Dokumen Agama Satria
Dokumen Agama Satria
sebab: kesamaan hobi, kesamaan sifat atau karakter, adanya sikap saling
lapang dada. Percaya bahwa tidak ada kebohongan dan maksud kurang
unik: punyai sikap, karakter, dan kebiasaan yang berbeda. Tidak menuntut
kekurangan sahabat
dan kapan harus menunda. Memberi ruang dan waktu: kapan harus
sendiri, kapan harus bersama. Memahami bahwa ada hal-hal pribadi
yang boleh diketahui dan tidak boleh diketahui. Contoh: sebaiknya tidak
Diidolakan
15:12-16
12 Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah
mengasihi kamu.
13 Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan
kepadamu.
15 Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang
diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah
memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-
Ku.
16 Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan
Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan
buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku,
diberikan-Nya kepadamu.
• Perhatikan ayat 14: “Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa
segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku” Apa yang di dengar
• Perhatikan ayat 16: Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang
buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam
berikut:
sendiri.
• Bila Yesus menuntut agar mereka hidup saling mengasihi agar disebut
sahabat Dia, Yesus sendiri telah lebih dahulu mengasihi mereka. Yesus
• “Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang
diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku
bersama tentang apa yang telah di dengar Yesus dari bapa-Nya dan yang
para murid, sehingga apapun yang mereka minta kepada Bapa dalam
Yesus tetap menyapa dia sahabat. “Hai sahabat, untuk itukah engkau
sebagai Idola dan model kita dalam memperkembangkan diri dan dalam
sikap dan kepribadian Yesus agar kita makin mantap mengidolakan Dia
lain.
• Yesus adalah tokoh yang dapat dijadikan panutan bagi kaum remaja.
merupakan kelompok masyarakat kelas dua, oleh karena itu mereka tidak
maupun keagamaan.
dapat mengandalkan Tuhan. Atas dasar ini, Yesus hadir di tengah mereka.
banyak pula para pemimpin lokal masyarakat Yahudi pada masa Yesus
sendiri, seperti nampak dalam diri Herodes. Atas sikapnya itu, sampai-
sampai Yesus menyebut Raja Herodes sebagai serigala (lihat Lukas 13:32).
Banyak pula para penguasa mencari hormat dan gelar, mereka menyebut
suatu tatanan masyarakat yang adil dan beradab. Menurut Yesus, hal itu
orang Farisi, dan kaum munafik, “Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat
dan orang-orang Farisi, hai kaum munafik, sebab kamu sama seperti
kuburan yang dilabur putih yang sebelah luarnya memang tampak bersih,
tetapi sebelah dalamnya penuh dengan tulang belulang dan berbagai jenis
kotoran. Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar
kewajiban pada Allah. “Berikanlah kepada kaisar apa yang wajib kamu
berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan
tanpa peduli nilai-nilai kebenaran yang hakiki. Bila itu yang terjadi, maka
yang muncul adalah fanatisme sempit yang disertai dengan sikap merasa
diri paling benar dan paling baik, sementara yang berbeda itu salah dan
perlu dimusuhi dan dimusnahkan. Fanatisme sempit itu sangat kentara pada
diri para pemimpin agama Yahudi, terutama orang-orang Farisi dan ahli-
ahli Taurat.
agama Yahudi. Bagi Yesus aturan keagamaan itu penting sejauh aturan itu
Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan meniadakannya, melainkan
dan menunjukkan kebenaran hakiki dari isi Hukum Taurat. Hal tersebut
(Matius 5:23-24), soal zinah (Matius 5:27-30), soal perceraian (Matius 5:31-
32), soal membalas dendam (Matius 5:38-42), soal kasih kepada musuh
yang cukup tentang Allah. Orang beriman adalah orang yang percaya akan
sepenuhnya mau diatur dan dirajai oleh kehendak Allah dalam ketaatan
yang penuh, tanpa tedeng aling-aling. Orang beriman adalah orang yang
kehendak Allah itu tidak sama dengan kehendak dirinya sebagai manusia.
Pengertian beriman seperti di atas sangat nampak dalam diri Yesus
Kristus. Yesus mempunyai relasi yang erat dengan Allah Bapa, dan relasi
itu diupayakan antara lain dengan doa dalam setiap saat hidupNya. Ia
berdoa saat sedang dibaptis (Lukas 3:21), Ia berdoa pagi-pagi benar waktu
hari masih gelap (Markus 1:35). Ia rehat dari pekerjaan-Nya untuk berdoa
(Markus 6:46, Lukas 5:16). Ia berdoa juga pada malam hari (Lukas 6:12),Ia
(Yohanes 17:20)
kalau boleh jauhkanlah dari pada-Ku penderitaan yang harus Aku alami
saja” (Lukas 22:42). Dan pada akhirnya menyerahkan seluruh jiwa raga
kepada Bapa. Pada saat wafat-Nya Yesus berseru dengan suara nyaring: