Anda di halaman 1dari 8

Volume 16, Nomor 1, Hal.

23-30 ISSN:0852-8349
Januari – Juni 2014

PERTUMBUHAN BIBIT DUKU (LANSIUM DOMESTICUM CORR.)


PADA BERBAGAI KOMPOSISI MEDIA TUMBUH

Yuni Barus, Budiyati Ichwan, Rinaldi

Fakultas Pertanian Universitas Jambi


Kampus Pinang Masak, Jln Jambi Ma Bulian Km 15 Mendalo Darat Jambi 36361
Email: budiyati_ichwan@yahoo.com

ABSTRAK

Bibit duku memiliki karakteristik pertumbuhan yang lambat karena memiliki sistem
perakaran yang dangkal. Oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan media tumbuh
agar perakarannya dapat berkembang dengan baik. Suatu penelitian yang bertujuan
untuk mendapatkan komposisi media tumbuh yang terbaik untuk pertumbuhan bibit
duku telah dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian, Universitas Jambi
dari bulan Mei 2013 sampai bulan Agustus 2013. Penelitian menggunakan
Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan enam ulangan. Perlakuan yang
dicobakan adalah komposisi media tumbuh (pasir : tanah : trichokompos) dengan
perbandingan 1 : 1: 0 ; 1: 1: 1 ; 1: 2 :1 dan 1: 1: 2. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa perlakuan komposisi media tumbuh (pasir : tanah : trichokompos) dengan
perbandingan1 : 1 : 1 memberikan pertumbuhan bibit duku terbaik.

Kata kunci : media tumbuh, bibit duku, Lansium domesticum

PENDAHULUAN Pangan, 2012). Bila dibandingkan


dengan tahun-tahun sebelumnya
Duku (Lansium domesticum terjadi penurunan luas pertanaman.,
Corr.) merupakan tanaman tropis Hal ini antara lain disebabkan
beriklim basah berupa pohon yang karena sebagian tanaman mati akibat
berasal dari Malaysia dan Indonesia terjadinya kemarau panjang, banjir
(Kalimantan Timur). Menurut besar, dan terserang penyakit mati
Mayanti (2009) dari 100 gram buah meranggas yang terjadi pada
duku terkandung 86 gram air; 42 kal beberapa tahun terakhir ini. Oleh
energi; 0,7 gram protein; 9,7 gram sebab itu dalam upaya meningkatkan
karbohidrat; 3,2 gram serat; 0,6 gram produksi dan produktivitas tanaman
abu; 13 mg Ca; 20 mg Fosfor; 0,9 duku, perlu dilakukan intensifikasi
mg Fe; 0,06 mg vitamin B1; dan 3,8 dan ekstensifikasi areal pertanaman
mg vitamin C. serta rehabilitasi tanaman. Untuk itu
Luas pertanaman duku di provinsi dibutuhkan bibit yang berkualitas
Jambi pada tahun 2011 sebesar baik dalam jumlah banyak dan dalam
1.535,85 ha yang tersebar di waktu singkat.
beberapa kabupaten seperti Merangin Perbanyakan bibit duku dapat
326,63 ha, Batanghari 501,59 ha, dilakukan dengan berbagai cara.
Muaro Jambi 549,68 ha serta sisanya Menurut Supriatna dan Suparwoto
tersebar di beberapa kabupaten (2010) perbanyakan bibit duku
lainnya, dengan produktivitas 6,3 ton dengan sambung pucuk mempunyai
ha-1 (Dinas Pertanian Tanaman prospek yang besar untuk

23
Jurnal Universitas Jambi Seri Sains

dikembangkan. Bibit sambung pucuk pertumbuhan terbaik (Prihastanti,


lebih baik dibandingkan bibit dari 2010). Campuran pasir dan kompos
biji karena mewarisi keunggulan (1 : 1) memberikan hasil terbaik pada
kedua induknya dan masa tanaman pembibitan asparagus (Hanum, dkk.,
belum menghasilkan lebih pendek, 2009). Menurut Sumiasri dan
yaitu dari sekitar 20−25 tahun Setyowati (2006) penggunaan
menjadi 6−7 tahun sehingga dapat mikroorganisme sebagai campuran
menunjang program pengembangan media tumbuh dalam bentuk EM
duku dan peremajaan tanaman. Bokashi memberikan hasil yang baik
Salah satu permasalahan bila pada pertumbuhan semai eboni.
menggunakan bibit sambung pucuk Informasi tentang macam dan
adalah dibutuhkannya waktu yang komposisi media tumbuh yang baik
cukup lama untuk menyiapkan bibit yang dapat meningkatkan
duku sebagai sumber batang bawah, pertumbuhan bibit duku masih sangat
berkisar antara 1 – 1,5 tahun terbatas. Oleh sebab itu perlu
(Suparwoto, 2011), hal ini dilakukan penelitian tentang berbagai
disebabkan karena lambatnya komposisi media tumbuh yang dapat
pertumbuhan perakaran bibit. meningkatkan pertumbuhan bibit
Upaya yang dapat dilakukan adalah duku.
mempercepat pertumbuhan akar dari Tujuan penelitian ini adalah 1)
bibit dengan perbaikan media mempelajari pengaruh komposisi
tumbuhnya. Media tumbuh media tumbuh terhadap pertumbuhan
berfungsi sebagai tempat tumbuh dan bibit duku dan 2) mendapatkan
berkembangnya akar serta tempat komposisi media tumbuh yang tepat
mengabsorpsi unsur hara dan air. yang dapat memberikan
Jenis dan sifat media tumbuh, pertumbuhan terbaik pada bibit duku.
berperan dalam ketersediaan unsur
hara dan air sehingga berpengaruh METODE PENELITIAN
terhadap pertumbuhan bibit.
Berbagai macam media tumbuh Penelitian dilaksanakan di kebun
dapat digunakan untuk pesemaian percobaan Fakultas Pertanian
dan pembibitan duku seperti tanah, Universitas Jambi dengan ketinggian
pupuk kandang, pasir, dan tempat ±35 meter di atas permukaan
penggunaan media tumbuh yang laut. Penelitian dilaksanakan selama
telah dikomposkan dengan bantuan 3 bulan, dimulai bulan Mei 2013
mikroorganisme. Hasil penelitian sampai Agustus 2013.
Bahan yang digunakan dalam
menunjukkan bahwa penggunaan penelitian ini adalah bibit duku umur
campuran tanah dan pupuk kandang ± 6 bulan, campuran media tumbuh
(2:1) memberikan pertumbuhan yang terdiri dari pasir, tanah Ultisol
semai dan bibit pada berbagai jenis dan trichokompos (berasal dari
tanaman seperti gambir (Frizia, campuran pupuk kandang dan jerami
2009), bawang daun (Susantidiana, padi yang diperkaya dengan
2011) dan andalas (Anisa, 2011). trichoderma), pupuk NPK Mutiara
Selain itu pertumbuhan semai jarak (16% N:16% P2O5:16% K2O: 1,5%
yang ditanam dengan campuran MgO: 5,0% CaO). Untuk
tanah dan pupuk kandang (1 : 1) pengendalian hama dan penyakit
dengan naungan 40% menghasilkan

30
Yuni Barus., dkk: Pertumbuhan Bibit Duku (Lansium Domesticum Corr.) Pada Berbagai
Komposisi Media Tumbuh

tanaman digunakan Decis 2,5 EC dan tinggi bibit, pertambahan diameter


Dithane M-45. bibit, pertambahan jumlah daun bibit,
Penelitian dilaksanakan dengan bobot kering pupus, bobot kering
menggunakan Rancangan Acak akar, ratio akar : pupus dan jumlah
Kelompok (RAK) dengan satu akar sekunder. Pengamatan terhadap
faktor yaitu komposisi media tumbuh peubah bibit duku dilakukan pada
yang terdiri dari campuran pasir, saat tanaman berumur 12 Minggu
tanah Ultisol dan trichokompos Setelah Transplanting (MST). Bobot
dengan perbandingan 1 : 1 : 0; 1 1: 1; kering akar dan pupus dikeringkan
1 : 2 : 1 dan 1 : 1 : 2. Setiap pada suhu 800C sampai didapat
perlakuan diulang sebanyak 6 kali bobot kering konstan. Untuk data
dan setiap petak percobaan terdapat 2 ratio akar : pucuk tidak dilakukan
bibit, sehingga jumlah bibit duku analisi statistik, hanya dengan
yang digunakan dalam penelitian ini membandingkan rata-rata bobot
berjumlah 48 bibit. kering akar dengan bobot kering
Media tumbuh yang digunakan pucuk bibit duku. Data dianalisis
berupa pasir, tanah Ultisol dan menggunakan Analisis Ragam,
trichokompos dimasukkan kedalam dilanjutkan dengan uji Duncan pada
polybag yang berukuran 20 x 25 cm, taraf α = 5%. Selain itu diukur juga
sebelumnya pasir dan tanah kandungan N, P dan K serta pH
dibersihkan dari kotoran dan diayak. media tumbuh sebelum dan sesudah
Jumlah media tanaman yang penelitian.
digunakan dihitung berdasarkan
volume. Media tumbuh disiram HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan air sampai mencapai
kapasitas lapang, kemudian dibiarkan Hasil penelitian menunjukkan
selama satu minggu. bahwa berbagai komposisi media
Bibit duku yang digunakan tumbuh tidak berpengaruh nyata
adalah bibit duku yang berumur terhadap pertumbuhan bibit duku
kurang lebih 6 bulan dengan kriteria dalam bentuk pertambahan tinggi
bibit mempunyai tinggi yang relatif bibit, pertambahan diameter bibit dan
seragam. Bibit dipindahkan ke pertambahan jumlah daun bibit.
dalam media tumbuh yang telah Setelah dilanjutkan dengan uji
disiapkan satu minggu sebelumnya. Duncan pada taraf α = 5 % didapat
Bibit diletakkan di bawah paranet bahwa komposisi media tumbuh
dengan intensitas cahaya sekitar tidak menunjukkan perbedaan yang
50%. Penyiraman dilakukan pada nyata pada pertambahan diameter
pagi hari setiap hari sampai akhir batang dan jumlah daun bibit
penelitian berakhir. Penyiangan kecuali pada pertambahan tinggi
gulma dilakukan bila gulma bibit (Tabel 1). Pertambahan tinggi
ditemukan di sekitar tanaman dengan bibit tertinggi didapat pada media
cara mencabut gulma yang tumbuh. pasir : tanah : trichokompos dengan
Seminggu setelah pindah tanam bibit perbandingan 1 : 1 : 1.
duku diberi pupuk NPK Mutiara
dengan dosis 3 gram per tanaman.
Peubah pertumbuhan bibit duku yang
diamati meliputi : pertambahan

29
Jurnal Universitas Jambi Seri Sains

Tabel 1. Pertambahan tinggi bibit, diamater bibit dan jumlah daun bibit duku
pada berbagai komposisi media tumbuh
Komposisimedia tumbuh Pertambahan Pertambahan Pertambahan
(pasir:tanah: Tinggi diamater bibit Jumlah daun bibit
trichokompos) tanaman (cm) (mm) (helai)
1:1:0 2,70b 1,48 1,83
1:1:1 4,08a 1,32 2,92
1:2:1 3,41ab 1,60 2,17
1:1:2 3,25ab 1,68 2,92
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda menurut
uji Duncan pada taraf α = 5%

Berbagai komposisi media tumbuh dari rata-rata ratio akar : pucuk bibit
juga tidak memberikan pengaruh duku ternyata media pasir : tanah :
yang nyata terhadap bobot kering trichokompos dengan perbandingan
pupus dan bobot kering akar bibit 1 : 1 : 1 memberikan ratio tertinggi
duku. Namun demikian bila dilihat (Tabel 2).

Tabel 2. Bobot kering pupus, bobot kering akar dan ratio akar : pucuk bibit duku
pada berbagai komposisi media tumbuh
Komposisi media tumbuh Bobot kering Bobot kering Ratio akar: pucuk
(pasir:tanah: pupus (g) akar (g) *)
trichokompos)
1:1:0 1,48 0,53 0,36
1:1:1 1,32 0,58 0,44
1:2:1 1,67 0,58 0,35
1:1:2 1,41 0,54 0,38
Keterangan : *) data tidak dianalisis dengan analisis ragam

Jumlah akar primer pada bibit trichokompos (1 : 1 : 1) memberikan


duku tidak menunjukkan perbedaan rata-rata jumlah akar yang lebih
yang nyata pada berbagai komposisi banyak dibandingkan komposisi
media tumbuh. Media tumbuh media tumbuh lainnya (Tabel 3).
dengan perbandingan pasir : tanah :

Tabel 3. Jumlah akar sekunder bibit duku pada berbagai komposisi media tumbuh
Komposisi media tumbuh Jumlah akar primer
(pasir:tanah: trichokompos)
1:1:0 21.00
1:1:1 22.00
1:2:1 20,42
1:1:2 19,50

Media tumbuh tidak hanya berfungsi untuk pertumbuhan tanaman.


sebagai tempat tumbuhnya tanaman Komposisi media yang digunakan
tetapi juga sebagai sumber hara mempengaruhi kualitas dari bibit
30
Yuni Barus., dkk: Pertumbuhan Bibit Duku (Lansium Domesticum Corr.) Pada Berbagai
Komposisi Media Tumbuh

tanaman (Wilson et al. 2001). trichokompos (1 : 1 : 0) pada awal


Umumnya media tumbuh untuk bibit penelitian menunjukkan bahwa
buah-buahan terdiri dari tanah, bahan kandungan hara N, P, K dan pH
organik dan pasir. Tanah biasanya termasuk kedalam katagori sangat
digunakan sebagai medium dasar rendah sampai rendah (0,072%N;
karena murah dan mudah didapat. 28,42 ppm; 0,41 me 100g-1; pH 4,94)
Penambahan pasir bertujuan untuk (Laboratorium Kimia dan Kesuburan
membuat media menjadi lebih Tanah Unja, 2013). Oleh sebab itu
porous sementara bahan organik bibit yang ditanam di media dengan
kaya akan unsur hara untuk komposisi 1 : 1 : 0 ini memiliki
pertumbuhan bibit (Akanbi et al. pertumbuhan yang relatif kurang
2002). baik. Penggunaan pasir sebenarnya
Hasil penelitian menunjukkan tidak memberikan pengaruh yang
bahwa komposisi media tumbuh negatif asalkan dicampur dengan
pasir : tanah : trichokompos (1 : 1 : 0 bahan organik (Indriyani dkk., 2011).
) cenderung menghasilkan Demikian juga dengan penggunaan
pertumbuhan bibit duku yang lebih tanah sebagai campuran media
rendah dibandingkan dengan tumbuh. Hasil penelitian Indriyani
komposisi media tumbuh lainnya. (2011) pada bibit nenas
Hal ini disebabkan karena pada menunjukkan bahwa campuran tanah
media ini tidak ditambahkan dengan dan pupuk kandang dengan
bahan organik dalam bentuk perbandingan 1 : 1 memberikan
trichokompos. Trichokompos yang pertumbuhan bibit yang paling baik
digunakan berasal dari pupuk dalam bentuk tinggi tanaman,
kandang dan jerami padi yang dari panjang daun, lebar daun, jumlah
asal bahannya memiliki kandungan daun dan berat basah bibit.
unsur hara yang dapat mendukung Penambahan bahan organik dalam
pertumbuhan bibit. Apalagi setelah bentuk trichokompos ke dalam
dikomposkan dengan trichoderma, campuran media tumbuh bertujuan
maka unsur hara yang ada dapat untuk meningkatkan aktivitas
langsung tersedia dan dimanfaatkan mikrobia tanah. Tingginya bahan
oleh bibit. Selain itu kompos organik berpengaruh terhadap
mempunyai kemampuan menyimpan aktivitas mikrobia tanah terutama
air yang lebih tinggi. Hasil didaerah rhizosfer maupun
penelitian Putri (2008) menunjukkan rhizosplane yang sangat berperan
bahwa kompos gergajian dan terhadap pertumbuhan perakaran
gergajian murni mempunyai kadar bibit tanaman. Asam-asam organik
air yang lebih tinggi dibandingkan dan metabolit sekunder hasil
dengan tanah atasan. dekomposisi bahan organik oleh
Penggunaan tanah Ultisol sebagai mikrobia dapat menekan penyakit
campuran media tumbuh bibit duku tanaman. Sifat fisik media organik
memiliki resiko, karena tanah Ultisol lebih memperkuat pertumbuhan bibit
adalah tanah yang memiliki tanaman, struktur maupun tekstur
kandungan unsur hara yang rendah media organik juga lebih dapat
dan pH rendah (Nyakpa dkk., 1988). menjaga keseimbangan aerasi
Hasil analisis laboratorium terhadap (Alexander, 1976).
campuran media tumbuh dengan Pertumbuhan bibit duku pada
perbandingan pasir : tanah : media tumbuh dengan campuran

29
Jurnal Universitas Jambi Seri Sains

pasir, tanah dan trichokompos akar bibit akan berakibat terhadap


dengan perbandingan 1 : 1 : 1 lebih peningkatan pertumbuhan pucuk
baik bila dibandingkan dengan bibit, sehingga dapat mendukung
campuran media lainnya. Hasil pertumbuhan bibit selanjutnya.
penelitian ini sejalan dengan hasil Komposisi media tumbuh dengan
penelitian yang dilakukan oleh Putri perbandingan pasir : tanah : kompos
dkk. (2013) pada pembibitan (1 : 1: 2 ) memiliki nilai kandungan
tanaman tebu, dimana media dengan unsur hara tertinggi dibandingkan
komposisi tanah : kompos : pasir media tumbuh yang lainnya. Hasil
(10% : 70% : 20%) menghasilkan analisis tanah media tumbuh sebelum
nilai rerata diameter batang, jumlah penelitian menunjukkan kandungan
ruas batang, luas daun, bobot segar N, P dan K serta pH yang lebih baik
total tanaman dan bobot kering total (0,258% N, 393,22 ppm P, 1,76 me
tanaman lebih tinggi dibandingkan 100g-1 K dan pH 6,16)
dengan komposisi tanah : kompos : (Laboratorium Kimia dan Kesuburan
pasir (70% : 20% : 10%) dan (20% : Tanah Unja, 2013). Namun
10% : 70%). Tampaknya kandungan unsur hara yang lebih
perbandingan yang tepat antara banyak tersebut tidak dapat
berbagai bahan dalam campuran dimanfaatkan oleh akar bibit duku
media tumbuh tergantung dari jenis untuk pertumbuhan dan
bibit yang ditanam. Untuk bibit tebu perkembangannya. Hal ini diduga
kandungan kompos yang tinggi disebabkan karena terganggunya
dalam campuran media tumbuh lebih aerasi tanah karena adanya bahan
baik untuk pertumbuhan bibit, organik yang berlebihan. Hanafiah
sementara untuk bibit duku perlu menyatakan bahwa aerasi tanah yang
keseimbangan diantara ketiga bahan buruk akan mengakibatkan
yang digunakan sebagai campuran terganggunya respirasi akar. Apabila
media tumbuh. Pertumbuhan bibit respirasi terganggu, maka
sambiloto terbaik didapat pada penyerapan hara melalui mekanisme
campuran media tumbuh tanah dan aktif yang membutuhkan energi
kompos dengan perbandingan 1 : 1 kimiawi hasil proses respirasi juga
dalam bentuk tinggi tanaman, jumlah akan terhambat.
cabang, jumlah daun, berat basah dan Hasil penelitian Anisa (2011)
berat kering tanaman. menunjukkan bahwa media tumbuh
Ratio akar pucuk bibit duku yang yang terdiri dari perbandingan
ditanam pada media dengan komposisi tanah : pupuk kandang
komposisi pasir : tanah : ayam (2 : 1) memberikan
trichokompos (1 : 1 : 1) mempunyai pertumbuhan bibit tanaman andalas
nilai tertinggi dibanding dengan terbaik. Selanjutnya, Nurahmi dkk.
komposisi media tumbuh lainnya. (2010) menyatakan bahwa komposisi
Demikian juga dengan jumlah akar media tumbuh dengan perbandingan
primernya. Ini menunjukkan bahwa 1 : 3 antara pupuk kandang : tanah
perbaikan media tumbuh dengan menunjukkan pertumbuhan bibit
mengatur macam dan komposisi kelapa sawit terbaik. Menurut
bahan penyusunnya dapat Buckman dan Brady (1982) apabila
meningkatkan pertumbuhan akar pupuk kandang diberikan terlalu
bibit duku. Diharapkan dengan banyak pada media tumbuh maka
adanya peningkatan pertumbuhan kandungan air pada tanah dalam

30
Yuni Barus., dkk: Pertumbuhan Bibit Duku (Lansium Domesticum Corr.) Pada Berbagai
Komposisi Media Tumbuh

polybag akan meningkat sehingga aerasi tanah akan buruk dan


pertumbuhan tanaman akan Laoratorium Kimia dan Kesuburan
terhambat. Waktu pengamatan yang Tanah Universitas Jambi. 2013.
relatif cukup singkat dan lambatnya Hasil analisis media tumbuh
pertumbuhan akar bibit duku bibit duku. Laboratorium
mengakibatkan pengaruh komposisi Tanah. Fakultas Pertanian
media tumbuh belum terlihat nyata. Universitas Jambi.
Penambahan waktu pengamatan akan Lakitan B. 2008. Dasar – Dasar
lebih baik untuk melihat tanggap Fisiologi Tumbuhan. PT. Raja
bibit duku terhadap perbaikan media Grafindo Persada. Jakarta. 206
tumbuhnya. Walaupun demikian hlm.
kadang-kadang perkembangan Mayanti, T. 2009. Kandungan kimia
perakaran tanaman cenderung lebih dan bioaktivitas tanaman
dipengaruhi oleh sifat genetis duku. UNPAD Press.
tanaman (Lakitan, 2008) sehingga Nurahmi,E. Nurhayati, A. Ulfa.
upaya perbaikan media tumbuh tidak 2010. Pertumbuhan bibit
begitu tampak nyata. kelapa sawit (Elaeis guineensis
Jacq) pada berbagai komposisi
KESIMPULAN media tanam dan konsentrasi
1. omposisi media tumbuh tidak pupuk daun seprint. Jurnal
berpengaruh terhadap Agrista 14(3) : 100-104.
pertumbuhan bibit duku. Nyakpa, M.Y, A.M. Lubis, M.A.
2. Perbandingan komposisi media Pulung, A.G.Amrah, Ali
tumbuh pasir : tanah : Munawar, Go Ban Hong.
trichokompos (1 : 1 : 1) Nurhayati Hakim . 1988.
memberikan rata rata pertum Kesuburan Tanah Universitas
buhan bibit duku yang lebih Lampung. Lampung.
baik. Prihastanti, E. 2010.
Perkecambahan biji dan
DAFTAR PUSTAKA pertumbuhan semai tanaman
Jarak Pagar (Jatropha Curcas
Hanum, Adiwirman dan W.D. L.). Buletin Anatomi dan
Widodo, 2009. Pengaruh jenis Fisiologi XVIII (1) : 49-56.
media tanam terhadap Putri, A. I. 2008. Pengaruh media
pertumbuhan bibit tanaman organik terhadap indeks mutu
Asparagus (Asparagus bibit. Jurnal Pemuliaan
officinaslis L.). Makalah Tanaman Hutan vol 21 no 1.
Seminar Departemen Putri, A. D., Sudiarso dan T. Islami.
Agronomi dan Hortikultura. 2013. Pengaruh komposisi
Fakultas Pertanian, Institut media tanam pada teknik bud
Pertanian Bogor. chip tiga varietas tebu
Indriyani, Ni Luh Putu, S. Hadiati (Saccharum officinarum L.) .
and A. Soemargono. 2011. Jurnal Produksi Tanaman vol 1
The efect of planting medium (1).
on the growth of pineapple Sumiasri, N. dan N. Setyowati.
seedling. Journal of 2006. Pengaruh beberapa
Agricultural and Biological media pada pertumbuhan bibit
Scince. Vol 6 (2). Eboni (Diospyros celebica

29
Jurnal Universitas Jambi Seri Sains

Bakh) melalui perbanyakan Susantidiana. 2011. Peran media


biji. Biodiversitas 7(3) : 260- tanam dan dosis pupuk Urea,
263. SP36, KCl terhadap
Suparwoto, 2011. Duku sambung pertumbuhan tanaman bawang
pucuk. BPTP Sumatera daun (Allium fistulom L.)
Selatan. dalam polybag. AgronobiS
http://sumsel.litbang.deptan.go. 3(5).
id/index.php/component/conten Wilson S.B., P.J. Stoffella and D.A.
t/article/53-it-1/182-duku Graetz. 2001. Use of compost
(diakses 20 Februari 2014). as a media amendment for
Supriatna, A dan Suparwoto. 2010. containerized production of two
Teknologi pembibitan duku subtropical perennials. J.
dan prospek pengemba Environ. Hort. 19(1): 37-42
ngannya. Jurnal Litbang
Pertanian 29(1), 19-24.

30

Anda mungkin juga menyukai