ID Media Diaspora Pelajar Indonesia Eksiste PDF
ID Media Diaspora Pelajar Indonesia Eksiste PDF
Yohanes Widodo
Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Jl. Babarsari No. 6, Yogyakarta 55281
Email: ywidodo@mail.uajy.ac.id
Abstract: This paper examines the existence, the role, and the spirit or values promoted by
Indonesian students diaspora media during the eras of Pre-Independence (1900-1845), Old Order
(1945-1965), New Order (1966-1990), Transition of New Order (1990-2000), to Reformation (2001-
2016). A qualitative descriptive approach is applied using documentary research method. This
research concludes that (1) Indonesian students diaspora media exist in each era; (2) Indonesian
students diaspora media play an important role as free speech medium to express criticism to
authorities, which is influenced by socio-political dynamics in the country; (3) Every era has its
spirit or values of Indonesianess.
Abstrak: Makalah ini mengkaji eksistensi, peran, dan spirit (nilai) yang diusung media diaspora
pelajar Indonesia di luar negeri era Pra Kemerdekaan (1900-1845), Orde Lama (1945-1965), Orde
Baru (1966-1990, Transisi Orde Baru (1990-2000), hingga era Reformasi (2001-2016). Pendekatan
penelitian adalah deskriptif kualitatif dengan riset dokumen berupa buku sejarah, tesis, serta arsip
media yang diterbitkan oleh diaspora pelajar Indonesia di luar negeri. Penelitian ini menyimpulkan
(1) Media diaspora pelajar Indonesia eksis pada setiap era; (2) Media sebagai mimbar bebas untuk
menyampaikan kritik pada penguasa, dipengaruhi perkembangan dan dinamika sosial politik di
tanah air; (3) Setiap era memiliki spirit atau nilai keindonesiaan yang khas.
Istilah diaspora berasal dari Bahasa Yunani yang tersebar di berbagai tempat atau orang
diaspeirein, yang artinya benih yang menetap jauh dari tanah air mereka (Ember,
tersebar (scattering of seeds) (Karim, Ember & Skoggard, 2004, h. 33)
2003, h. 1). Steven Vertovec (1997) Departemen Luar Negeri Republik
menyatakan diaspora adalah istilah yang Indonesia mendefinisikan diaspora
sering digunakan untuk menggambarkan Indonesia sebagai warga negara Indonesia
populasi yang dianggap ‘deterritorialised’ yang memiliki darah, jiwa, dan budaya
atau ‘transnasional’ -berasal dari negara Indonesia. Hal ini termasuk (1) warga negara
selain yang kini ditempati dan memiliki Indonesia yang mengganti kebangsaannya,
jaringan sosial, ekonomi, dan politik (2) orang asing yang mencari, mengamati,
lintas batas negara, bangsa, bahkan dunia. mencintai, dan mempraktikkan budaya
Diaspora dapat didefinisikan sebagai orang Indonesia, misalnya peneliti/Indonesianis,
93
Jurnal
ILMU KOMUNIKASI VOLUME 14, NOMOR 1, Juni 2017: 93-110
ahli batik, artis gamelan, atau ahli dalam konsumen untuk bernegosiasi dengan
Bahasa Indonesia (Abidin, 2012), (3) lingkungan sosial mereka.
orang-orang yang bekerja, dan (4) Aulia Dwi Nastiti (n.d.) dalam
mahasiswa Indonesia yang sedang belajar “Diasporic Media and the Question of
di luar negeri. European Cultural Identity” melihat budaya
Studi tentang diaspora dan media media diaspora menjadi ruang, di mana
akhir-akhir ini mendapatkan perhatian identitas Eropa dapat diartikulasikan. Media
para akademikus ilmu komunikasi. diaspora memberikan kemungkinan bagi
Sejak 2007, International Association komunitas diaspora untuk membayangkan
for Media and Communication Research multikulturalisme Eropa dan berpartisipasi
(IAMCR) mengembangkan working group (maupun tidak) dalam masyarakat Eropa
Media and Diaspora. Diskursus tentang dan masyarakat transnasional. Saat peran
media dan kebijakan politik tidak dapat
Diaspora Indonesia mencuat sejak digelar
diremehkan, maka partisipasi politik pun
Congress of Indonesian Diaspora (CID)
harus dipertimbangkan dan dibaca dalam
pertama pada 6-8 Juli 2012 di Los Angeles
konteks masyarakat yang terinspirasi dan
Convention Center, California, Amerika
fenomena lokal yang merangkul partisipasi
Serikat, disusul CID kedua (2013) dan CID
diaspora yang dianggap minoritas. Inisiatif
ketiga (2015). Kongres tersebut dihadiri
akar rumput oleh publik lokal atau publik
2056 orang yang memiliki hubungan etnik,
virtual tidak boleh dianggap remeh dan
budaya, kekerabatan, dan sejarah dengan
potensi mereka untuk memberikan hak-
Indonesia yang datang dari berbagai
hak yang sama sebagai orang Eropa dan
penjuru dunia. Sementara itu, studi tentang
pendekatan serupa untuk mengelola
diaspora Indonesia, khususnya diaspora
multikulturalisme harus diakomodasi.
Indonesia dan media, relatif terbatas.
Georgiou (2005, h. 481) mengatakan
Ada tiga penelitian terdahulu yang ber- Eropa adalah ruang kebudayaan untuk
kaitan dengan studi tentang media diaspora. pertemuan, pencampuran dan benturan,
John Budarick (2011) dalam “Media, home ruang untuk berbagi (dan tidak) sumber
and diaspora” mengkaji peran media daya ekonomi, budaya dan simbolik.
Australia dalam menumbuhkan perasaan Ideologi Europeanisme menjadikan
kerasan dan rasa memiliki di antara Eropa sebagai rumah budaya yang tidak
diaspora Iran-Australia. Media ‘lokal’ memasukkan dan menciptakan (kembali)
dan media siaran dapat memainkan peran “liyan” (otherness) ketika tidak sesuai
ganda untuk mendorong perasaan memiliki dengan model universalisme dan muncul
maupun kebalikannya bagi diaspora sebagai partikularisme. Keanekaragaman
Iran-Australia di Australia. Dualisme ini budaya selalu menjadi ciri khas Eropa,
menyoroti peran media luar bukan hanya namun potensi mobilitas dan komunikasi
dalam soal representasi, namun juga pada menyebabkan munculnya pengalaman dan
cara bagaimana media digunakan oleh formasi budaya yang beragam.
94
Yohanes Widodo. Media Diaspora Pelajar...
95
Jurnal
ILMU KOMUNIKASI VOLUME 14, NOMOR 1, Juni 2017: 93-110
Pra Kemerdekaan Orde Lama Orde Baru Transisi Orde Baru Orde Reformasi
(1900-1945) (1945-1965) (1966-1990) (1990-2000) (2001-2016)
Jenis Media Cetak Cetak Cetak Cetak, mailing list, Mailing list,
website radio internet,
TV internet,
media sosial
Peran Media Menjalin hubungan Forum Media kritik Sarana komunikasi Transnational
antara Indonesia dan komunikasi dan terhadap antar pelajar meeting bagi
Belanda; penyebaran “gelanggang pemerintahan perantauan. komunitas
ide anti kolonial, pertukaran Orde Baru, alat Sarana diskusi dan diaspora;
kritik terhadap pikiran” di dan strategi untuk sharing informasi stay in touch
kolonial; kalangan mempromosikan tentang masalah dengan
mimbar bebas; media anggota gagasan dan sosial politik informasi dan
menjadi bagian tak (internal). perjuangan. dan gagasan
budaya popular
terpisahkan dari Mengetahui situasi demokrasi.
Indonesia;
upaya konfrontasi dan perkembangan Mengetahui situasi
melawan Belanda informasi tentang dan perkembangan sarana ekspresi
untuk mewujudkan Indonesia. informasi tentang dan kreativitas.
Indonesia merdeka. Indonesia.
Nama Media Hindia Poetera, Ganeca, Suluh Gotong Royong (PPI Suara Demokrasi; Majalah online
Oedaja (1916), Berlin) maling list Jong Indonesia
Indonesia Merdeka Apakabar; (PPI Belanda),
(Indonesië Vrij), PPI UK (PPI
Oesaha Pemoeda Inggris), Salut
(PPI Perancis),
dll. Radio PPI
Dunia; Channel
PPI TV di
YouTube
Bahasa Belanda, Melayu Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia
Spirit Nasionalisme, Nasionalisme Hak asasi manusia Hak asasi Humanisme,
Keindonesiaan gotong royong, manusia, keadilan kesejahteraan
senasib
sepenanggungan
Sikap/ Independen dan Independen dan Independen dan Independen dan Independen
Keberpihakan kritis terhadap kritis terhadap kritis terhadap kritis terhadap terhadap
pemerintah. pemerintah. pemerintah pemerintah. pemerintah.
Sumber: Olahan peneliti
96
Yohanes Widodo. Media Diaspora Pelajar...
Beberapa protesnya termuat dalam majalah dan memperoleh orientasi umum mengenai
Bintang Hindia (Gambar 1). Majalah negeri Belanda (Poeze, 2008). Di antara
berbahasa Melayu yang diterbitkan bersama pelajar yang datang ke Belanda terdapat
H.C.C Clockener Brousson di Belanda pada Sutomo, Hatta, Sartono, Ali Sastroamidjojo,
1902, menyebarluaskan pesan politik etis Budiarto, Iwa Kusumasumantri, dan Iskaq.
sebagai isi utamanya (Burhanudin, 2012). Para pelajar ini membentuk komunitas kecil
Di dalam buku “Di Negeri Penjajah: Orang yang berhubungan erat satu sama lainnya.
Indonesia di Negeri Belanda 1600-1950”, Indische Vereeniging atau
Harry A. Poeze (2008, h. 35) mengisahkan Perhimpunan Hindia adalah organisasi
perjuangan lewat pers yang dilakukan pelajar dan mahasiswa Hindia di Negeri
Rivai. Pada mulanya Rivai menerbitkan Belanda yang berdiri pada tahun 1908.
majalahnya sendiri, Pewarta Wolanda. Indische Vereeniging berdiri atas prakarsa
Dia menulis sekaligus merangkap tenaga Soetan Kasajangan Soripada dan R.M.
administrasi. Noto Soeroto yang tujuan utamanya
mengadakan pesta dansa dan pidato-
pidato. Awalnya, Indische Vereeniging
tak lebih dari ajang pertemuan pelajar
asal tanah air. Atmosfer pergerakan
mulai mewarnai Indische Vereeniging
sejak tibanya tiga tokoh Indische Partij
(Suwardi Suryaningrat, Douwes Dekker,
dan Tjipto Mangunkusumo) di Belanda
pada 1913 sebagai eksterniran akibat kritik
mereka lewat tulisan di koran De Expres
(Nagazumi, 1986; Ingleson, 1975).
Mereka mulai menyadari betapa
pentingnya organisasi tersebut bagi bangsa
Indonesia. Sejak itulah Vereeninging
memasuki kancah politik. Tanggal 1 Maret
1916, edisi pertama majalah Hindia Poetra
Gambar 1 Masthead Bintang Hindia
terbit, dengan R.M. Soewardi Soerjaningrat
Memasuki abad ke-20, jumlah (Ki Hadjar Dewantara) sebagai redaktur.
mahasiwa Indonesia di Belanda meningkat. Hindia Poetra berbentuk majalah yang
Sebagian besar dari mereka adalah anak terbit di Belanda dan diedarkan di Indonesia.
para raja-raja kaya dan bangsawan Jawa. Majalah ini menyajikan ide-ide politik para
Mereka dikirim ke Belanda agar bisa pelajar Indonesia yang sedang belajar di
mempelajari bahasa Belanda dengan lebih Belanda khususnya anggota Perhimpunan
baik, meningkatkan pengetahuan umum, Indonesia (Gambar 2 dan Gambar 3).
97
Jurnal
ILMU KOMUNIKASI VOLUME 14, NOMOR 1, Juni 2017: 93-110
Gambar 2 Cover Majalah Hindia Poetra Gambar 3 Masthead Majalah Hindia Poetra
98
Yohanes Widodo. Media Diaspora Pelajar...
Gambar 5 Majalah Indonesia Merdeka Terbitan Gambar 6 Majalah Indonesia Merdeka Koleksi Kel.
Perhimpunan Indonesia Djajeng Pratomo
99
Jurnal
ILMU KOMUNIKASI VOLUME 14, NOMOR 1, Juni 2017: 93-110
Gambar 7 Cover Majalah Indonesia Merdeka Gambar 8 Pidato/Pledoi Mohammad Hatta Berjudul
Indonesia Merdeka
100
Yohanes Widodo. Media Diaspora Pelajar...
Gambar 9 Pengumuman Redaksi Ganeça Terbitan PPI Gambar 10 Sampul Ganeça, Madjalah Persatuan
Belanda Peladjar Indonesia (PPI) Belanda
101
Jurnal
ILMU KOMUNIKASI VOLUME 14, NOMOR 1, Juni 2017: 93-110
102
Yohanes Widodo. Media Diaspora Pelajar...
Pusat di Berlin melarang lembaran ekstra Era Transisi Orde Baru (1990-2000)
tersebut terbit untuk selanjutnya. Namun, Pada era 1990-an terbit beberapa situs
protes datang. PPI cabang Hamburg dan web dan majalah online yang diinisiasi dan
Berlin mengadakan diskusi dan hasilnya tak dikelola oleh diaspora pelajar Indonesia.
setuju pelarangan itu (Mereka di belakang Salah satunya, Majalah Suara Demokrasi
pendahulu, 1981). PPI Jerman Barat juga yang diterbitkan oleh Aliansi Pemuda/i
menerbitkan majalah Gelanggang, majalah Independen Indonesia (APII) di Berlin.
ilmiah populer, dicetak rapi dan dijilid bagus. Majalah Suara Demokrasi versi cetak
Organisasi Pemuda Pelajar Indonesia maupun versi website menjadi wadah
(PPI) di Albania sejak 1967-1980 media independen bagi pelajar Indonesia di
menerbitkan jurnal atau majalah dengan luar negeri dan bisa diakses dari mana pun
nama Angkatan Pemuda Indonesia (API). (Gambar 11 dan Gambar 12).
Jurnal empat bulanan ini berukuran A4, Sejak pertengahan 1980-an pelajar
tebal sekitar 50 halaman per edisi. Jurnal ini Indonesia di luar negeri mulai memanfaatkan
menyediakan rubrik budaya yang memuat fasilitas internet untuk dapat saling terhubung
puisi, cerpen dan esai para penulis eksil. dan membentuk komunitas. Mereka
Jurnal ini juga diterbitkan dalam bahasa membentuk sejumlah mailing list untuk
Inggris dan Prancis (McGlynn & Ibrahim, berinteraksi dan memenuhi keingintahuan
2004). Majalah API sempat dilarang mengenai kondisi di Indonesia. Dimulai
beredar di seluruh wilayah Indonesia oleh dengan dibentuknya mailing list Janus
Kejaksaan Agung Republik Indonesia Garuda Indonesia (Janus) dengan alamat
karena isinya berpotensi mengganggu email indonesians@janus.berkeley.edu pada
keamanan dan ketertiban umum. 1987 oleh Eka Ginting. Ketika itu ia sedang
Gambar 11 Majalah Suara Demokrasi (Versi Online) Gambar 12 Majalah Suara Demokrasi No. III/
Agustus/1996 (Versi Cetak)
103
Jurnal
ILMU KOMUNIKASI VOLUME 14, NOMOR 1, Juni 2017: 93-110
104
Yohanes Widodo. Media Diaspora Pelajar...
pada Mei 2009. Acara ini sekaligus PPI Jepang menerbitkan buletin Interaksi,
menginisiasi Ikatan Ilmuwan Indonesia PPI Perancis menerbitkan majalah Salut,
Internasional (I4). PPI Inggris menerbitkan Majalah PPI UK,
Saat itu, masing-masing PPI di setiap dan PPI Belanda menerbitkan Majalah
negara menerbitkan majalah atau buletin Jong Indonesia. Para pembaca dari seluruh
digital yang hanya bisa diakses dan dunia bisa mengakses atau mengunduh
disebarluaskan melalui internet. Misalnya, dalam versi PDF (Gambar 13 - Gambar 16).
105
Jurnal
ILMU KOMUNIKASI VOLUME 14, NOMOR 1, Juni 2017: 93-110
106
Yohanes Widodo. Media Diaspora Pelajar...
berbagai informasi baik perkembangan ilmu yakni hiburan, informasi, dan sosial politik.
pengetahuan, teknologi, budaya, dan lain Beberapa kali radio ini menyiarkan live
sebagainya dari seluruh dunia; memberikan report atau live streaming seminar atau
kontribusi bagi kemajuan Indonesia melalui simposium yang diselenggarakan oleh
pendekatan berbagai macam bidang ilmu; komunitas pelajar Indonesia di luar negeri.
dan memupuk semangat kebangsaan Melihat kiprahnya sejauh ini, radio
antargenerasi untuk memperkuat ketahanan PPI Dunia menjadi ruang publik global,
nasional menghadapi tantangan global. tempat bertemunya diaspora pelajar
Radio PPI Dunia merupakan radio Indonesia. Meski tersebar, mereka bisa
internet yang bersifat nonprofit sehingga berjaringan melampaui batas geografi dan
tidak menyertakan iklan produk dalam bentuk berkolaborasi membangun siaran. Meski
apapun. Meski nonprofit, tidak berarti radio tak bertemu secara fisik, namun kedekatan
PPI Dunia tidak membutuhkan dana sama dan rasa persaudaraan tumbuh di antara
sekali. Radio PPI Dunia yang merupakan mereka. Spirit voluntarisme, spirit berbagi,
radio internet tentu saja memerlukan server dan kemauan untuk belajar dan berjejaring,
sehingga dana yang dikeluarkan saat ini mendukung mereka untuk mengembangkan
hanya untuk membiayai server. berbagai program dan konten radio. Dari
Namun tidak menutup kemungkinan situ mereka membangun gerakan dan
untuk membiayai acara offline seperti menghadirkan pencerahan.
yang pernah dibuat radio PPI Dunia yaitu Selain menyiarkan konten lewat radio
Kopdar (Kopi Darat). Kopdar merupakan atau dalam bentuk audio, diaspora pelajar
istilah ajang bertemunya individu satu Indonesia juga menginisiasi siaran video
dengan lainnya, yang selama ini hanya streaming atau televisi online. Beberapa kali
mengenal di dunia maya namun belum radio PPI Dunia menyiarkan wawancara
pernah bertemu di dunia nyata. dengan narasumber dari Ikatan Ilmuwan
Kesulitan yang sering dihadapi selama Indonesia Internasional (I4) dan streaming
rapat pengurus radio PPI Dunia adalah adanya simposium PPI Dunia yang digelar tiap
miskomunikasi antaranggota karena kultur tahun melalui YouTube.
rapat di internet yang belum memiliki etika Contoh lain adalah channel PPI
saat rapat berlangsung. Pengurus radio PPI TV di YouTube yang digawangi PPI
Dunia saat ini masih mempelajari bagaimana Duisburg-Essen sejak Maret 2015. Tampak
seharusnya “rapat maya” ini agar tidak terjadi antusiasme dari diaspora pelajar Indonesia
lagi miskomunikasi antarpengurus radio PPI terhadap media ini. Mereka tertarik untuk
Dunia. memberikan muatan di PPI TV ini versi
Radio PPI Dunia memiliki beragam negara/kota tempat tinggal masing-masing.
program siaran. Setiap program dibawakan Mereka menamakan channel PPI TV untuk
oleh penyiar dengan durasi tiga jam. mewadahi informasi dari PPI di seluruh
Program siaran terbagi tiga kelompok dunia (Agustia, 2015).
107
Jurnal
ILMU KOMUNIKASI VOLUME 14, NOMOR 1, Juni 2017: 93-110
mengalami pasang surut, patah tumbuh Abidin, H. (2012, 15 Mei). Diaspora filantropi: Potensi
dan tantangan pendayagunaannya. Pirac.org.
hilang berganti. Makalah ini mengkaji peran
<http://pirac.org/2012/05/15/diaspora-filantropi-
dan spirit atau nilai-nilai yang diusung oleh
potensi-dan-tantangan-pendayagunaannya>
media diaspora pelajar Indonesia di luar Agustia, S. (2015, 2 Juli). PPI TV, sebuah inovasi
negeri pada era Pra Kemerdekaan (1908- berbagi informasi. Penulisgoabroad.com.
1845), Orde Lama (1945-1965), Orde Baru <http://www.penulisgoabroad.com/community/
(1966-1990), Transisi Orde Baru (1990- ppi-tv-sebuah-inovasi-berbagi-informasi>
Ahmed, J. U. (2010). Documentary research method:
2000), hingga Reformasi (2001-2016).
New dimensions. Indus Journal of Management
Penelitian ini menyimpulkan bahwa & Social Sciences, 4(1), 1-14. <http://indus.edu.
media diaspora pelajar Indonesia eksis pada pk/RePEc/iih/journl/4(1)2010-(1)-Documentary
pada setiap era, mulai Pra Kemerdekaan ResearchMethodNewDimensions-Jashim.pdf>
Arismunandar, S. (2012, 12 Juni). Sejarah dan
(1908-1845), Orde Lama (1945-1965), Orde
fenomena pers mahasiswa. Academica.edu.
Baru (1966-1990), Transisi Orde Baru (1990-
<http://www.academia.edu/4979961/Sejarah_
2000), hingga era Reformasi (2001-2016). dan_Fenomena_Pers_Mahasiswa>
Peran media diaspora pelajar Indonesia di luar Budarick, J. (2011). Media, home and diaspora.
negeri berbeda/khas pada setiap era. Peran Lse.ac.uk. <http://www.lse.ac.uk/media@lse/
yang mengemuka, yaitu media berperan research/mediaWorkingPapers/pdf/EWP21.
pdf>
sebagai mimbar bebas untuk menyampaikan
Burhanudin, J. (2012). Ulama dan kekuasaan:
kritik pada penguasa. Perkembangan dan
Pergumulan elite politik muslim dalam sejarah
dinamika sosial politik di tanah air turut Indonesia. Jakarta, Indonesia: Mizan Publika.
memengaruhi peran tersebut. Setiap era Ginanjar, D. R. (2016). Indonesian students’
memiliki spirit atau keindonesiaan yang association (PPI) in Netherlands from 1952
khas. Era Pra Kemerdekaan menonjolkan to 2015: A continuing dynamic. Thesis.
Leiden University, Leiden, Netherland.
spirit nasionalisme, gotong royong, serta
< h t t p s : / / o p e n a c c e s s . l e i d e n u n i v. n l /
senasib sepenanggungan. Era Kemerdekaan handle/1887/43463>.
menonjolkan spirit nasionalisme. Era Orde Edisi khusus 80 tahun Sumpah Pemuda. (2008, 27
Baru dan transisi Orde Baru mengusung spirit Oktober). Majalah Tempo.
hak asasi manusia dan keadilan. Sementara Elson, R. (2008). The idea of Indonesia: A history.
spirit humanisme dan kesejahteraan Cambridge, UK: Cambridge University Press
ditemukan pada era Reformasi. Selain Ember, M., Ember, C.R. & Skoggard, I. (Eds.).
(2004). Encyclopedia of diasporas: Immigrant
itu, nama media yang mengandung kata
and refugee cultures around the world, Volume
atau ungkapan dari Bahasa Indonesia atau I: Overviews and topics, Volume II: Diaspora
Bahasa Nusantara serta penggunaan Bahasa communities. New York, USA: Springer
Indonesia atau Bahasa Melayu menjadi Science & Business Media.
108
Yohanes Widodo. Media Diaspora Pelajar...
109
Jurnal
ILMU KOMUNIKASI VOLUME 14, NOMOR 1, Juni 2017: 93-110
110