10
Ilmu Komunikasi Adver & Marcomm 43015 Gadis Octory, S.Ikom, M.Ikom
Abstract Kompetensi
PENGERTIAN
CLV (Customer Lifetime Value) atau yang disebut juga dengan LTV (Lifetime
Value) adalah prediksi nilai keuntungan yang berkaitan dengan hubungan dengan
pelanggan di masa yang akan datang. CLV biasanya digunakan untuk menentukan nilai
jangka panjang dari pelanggan.
CLV digunakan juga untuk membagi pelanggan menjadi beberapa segmen.
Biasanya berdasarkan profit margin (keuntungan) dan hubungan dengan perusahaan.
Dengan menghitung dan mengetahui CLV, perusahaan dapat menentukan berapa banyak
yang harus dikeluarkan dalam hubungannya dengan pelanggan.
CLV dapat membantu perusahaan mengambil keputusan berhubungan dengan
empat cara dasar mendapatkan pelanggan yang antara lain melalui:
Akuisisi
Retensi
Refferal
Win back
TUJUAN
Selain untuk membagi pelanggan menjadi beberapa segmen, CLV berfunsi dan
bertujuan juga untuk:
- Menentukan prioritas konsumen
- Menentukan konsumen yang bersifat future potential atau berpotensi baik di
masa mendatang
- Melakukan retensi dengan konsumen
- Menentukan keputusan keputusan bisnis penting antara lain:
Sales, contohnya menentukan apa yang akan dijual selanjutnya dan
kapan
Marketing, contohnya berapa yang harus dikeluarkan untuk memperoleh
pelanggan
Pengembangan produk, produk apa yang harus dikembangkan
Dan lain sebagainya.
Keempat contoh rumus penghitungan CLV diatas memerlukan unsur yang berbeda-
beda tergantung dengan penggunaannya. Semakin banyak unsur-unsur yang dimasukan,
semakin kompleks juga perhitungan CLV tersebut.
Dari sekian banyak rumus penghitungan CLV, ada beberapa rumus yang mudah
untuk dipakai, salah satunya adalah:
CLV = Ar x Gm / Cr
Dimana:
Ar, adalah Average revenue atau pendapatan rata-rata pada jangka waktu tertentu
Gm, Gross margin atau presentasi keuntungan
Cr, Churn rate atau presentasi pelanggan yang memtuskan hubungan dengan perusahaan.
Gross margin, adalah total pendapatan dikurangi dengan biaya dari produk yang terjual
(cogs) dibagi dengan total pendapatan, yang dinyatakan dalam presentase.
Gr = r – cogs / r
Churn rate, adalah presentase jumlah pelanggan yang memutuskan hubungan dengan
perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Penghitungan churn rate didapat dengan cara:
Dari data diatas, mari kita hitung berapakah CLV dari Bandar A?
Ar, pendapatan rata-rata dari Bandar A ialah,
Untuk analisis pelanggan di industri bisnis ke bisnis (B2B), memotret pelanggan dari potensi
pendapatan (revenue) saja tidaklah cukup. Kita harus masuk lebih dalam lagi, yakni ke
perhitungan profitabilitas.
Konsep LTV menutupi kelemahan RFM (di modul berikutnya), meskipun LTV sendiri
juga mempunyai kelemahan, yakni tidak efektif jika diaplikasikan pada perusahaan yang
jumlah pelanggannya mencapai ribuan. Oleh karena itu, analisis pelanggan dengan LTV
cocok dipakai untuk perusahaan yang bergerak di industri B2B.
Dalam konsep LTV, pelanggan digolongkan berdasarkan daya tarik finansialnya
(profit margin) dan keinginan menjalin hubungan dengan perusahaan (relationship).
Tingkat profit margin dan keinginan pelanggan menjalin hubungan dengan
perusahaan mempengaruhi nilainya. Semakin besar profit margin yang disumbangkan
pelanggan terhadap perusahaan dan semakin dekat hubungan yang telah terjalin antara
pelanggan dan perusahaan, maka semakin tinggi pula nilai pelanggan bagi perusahaan.
pada basis pelanggan, memberikan product loyalty, dan mempromosikan cross - and
up-selling. Untuk mensukseskan CRM sebagai kunci dari customer retention ini,
keikutsertaan seluruh anggota yang ada di bagian front office sangat diperlukan.
Pentingnya Lifetime Value (LTV)
Lifetime value telah menjadi barometer pengukur untuk memilah-milah pelanggan
berharga, dan membedakannya dengan kelompok pelanggan lain. Mempunyai banyak
pelanggan dan lifetime value yang tinggi adalah impian setiap pemasar. Untuk itu
perusahaan harus mengelola seluruh resources pelanggannya secara maksimal. Pelanggan
biasanya masuk ke perusahaan melalui beberapa jalan antara lain:
Akuisisi pelanggan baru (Acquisition)
Kesimpulan
Di atas hanyalah beberapa cara untuk menghitung CLV. Seperti yang telah
disebutkan di atas, CLV bukanlah model yang statis. CLV bersifat dinamis dan dapat
berubah-ubah. Banyak komponen yang dapat ditambahkan dalam perhitungan CLV seperti
biaya distribusi, biaya akuisisi, dan lain sebagainya.
Yang terpenting adalah CLV harus lebih besar dari total yang dikeluarkan
perusahaan untuk mendapatkan dan menjalin hubungan dengan pelanggan tersebut. Atau
singkatnya CLV > Total spent per cust.
Puntoadi, Danis. Menciptakan Penjualan Melalui Social Media. Jakarta: PT.Gramedia. 2011.
Rangkuti, Freddy. Strategi promosi Yang Kreatif & Analisis Kasus Integrated Marketing
Communication. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2009.
Sadat, Andi. Brand Belief: Strategi Membangun Merek Berbasis Keyakinan. Jakarta. Salemba
Empat. 2009.
www.sinarmasland.com