Jurnal Khamir Roti-1
Jurnal Khamir Roti-1
ROTI TAWAR
M. Nadya dan R. D. Ulfa
Laboratorium Mikrobiologi Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
PENDAHULUAN
Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber daya hayati yang diolah
maupun tidak. Salah satu contoh pangan yang cukup banyak dikonsumsi masyarakat
sebagao makanan kudapan yaitu roti. Roti sudah ada sejak dulu dan roti biasa
dukonsumsi oleh masyarakat dari bertbagai belahan dunia. Tepung terigu yang menjadi
bahan dasar roti tawar mengandung pati dalam jumlah yang relative tinggi. Pati ini dapat
dihidrolisis menjadi gula sederhana oleh mikroorganisme khussnya jamur, karena gula
sederhana merupakan sumber nutrisi utama bagi mikroorganisme tersebut
(Mizana, dkk., 2016).
1
Roti adalah bagian dari pangan olahan yang proses pembuatannya melalui proses
fermentasi terigu dengan menggunakan ragi saccharomyces cerevisiae atau bahan
pengembang lainnya dan kemudian dipanggang. Roti tawar merupakan pangan olahan
yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Roti tawar merupakan jenis roti sponge yang
sebagian besar teksturnya berupa gelembung-gelembung gas. Pada proses pembuatan
roti tawar yang berperan penting dalam pembentukan teksturnya serta berperan dalam
penegmbangan adonan yaitu senyawa gluten yang tedapat pada gandum. Gluten
menentykan elastisitas dan plastisitas adonan yang diakibatkan terbentuknya kerangka
seperti jaring-jaring yang berperan sebagai perangkap gas hasil peragian sehingga
adonan dapat mengembang (Pusuma, dkk., 2018).
Roti tawar adalah adonan yang terbuat dari roti dengan menggunakan sedikit gula,
garam, susu bubuk dan mentega. Salah satu bahan baku roti yang penting dalam proses
pembuatan roti tawar adalah ragi atau yeast. Ragi adalah mikroorganisme hidup yang
berkembang biak dengan cara memakan gula. Fungsi utama ragi adalah mengembangkan
adonan. Pengembangan adonan terjadi karena ragi menghasilkan gas karbondioksida
(CO2) selama fermentasi. Komponen lain yang terbentuk selama proses fermentasi adalah
asam dan alkohol yang berkontribusi terhadap rasa dan aroma roti, namun alkohol akan
menguap dalam proses pengembangan roti (Fitriyani, 2013).
Terigu yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan roti adalah tepung terigu
yang memiliki kadar protein yang tinggi, karena memerlukan air lebih banyak agar gluten
yang terbentuk dapat menyimpan gas sebanyak-banyaknya sehingga didapatkan volume
yang besar. Akan tetapi roti akan menjadi kenyal sehingga perlu diimbangi dengan
penambahan bahan-bahan lain yang fungsinya untuk mengempukkan roti. Pengadukan
adonan roti tidak hanya sekedar mengaduk saja tetapi kadar protein yang terkandung di
dalam tepung terigu harus diperhatikan dan pemberian energy saat pengadukan juga
disesuaikan. Pencampuran adonan disertai dengan suatu kenaikan suhu massa aonan
terukur. Sumber panas terutama berasal dari tenaga yang dilepaskan oleh hidrasi tepung
dan panas yang dihasilkan oleh adanya geseran selama pencampuran mekanis dari
adonan (Swami, dkk., 2015).
2
METODE PRAKTIKUM
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu tepung terigu protein tinggi, susu
bubuk, gula pasir, ragi instan, garam, kuning telur, mentega, dan air hangat.
Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu kompor, gas full, baskom, oven,
loyang roti, wadah tertutup, sendok pengaduk, sendok makan, pisau, serbet, piring, dan
sarung tangan plastik.
Prosedur Praktikum
Prosedur percobaan pembuatan roti tawar dapat dilihat pada gambar 1.
Dicampur tepung terigu, susu bubuk, gula pasir, ragi instan, dan garam dan
aduk rata.
CDitambahakan kuning telur, lalu dituangkan air hangat sedikit demi sedikit
sambil diuleni.
3
PENGAMATAN
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui prinsip fermentasi dengan
pemanfaatan khamir Saccharomyces cerevisiae.
Hasil
4
Keterangan tekstur:
1. Sangat keras
2. Keras
3. Agak keras
4. Lembut
5. Sangat lembut
a, b, c, d, dan e: panelis
Pembahasan
Salah satu bahan baku yang paling penting dalam pembuatan roti adalah ragi.
Ragi termasuk mikroorganisme eukariotik jenis fungi ascomycota yang merupakan sumber
dari vitamin B dan protein. Ragi yang salah satunya digunakan untuk pembuatan roti yaitu
Saccharomyces cerevisiae berguna untuk memberikan volume atau mengembangkan
adonan, memberikan rasa, serta aroma. Ragi ini nantinya akan melakukan proses
fermentasi yang akan menghasilkan gasyang paling penting yaitu CO 2 yang berguna untuk
membuat adonan menjadi mengembang. Gas CO2 ini didapat dari gula yang diubah oleh
ragi menjadi karbon dioksida yang nantinya akan memperluas protein gluten dalam tepung
dan menyebebkan adonan akan menjadi naik. Komponen lain yang terbentuk selama
proses fermentasi yang dilakukan ragi adalah alkohol yang berkontribusi terhadap rasa
dan aroma pada roti, namun alkohol ini akan menguap dalam proses pemanggangan roti
(Ali, dkk., 2018).
5
Di Indonesia, roti telah menjadi tren konsumsi pada masyarakat karena sifatnya
yang praktis dan memiliki karakterisktiksebagai makanan pokok. Kandungan gizi pada roti
cukup lengkap untuk melengkapi kebutuhan nutrisi orang yang mengkonsumsinya. Roti
merupakan produk yang diperoleh dari adonan tepung terigu dan ditambah dengan ragi
roti lalu dipanggang, dengan penambahan bahan makanan lain dan bahan tambahan
makanan yang diizinkan. Karena bahan dasar pembuatan roti adalah tepung terigu, maka
akan menyebabkan tingginya impor dari tepung terigu ini. Untuk membuat roti tidak hanya
menggunakan tepung terigu, tetapi juga bisa menggunakan tepung beras sebagai bahan
dasar pengganti tepung terigu karena tepung beras memiliki sifat yang mirip dengan
tepung terigu dalam hal rasa dan kemampuan menyerap air, tetapi kemampuan dalam
menahan gas secara keseluruhan sangat rendah. Oleh karena itu, apabila ingin
menggunakan tepung beras ini sebagai bahan dasar pembuatan roti perlu penambahan
gum xanthan karena gum xanthan ini mampu mengikat gas (Wahyuningsih, dkk., 2015).
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Ali, A., A. Shehzad, M. R. Khan, M. A. Shabbir dan M. R. Amjid. 2012. Yeast, its types and
role in fermentation during bread making process-a review. Pakistan Journal of Food
Sciences. 22(3): 171-179.
Fitriyani. 2013. Eksperimen pembuatan roti tawar dengan penggunaan sari bayam
(amaranthus sp). Food Science and Culinary Education Journal. 2(2): 16-23.
Karki, T. B., P. M. Timilsina, A. Yadav, G. R. Pandey, Y. Joshi, S. Bhujel. R. Adhikari dan
K. Neupane. 2017. Selection and characterization of potential baker’s yeast from
indigenous resources of Nepal. Biotechnology Research International. 20(17): 1-10.
6
Mizana, D. K., N. Suharti, dan A. Amir. 2016. Identifikasi pertumbuhan jamur Aspergilus sp
pada roti tawar yang dijual di kota Padang berdasarkan suhu dan lama
penyimpanan. Jurnal Kesehatan Andalas. 5(2): 355-360.
Pusuma, D. A., Y. Praptiningsih, dan M. Choiron. 2018. Karakteristik roti tawar kaya serat
yang disubstitusi menggunakan tepung ampas kelapa. Jurnal Agroteknologi.
12(01): 29-42.
Swami, S. B., N. J. Thakor dan P. R. Murudkar. 2015. Effect of yeast concentration and
baking temperature on quality of slice bread. Journal of food research and
technology. 3(4): 131-141.
7
LAMPIRAN
8
9