Anda di halaman 1dari 2

Allah berfirman di dalam Al-Quran:

‫ش دُ ِم ان الْ غ اي ِ ف ا ام ْن ي ا ْك ف ُ ْر‬ ْ ‫الد ي ِن ق ا ْد ت اب اي َّ ان ال ُّر‬


ِ ‫اَل إِ ْك ار اها فِي‬
ْ ‫اَّلل ِ ف اق ا ِد ا‬
‫س ت ا ْم سا اك بِالْ ع ُ ْر او ةِ الْ ُو ث ْق ا ٰى اَل‬ َّ ِ‫ت او ي ُ ْؤ ِم ْن ب‬ِ ‫بِالطَّ اغُ و‬
‫س ِم ي ٌع عا ِل ي ٌم‬ َّ ‫ص ا ام ل ا اه ا او‬
‫َّللا ُ ا‬ ‫انْ ِف ا‬
Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas
jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu, barangsiapa yang
ingkar kepada berhala dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah
berpegang kepada buhul tali yang amat kuat, yang tidak akan putus. Dan Allah
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui (QS. al-Baqarah: 256).

Ayat ini menjelaskan kepada kita, bahwa tidak ada paksaan dalam beragama.
Tidak dibenarkan memaksa orang lain untuk mengikuti agama kita. Agama
adalah keimanan dan kesadaran, bukan kepura-puraan dan paksaan.

Ada beberapa alasan mengapa Islam melarang paksaan dan keterpaksaan dalam
beragama.

1. Alasan pertama karena agama, keyakinan dan keimanan merupakan domain hati
nurani yang identik dengan kelembutan dan kehalusa n. Suara hati tidak dapat
diubah dengan cara-cara paksa, atau bahkan dengan ancaman dan kekerasan
sekalipun.

Seseorang akan melakukan segala apa pun di dunia ini sesuai dengan kata
hatinya. Dan seseorang yang sudah meyakini sesuatu tidak akan bisa dipaksa
untuk meninggalkan keyakinannya tersebut. Apabila ia terus dipaksa (dan
kalaupun dia berubah karena paksaan tersebut), maka itu hanyalah kepura-
puraan. Islam tidak pernah menerima kepura-puraan, baik dalam ibadah, ataupun
dalam kehidupan sosial.

.Sejatinya keberagamaan dibangun di atas kesadaran dan kebebasan.

Sebagian umat beragama, mungkin, mempunyai tingkat kepatuhan yang begitu


tinggi hterhadap ajaran-ajaran agamanya, hingga yang bersangkutan mampu
menjalankan ajaran agamanya secara konsisten. Sedangkan sebagian lainnya,
mungkin, mempunyai tingkat kepatuhan lebih rendah. Sehingga yang
bersangkutan acapkali terjebak dalam hal-hal yang terlarang dalam agama,
seperti aksi kekerasan, tidak peduli terhadap nasib sesama, dan cenderung
memaksakan suatu agama atau paham tertentu kepada pihak lain.

2. Alasan kEDUa adalah HIDAYAH, karena hidayah merupakan hak mutlak Allah.
Tidak ada satu orang pun di dunia ini yang dapat memberikan hidayah kepada
orang lain. Termasuk para malaikat, bahkan Nabi sekalipun. Termasuk juga
Nabi Muhammad SAW. Hidayah hanya miliki Allah.

yang bisa dilakukan oleh umat Islam hanyalah menyampaikan dna mendakwahi
mereka dengan cara-cara yang sudah ditetapkan dalam al-Quran, yaitu santun,
bijaksana dan masuk akal. Diharapkan, cara-cara lembut seperti ini mampu
memahamkan mereka tentang esensi yang kita sampaikan. Apabila hal ini pun
tidak berhasil, maka semuanya menjadi urusan Tuhan. Dengan kata lain, kita
tidak mempunyai beban dosa apapun atas semua yang diperbuat oleh mereka.

3. Inti dari semua itu, keberimanan seseorang muncul dari lubuk hati yang paling
dalam dan kesadaran yang bersifat ilahi. Sebab itu, keberimanan lahir dan
tumbuh bukan dari paksaan, melainkan dari penghayatan yang ditransformasikan
dalam kehidupan nyata, terutama untuk membangun keadilan dan kedamaian.

Anda mungkin juga menyukai