SKENARIO 2
OLEH : KELOMPOK 3
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
SKENARIO................................................................................................................................1
DEFINISI............................................................................................................................9
ETIOLOGI..........................................................................................................................9
EPIDEMIOLOGI..............................................................................................................10
KLASIFIKASI..................................................................................................................10
FAKTOR RESIKO............................................................................................................11
PATOGENESIS................................................................................................................12
MANIFESTASI KLINIS..................................................................................................13
DIAGNOSIS.....................................................................................................................15
TATA LAKSANA.............................................................................................................16
KOMPLIKASI..................................................................................................................18
PROGNOSIS....................................................................................................................18
KESIMPULAN........................................................................................................................19
REFERENSI............................................................................................................................20
2
SKENARIO
Duniaku berputar…
1
14. Indikasi rawat inap dan kriteria rujukan?
15. Kenapa keluhan mendadak dan hilang timbul?
2
Kerjaatau beraktifitas pada larut malam menyebabkan meningkatnya resiko
hipertensi. Pada orang yangtidurnya erkurang maka saraf simpatik akan mudah sekalli
terpicu dan berimbas pada vasokonstriksi pembuluh darah meningkatkan tekanan
darah, sehingga berakhir pada meningkatnya pompaan darah yang terlalu kuat
disekitar organ pengaturan keseimbangan dan menyebabkan tinnitus.
8. Mekanisme pusing duniannya berputar & dirinya yang berputar? (persepsi pusing)
Pusing dengan perasaan berputar, atau bisa dibilang dengan vertigo, dapat dibagi
menjadi 2 jenis, yaitu menurut persepsi penderita atau menurut dengan lesi yang
mengenai. Berdasarkan persepsi penderita, vertigo dibagi menjadi 3 jenis, yaitu
vertigo subjektif, vertigo objektif, dan pseudovertigo. Vertigo objektif adalah vetigo
dimana penderita merasakan dunia/lingkungan di sekitarnya berputar, vertigo
subjektif adalah keadaan dimana penderita merasakan dirinya bergerak-gerak entah
itu dalam sumbu horizontal atau bidang vertigal atau memutari suatu objek.
Sedangkan berdasarkan lesi yang mengenainya dibagi menjadi vertigo sentral, dan
vertigo perifer. Vertigo sentral adalah vertigo yang terjadi karena terdapat lesi di
daerah CNS (serebrum, dan atau cerebellum) dan biasanya ditandai dengan vertigo
yang disertai dengan kehilangan keseimbangan, dan vertigo perifer adalah vertigo
yang terjadi karena terdapat lesi di pengaturan keseimbangan perifer (nervus
vestibuler, nuleus vestibuler, atau labirin). Secara klinis, vertigo subjektif atau vertigo
objektif tidak terlalu berguna.
13. Bagaimana penanganan pertama saat pusing seperti pada skenario (berputar-putar)?
Penanganan pertama terhadap pasien saat mengalamai keluhan pusing, adalah dengan
menenangkan pasien dan membaringkan pasien di tempat yang aman, kemudin
miringkan pasien ke posisi vertigo yang lebih ringan, dan posisi kepala lebih tinggi
dari badan, latihan vestibular setiap pagi dan sore (duduk tegak di bed, tungkai
menggantunng, mata tertutup). Medikasi simptomatik dengan antihistamin atau
calcium antagonist, lakukan gerakan seperti dix-halpike manuever, apley manuever
untuk memperkecil kemungkinan vertigo.
Diagnosis banding :
4
Meniere’s Vestibular
BPPV
Disease neuritis
Wanita + + +
Usia 48 th + + +
Keluhan pusing berputar mendadak + +/- +/-
Hilang timbul, bertambah saat + - -
berubah posisi
Penyakit sekarang : HTN + + +
RPK : ibu HTN + +/- +/-
Keluhan Penyerta
Nausea + + +
Tinnitus (hilang timbul) 3 bln lalu + + +
KU:compos mentis
GCS : 4-5-6 (15)
TD 130/80
RR 20 x/menit
Nadi 86 x/menit
Suhun 36,5 oC
Romberg test (+) + + +
dix-hallpike manuever (+) + - -
nistagmus (-) + + +
Visus 2/60 + + +
5
Problem Tree
Romberg
tinnitus
1. Problem Tree
DEFINISI
Vertigo merupakan keluhan yang sering dijumpai dalam praktek, yang sering
digambarkan sebagai rasa berputar, rasa oleng, tak stabil (giddiness, unsteadiness) atau rasa
6
pusing (dizziness). Deskripsi keluhan tersebut penting diketahui agar tidak dikacaukan
dengan nyeri kepala atau sefalgi, terutama karena di kalangan awam kedua istilah tersebut
(pusing dan nyeri kepala) sering digunakan secara bergantian.
Vertigo berasal dari bahasa latin vertere yang artinya memutar, merujuk pada sensasi
berputar sehingga mengganggu rasa keseimbangan seseorang, umumnya disebabkan oleh
gangguan pada sistim keseimbangan. Berbagai macam defenisi vertigo dikemukakan oleh
banyak penulis, tetapi yang paling tua dan sampai sekarang nampaknya banyak dipakai
adalah yang dikemukakan oleh Gowers pada tahun 1893 yaitu setiap gerakan atau rasa
(berputar) tubuh penderita atau obyek-obyek di sekitar penderita yang bersangkutan dengan
kelainan keseimbangan.
ETIOLOGI
Penyebab BPPV di bagi menjadi dua yaitu penyebab primer dan sekunder. Primer
atau idiopatik (50%-70%), dan penyebab sekunder yaitu trauma kepala merupakan penyebab
kedua terbanyak pada BPPV bilateral (7%-17%), Penyebab lain yang lebih jarang adalah
labirinitis virus (15%), penyakit meniere (5%), migrain (<5%) dan pembedahan telinga dalam
(<1%).penyebab lain kejadian BPPV adalah hipertensi. Hipertensi adalah suatu keadaan
dimana tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90
mmHg sering dialami oleh usia lanjut
Benign Paroxysmal Positional Vertigo diduga disebabkan oleh perpindahan
otokonia kristal (kristal karbonat Ca yang biasanya tertanam di sakulus dan utrikulus). Kristal
tersebut merangsang sel-sel rambut di saluran setengah lingkaran posterior, menciptakan ilusi
gerak. Batu-batu kecil yang terlepas (kupulolitiasis) didalam telinga bagian dalam
menyebabkan BPPV. Batu-batu tersebut merupakan kristal-kristal kalsium karbonat yang
normalnya terikat pada kupula. Kupula menutupi makula, yang adalah struktur padat dalam
dinding dari dua kantong kantong (utrikulus dan sakulus) yang membentuk vestibulum.
Ketika batu-batu terlepas, mereka akan mengapung dalam kanal semisirkular dari telinga
dalam.
Debris kalsium sendiri dapat pecah karena beberapa penyebab seperti trauma atupun
infeksi virus, tapi pada banyak keadaan dapat terjadi tanpa didahului trauma atau penyakit
lainnya. Mungkin dapat juga disebabkan oleh perubahan protein dan matriks gelatin dari
membrane otolith yang berhubungan dengan usia. Lepasnya otokonia
dapat juga sejalan dengan demineralisasi tulang pada umumnya
7
EPIDEMIOLOGI
Dalam survei berbasis populasi, prevalensi BPPV seumur hidup adalah 2,4 persen
[1]. Prevalensi satu tahun BPPV meningkat dengan usia dan tujuh kali lebih tinggi pada
mereka yang lebih tua dari 60 tahun, dibandingkan dengan mereka yang berusia 18 hingga 39
tahun. BPPV lebih umum pada wanita daripada pria di semua kelompok umur, dengan rasio
yang dilaporkan 2: 1 hingga 3: 1 [1,2].
KLASIFIKASI
A.Gejala
1. Serangan vertigo rotasi atau pusing disebabkan oleh perubahan posisi kepala
relatif terhadap gravitasi.
2. Vertigo muncul dengan latensi pendek, berlangsung kurang dari satu menit dan
ditandai dengan peningkatan diikuti oleh penurunan intensitasnya.
3. Intensitas vertigo berkurang atau menghilang setelah posisi kepala berulang.
4. Vertigo tidak berhubungan dengan gejala koklea seperti pendengaran, tinitus, atau
telinga yang penuh.
5. Tidak ada gejala neurologis selain vertigo.
B. Tanda
1. Nystagmus puntir, di mana kutub atas mata berputar ke arah telinga yang terkena,
diinduksi oleh manuver Dix-Hallpike di mana pasien dibawa dari posisi tegak ke posisi
telentang dengan kepala diputar 458 ke telinga yang terkena. Nystagmus sering mengandung
komponen vertikal (ke atas) tambahan.
2. Nystagmus puntir, di mana kutub atas mata berputar ke arah telinga kontralateral,
kemudian diinduksi oleh manuver Dix-Hallpike terbalik di mana pasien berada.
dibawa dari posisi terlentang ke posisi tegak. Nystagmus sering mengandung komponen
vertikal (ke bawah) tambahan.
3. Nystagmus muncul dengan latensi pendek, berlangsung kurang dari satu menit
dan ditandai dengan peningkatan
diikuti oleh penurunan intensitasnya.
4. Penyebab penyakit vestibular perifer dan sentral lainnya
vertigo tidak termasuk.
8
BPPV tipe kanal-lateral (canalolithiasis)
A. Gejala
1. Serangan vertigo rotasi atau pusing disebabkan oleh
perubahan posisi kepala relatif terhadap gravitasi.
2. Vertigo muncul dengan latensi pendek, berlangsung kurang dari satu menit dan
ditandai dengan peningkatan diikuti oleh penurunan intensitasnya.
3. Intensitas vertigo berkurang setelah kepala berulang
posisi.
4. Vertigo tidak berhubungan dengan gejala koklea seperti pendengaran, tinitus, atau
telinga yang penuh.
5. Tidak ada gejala neurologis selain vertigo.
B. Tanda
1. Geistropik posisi nistagmus diinduksi oleh terlentang tes roll: nystagmus
horizontal ke kanan diinduksi oleh posisi kepala kanan-bawah-telinga dan horizontal ke kiri
nystagmus diinduksi oleh posisi kepala kiri-bawah-ke-bawah dengan pasien terlentang.
Nystagmus terdiri dari mayor komponen torsional horisontal dan kecil.
2. Nystagmus muncul dengan latensi pendek, berlangsung kurang dari satu menit
dan ditandai dengan peningkatan diikuti oleh penurunan intensitasnya.
3. Penyakit vestibular perifer dan sentral lainnya yang menyebabkan vertigo tidak termasuk.
9
nistagmus horizontal diinduksi oleh posisi kepala kiri-bawah-bawah dengan pasien
terlentang. Nystagmus
terdiri dari komponen torsional horizontal dan minor utama.
2. Nystagmus muncul tanpa latensi dan berlangsung lebih dari satu menit tanpa
penurunan intensitasnya.
3. Penyakit vestibular perifer dan sentral lainnya yang menyebabkan vertigo
dikeluarkan
FAKTOR RESIKO
1. Usia
a. Seiring bertambahnya usia menyebabkan terjadimya perubahan pada protein
dan matrix gelatin pada membrane otolith, dimana hal ini menyebabkan
perlekatan antara filament dengan otoconia menjadi lemah yang menyebabkan
otoconia lepas dengan mudah menuju canal semicircularis
2. Jenis Kelamin (Perempuan)
a. Penurunan kadar estrogen diketahui dapat mengganggu struktur internal dari
otoonia sehingga menyebabkan otoconia dan filament menjadi terlepas dan
mengalir menuju canal semicircularis
3. Penyakit pada telinga
a. Seperti otitis media, vestibular neuritis, dan Meniere disease menyebabkan
peningkatan risiko otoconia untuk terlepas dari membrane otolith
4. Osteoporosis
5. Rendahnya kadar HbA1c dan albumin
6. Hiperlipidemia
a. Hyperlipidemia menyebabkan pembuluh darah menjadi kaku sehingga mudah
untuk terjadi iskemia yang mana apabila iskemia terjadi pada arteri yang
memperdarahi teling maka jaringan pada telinga akan terjadi hipoksia
sehingga dapat meningkatkan risiko terjadinya BPPV
7. Implantasi gigi
8. Post operasi telinga
a. Post operasi telinga ditambah bed rest yang lama dengan posisi tidur
meningkatkan risiko terjadinya BPPV.
PATOGENESIS
Pusing dan sensasi ketidakseimbangan merupakan keluhan yang paling sering ditemui
di fasilitas kesehatan pertama.komplain ini kebanyakan merupakan kasus benign, namun
selalu ada kemungkinan alasan lain seperti penyakit neurologis. Pusing sendiri dapat
diartikan menjadi berbagai pengalaman sensoris yang berbeda-beda, seperti dapat diartikan
10
sebagai perasaan terombang-ambing, lemah, presinkop, light-headeness, ketidakseimbangan,
pandangan yang berputar, perasaan tidak realistis, sinkop, bahkan petit mal. Dan pusing
sendiri dapat dibagi menjadi empat kategori.
1. Vertigo, sensasi fisik dirinya atau sekitarnya berputar
2. Pre-sinkop, sensasi pingsan
3. Disequilibrium, ketidak seimbangan tubuh atau gaya berjalan
4. Light headedness, simptoms yang kadang menyertari anxietas.
Untuk patofisiologinya sendiri, BPPV (Benign Paroxysmal Positioning Vertigo)
memiliki beberapa teori terkait
1. Teori Balon and Colleagues
Yang menyebutkan bahwa BPPV 17 % disebabkan oleh trauma cerebral setelah
beberapa hari atau minggu, berkaitan dengan kerusakan langsung dengan fungsi cerebralnya.
Sementara 15% terjadi setelah terjadi infeksi virus neurolabyrinthes. Teori ini sama sekali
tidak menyebutkan adanya pengaruh kelainan otologik.
2. Teori Schuknecht
11
BPPV disebabkan oleh cupulothiasis, dimana kristal otolit terjebak dan menempelkan
diri sendiri pada cupula di canalis semicircularis.[1] Dalam pengaruh gravitasi, statolit akan
bergerak menuju bagian terbawah dari labyrinth, yang mana dapat juga tersapu menuju
saluran masuk canalis semicircularis posterior saat pasien berbaring/dalam posisi supinasi.[2]
Dewasa ini, disebutkan juga hal ini disebabkan karena canalithiasis, dimana kristal
otolit akan terlepas, dan akan bergerak di endolimfe dalam kanal dan tentuya akan bergerak
ke berbagai bagian kanal sesuai dengan pergerakan dari posisi kepala.
Hal ini nantinya akan mempengaruhi canalis semicircularis jika terdapat kristal di
dalamnya, yang akan menyebabkan putaran pada endolimfe yang mana sensasi ini akan
dihantarkan menuju capula. Impuls yang berasal dari canal semicircularis tadi kemudian akan
menyebabkan sensasi berputar dan nistagmus tergantung pada semicircularis canal mana
yang di dalamnya terdapat kristal, dan sensasi ini akan dirasakan selama interval pendek
kurang dari 60 detik.
12
posisi kepala mengikuti arah gravitasi. Gejala dapat timbul dikarenakan perubahan
posisi kepala seperti saat melihat keatas, berguling, atau pun saat bangkit dari tempat
tidur.
Benign Paroxysmal Positional Vertigo sendiri dapat dialami dalam durasi yang
cepat ataupun terjadi sepanjang hidup, disertai gejala yang terjadi dengan pola sedang
yang berbeda-beda tergantung pada durasi, frekuensi, and intensitas. BPPV tidak
dianggap sebagai sesuatu yang membahayakan kehidupan penderita. Bagaimanapun,
BPPV dapat mengganggu perkerjaan dan kehidupan sosial penderita.
DIAGNOSIS
13
Periode latensi untuk onset nistagmus dengan manuver ini tidak spesifik pada literatur, tapi
berkisar antara 5 sampai 20 detik, walaupun dapat juga berlangsung selama 1 menit pada
kasus yang jarang. Yang kedua, vertigo subjektif yang diprovokasi dan nistagmus meningkat,
dan kemudian mereda dalam periode 60 detik sejak onset nistagmus.
Pemeriksaan
Fisik Setiap kriteria berikut terpenuhi:
Dix-Hallpike
nistagmus.
14
mengalami kelelahan (fatigue), yakni berkurangnya keparahan nistagmus ketika manuver
tersebut diulang-ulang. Tetapi karakteristik ini tidak termasuk kriteria diagnosis.
15
4. Membedakan dengan Penyebab Sentral
Benign Paroxysmal Positional Vertigo yang khas biasanya mudah dikenali seperti di
atas dan merespon terhadap pengobatan. Bentuk-bentuk vertigo posisional yang paling sering
menyebabkan kebingungan adalah mereka dengan downbeating nystagmus, atau mereka
dengan nistagmus yang tidak benar-benar ditimbulkan oleh manuver posisi, tetapi tetap
terlihat saat pasien berada pada posisi kepala menggantung. Tabel dibawah menguraikan
beberapa fitur yang mungkin membantu membedakan vertigo sentral dari vertigo perifer.
Sebagai aturan umum, jika nistagmus tidak khas, atau jika gagal merespon terhadap terapi
posisi, penyebab sentral harus dipertimbangkan.
Tabel 2. Perbedaan antara Vertigo Posisi Perifer dengan Sentral
Sentral Perifer
manuver Dix-Hallpike
Posisi
16
TATA LAKSANA
17
-Kemudian tutup kedua matannya dan berbaring cepat kesalah satu sisi tubuh tahan
selama 30 detik.
-Duduk tegak kembali setelah 30 detik,baringkan tubuh yang sama kesissi lain tahan
selama 30 detik.
-Kemudian duduk tegak kembali
-Lakukan latihan berulang (selama 5 hari berturut-berturut) agar tidak vertigo
CONTOH RESEP
R/ Diazepam tab 500 mg No. XV
KOMPLIKASI
18
Dispersi dimungkinkan. Mungkin, setelah diguncang, kanal-kanal itu tersuspensi
menjadi larutan seperti kotoran di air berlumpur. Selama mereka tetap tergantung, pasien
tidak memiliki gejala. Ketika canaliths akhirnya menetap, vertigo dapat kembali.
PROGNOSIS
Penderita BPPV mempunyai prognosis yang baik. BPPV dapat hilang dengan
sendirinya setelah beberapa waktu, walaupun kadang ada penderita BPPV yang tidak sembuh
dalam waktu yang lama dan sewaktu-waktu dapat kambuh lagi. Selain itu juga telah terbukti
bahwa 90% penderita BPPV akan sembuh setelah menjalani sekali maneuver pada kunjungan
pertamanya, 95% penderita BPPV akan sembuh setelah menjalani beberapa kali maneuver
tersebut. Namun ada 5% penderita BPPV yang menjadi kronis karena penyebabnya idiopatik
KESIMPULAN
19
REFERENSI
1. Adam R.D., Victor, M., Ropper, A.H. 2005. Principle of Neurology; Ed 8. Ed.McGraw-
Hill. New York.
2. Duus, Peter. 2010. Diganosis Topic Neurologi : DUUS; Ed 4. Goettingen and Freiburg.
Germany.
4. Yuan J, et all. Factors Associated with benign paroxysmal positional vertigo: A Chinese case
control study. Medical Science Monitor .2017;23:3885-3889.
5. Fife D.T. Benign Paroxysmal Positional Vertigo. Semin Neurol Journal. 2009;29:500-
508.
9. Tim penyusun. Buku Ajar Neurologi. Edisi I. Jakarta : CV. Sagung Seto : 2017
11. Tim penyusun. Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatam Tingkat Pertama. Edisi II. Jakarta.