Dari hasil analisis ragam menunjukkan
pupuk kandang kotoran sapi, ayam maupun bahwa jenis pupuk kandang berpengaruh sangat
kambing. nyata terhadap kandungan K bokashi. Rata-rata
pengaruh jenis pupuk kandang terhadap
Tabel 4. Rata-rata pengaruh jenis pupuk kandungan unsur hara K bokashi disajikan pada
kandang terhadap kandungan unsur hara P dan K Tabel 4. Pada Tabel 4 terlihat bahwa masing-
masing bokashi yang berasal dari beberapa jenis
Jenis pupuk kandang menunjukkan perbedaan yang
Bokashi Unsur hara P Unsur hara K nyata dan bokashi yang berasal dari pupuk
P1 1,905 b 0,072 c kandang kotoran kambing memiliki kandungan P
P2 2,490 c 0,033 b yang tertinggi dibandingkan dengan bokashi
P3 1,634 a 0,091d yang berasal dari pupuk kandang kotoran sapi,
P4 3,225d 0,011 a ayam maupun babi. Hal ini diduga karena tekstur
dari kotoran kambing yang khas berbentuk
Keterangan : Nilai rata-rata tiap kolom yang diikuti butiran-butiran yang agak sukar dipecah dimana
huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata nilai rasio C/N nya di atas 30 sehingga harus
berdasarkan Uji BNJ pada taraf 0,05
dikomposkan terlebih dahulu agar
Hal ini dikarenakan bokashi yang berasal dari pemanfaatanya optimal, kadar airnya juga relatif
beberapa pupuk kandang mengandung unsur sedang tidak terlalu tinggi dan terlalu rendah
hara yang berbeda pula tergantung dari jenis sehingga kadar P nya juga relatif tinggi. Hal ini
pupuk kandang asal bokashi tersebut. Menurut sesuai dengan pendapat Hartatik (2010) yang
Hakim et al (1986) bahwa kadar rata-rata unsur menyatakan bahwa pupuk kandang kambing
hara yang terdapat pada pupuk kandang mengandung Kalium yang relatif lebih tinggi
sangatlah bervariasi. Keadaan keragaman ini dari pupuk kandang lainnya. Sementara kadar
disebabkan beberapa faktor, yaitu macam atau hara Ndan P hampir sama dengan pupuk kandang
jenis hewan, makanan yang dimakan hewan, lainnya.
bahan hamparan dan cara pengelolaan pupuk
kandang sebelum dipakai. Bokashi yang berasal Kandungan C/N Rasio Bokashi
dari kotoran babi memiliki kandungan P yang Dari hasil analisis ragam terlihat bahwa
paling tinggi hal ini dikarenakan pakan hewan perlakuan jenis pupuk kandang tidak
ternak tersebut, yang mana sangat kompleks dan menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap
bervariasi mulai dari sayur sayuran, dedak, kandungan C/N bokashi. Hal ini dikarenakan
ampas tahu, limbah rumah tangga dan konsentrat kandungan N tiap-tiap jenis bokashi sama dan
sehingga kotoran yang dihasilkan juga banyak tidak ada perbedaan berdasarkan hasil analisis
mengandung unsur hara. Hal ini dikuatkan pula ragamnya, begitu pula dengan kandungan C nya
oleh pendapat Hartatik (2010) yang menyatakan yang juga relatif sama sehingga mengakibatkan
bahwa secara umum pupuk kandang babi nilai C/N rasionya juga relatif sama.
mengandung unsur hara P yang cukup tinggi. Di
samping itu kotoran babi yang dipakai sebagai KESIMPULAN
bahan pembuatan bokashi berasal dari ternak
babi yang sudah tua sehingga kotorannya banyak Kesimpulan penelitian ini adalah beberapa
mengandung unsur hara. Syahruddin (1999) jenis pupuk kandang berpengaruh terhadap
menyatakan bahwa umur hewan ternak kualitas bokashi diantaranya kandungan unsur
berpengaruh terhadap jumlah unsur hara yang hara P dan K, sedangkan dari segi warna, bau
terkandung dalam kotorannya. Hewan ternak dan tekstur tidak jauh berbeda dari warna, bau
muda yang sedang membentuk urat dan tulang dan tekstur bahan asalnya. Semua jenis pupuk
membutuhkan Fosfor, Nitrogen, Kalium dan kandang tidak berpengaruh terhadap kandungan
unsur-unsur lainnya dalam jumlah yang besar N dan C/N bokashi, bokashi yang berasal dari
daripada ternak dewasa. Akibatnya kotoran yang pupuk kandang babi memiliki kandungan N
dihasilkannya mengandung unsur hara yang lebih tertinggi dibandingkan bokashi dati pupuk
rendah. kandang sapi, ayam dan kambing, sedangkan
bokashi yang berasal dari pupuk kandang
kambing memliki kandungan unsur hara K yang
! " # $$ % &# '(()&

paling tinggi dibandingan bokashi yang berasal Sihombing, D T H. 2000. Tekhnik Pengelolaan
dari pupuk kandang sapi, ayam maupun babi. Limbah Kegiatan/Usaha Peternakan. Pusat
Penelitian lanjutan disarankan dengan lama Penelitian Lingkungan Hidup. Lembaga
inkubasi yang lebih dari satu minggu sehingga Penelitian. Institut Pertanian Bogor.
Sumardi, 1999. Pengaruh Penambahan Bahan
terjadi perubahan dalam hal warna, bau dan
Percepat Pada Proses Pengomposan Sampah
tekstur bokashi. terhadap hasil Kompos. Duta Farming. Vol. 17.
No. 1, Semarang.
Sutanto, R. 2002. Penerapan Pertanian Organik.
DAFTAR PUSTAKA Kanisius.Yogyakarta.
Tata. 2000. Menggugat Revolusi Hijau Generasi
Hakim, N., M.Y Nyakpa., A.M Lubis, S.G Nugroho., Pertama. Yayasan Tirta Karangsari. Pestisida
M.R Saul., M.A Diha., G.B Hong dan H.H Bailey. Action Network (PAN-Indonesia) dan Yayasan
1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Universitas Kehati.
Lampung. Lampung. Yulipriyanto, H. 2010. Pengomposan Fase
Hanafiah, K. A. 1993. Rancangan Percobaan Teori Thermofilik Limbah Organik Kotoran Ayam Pada
dan Aplikasi. Raja Grafindo Persada Jakarta. Lingkungan Artifisial Menggunakan Indore Heap
Jakarta. Methode. Prosiding Seminar Nasional Hasil
Hartatik, W dan L.R Widowati. 2010. Pupuk Penelitian Pertanian.
Kandang. Yuwono, D. 2005. Kompos. Penebar Swadaya.
http://www.balittanah.litbang.deptan.go.id. Jakarta.
Diakses tanggal 2 Juli 2012.
Isroi. 2008. Manfaat Kompos. Link
:http://isroi.wordpress.com/2008/11/1...nah/#more
-1140U (diakses tanggal, 11-12-2009).
Murbandono, H. S. 1998. Membuat Kompos.
Penebar Swadaya. Jakarta
Nasir. 2008. Pengaruh Penggunaan Pupuk Bokashi
pada Pertumbuhan dan Produksi Palawija dan
Sayuran. www.distperternakpandeglang.go.id.
Sihombing, D T H. 2000. Tekhnik Pengelolaan
Limbah Kegiatan/Usaha Peternakan. Pusat
Penelitian Lingkungan Hidup. Lembaga
Penelitian. Institut Pertanian Bogor.
Sumardi, 1999. Pengaruh Penambahan Bahan
Percepat Pada Proses Pengomposan Sampah
terhadap hasil Kompos. Duta Farming. Vol. 17.
No. 1, Semarang.
Sutanto, R. 2002. Penerapan Pertanian Organik.
Kanisius.Yogyakarta.
Tata. 2000. Menggugat Revolusi Hijau Generasi
Pertama. Yayasan Tirta Karangsari. Pestisida
Action Network (PAN-Indonesia) dan Yayasan
Kehati.
Yulipriyanto, H. 2010. Pengomposan Fase
Thermofilik Limbah Organik Kotoran Ayam Pada
Lingkungan Artifisial Menggunakan Indore Heap
Methode. Prosiding Seminar Nasional Hasil
Penelitian Pertanian.
Yuwono, D. 2005. Kompos. Penebar Swadaya.
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai