Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA MM

KHUSUSNYA MM SEBAGAI PENDERITA DIABETES

A. Pengkajian (tanggal : 17 November 2019)


I. Data Umum
1. Kepala keluarga (KK) : MM
2. Alamat dan No. Telepon :
3. Pekerjaan KK : Peg. Swasta
4. Pendidikan KK : SLTA
5. Komposisi Keluarga :
Hub Status Imunisasi
N Na Ket
JK Kelg Umur Pddk Polio DPT Hepatitis Campak
o ma BCG 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
KK
1 M L Suami
M
2 MS P Istri
3 KP P Anak 2

Genogram : Keterangan genogram :

6. Tipe keluarga : Keluarga inti


7. Suku bangsa : Indonesia
8. Agama : Hindu
9. Status sosial ekonomi keluarga :
Penghasilan keluarga MM ±7 juta per bulan, dengan MM sebagai
penghasil utama, istri yaitu MS sudah pensiun sebagai guru TK, sedangkan
anank nya yaitu KP baru tamat kuliah dan belum bekerja
10. Aktivitas rekreasi keluarga :
Rekreasi keluarga MM biasanya dengan mengunjungi cucu dari anak
pertama dan mertua nya yang keduanya tinggal tidak terlalu jauh dari rumah
MM, terkadang MM dan keluarga berekreasi ke lokasi wisata yang menarik
untuk keluarga.

II. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga Tn.K saat ini termasuk keluarga dengan anak
usia dewasa. Tugas perkembangan keluarga dengan anak pranikah seperti:
a. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.
b. Memenuhi kebutuhan yang semakin meningkat dan kesehatan anggota
keluarga yang lainnya.
2. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tahap perkembangan keluarga usia tua
3. Riwayat kesehatan keluarga inti
Tn. MM mengatakan tangan kanannya bengkak sejak tgl 11 november 2019,
karena jadwal kerja Tn. MM memaksakan untuk naik motor sendiri ke tempat
kerja, keesokan harinya tangannya bertambah bengkak, agar bengkaknya
berkurang Tn. MM mengompres air dingin tangannya. Tn. MM lalu
memeriksakan tangannya ke dr praktek dan diberikan antibiotik untuk
mengurangi infeksinya, pada tanggal 15 november 2019 dari pembengkakan
mulai keluar nanah, setelah diperiksa gula darah Tn. MM pada saat itu
310mg/dl, daan Tn. MM disarankan untuk debridemen, namun karena jadwal
kerja dan takut dioperasi Tn. MM memilih untuk dirawat di rumah saja.
4. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Sebelumnya Tn. MM juga sempat mengalami luka di paha namun sudah
sembuh setelah di rawat luka.

III. Data Lingkungan


1. Karakteristik rumah
Rumah Tn. MM berukuran 200 m persegi yang terdiri dari 1 ruang tamu, 2
kamar mandi, 4 kamar tidur, 1 dapur. Rumah permanen, dengan susunan sesuai
rmah adat bali, lantai dari keramik, dilengkapi ventilasi dan jendela. Sumber air
minum keluarga adalah dari air PDAM, begitu juga air untuk kegiatan lainnya.
Keluarga memiliki WC yang menggunakan septik tank.
a. R. Tamu : Tampak bersih, terdapat ventilasi
b. R. Tidur : Tempat tidur terbuat dari kayu dan kasur.
c. R. Dapur : Tampak bersih dan rapi, makanan ditutup dengan tudung saji
d. MCK : MCK terdiri dari 1 bak mandi dan 1 WC, keadaan air di dalam
bak mandi tampak bersih
Denah rumah

Keterangan :
1, 2, 3, 4 = kamar tidur
5, 6 = WC
7 = ruang tamu
8 = teras
9 = dapur
10 = bale dangin
11 = sanggah pemerajan

2. Karakteristik tetangga dan komunitasnya


Tetangga jarang dijumpai oleh keluarga Tn. MM namun jika bertemu atau tahu
ada yang sakit seringnya saling menjenguk, dan mengobrol.
3. Mobilitas geografis keluarga
T n. Mm dan keluarga sudah cukup lama mendiami rumahnya sekarang, setelah
pindah keluar dari keluarga besarnya yang letaknya tidak jauh dari rumah saat
ini.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Tn. MM masih terikat dengan keluarga besar dan merupakan anggota banjar dan
desa yang sama, Tn. MM dan keluarga rutin mengikuti kegiatan keagamaan dan
adat yang ada di lingkungan desa tempat tinggal.
5. Sistem pendukung keluarga
Rumah Tn. MM ada di daerah perkotaan dan cukup dekat dengan dokter
keluarga, dokter praktek umum, lab swasta, Rumah sakit swasta dan Rumah
sakit daerah, sehingga keluarga Tn. MM tidak kesulitan untuk mengakses
fasilitas kesehatan yang ada.

IV. Struktur Keluarga


1. Struktur peran
Tn. MM berperan sebagai kepala keluarga dan pencari nafkah utama, Ny. MS
berperan sebagai ibu rumah tangga dan juga sering membantu anak pertamanya
untuk menjaga cucunya jika anak pertama dan menantunya sibuk bekerja,
sedangkan KP berperan untuk membantu kedua orang tua nya untuk menjaga
kebersihan rumah.
2. Nilai atau norma keluarga
Nilai dan norma yang berlaku dikeluarga menyesuaikan dengan nilai agama
yang dianut dan norma yang berlaku dimasyarakat. Tn. MM dan keluarga
merasa tidak ada nilai atau norma yang berpengaruh negatif terhadap kesehatan.
3. Pola komunikasi keluarga
Tn. MM dan keluarga berkomunikasi dengan menggunakan bahasa bali, dan
sangat menghargai keterbukaan dan pendapat dalam keluarga.
4. Struktur kekuatan keluarga
Jika ada permasalahan dalam keluarga biasanya langsung dibicarakan sehingga
bisa diambil keputusan bersama.

V. Fungsi Keluarga
1. Fungsi ekonomi
Keluarga mengatakan penghasilannya cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga
dan untuk disimpan.
2. Fungsi mendapatkan status sosial
Tn MM dan keluarga dianggap keluarga yang ramah oleh masyarakat sekitar, Tn.
MM juga sering berperan dalam upacara keagamaan sebagai juru ebat.
3. Fungsi pendidikan
Keluarga mengajarkan pendidikan moral dan kesopanan yang sesuai dengan
agama yang dianut oleh keluarga. Keluarga juga saling mengingatkan jika dirasa
ada yang kurang sesuai.
4. Fungsi sosialisasi
Keluarga selalu menggunakan adanya kegiatan keagamaan ataupun kegiatan
masyarakat sebagai sarana untuk bersosialisasi dan berbaur dengan masyarakat di
lingkungan tempat tinggalnya.
5. Fungsi pemenuhan (perawatan/pemeliharaan) kesehatan
a. Mengenal masalah kesehatan
Keluarga sering bertanya pada tetangga atau sanak saudara mengenai masalah
kesehatan dan penanganannya sebelum memeriksakan diri ke fasilitas
kesehatan.
b. Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan
Pengambilan keputusan mengenai tindakan kesehatan sering diputuskan oleh
keluarga setelah menimbang dan bertanya kepada petugas kesehatan.
c. Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit
Untuk merawat keluarga yang sakit biasanya dilakukan oleh keluarga sesuai
dengan saran yang diberikan di layanan kesehatan.
d. Kemampuan keluarga memelihara/memodifikasi lingkungan rumah yang sehat
Keluarga membersihkan rumah dan lingkungan sekitar secara rutin baik
harian, mingguan ataupun sewaktu-waktu jika diperlukan.
e. Kemampuan menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan
Keluarga menggunakan fasilitas yang ada sesuai dengan beratnya sakit dan
kebutuhan keluarga.
6. Fungsi religius
Keluarga memiliki sanggah pemerajan dan melaksanakan persembahyangan setiap
hari
7. Fungsi rekreasi
8. Keluarga kerap mengunjungi cucu dan orang tuanya di waktu senggang untuk
menjaga keeratan hubungan dengan keluarga lainnya.
9. Fungsi reproduksi
Tn. MM dan Ny. MS mengatakan masih melakukan hubungan seksual dengan
menggunakan pengaman kondom.
10. Fungsi afeksi
Tn. MM daan istrinya sering berkomunikasi kala bekerja agar tetap menjaga
keharmonisan rumah tangga, begitu juga terhadap anak dan menantunya sehingga
hubungan tetap terjaga.

VI. Stres dan Koping Keluarga


1. Stresor jangka pendek dan panjang
Tn. MM merasa kawatir jika lukanya akan membesar atau makin parah, apalagi
dengan posisinya sebagai pencari nafkah.
2. Kemampuan keluarga berespons terhadap stresor
Keluarga sering mengingatkan Tn.MM untuk minum obat dan membantu nya
untuk menjaga pola makan dan aktifitasnya.
3. Strategi koping yang digunakan
Keluarga melibatkan satu samalain untuk menyelesaikan berbagai
permasalahan, dan dalam pengambilan keputusan.
4. Strategi adaptasi disfungsional
Tidak ada.

VII. Pemeriksaan Kesehatan Tiap Individu anggota keluarga


Aspek Tn.MM Ny. MS Nn. KP
Keadaan umum Kesadaran composmentis Kesadaran composmentis Kesadaran composmentis
Tanda-tanda vital N: 78x/mnt N: 87x/mnt N: 82 x/mnt
RR: 18x/mnt RR: 20x/mnt RR: 19 x/mnt
S: 36,2⁰C S: 36,7⁰C S: 36⁰C
TD: 130/90 mmHg TD: 130/80mmHg TD: 120/80mmHg
BB, TB BB: 65 kg BB: 62 kg BB: 45kg
TB: 160 cm TB: 155 cm TB: 156 cm
(kondisi normal) (kondisi normal) (kondisi normal)
Kepala Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi:
Bentuk kepala Bentuk kepala mesochepale, Bentuk kepala mesochepale,
mesochepale, Rambut berwarna hitam, Rambut berwarna hitam,
Rambut berwarna putih, merata, dan bersih merata, dan bersih
merata, dan bersih
Mata Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi:
- Posisi mata normal - Posisi mata normal - Posisi mata normal
- Sklera tidak ikterik - Sklera tidak ikterik - Sklera tidak ikterik
- Konjungtiva tidak - Konjungtiva tidak anemis - Konjungtiva tidak anemis
anemis - Pupil isokor - Pupil isokor
- Pupil isokor - Lapang pandang normal - Lapang pandang normal
- Lapang pandang normal Palpasi Palpasi
Palpasi - Tidak teraba ada benjolan - Tidak teraba ada benjolan
- Tidak teraba ada di sekitar mata di sekitar mata
benjolan di sekitar mata
Hidung Inspeksi Inspeksi Inspeksi
- Posisi hidung normal, - Posisi hidung normal, - Posisi hidung normal,
simetris kiri dan kanan simetris kiri dan kanan simetris kiri dan kanan
- Tidak ada sekret/darah - Tidak ada sekret/darah - Tidak ada sekret/darah
- Tidak ada tarikan - Tidak ada tarikan cuping - Tidak ada tarikan cuping
cuping hidung hidung hidung
Palpasi Palpasi Palpasi
- Tidak teraba adanya - Tidak teraba adanya - Tidak teraba adanya
sinusitis sinusitis sinusitis
Mulut Inspeksi Inspeksi Inspeksi
- Mukosa mulut lembab - Mukosa mulut lembab - Mukosa mulut lembab
- Gigi penuh - Gigi penuh - Gigi penuh
- Tidak ada kesulitan - Tidak ada kesulitan - Tidak ada kesulitan
menelan menelan menelan
Leher Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi:
Tidak ada lesi, nadi karotis Tidak ada lesi, nadi karotis Tidak ada lesi, nadi karotis
teraba teraba teraba
Palpasi: Palpasi: Palpasi:
Tidak teraba adanya Tidak teraba adanya Tidak teraba adanya
pembesaran tiroid pembesaran tiroid pembesaran tiroid
Dada Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi:
- Warna kulit kecoklatan - Warna kulit kecoklatan - Warna kulit kecoklatan
(sawo matang) (sawo matang) (sawo matang)
- Dada simetris kiri dan - Dada simetris kiri dan - Dada simetris kiri dan
kanan kanan kanan
- Tidak ada lesi pada area - Tidak ada lesi pada area - Tidak ada lesi pada area
dada dada dada
Palpasi: Palpasi: Palpasi:
- Denyut jantung teraba - Denyut jantung teraba kuat, - Denyut jantung teraba kuat,
kuat, - Tidak ada benjolan di - Tidak ada benjolan di
- Tidak ada benjolan di sekitar dada
sekitar dada sekitar dada Perkusi:
Perkusi: Perkusi: - Terdapat suara pekak pada
- Terdapat suara pekak - Terdapat suara pekak pada saat perkusi jantung
pada saat perkusi saat perkusi jantung - Terdapat suara sonor pada
jantung - Terdapat suara sonor pada saat perkusi paru-paru
- Terdapat suara sonor saat perkusi paru-paru Auskultasi:
pada saat perkusi paru- Auskultasi: - S1 dan S2 jantung
paru - S1 dan S2 jantung terdengar normal
Auskultasi: terdengar normal - Tidak ada suara tambahan
- S1 dan S2 jantung - Tidak ada suara tambahan - Suara paru-paru vasikuler
terdengar normal - Suara paru-paru vasikuler
- Tidak ada suara
tambahan
- Suara paru-paru
vasikuler
Abdomen Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi:
- Warna kulit kecoklatan - Warna kulit kecoklatan - Warna kulit kecoklatan
(sawo matang) (sawo matang) (sawo matang)
- Tidak ada lesi pada area - Tidak ada lesi pada area - Tidak ada lesi pada area
abdomen abdomen abdomen
Auskultasi: Auskultasi: Auskultasi:
- Bising usus terdengar 5 - Bising usus terdengar 4 - Bising usus terdengar 5
kali/ 15 detik di setiap kali/ 15 detik di setiap kali/ 15 detik di setiap
kuadran, sehingga kuadran, sehingga bising kuadran, sehingga bising
bising usus total didapat usus total didapat 16 pada usus total didapat 20 pada
20 pada keempat keempat kuadran keempat kuadran
kuadran Perkusi: Perkusi:
Perkusi: - Di dapat suara timpani - Di dapat suara timpani
- Di dapat suara timpani Palpasi: Palpasi:
Palpasi: - Tidak ada pembesaran pada - Tidak ada pembesaran pada
- Tidak ada pembesaran organ-organ abdomen organ-organ abdomen
pada organ-organ
abdomen
Tangan Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi:
- Terlihat luka - Turgor kulit elastis - Turgor kulit elastis
mengeluarkan nanah - Warna kulit kecoklatan - Warna kulit kecoklatan
pada sela ibu jari dan (sawo matang) (sawo matang)
telunjuk kanan. - Tidak ada lesi pada area - Tidak ada lesi pada area
Palpasi: tangan tangan
- Tangan hangat, oedema Palpasi: Palpasi:
- Tidak ada pembengkakan - Tidak ada pembengkakan
(+). Nyeri tekan (+). dan nyeri tekan pada dan nyeri tekan pada
tangan tangan
Kaki Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi:
- Turgor kulit elastis - Turgor kulit elastis - Turgor kulit elastis
- Warna kulit kecoklatan - Warna kulit kecoklatan - Warna kulit kecoklatan
(sawo matang) (sawo matang) (sawo matang)
- Tidak ada lesi pada area - Tidak ada lesi pada area - Tidak ada lesi pada area
kaki kaki kaki
Palpasi: Palpasi: Palpasi:
- Tidak ada - Tidak ada pembengkakan - Tidak ada pembengkakan
pembengkakan dan dan nyeri tekan pada kaki dan nyeri tekan pada kaki
nyeri tekan pada kaki

VIII. Harapan Keluarga


Tn.MM berharap lukanya bisa sgera sembuh.

B. Diagnosis Keperawatan Keluarga


I. Analisis dan Sistesis Data
No Data Penyebab Masalah
1 Subjektif : Agen infeksi, dan Nyeri akut
Tn. MM mengatakan nyeri kerusakan jaringan.
Pada luka di tangan kanannya.
Objektif :
Terdapat luka di tangan kanan
Tn.MM, Tn MM menarik
tangannya jika luka ditekan, skala
nyeri 6 dari 10
2 Subjektif : Agen infeksi dan Kerusakan integritas
~ Tn. MM mengatakan tangan nyakerusakan jaringan. jaringan kulit.
bengkak dan mengeluarkan nanah
Objektif :
Tangan Tn.MM bengkak dan
tampak luka bernanah di sela ibujari
dan telunjuk.
Gula darah 310 mm/dl

3 Subjektif :

Objektif :

II. Perumusan Diagnosis Keperawatan


No Diagnosis Keperawatan
1 Nyeri akut berhubungn dengan adanya agen penyebab
infeksi dan kerusakan jaringan yang ditandai dengan klien
mengatakan nyeri pada skala 6 ( skala 1-10).
2 Kerusakan integritas jaringan kulit berhubungan dengan
agen penyebab infeksi yang ditandai dengan adanya luka
bernanah disertai pembengkakan di tangan kanan.
3

III. Penilaian (Skoring) Diagnosis Keperawatan


No Kriteria Skor Pembenaran
3
1 Sifat masalah : aktual /3 x 1= 1 Tn MM mengatakan
tangannya bengkak dan
terasa nyeri
2
2 Kemungkinan masalah /2 x 2= 2 Dengan perawatan luka,
dapat diubah : mudah keinginan klien untuk
mengatur makan dan aktifitas
untuk kontrol gula darah,
pemberian antibiotik dan anti
nyeri dapat mengatasi
masalah.
3 Potensial masalah untuk 3/3 x 1= 1 Dengan keinginan klien dan
dicegah kerjasama dalam keluarga
untuk mngatur pola makan
dan aktifitas yang tepat
sehingga dapat membantu
gula darah mnjadi terkontrol.
2
4 Menonjolnya masalah /2 x 1= 1 tn. MM dan keluarga ingin
segera menyelesaikan
masalah kesehatan yang ada.
Total skor 5

IV. Prioritas Diagnosis Keperawatan


Prioritas Diagnosis Keperawatan Skor
1 Nyeri akut berhubungn dengan 5
adanya agen penyebab infeksi dan
kerusakan jaringan yang ditandai
dengan klien mengatakan nyeri pada
skala 6 ( skala 1-10).
2 Kerusakan integritas jaringan kulit 4
berhubungan dengan agen penyebab
infeksi yang ditandai dengan adanya
luka bernanah disertai pembengkakan
di tangan kanan.
3

V. Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga


Diagnosa keperawatan :
Nyeri akut berhubungn dengan adanya agen penyebab infeksi dan kerusakan
jaringan yang ditandai dengan klien mengatakan nyeri pada skala 6 ( skala 1-10).

Tujuan Kriteria hasil Intervensi


Setelah NOC NIC
diberikan I : Kontrol Nyeri I : Manajemen NyeriAktivitas
perawatan Kriteria Hasil : 1. Lakukan pengkajian nyeri
dalam 3 x 1. Mengetahui faktor penyebabsecara menyeluruh meliputi,
pertemuan nyeri lokasi, durasi, kualitas,
nyeri 2. Mengetahui keparahan nyeri dan faktor
berkurang permulaanterjadinya nyeri pencetus nyeri.
3. Menggunakan tindakan 2. Observasi ketidaknyamanan
pencegahan nonverbal.
4. Melaporkan gejala 3. ajarkan untuk teknik non
5. Melaporkan kontrol nyeri farmakologi misal relaksasi,
guide imajeri, terapi
NOC musik,distraksi.
II : Tingkat Nyeri 4. Kendalikan faktor lingkungan
Kriteria Hasil : yang dapat mempengaruhi
1. Melaporkan nyeri respon pasien terhadap
berkurangatau hilang ketidaknyamanan misal
2. Frekuensi nyeri berkurang suhu,lingkungan,
3. Lamanya nyeri berlangsung cahaya,kegaduhan.
4. Ekspresi wajah saat nyeri 5. Kolaborasi : pemberian
5. Posisi tubuh melindungi Analgetik sesuai indikasi

Skala Penilaian NOC : NIC II :


1. Tidak pernah dilakukan ManajemenAnalgetikAktivitas
2. Jarang dilakukan 1. Tentukan lokasi,karakteristik,
3. Kadang dilakukan kualitas dan tingkat nyeri
4. Sering dilakukan sebelum mengobati pasien.
5. Selalu dilakukan 2. Cek obat meliputi jenis,
dosis, dan frekuensi pemberian
analgetik.
3. Tentukan jenis analgetik
( Narkotik, Non-Narkotik)
disamping tipe dan tingkat
nyeri.
4. Tentukan Analgetik yang
tepat, cara pemberian dan
dosisnya secara tepat.
5. Monitor tanda – tanda vital
sebelum dan setelah pemberian
analgetik

VI. Implementasi
Tgl & Waktu No. Implementasi
DP
18 – 11 – 2019 1 Memonitor tanda vital
16.00 Menyarankan pemberian analgetik 30 menit
sebelum perawatan luka.
Melakukan perawatan luka dengan
menggunakan antiseptik
19 – 11 – 2019 1 Memonitor tanda vital
16.00 Menyarankan pemberian analgetik 30 menit
sebelum perawatan luka.
Melakukan perawatan luka dengan
menggunakan antiseptik

Anda mungkin juga menyukai