Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PEMBAHASAN

1.1.PENGERTIAN MANAGEMEN STRESS


Dalam hidup manuia steres adalah bagian persoalan yang tidak terpisahkan, karena pada
dasarnya setiap orang dari berbagai lapisan masyarakat berpotensi untuk mengalami stres.
Meskipun kadar stres yang dialami masing-masing individu tidak sama. Seseorang bisa
mengalami stress yang ringan, sedang, atas stres berat, hal ini yang tergantung dan
dipengaruhi oleh tinggi rendahnya tinggkat kedewasaan, serta kematangan emesional dan
spiritual yang dimilikinya.

Beberapa definisi stres yang dikemukakan oleh beberapa ahli:

1. Sely (1976) mengemukakan bahwa stres adalah respon manusia yang bersifat nonspesifik
terhadap setiap tuntutan kebutuhan yang ada dalam dirinya
2. Hawari (2001) mengemukakan bahwa stres adalah reaksi atau respon tubuh terhadap
stresor pisikososial (tekanan mental atau beban kehidupan)
3. Secara umum stres adalah reaksi tubuh terhadap situasi yang menimbulkan tekanan,
perubahan, dan ketegangan emosi
4. Buku-buku kedokteran menyatakan bahwa 50-70% penyakit fisik sebenarnya disebabkan
oleh stres. Paling tidak, stres menjadi faktor yang membuat seseorang menjadi lebih
mudah atau sebaliknya lebih sulit diserang penyakit. Andil stres berbeda untuk setiap
penyakit, mulai dari yang paling rawan seperti penyakit-penyakit Gastroinstesinal (perut),
sakit kepala kelelahan yang kronis sampai penyakit dimana stres tidak berperan
didalamnya seperti keracunan. Hasil penilitian menunjukan bahwa faktor pencetus
terjadinya kanker seringkali disebabkan oleh stress yang berkepanjangan.
5. Stress adalah stimulus atau situasi yang menimbulkan distress dan menciptakan tuntunan
fisik dan psikis pada seseorang. Stress membutuhkan koping dan adaptasi. Sindrom
adaptasi umum atau teori selye mengambarkan stress sebagai kerusakan yang terjadi pada
tubuh tanpa memperdulikan apakah penyebab stress tersebut positif atau negatif. Respon
tubuh dapat diprediksi tanpa memperhatikan stressor atau penyebab tertentu (Isaacs,
2004; 189).

1
6. Stress adalah reaksi atau respon tubuh terhadap stressor psikososial (tekanan mental atau
beban kehidupan). Stressor dewasa ini digunakan secara bergantian untuk menjelaskan
berbagai stimulue dengan intensitas berlebihan yang tidak disukai berupa respon
fisiologis, perilaku, dan subjektif terhadap stress. Konteks yang menjabatani antara
individu dengan stimulus yang membuat stress. Semua sebagai suatu sistem (WHO,
2003 ; 158)
7. Stressor adalah semua kondisi stimulus yang berbahaya dan menghasilkan reaksi stres,
misalnya jumlah semua respon fisologis non spesifik yang menyebabkan kerusakan
dalam sistem biologis. Stress reaction acute (reaksi stress akut) adalah gangguan
sementara yang muncul pada seseorang individu tanpa adanya gangguan mental lain yang
jelas, terjadi akibat stress fisik atau mental yang sangat berat biasanya mereda dalam
beberapa jam atau hari. Kerentanan dan kemampuan koping (coping capacity) seseorang
memainkan peranan dalam terjadinya reaksi stress akut dan keparahannya.

1.2.KLASIFIKASI STRESS
Stres dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis. Apabila ditinjau dari penyebab stres,
Kusmiyati dan Desminiyati (1990) mengungkapkan bahwa stres dapat diklasifikasi
sebagai berikut:
a. Stres fisik disebabkan oleh suatu atau temperatur yang terlalu tinggi atau rendah,
suara amat bising, sinar yang terlalu terang, atau tersengat arus listrik.
b. Stres kimiawi, disebabkan oleh asam atau basah kuat, obat-obatan, zat beracun,
hormon, atau gas.
c. Stres biologis, disebabkan oleh virus, bakteri, atau parasit yang menimbulkan
penyakit.
d. Stres fisiologis, disebabkan oleh gangguan struktur, fungsi jaringan, organ atau
sistemik sehingga menimbulkan fungsi tubuh yang tidak normal.
e. Stres proses pertumbuhan dan perkembangan, disebabkan oleh adanya gangguan
pertumbuhan dan perkembangan pada masa bayi hingga tua.
f. Stres psikis atau emosional, disebabkan oleh gangguan hubungan interpersonal,
sosial, budaya, dan keagamaan.

2
Sementara itu Brecht (2000) mengemukakan bahwa stres apabila ditinjau dari
penyebabnya hanya dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:
1. Penyebab makro, yaitu menyangkut peristiwa besar dalam kehidupannya, seperti
kematian, penceraian, pensiun, luka batin, dan kebangkrutan.
2. Penyebab mikro, yaitu menyangkut peristiwa kecil sehri-hari, seperti pertengkaran rumah
tangga, beban pekerjaan, masalah apa yang akan dimakan, dan antre.

1.3.KEMAMPUAN INDIVIDU MENAHAN STRESS


Setiap individu mempunyai kemampuan yang berbeda-beda dalam menahan stres. Hal
tersebut bergantung dari sifat dan hakikat stres (intesitas, lamanya, lokal dan general) dan
sifat individu yang terkait dengan proses adaptasi.
Ada dua tipe dalam menghadapi stres yaitu tipe rentan dan kebal.
1. Tipe rentan (vulnerable). Tipe ini terdapat pada tipe A yang disebut type personality,
dengan pola perilaku type A Behavior Patten. Individu dengan type ini memiliki
resiko tinggi mengalami stres dengan ciri-ciri kepribadian sebagai berikut:
a. Cita-cita tinggi (Ambisius)
b. Suka menyerang (agresif)
c. Suka bersaing (kompetitif) yang kurang sehat
d. Banyak jabatan rangkap
e. Emosional, yang ditandai dengan mudah marah, mudah tersinggung, mudah
ketegangan, dan kurang sabar
f. Terlalu pecaya diri
g. Terlalu waspada
h. Tindakan dan cara bicara cepat dan tidak dapat diam
i. Cakap dalam berorganisasi
j. Cakap dalam memimpin
k. Bekerja tidak mengenal waktu
l. Bila menghadapi tantangan suka bekerja sendiri
2. Tipe kebal (immune). Tipe ini terdapat pada tipe B yang disebut B tipe personality,
dengan pola prilaku tipe B Behavior pattern.
a. Cita-cita atau ambisi wajar

3
b. Tidak suka menyerang (tidak agresif)
c. Berkopetensi secara sehat
d. Tidak memaksakan diri
e. Emosi terkendali yang ditandai dengan tidak marah, tidak mudah tersinggung,
tenang, dan penyabar
f. Cara bicara tenang
g. Cara bertindak tenang
h. Sikap dalam memimpin dan berorganisasi akomodatif dan manusiawi
i. Ada keseseimbangan antar waktu, kerja dan istirahat
j. Mudah bekerja sama
k. Tidak memaksakan diri
3. Cara mengendalikan stres
Stres dapat menimbulkan masalah yang merugikan individu sehingga diperlukan
beberapa cara untuk mengendalikannya.
a. Positifkan sikap, keyakinan, dan pokiran bersikaplah fleksibel, rasional, dan
adaftif terhadap orang lain. Artinya, jamgam terlebih dahulu menyalahkan orang
lain sebelum melakukan intropeksi diri dengan pengendalian internal
b. Kendalikan faktor-faktor penyebab stres dengan cara mengasah kemampuan
menyadari, kemampuan untuk menerima dan kemampuan untuk menghadapi
c. Perhatikanlah diri sendiri, proses interpersonal dan interaktif, serta lingkungan
anda
d. Kembangkan sikap efes

4
DAFTAR PUSTAKA

Nurbaeti, Irma, dkk. 2011. Asuhan Keperawatan pada Ibu Postpartum dan Bayi Baru
Lahir. Yogyakarta: Mitra Wacana Media.
Istikhomah, Henik. 2018. Jurnal Gemassika Vol.2 No.1. Poltekkes Surakarta.
Karlina, Novvi & Gustina. 2014. Keterampilan Dasar Kebidanan. Bogor: In Media.

Anda mungkin juga menyukai