PENDAHULUAN
Kanker serviks atau yang lebih dikenal dengan kanker leher rahim adalah
tumbuhnya sel-sel tidak normal pada leher rahim, perubahan untuk menjadi sel kanker
memekan waktu lama, sekitar 10 sampai 15 tahun.Kanker ini biasanya terjadi pada umur
30 sampai dengan 50 tahun, yaitu puncak usia reproduktif perempuan sehingga akan
menyebabkan gangguan kualitas hidup secara fisik, kejiwaan dan kesehatan seksual.
Kanker Serviks adalah keganasan yang bermula pada sel-sel serviks (leher rahim).
Kanker serviks dimulai pada lapisan serviks. Terjadinya kanker sangat perlahan. Pertama,
beberapa sel normal berubah menjadi sel-sel prakanker, kemudian berubah menjadi sel
kanker. Perubahan ini disebut dispalasia dan biasanya terdeteksi dengan tes pap smear.
Kanker rahim adalah salah satu jenis penyakit yang berkembang di dalam lapisan
rahim. Rahim adalah organ kosong menyerupai buah pir yang terletak di antara kandung
kemih dan rektum pada tubuh wanita.
Rahim merupakan tempat di mana janin tumbuh dan berkembang selama masa
kehamilan. Dinding dari rahim disebut dengan endometrium. Di bagian bawah rahim,
terdapat organ yang menghubungkan dengan vagina, yaitu serviks atau leher rahim.
Kanker rahim terdiri dari beberapa jenis, dan salah satunya yang paling sering terjadi
berawal di endometrium atau dinding rahim. Kondisi ini juga dinamakan dengan kanker
endometrium.
Penyakit ini umumnya muncul setelah masa menopause. Gejala yang paling sering
muncul adalah pendarahan dari vagina dan nyeri di panggul, meskipun telah melewati
masa menopause.
II.2 Penyebab Kanker Serviks
Human papilloma Virus (HPV) merupakan penyebab dari kanker serviks. Sedangkan
penyebab banyak kematian pada kaum wanita adalah virus HPV tipe 16 dan 18. Virus ini
sangat mudah berpindah dan menyebar, tidak hanya melalui cairan, tapi juga bisa
berpindah melalui sentuhan kulit. Selain itu, penggunaan wc umum yang sudah terkena
virus HPV, dapat menjangkit seseorang yang menggunakannya jika tidak
membersihkannya dengan baik.
Kemunculan kanker rahim berawal dari mutasi gen yang terjadi di lapisan sel rahim.
Mutasi gen ini menyebabkan sel-sel tubuh yang sehat mengalami kerusakan.
Sel-sel tubuh yang normal akan membelah diri dan tumbuh pada kecepatan yang
wajar, kemudian mati dan digantikan dengan sel-sel yang baru. Namun, apabila sel-sel
tersebut bermutasi dan rusak, perkembangannya menjadi tidak terkendali dan terus hidup.
Sel-sel yang rusak ini akan menumpuk dan membentuk jaringan tumor. Bahkan, sel-
sel tersebut dapat menyebar ke jaringan sekitarnya dan organ-organ tubuh lainnya. Proses
ini disebut dengan metastasis.
Hingga saat ini, penyebab dari bermutasinya sel-sel tubuh manusia masih belum
diketahui secara pasti. Namun, para ahli telah menemukan beberapa faktor risiko yang
memicu terjadinya mutasi sel-sel tubuh, salah satunya adalah obesitas dan
ketidakseimbangan hormon di dalam tubuh.
Faktor-faktor risiko
Kanker rahim adalah penyakit yang dapat menyerang setiap wanita dari hampir seluruh
golongan usia. Namun, terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko
seseorang terkena penyakit ini.
Memiliki salah satu atau beberapa faktor risiko bukan berarti Anda dipastikan dapat
mengidap penyakit ini. Bahkan, ada kemungkinan Anda tetap terserang penyakit ini
meskipun tidak ada satupun faktor risiko yang Anda miliki.
Berikut adalah faktor-faktor risiko pemicu munculnya kanker rahim, yaitu:
1. Usia
Risiko untuk terkena penyakit ini semakin meningkat seiring dengan bertambahnya usia.
Kebanyakan kasus penyakit ini ditemukan pada wanita berusia 40 tahun ke atas.
Hanya sekitar 1% kasus kanker rahim yang terjadi pada pasien berusia di bawah 40
tahun.
Setelah memasuki fase menopause, ovarium dalam tubuh wanita akan berhenti
memproduksi hormon estrogen. Namun, hormon ini tetap diproduksi dalam jumlah yang
sangat sedikit, terutama oleh sel-sel jaringan lemak.
Estrogen dari jaringan lemak dapat memicu terjadinya mutasi sel di dalam rahim,
sehingga risiko terjadinya kanker setelah masa menopause pun lebih tinggi.
Obesitas adalah faktor risiko yang paling utama dan berkaitan erat dengan perubahan
hormon tubuh. Hal ini disebabkan karena jaringan lemak juga dapat memproduksi
estrogen.
Dengan kata lain, semakin tinggi jumlah lemak di dalam tubuh Anda, semakin besar pula
jumlah estrogen yang dihasilkan oleh tubuh Anda. Kondisi ini dapat memicu
berkembangnya sel-sel kanker di dalam organ reproduksi, terutama rahim.
4. Keturunan keluarga
Apabila Anda memiliki anggota keluarga dengan penyakit ini, atau menderita kanker
pada organ reproduksi dan pencernaannya, peluang Anda untuk terkena penyakit ini lebih
besar.
5. Belum pernah hamil dan melahirkan
Anda juga berisiko mengalami kanker rahim apabila Anda pernah mengidap kanker jenis
lainnya, seperti kanker payudara atau ovarium.
Tamoxifen adalah obat yang digunakan untuk mencegah dan mengobati kanker payudara.
Tamoxifen berperan sebagai anti-estrogen di jaringan payudara.
Sebaliknya, obat ini justru berfungsi seperti estrogen di dalam rahim, sehingga berpotensi
menyebabkan dinding rahim menebal. Kondisi inilah yang dapat meningkatkan risiko
terkena kanker.
Penentuan stadium pada pasien kanker serviks sangat penting. Hal ini berkaitan
dengan jenis pengobatan dan prospek pemulihan yang akan dilakukan. Stadium kanker
serviks sebagai berikut :
Stadium Keterangan
Kanker rahim dapat dibagi menjadi dua jenis, tergantung pada bagian rahim yang
terdampak. Berikut adalah jenis-jenisnya:
1. Kanker endometrium
Jenis kanker rahim yang paling banyak ditemukan adalah kanker endometrium.
Sebanyak 90% kasus penyakit ini tergolong dalam jenis kanker endometrium.
Sel kanker jenis ini berkembang pertama kali di bagian dinding rahim. Kanker
endometrium dapat dibagi lagi menjadi 2 tipe, yaitu endometroid adenokarsinoma
dan karsinosarkoma uterus.
Endometrioid adenokarsinoma adalah tipe yang paling banyak terjadi dalam kasus
kanker endometrium. Tipe ini biasanya lebih mudah disembuhkan.
Sementara itu, karsinosarkoma uterus hanya terjadi pada sebanyak 5% kasus kanker
rahim. Tipe sel kanker ini berkembang lebih cepat dan cenderung muncul lagi
meskipun sudah disembuhkan.
2. Sarkoma uterus
Sarkoma uterus adalah jenis kanker yang berkembang di sel-sel lapisan otot rahim.
Jumlah kasus jenis kanker ini lebih sedikit terjadi dibanding dengan kanker
endometrium.
c. Kemoterapi
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Kanker serviks menyerang daerah leher rahim atau serviks yang disebabkan infeksi
virus HPV (human papillomavirus) yang tidak sembuh dalam waktu lama. Jika
kekebalan tubuh berkurang, maka infeksi HPV akan mengganas dan bisa menyebabkan
terjadinya kanker serviks. Gejalanya tidak terlalu kelihatan pada stadium dini, itulah
sebabnya kanker serviks yang dimulai dari infeksi HPV dianggap sebagai "The Silent
Killer".
Risiko menderita kanker serviks adalah wanita yang aktif berhubungan seks sejak
usia sangat dini, yang sering berganti pasangan seks, atau yang berhubungan seks dengan
pria yang suka berganti pasangan. Faktor penyebab lainnya adalah menggunakan pil KB
dalam jangka waktu lama atau berasal dari keluarga yang memiliki riwayat penyakit
kanker.
III.2 Saran
1. Menghindari merokok, ini menunjukkan penggunaan tembakau dapat
meningkatkan risiko terkena kanker serviks.
2. Menghindari seks sebelum menikah atau di usia sangat muda atau belasan tahun.
3. Menghindari berhubungan seks selama masa haid terbukti efektif untuk mencegah
dan menghambat terbentuknya dan berkembangnya kanker serviks.
4. Menghindari berhubungan seks dengan banyak partner.
5. Menjalani tes Pap smear secara teratur.
6. Pemberian vaksin atau vaksinasi HPV untuk mencegah terinfeksi HPV.
DAFTAR PUSTAKA
www.agromedia.net
http://puskesmaspetanahan.blogspot.com/2009/11/deteksi dini-kanker-leher-rahim-dengan.httml
http://kumpulan.info/sehat/artikel-kesehatan/48-artikel-kesehatan/147-pap-smear-thin-prep-
cegah-kanker-serviks. html#pap-smear
http://marwahalwi.blogspot.com/2012/02/maklah-kanker-serviks.html
http://id.netlog.com/KimYoonHeera/blog/blogid=175991
http://makalahkankerserviks.blogspot.com/
http://bidanku.com/kanker-serviks-ciri-ciri-penyebab-dan-pencegahan-kanker-serviks