Kewarganegaraan
Kelompok
Museum Geologi
Nama Anggota:
Shabilla Yovianti M
Galaksi
Langit dihiasi bintang-bintang yang jumlahnya tak terhitung, yang
bisa diamati dengan mata telanjang maupun teropong bintang.
Bintang-bintang berkumpul dalam suatu gugusan, meskipun antar-
bintang berjauhan di angkasa. Dari penjelasan Ismail al-Juwasy
tersebut dapat kita katakan bahwa galaksi tak ubahnya bak
sekumpulan anak ayam yang tak mungkin untuk dipisahkan dari
induknya. Di mana ada anak ayam di situ pasti ada induknya.
Sama halnya bintang-bintang di angkasa sana mereka tak mungkin
gemerlap sendirian tanpa disandingi dengan bintang lainnya.
Galaksi yang sering kita dengar adalah Bimasakti atau milky
way. Kalau kita cermati agak aneh nama milky way tersebut
karena dari benda angkasa luar diumpamakan dengan susu. Namun
dari keanehan tersebut terdapat keunikan, yakni bintang bertebaran
di langit pada malam hari seperti susu yang tercecer di langit.
Galaksi kita berbentuk spiral, dapat kita samakan dengan
lingkaran obat nyamuk jikadilihat dari atas dan seperti gasing bila
dilihat dari samping. Galaksi kita tidak sebundar lingkaran namun
berbentuk elips. Hal ini dibuktikan dengan ukannya yang memiliki
panjang sekitar 100 tahun cahaya dan lebar 10 tahun cahaya dan
tata surya kita berada 30 tahun cahaya dari pusat galaksi.
Selain galaksi Bimasakti kita juga dapat melihat beberapa galaksi
dengan mata telanjang ataupun dengan alat. Yang diungkap oleh
para ilmuan yakni galaksi Andromeda, Awan Megallianic Besar
dan Awan Megallanic Kecil. Galaksi Andromeda lebih besar
daripada Milky way.
Tata Surya
Tata surya terdiri dari matahari, Sembilan planet dan berbagai
benda langit seperti satelit, komet, dan asteroid. Tata surya tak
lebih hanyalah gugusan kecil dari benda-benda langit dan satu
bintang. Tata surya adalah bagian kecil dari galaksi.
Kita kenal dengan sembilan planet mungkin ketika sekolah dasar,
dari sebilan planet tersebut terbagi dua bagian yaitu planet dalam
dan planet luar. Planet dalam adalah planet yang dekat dengan
matahari yang terdiri dari Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars.
Sedangkan Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto –yang
sekarang tereliminasi– termasuk planet luar.
Teori kabut ini telah dipercaya orang selama kira-kira 100 tahun,
tetapi sekarang telah benyak ditinggalkan karena: (1) tidak mampu
memberikan jawaban-jawaban kepada banyak hal atau masalah di
dalam tata surya kita dan (2) karena munculnya banyak teori baru
yang lebih memuaskan.
Bukti penting lain bagi Big Bang adalah jumlah hidrogen dan
helium di ruang angkasa. Dalam berbagai penelitian, diketahui
bahwa konsentrasi hidrogen-helium di alam semesta bersesuaian
dengan perhitungan teoritis konsentrasi hidrogen-helium sisa
peninggalan peristiwa Big Bang. Jika alam semesta tak memiliki
permulaan dan jika ia telah ada sejak dulu kala, maka unsur
hidrogen ini seharusnya telah habis sama sekali dan berubah
menjadi helium.
·Proses dimulai sekitar 4,6 miliar tahun yang lalu di pusat nebula
matahari.
PROSES PEMBENTUKAN
Daerah kars terbentuk oleh pelarutan batuan terjadi di litologi lain,
terutama batuan karbonat lain misalnya dolomit,
dalam evaporit seperti halnya gips dan halite, dalam silikaseperti
halnya batupasir dan kuarsa, dan di basalt dan granit di mana ada
bagian yang kondisinya cenderung terbentuk gua (favourable).
Daerah ini disebut kars asli.
Daerah kars dapat juga terbentuk oleh proses cuaca,
kegiatan hidraulik, pergerakan tektonik, air dari
pencairan salju dan pengosongan batu cair (lava). Karena proses
dominan dari kasus tersebut adalah bukan pelarutan, kita dapat
memilih untuk penyebutan bentuk lahan yang cocok
adalah pseudokarst (kars palsu).
EKOSISTEM
Ekosistem kars memiliki keunikan, baik secara fisik, maupun
dalam aspek keanekaragaman hayati.
Ciri-ciri daerah kars antara lain:
Kebudayaan Kjokkenmoddinger
Kjokkenmodinger, istilah dari bahasa Denmark, kjokken yang
berarti dapur & moddinger yang berarti sampah (kjokkenmoddinger =
sampah dapur). Dalam kaitannya dengan budaya
manusia, kjokkenmoddinger merupakan timbunan kulit siput & kerang
yang menggunung di sepanjang pantai Sumatra Timur antara Langsa di
Aceh sampai Medan. Di antara timbunan kulit siput & kerang tersebut
ditemukan juga perkakas sejenis kapak genggam yaitu kapak
Sumatra/Pebble & batu pipisan.
Dokumentasi: