Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENGUJIAN BORING

1.1 Dasar Teori

Pengujian boring umumnya bersamaan dengan pengujian Sondir karena


diperlukan untuk identifikasi perlapisan tanah yang merupakan bagian dari desain
pondasi. Prinsip percobaan ini adalah untuk memperoleh sampel pada suatu
kedalaman tertentu untuk mengidentifikasi jenis suatu tanah. Pengeboran dilakukan
untuk mendapatkan gambaran visual setiap kelipatan kedalaman 20 cm. Boring yang
dilakukan dibagi menjadi 2 bagian yaitu Undisturbed dan Disturbed. Undisturbed
(contoh asli) yaitu pengambilan contoh tanah didalam tabung dimana kondisi tanah
tersebut harus diusahakan atau mendekati sama dengan di dalam tanah di lapangan.
Disturbed (contoh tidak asli) yaitu pengeboran yang hanya untuk mengetahui kondisi
dan jenis tanah secara visual kemudian dijadikan data. (Prayogo, 2016).

Dalam rangka pembangunan konstruksi bangunan, perlu diketahui lapisan


tanah dasar. Lapisan tanah dasar berupa tanah asli yang terbentuk secara alami. Daya
dukung tanah dasar tidak merata pada daerah dengan macam lapisan tanah yang
sangat berbeda. Lapisan tanah yang berbeda akan berpengaruh terhadap perbedaan
penurunan (differential settlement) terhadap konstruksi sehingga perlu diketahui
lapisan tanah secara seksama dan dilakukan tindakan penanganan perbaikan lapisan
tanah. Penyelidikan tanah teliti dapat dilakukan dengan menggunakan alat bor berupa
Hand Boring. Pemeriksaan dengan menggunakan alat bor dapat memberikan
gambaran yang jelas tentang lapisan tanah dibawah lapis tanah dasar. (Arman,2014)

Pengeboran tanah adalah pekerjaan paling umum dan paling akurat dalam
survey geoteknik lapangan. Pengeboran tanah yang dimaksud adalah pembuatan
lubang kedalam tanah dengan menggunakan alat bor manual maupun alat bor mesin,
untuk Mengidentifikasi jenis tanah sepanjang kedalaman lubang bori. Pemboran
dilakukan dengan menggunakan alat bor tangan. Prinsip percobaan ini adalah untuk
memperoleh sampel pada suatu kedalaman tertentu guna diteliti lebih lanjut pada
percobaan di laboratorium. (Hasriyasti,2016).
Tujuan dilakukannya pengujian boring adalah :

 Suapaya mengetahui keadaan lapisan tanah di bawah yang akan menjadi pondasi.

 Menetapkan kedalaman untuk pengambilan contoh tanah asli atau tidak asli.

 Mengumpulkan data untuk menggambarkan profil suatu tanah.

 Pengambilan contoh tanah asli dan tidak asli untuk keperluan penyelidikan tanah di
laboratorium.

Deskripsi tanah secara visual adalah dapat dilakukan dengan identifikasi


sebagai berikut :

a) Warna Tanah : warna merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk
mengidentifikasi suatu tanah sacara visul, apakah tanah tersebut memiliki wana
coklat, coklat kehitaman, hitam, dan sebagainya. Variasi warna pada tanah dapat
digunakan mengidentifikasi jenis tanah tertentu dan biasanya warna tanah
dipengaruhi oleh kandungan senyawa yang ada pada tanah tersebut.

b) Tekstur tanah : Setiap jenis tanah memiliki tekstur yang berbeda - beda.Apakah
tanah tersebut memiliki tekstur lembek, kaku atau keras.

c) Butiran Tanah : Untuk mengetahui suatu jenis tanah bias dilakukan dengan
identifikasi butiran tanah tersebut. Pada tanah kerikil dan pasir biasanya memiliki
butiran kasar dan lepas, sedangkan pada tanah lempung memiliki butiran sangat
halus dan antar butiranya sangat lekat, hal ini di karenakan lempung memiliki nilai
kohesi.

Setelah melakukan identifikasi tanah secara visual, kemudian cocokan hasil


deskripsi pada gambar 1.1
Sumber:
Unified
Soil

Classification System (USCS)


Gambar 1.1 Klasifikasi tanah menurut Unified Soil Classification System (USCS) beserta
patternnya
Gambar 1.2 Macam - macam mata bor untuk pengujian Boring.

1.2 Prosedur Praktikum

Langkah - langkah dari pengujian boring adalah sebagai berikut:

1. Siapkan alat - alat yang akan digunakan untuk pengeboran seperti mata bor iwan
kecil, stang bor yang massif, pemukul dll.
2. Tentukan titik lokasi pengujian boring.
3. Bersihkan lokasi dari kotoran atau rumput yang ada diatas permukaan tanah.
4. Menggali dengan dimensi 1.00 x 1.00 m dengan kedalaman 20 cm
5. Ambil contoh tanah disturbed (tidak asli) setiap interval 0,2 m dari muka tanah
hingga mencapai kedalaman (0,2 m ; 0,4 m ; 0,6 m ; 0,8 m ; 1,00 m).
6. Pengeboran dengan menggunakan mata bor iwan hingga mencapai kedalaman 0,2
m, kemudian stang bor ditarik dan tanah yang ikut terangkat mata bor iwan diambil
sampel tanahnya. preoses pengambilan sampel ini disebut sebagai sample
disturbed.
7. Ulangi lagkah percobaan 6 no sampai kedalaman pengeboran yang di tentukan.
1.3 Dokumentasi Praktikum

Tabel 1.1 Langkah - langkah dan pelaksanaan pengujian boring


NO Tahap pratikum Gambar

1 Mempersiapkan
peralatan yang akan
digunakan

2 Menentukan titik awal


yang akan di gali

3 Proses Penggalian
dengan kedalaman 20
cm berbentuk bidang
persegi dengan dimensi
1.00 x 1.00 m

Sumber : Data Pratikum, 2019


4 Pengeboran di lakukan
secara manual Dengan
Kedua Stang di Putar
Searah Jarum Jam
hingga Kedalaman
1.00 m

5 Mengukur setiap
kedalaman 0,2 m, 0,4
m, 0,6 m, 0,8 m, 1,00
m.

6 Pengambilan sampel
tanah yang tertinggal
dari alat booring dari
setiap kedalaman 0.2 m,
0.4 m, 0.6 m, 0.8 m,
1.00 m
7 Hasil dari sampel tanah
yang tertinggal yang
sudah di remas - remas
dan Melakukan
Identifikasi.

8 Proses mengidentifikasi
tanah dengan kedalaman
02 m, 0.4 m, ,0.6 m, 0.8
m, 1.00 m

9 Pengukuran jarak dari


lubang titik A ke titik B
yang yang sudah di
booring.
1.4 Hasil dan Analisis Praktikum

Data yang diperoleh dari hasil penyelidikan lapangan dalam pengujian boring adalah
sebagai berikut :

Tabel 1.2 Hasil Analisis Pengujian Boring di Titik A


Kedalaman Deskripsi Ilustrasi Pattern Warna Jenis Tanah
(m) Tanah

 Tanah bercampur pasir. Coklat tua Tanah kerikil


 Tanah berukuran tidak berpasir
seragam.
 Berbutir kasar dan sulit
0,20 di hancurkan.
 Ukuran terkecil 2 cm.
 Ukuran Terbesar 4 cm.

Lanjutan Tabel 1.2 Hasil Analisis Pengujian Boring di Titik A

 Tanah bercampur pasir. Coklat Tanah Kerikil


 Bila digenggam tidak Abu - Abu berpasir
menggumpal
0,40  Tanah berukuran tidak
seragam
 Ukuran terkecil 1,8 cm.
 Ukuran terbesar 2,8 cm.

 Tanah terasa dingin bila


digenggam. Coklat Tua Pasir berlanau
 Tanah bila di genggam berkerikil
muda menggumpal.
 Mudah di tekan karna
tekstur lunak.
0,60
 Ukuran terkecil 0,8 cm.
 Ukuran terbesar 3 cm.
 Tanah bercampur pasir. Coklat Tua Tanah
 Tanah berukuran tidak Bekerikil
seragam. berpasir
 Berbutir kasar.
 Ukuran terkecil 0,6 cm.
0,80
 Ukuran terbesar 3 cm.

 Tanah berbutir kasar. Coklat Tua Tanah kerikil


 Butiran tidak seragam. berpasir
 Ukuran terkecil 1,5 cm.
1,00
 Ukuran terbesar 2,5 cm.

Sumber : Data Pratikum, 2019

Tabel 1.3 Hasil Analisis Pengujian Boring di Titik B


Kedalaman Deskripsi Tanah Ilustrasi Pattern Warna Jenis Tanah
(m)

 Tekstur tanah keras.


 Tanah berukuran tidak
0,20 seragam. Coklat Tua Tanah kerikil
 Tanah bercampur pasir. berpasir
 Ukuran terkecil 1,5 cm
 Ukuran terbesar 2 cm.
0,40
 Tanah berukuran tidak
seragam. Coklat
 Tekstur tanah kaku. Tanah kerikil
Abu - Abu
 Saat di genggam sulit berpasir
hancur.
 Ukuran terkecil 2,5 cm
 Ukuran terbesar 2,8 cm.
 Tekstur tanah halus.
 Tanah berukuran tidak
seragam. Coklat
Tanah kerikil
0,60  Tanah bercamputr pasir. Abu - Abu
berpasir
 Ukuran terkecil 0,4 cm.
 Ukuran terbesar 1,7 cm.

 Tekstur tanah agak


lunak.
 Bila di genggam tidak
menggumpal. Coklat
Tanah kerikil
0,80  Bila di tekan mudah Abu - Abu
berpasir
hancur.
 Ukuran terkecil 0,6 cm.
 Ukuran terbesar 2 cm.

 Tanah bercampur pasir.


 Tanah lebih
menggumpal.
1,00 Coklat Tua Tanah kerikil
 Tanah berukuran tidak
berpasir
seragam.
 Ukuran terkecil 1,7 cm.
 Ukuran terbesar 1,8 cm.
Sumber : Hasil Praktikum, 2019

Hasil pengujian boring di titik A pada kedalaman 0.2 m merupakan jenis tanah
berkerikil berpasir dan memiliki warna coklat tua. Jika dilihat dari Gambar 1.1 tanah
tersebut dapat diklasifikasikan sebagai GP (Graded Poorly) yaitu tanah berkrikil yang
gradasi baik dengan campuran kerikil dan pasir. Sedangkan pada kedalaman 0.40 m
merupakan jenis tanah kerikil berpasir dan memiliki warna Coklat Abu - Abu. Jika
dilihat dari Gambar 1.1 tanah tersebut dapat diklasifikasikan sebagai GP (Graded
Poorly) yaitu tanah berkrikil yang gradasi baik dengan campuran kerikil dan pasir.
Pada kedalaman 0,60 m merupakan jenis tanah lanau berkerikil dan memiliki warna
coklat tua. Jika dilihat dari Gambar 1.1 tanah tersebut dapat diklasifikasikan sebagai
GC (Clayey Gravels) yaitu tanah lanau berkerikil. Pada kedalaman 1.00 m merupakan
jenis tanah kerikil berpasir dan memiliki warna Coklat Tua. Jika dilihat dari Gambar
1.1 tanah tersebut dapat diklasifikasikan sebagai GP (Graded Poorly) yaitu Pasir yang
bergradasi baik.

Pengujian boring di titik B pada kedalaman 0.20 m memiliki jenis tanah


Kerikil berpasir, tekstur tanah keras dan memiliki warna coklat tua. Jika dilihat dari
Gambar 1.1 tanah tersebut dapat diklasifikasikan sebagai GP (Graded Poorly) yaitu
tanah berkrikil yang gradasi baik dengan campuran kerikil dan pasir. Pada kedalaman
0.40 m sampai 0.80 m merupakan jenis tanah kerikil berpasir. memiliki warna coklat
abu - abu. Jika dilihat dari Gambar 1.1 tanah tersebut dapat diklasifikasikan sebagai
GP (Graded Poorly) yaitu tanah berkrikil yang gradasi baik dengan campuran kerikil
dan pasir. Pada kedalaman 1.00 m merupakan jenis tanah kerikil berpasir. memiliki
coklat tua. Jika dilihat dari Gambar 1.1 tanah tersebut dapat diklasifikasikan sebagai
GP (Graded Poorly) yaitu tanah berkrikil yang gradasi baik dengan campuran kerikil
dan pasir.
1.5 Kesimpulan

Hasil dari pengujian boring pada 2 titik dengan jarak 1.m di dapat titik A
dengan kedalaman 1.00 m maka Jika dilihat dari Gambar 1.1 tanah tersebut termasuk
dalam karakteristik tanah dengan warna Coklat Tua dengan jenis tanah kerikil
berpasir. Sedangkan pengujian boring di titik B pada kedalaman 1.00 m maka Jika
dilihat dari Gambar 1.1, tanah tersebut termasuk dalam karakteristik tanah dengan
warna Abu - Abu serta memiliki jenis tanah kerikil berpasir.

Anda mungkin juga menyukai