Anda di halaman 1dari 6

Prosiding Seminar Nasional Hayati V 2017

ISBN : 978-602-61371-1-1

Identifikasi Tutupan Lahan di Bantaran Sungai Brantas Mojoroto


Kota Kediri Jawa Timur
Ida Rahmawati1, Dita Yulianti2, Tutut Indah Sulistiyowati1
1
Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Nusantara PGRI Kediri
2
Mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Nusantara PGRI Kediri
Jl. KH. Achmad Dahlan No. 76 Kediri
ida.rahmawatijamil@gmail.com

Abstrak
Bantaran sungai Brantas adalah suatu wilayah daratan yang
merupakan kesatuan ekosistem. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui jenis tanaman yang menjadi tutupan lahan di bantaran
sungai Brantas kota Kediri. Penelitian ini menggunakan Metode
observasi. Data yang diperoleh kemudian diindentifikasi
menggunakan buku kunci determinasi. Hasil Penelitian pada daerah
bantaran sungai Brantas kota kediri meliputi komposisi 6 jenis
pohon yaitu waru (Hibiscus tiliaceus), mangga (Mangifera indica),
angsana (Pterocarpus indicus), sengon (Enterolobium Cylocarpum),
beringin (Ficus Benjamina), dan mahoni (Switenia nahagoni).
Tanaman jenis semak sebanyak 2 yaitu jarak pagar (Jatropha curcas)
dan tumbuhan tampal besi (Phylantus reticulates Poir); jenis herba Kata Kunci
sebanyak 3 yaitu tumbuhan anting-anting (Acalypha indica L.), Vegetasi,
pisang cavendish (Musa acuminate Cavendish subgroup), legetan Bantaran Sungai
(Acmella Oleracea). Brantas

PENDAHULUAN
Bantaran sungai memiliki peran yang sangat penting bagi siklus hidrologi.
Kemampuannya menjaga dan menjadi tempat untuk mengalirkan air dari hulu ke hilir
sebagai sumber kehidupan menjadi jaminan yang akan menyatukan komponen biotik
dan abiotik dalam menjaga keseimbangan lingkungan. Adanya bantaran sungai yang
terawat dapat meminimalisirkan kerusakan alam, karena lingkungannya terjaga [1].
Bagi masyarakat Kota Kediri, keberadaan Sungai Brantas memiliki peran yang besar
dan menjadi inti kehidupan masyarakat di sekitarnya, baik untuk saluran irigasi sawah,
saluran pembuangan air dan suplai air untuk industri.
Identifikasi adalah cara menentukan nama yang benar dan tempatnya yang tepat
dalam klasifikasi. Identifikasi tumbuhan juga merupakan salah satu cara yang
digunakan untuk mempermudah mengenali makhluk hidup. Tumbuhan yang terdiri
dari beberapa jenis seperti pohon, semak, dan herba yang hidup bersama pada suatu
tempat dan saling berinteraksi antara satu dengan yang lain, serta lingkungannya
memberikan kenampakan luar vegetasi [2].
Untuk mengidentifikasi tumbuhan yang telah dikenal oleh dunia ilmu
pengetahuaan, memerlukan sarana antara lain bantuan dari orang lain, spesimen,
herbarium, buku-buku flora, dan monografi kunci identifikasi serta lembar identifikasi
jenis [3]. Melakukan identifikasi tumbuhan berarti mengungkapkan atau menetapkan

63
Prosiding Seminar Nasional Hayati 2017

identitas suatu tumbuhan, yang berarti menentukan namanya yang benar dan
tempatnya yang tepat dalam sistem klasifikasi [4]. Penelitian identifikasi tutupan lahan
di bantaran sungai Brantas Kota Kediri Jawa Timur perlu dilakukan karena kegiatan ini
mempermudah dalam mengetahui nama suatu tanaman serta untuk mengetahui
persebaran tanaman tersebut dan diharapkan dapat menjadi masukan bagi para
pengambil kebijakan untuk pengelolaan kawasan ini di masa yang akan datang.

METODE PENELITIAN
Waktu penelitian dilakukan pada tanggal 23 Agustus - 01 Oktober 2017. Tempat penelitian
dilakukan di Bantaran Sungai Brantas Mojoroto Kota Kediri. Pengambilan sampel dengan
menggunakan metode observasi. Identifikasi dilakukan langsung oleh peneliti dengan
pengamatan secara langsung kemudian mengidentifikasi menggunakan kunci determinasi.
Alat dan bahan yang di gunakan berupa alat tulis, kunci determinasi, dan kamera. Bahan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah komunitas tumbuhan yang ada di bantaran sungai
Brantas Kota Kediri.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Berdasarakan hasil observasi pada daerah bantaran sungai Brantas di peroleh data
sebagai berikut:

Tabel 1.Hasil Identifikasi Jenis Tutupan Lahan


No Spesies Fam Nama Lokal Jumlah Manfaat Habitus
1. Hibiscus Malvaceae Waru  29  Obat penyakit batuk Pohon
tiliaceus serta demam
 Obat melancarkan buang
air kecil dan penyumbur
rambut [5].
2. Mangifera Anacaerdiaceae Mangga  5  Getah mangga sebagai Pohon
indica obat tradisional untuk
penyakit luar seperti
kudis dan gatal-gatal.
 Mangga muda dapat
berkhasiat untuk
mengatasi diare,
disentrim, wasir dan
sembelit[6].
3. Pterocarpus Fabaceae Angsana  3  Kulit kayu angsana Pohon
indicus digunakan untuk
mengobati TBC, sakit
kepala, dan luka.
 Sebagai obat penyakit
lepra, nyeri haid, flu,
rheumatoid arthritis, dab
diabetes[7]
4. Paraserianthe Fabaceae Sengon  37  Sengon merupakan kayu Pohon
s falcataria L. serba guna untuk
konstruksi ringan,
kerajinan tangan, kotak

64
Prosiding Seminar Nasional Hayati 2017

cerutu, veneer, kayu


lapis, korek api, alat
musik,pulp.
 Daun sebagai pakan
ayam dan kambing[8].
5. Ficus Moraceae Beringin  1  Daun beringin berkhasiat Pohon
Benjamina sebagai obat sakit
sawanan pada anak-
anak[9].
6. Switenia Meliaceae Mahoni  3  Buah mahoni dikenal Pohon
nahagoni dapat menurunkan
tekanan darah tinggi,
antijamur, demam,
kurang nafsu makan,
rematik, dan masuk
angin.
 Bijinya dikenal
dapat menurunkan
kadar gula darah.
Kulit batangnya dikenal
dapat mengobati
demam, sebagai
tonikum, dan
astringent[10].

7. Jatropa Euphorbiaceae Jarak Pagar  1  Getah jarak pagar dapat Semak


curcas memyembuhan
keputihan pada bayi.
 Daun jarak pagar dapat
menyembuhkan Perut
kembung/masuk angin,
sembelit, rematik, gatal
kaki, dan cacing kerami
pada anak-anak
 Biji jarak pagar berguna
untuk menyembuhkan
jamur, gatal, infeksi luka,
dan bengkak luka dan
pendarahan [11].

8. Phylantus Euphorbiaceae Tampal Besi 3  Batang tampal besi Semak


reticulates sebagai obat disentri
poir  Batang tampal tampal
besi sebagai pencegah
radang usus[12].

9. Acalypha Euphorbiaceae Anting-  5  Herba ini berkhasiat Herba
Indica L. anting sebagai antiradang,
antibiotik, diuretik,
pencahar dan penghenti
pendarahan
(hemostatis).
 Seluruh bagian
tumbuhan dapat

65
Prosiding Seminar Nasional Hayati 2017

digunakan sebagai obat,


baik dalam bentuk segar
atau kering[13].
10. Musa Musaceae Pisang  30  Kulit pisang dapat Herba
acuminate Cavendish digunakan sebagai obat
Cavendish penyembuh luka borok,
subgroup herpes, dan kutil.
 Buah pisang berpotensi
sebagai nutraseutikal
pada kesehatan
hewan[14].
11. Acmella Asteraceae Legetan  1  Daun legetan digunakan Herba
Oleracea sebagai tapal untuk kaki
sakit dan rematik.
 cairan daun legetan
digunakan untuk sakit
telinga[15].

12 Ipomoea Convolvulacaea Kangkung  20  Sebagai bahan sayur- Herba
Reptana kayu mayur.
 Sebagai obat sembelit.
 Akar kangkung sebagai
obat wasir[16].

13 Ipomoea Convolvulacaea Kangkung  3 petak Sebagai salah satu Herba
aquatica air sumber antioksidan dari
luar tubuh penetral
radikal bebas berlebih
yang ada di dalam
tubuh.
 Sebagai bahan sayur-
mayur[17].

14 Zea Mays L. Poaceae Jagung  5petak  Batang dan daun muda Herba
di gunakan untuk pakan
ternak,
 Batang dan daun tua
dijadikan kompos.
 Buah jagung muda di
gunakan untuk sayuran.
 Biji jagung tua sebagai
pengganti nasi[18].
15 Muntingia Muntingiaceae Kersen  2  Kandungan flavonoid Pohon
calabura dalam buah kersen juga
diduga dapat
menghambat
pertumbuhan sel kanker
secara laboratories
[19].

16 Eichhornia Pontederiaceae Eceng  ~  Sebagai dasar membuat Herba


crassipes gondok kerajian seperti tas, topi,
dompet dll.

66
Prosiding Seminar Nasional Hayati 2017

 Sebagai pupuk organik.


 Sebagai bahan
pembuatan kertas dan
biogas.
 Sebagai bahan pakan
ternak[20].

Pada daerah bantaran sungai Brantas Mojoroto kota Kediri tumbuhan yang mendominasi
adalah famili Pontederiaceae dari jenis Eichhornia crassipes. Hampir sepanjang tepi bantaran
sungai Brantas ditumbuhi tanaman enceng gondok. Hal ini karena perkembangbiakan
tanaman ini sangat cepat. Enceng gondok dapat berkembang biak secara vegetatif dengan
stolon maupun generatif dengan biji. Eceng gondok memiliki kemampuan beradaptasi dari
perubahan ekstrim laju air, perubahan kadar nutrisi, pH (derajat keasaman tanah), temperatur
ketinggian air dan racun yang terdapat dalam air. Eceng gondok dapat berkembang pesat
dalam kondisi air yang mengandung nutrien yang tinggi, terutama di daerah yang memiliki
kadar nitrogen.
Selain family Pontederiaceae, juga terdapat beberapa famili yang keberadaannya dalam
jumlah banyak, meliputi family fabaceae yaitu sengon sebanyak 37 pohon dan angsana
sebanyak 3 pohon, musaceae sebanyak 30 pohon, malvaceae sebanyak 29 pohon, dan
poaceae sebanyak 5 petak (Tabel 1.). Seluruh tanaman tersebut merupakan tanaman
budidaya. Tanaman-tanaman tersebut dibudidayakan oleh warga sekitar bantaran sungai
untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.

SIMPULAN
Berdasarkan hasil dari observasi yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa terdapat 16
jenis tanaman yang menutupi lahan di bantaran sungai Brantas Kota Kediri yaitu sengon,
angsana, kersen, waru, mangga, jarak pagar, mahoni, beringin, pisang, jagung, anting-anting,
tampal besi, kangkung kayu, kangkung air, enceng gondok, dan legetan.

SARAN
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor lingkungan yang mempengaruhi, pola
hidup, dan persebaran serta dampak positif dan negatif bagi lingkungan sungai.

DAFTAR RUJUKAN
[1] Kirmanto D. 2010. Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Brantas. Mentri Pekerjaan Umum. Jakarta.
[2] Agustina, Erna. 2008. Identifikasi dan Karakterisasi Morfologi Mikrofungsi Akuatik dan Potensi
Pemanfaatannya untuk Bioremediasi. Skripsi. Institut Pertanian Bogor.
[3] Ismaini. L., Lailati. M., Rustandi., Sunandar D. 2015. Analisis Komposisi dan Keanekaragaman Tumbuhan di
Gunung Dempo, Sumatera Selatan. Cianjur: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Kabupaten Bandung.
Jurnal Biologi. Volume VIII No. 2. ISSN 1979 – 8911.
[4] Maarel, E.V.D. 2005. Vegetation Ecology. Blackwell Publishing. USA.
[5] Anonim, 2012. Manfaat dan khasiat daun waru sebagai obat tradisional.
http://kesehatan.gen22.net/2012/11/manfaat-dan-khasiat-daun-waru-sebagai.html diakses tanggal 12
Agustus 2014.
[6] Rahmat Rukmana. 1997. Usaha Tani Jagung. Penerbit Kanisius. Jogjakarta
[7] Yulianti risda. 2013.standarisasi ekstrak etanol daun angsana (Pterocarpus indicus willd). Jakarta

67
Prosiding Seminar Nasional Hayati 2017

[8] Martawijaya. A, I. Kartasujana. 1977. Ciri Umum, Sifat dan Kegunaan Jenis-Jenis Kayu Indonesia.
PublikasiKhususNo.41. LPHH, Bogor.
[9] Anonim. 2008. Beringin Tanaman Obat. http://tanamanobat.org/153/beringin/. 16 Juni 2012. Pukul 20.30
WIB
[10] Harianja, A. 2008. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Cetakan Kelima. Jakarta: Penerbit Penebar Swadaya.
[11] Onaolapo, 2007. Manfaat Tanaman Jarak Pagar. http://www.jarakpagarsumba.com/p/manfaat-tanaman-
pagar.html (Diakses tanggal 13 Januari 2014)
[12] Wijayakusuma, H. 1996. Tumbuhan berkasiat Obat. Jilid 4. Pustaka Kartini. Jakarta.
[13] Dalimartha, S. 2003. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jilid II. Trubus Agriwidya. Jakarta.
[14] Ambarita Yanti Dame Monica, Bayu Sartini Eva. 2015. Identifikasi karakter morfologis pisang (Musa sp) di
kabupaten Deli Serdang. Medan. Jurnal Agroekoteknologi. Vol.4. No. 1, Desember 2015. (586) :1911-1924. E-
ISSN No. 2337-6597.S
[15] Rathi, M. dan Gopalakrishnan. 2005. In-secticidal Activity of Aerial Parts of Synedrella nodiflora Gaertn (Com-
positae) on Spodoptera litura (Fab.). Journal Central European agriculture 6 (3) : 223-228. India.
[16] Mulya, Sarja (1979). Kangkung Darat. Majalah Trubus.
[17] Hieronymus Budi Santoso (1990). Kangkung Darat Kangkung Air. Suara Karya Minggu.
[18] WP. Winarno, dan Tim Lentera. 2004. Manfaat Tanaman sayur Untuk Mengatasi aneka penyakit. Jakarta.
Argomedia Pustaka.
[19] Wulandari. Erlin Tri, 2013. Buah Kersen: Kecil Buahnya, Besar Khasiatnya.
http://kesehatan.kompasiana.com/alternatif/2013/09/20/buah-kersen¬kecil-buahnya-besar-khasiatnya-
594257.html
[20] Prasko. 2007. Khasiat Dan Manfaat Eceng Gondok. Jakarta: Prestasi Pustaka.

HASIL DISKUSI
Pertanyaan
Adakah perbedaan dan persamaan antar lokasi?

Jawaban
Beberapa bagian ada yang sama dan berbeda. Yang menjadi perhatian adalah perbedaan
factor iklim.

68

Anda mungkin juga menyukai