Anda di halaman 1dari 4

CONTOH KASUS DM:

1. Tn. M, 52 tahun datang dibawa keluarganya dengan kesadaran menurun. Pasien seharian
ini hanya tiduran terus, masih sadar namun tidak fokus bila ditanya. Dua hari ini pasien
tidak mau makan karena banyak pikiran. Pasien juga punya kencing manis, obatnya
glibenklamid 2 x 5 mg, obat tetap diminum selama 2 hari ini.

Penyelesaian :
a. Pasien diduga hipoglikemia karena asupan makan yang tidak ter supply namun pasien
tetap meminum obat glibenclamid untuk menurunkan kadar gula darah
b. Jika benar terkena Hipoglikemia maka tindakan yang perlu dilakukan adalah memberi
supply gula sederhana ( pemberian sukrosa ) , namun bila sudah mencapai kesadaran
yang menurun maka diberikan infus / injeksi dextrose
2. Tn. S, 42 tahun, datang dengan keluhan batuk darah sejak 3 hari yang lalu. Pasien sedang
menjalani terapi tuberkulosis bulan ketiga dan mendapat obat isoniazid dan rifampisin,
namun pasien tidak merasa ada perbaikan. Pasien juga menderita diabetes mellitus sejak 3
tahun yang lalu, mendapat Actos 1 x 15 mg, dan glibenklamid 1 x 5 mg, minum obat
dengan teratur. Riwayat DM di keluarga + (kakak laki-laki, ibu, kakek)

Penyelesaian:
a. Terapi tuberculosis yang di dapat pada pasien sepertinya kurang karena tak adanya obat
etambutol dan PZA
b. Di Soal perlu dipertanyakan apakah pasien rutin meminum obat TB yang di dapatnnya
c. Penggunaan obat TB dengan obat DM menimbulkan interaksi salah satunya antara
Rifampisin dengan Glibenklamid, sehingga solusinya perlu penggantian obat DM
dengan golongan selain sulfonilureat atau dengan mengganti terapi obat Rifampisin
dengan obat alternative TB lain seperti Streptomisin

3. Tuan M 32 th, Keluhan sering BAK saat malam, Ibunya menderita kencing manis
meninggal 5 tahun lalu, GDS 400mg/DL. Riwayat penyakit saluran cerna. Golongan obat
diabetes yang bisa diberi + edukasi

Penyelesaian :
a. Golongan obat diabetes yang bisa diberi adalah golongan insulin long acting seperti
Levemir atau lantus karena GDS yang sangat tinggi, Namun penggunaan insulin
harus beserta edukasi cara penyuntikkan, pengecekan GDS secara berkala dan
MAKAN teratur
b. Bisa juga dikombinasikan dengan OAD oral
c. Metformin, Alfaglukosidase Inh, Meglitinid tidak boleh diberikan karena mereka
memiliki kerja di saluran cerna ( Acarbose dan Metformin ) , dan memiliki ES di
saluran cerna ( Meglitinid )
4. Tn S 48 th keluhan batuk berdarah +/- 7 hari, Penurunan BB, Rontgen positif TB Paru,
Riwayat DM Tak terkontrol dengan glibenclamid, Bagaimana strategi kontrol glikemia
pada pasien?

Penyelesaian :
a. Golongan Insulin rapid  Cara penyuntikkan dan jarak pemberian
b. Rifampisin  Dipindah malam sebelum tidur
c. OAD tak direkomendasikan karena dapat berinteraksi dengan rifampisin

5. Ny P 68 th, Keluhan Bengkak kaki kurang lebih 7 hari, Riwayat penyakit kencing manis
10 th, GD Tak terkontrol, gagal jantung dan gagal ginjal, maka kontrol glikemi + edukasi
Penyelesaian :
a. Pemakaian SGLT2 Inh ( Dapaglifozin )  Namun obat ini sangat mahal
b. Pemakaian Insulin long acting / rapid acting  Penggunaan, Cara penyuntikkan, dan
jangan lupa MAKAN teratur

CONTOH KASUS KARDIOVASKULER :


A. Ny j 44 th, terlambat haid selama 1 bulan ( indikasi hamil ), Tes urine Beta HCG ( + ) ,
Riwayat HT tak terkontrol captopril 25 mg, Nifedipin 10 mg. Bagaimana rencana
pemberian obat kardiovaskuler ?

Penyelesaian :
a. Diberikan Methyldopa  Aman untuk ibu hamIl es : Depresi karena kerja obat pada
saraf sentral
b. Nifedipin  Boleh di trimester 1 dan 2 saja

B. Ny A 60 th, Keluhan sangat pusing 2 hari terakhir, 2 hari lalu pasien mengalami nyeri dada
dan mendapatkan ISDN 1X 10 MG. Pasien merasa Kepala berputar. Tekanan darah 80/90,
riwayat berobat rutin dengan viagra

Penyelesian :
a. Adanya interaksi sinergistik antara ISDN dengan Viagra  Hipotensi

Contoh Kasus Ginjal :


a. Pasien 69 th dengan keluhan gagal nafas sehari sebelumnya  disertai palpitasi dan batuk,
sejak 3 minggu yang lalu mengalami diare cair lebih dari 5 x sehari, mual sakit perut dsb.
Nyeri seperti tertusuk2m, 3 hari sudah demam, TD ( 160/110 ), Terapi Captopril tapi tak
rajin dikonsumsi. Selama 5 tahun pasien mengeluhkan polifagi, polyuria, Penurunan BB
 DM. Didapatkan juga terapi dengan Metformin tapi tak rajin juga dikonsumsi.
Pandangan ke 2 mata kabur, Kesemutan pada ke 2 tungkai. Keluarganya juga menderita
DM dan hipertensi . Pemeriksaan fisik :
a. BB Normal
b. HB 9,5
c. Peningkatan Ureum
d. Peningkatan creatinine
e. GFR Turun
f. Albuminuria ( +)
g. Stroken iskemik dan EKG
Diagnos dokter : Adanya Asidosis metabolic yang ditandai gagal nafas dan sesak, Diare 5x sehari
(Gastroentritis ), HB 9,5 ( Anemia Normositik Nomokrom ), DM dan HT tak tekrontrol
Diurigai : Gagal Ginjal Stadium 3 yang ditandai adanya kelaianan biokimia  Asidosis Metabolik
dan adanya albuminuria
Obat ini :
1. NaCL – INFUS
2. NEW DIATAB  DIARE
3. Vit B12 + Asam folat
4. Insulin (lantus )
5. Obat HT
6. Obat Lambung ( Omeprazole dan sukralfat )
7. AB Cefoperazon Sulbaktam
8. Valsartan 160mg
Kajian Obat :
1. Infus NaCL  Adanya hipertensi tak cocok pakai infus NaCL, Na juga menstimulasi
terjadinya pengeluaran cairan di pencernaan diare  bertambah, Hipovolemia,
solusi coba pakai Ringer Lactate.
2. Vit B12 + Asam folat  Anemia, dan untuk memperbaiki homeostasis
3. Dari hasil Lab  Kalau gula darah sewaktu tinggi  Maka insulin basal juga mengalami
gangguan  Perlu juga Insulin long acting, Kalau gula darah postprandial nya juga tinggi
maka diperlukan juga kombinasi dengan insulin rapid acting
4. Valsartan  Pantau Kadar GFR  Uji klinis fase 4 ternyata efek sampingnya besar
dan bisa ke ginjal, solusi ganti dengan yang lain
5. Untuk Obat Lambung  perhatikan kombinasi Omeprazole dan Sukralfat, Bila
perlu jangan pakai itu dulu karena kita tak tahu apakah penyakit lambung nya ada
disertai bakteri H.Pilory atau tidak dan ada kah luka atau tidak

Anda mungkin juga menyukai