PENDIDIDKAN KEWARGANEGARAAN
Dosen Pengampu :
Junita Friska, S.Pd., M.Si
Disusun Oleh :
Febiyola Valentina Lumbanraja
IDENTITAS BUKU 1
IDENTITAS BUKU 2
B. Demokratisasi
Di samping kata demokrasi, dikenal juga istilah demokratisasi. Demokratisasi adalah
penerapan kaidah-kaidah atau prinsip-prinsip demokrasi pada ssetiap kegiatan politik
kenegaraan. Tujuannya adalah terbentuknya kehidupan politik yang bercirikan demorasi.
Demokratisasi merujuk pada proses perubahan menuju pada sistem pemerintahan yang lebih
demokratis.
C. Demokrasi di Indonesia
1. Demokrasi Desa
Demokrasi desa memiliki 5 (lima) unsur atau anasir, yaitu:
a. Rapat;
b. Mufakat;
c. Gotongroyong;
d. Hak mengadakan protes bersama, dan
e. Hak menyingkir dari kekuasaan raja absolut.
2. Demokrasi Pancasila
Demokrasi pancasila dapat diartikan secara luas maupun sempit, sebagai berikut:
a. Secara luas demokrasi pancasila berarti kedaulatan rakyat yang didasarkan
pada nilai-nilai pancasila dalam bidang ekonomi, politik, dan sosial.
b. Secara sempit demokrasi pancasila berarti kedaulatan rakyat yang
dilaksanakan menurut hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.
Sementara itu, dalam konsep dan ajaran Negara Hukum, tujuan Negara adalah
menyelenggarakan ketertiban hukum, dengan berdasarkan dan berpedoman pada hukum.
Dalam Negara hukum segala kekuasaan dari alat-alat pemerintahannya didasarkan atas
hukum. Semua orang tanpa kecuali harus tunduk dan taat pada hukum, hanya hukumlah yang
berkuasa dalam Negara itu (government no by man but by law = the rule of law).
B. Unsur-unsur Negara
dalam rumusan Konvensi Montevideo tahun 1933 disebut bahwa suatu Negara harus
memiliki 3 (tiga) unsur penting, yaitu rakyat, wilayah dan pemerintahan. Tiga unsur ini perlu
ditunjang dengan unsur lainnya seperti adanya konstitusi dan pengakuan dunia internasional
yang oleh Mahfud disebut dengan unsur deklaratif.
Untuk lebih jelas memahami unsur-unsur pokok dalam Negara ini, akan dijelaskan masing-
masing unsur tersebut:
a. Rakyat
Rakyat dalam pengertian keberadaan suatu Negara adalah sekumpulan manusia yang
dipersatukan oleh suatu rasa persamaan dan bersama-sama mendiami suatu wilayah tertentu.
Tidak bisa dibayangkan jika ada suatu Negara tanpa rakyat. Hal ini mengingat rakyat atau
warga Negara adalah substratum personil dari Negara.
b. Wilayah
Wilayah adalah unsur Negara yang harus terpenuhi karena tidak mungkin ada Negara tanpa
ada batas-batas territorial yang jelas. Secara umum wilayah dalam sebuah Negara biasanya
mencakup daratan, perairan (samudra, laut dan sungat) dan udara. Dalam konsep Negara
modern, masing-masing batas wilayah tersebut di atur dalam perjanjian dan perundang-
undangan internasional.
c. Pemerintah yang berdaulat
Yaitu adanya penyelenggara Negara yang memiliki kekuasaan menyelenggarakan
pemerintahan di Negara tersebut. Pemerintah tersebut memiliki kedaulatan baik ke dalam
maupun ke luar. Kedaulatan ke dalam berarti Negara memiliki kekuasaan untuk ditaati oleh
rakyatnya. Kedaulatan ke luar artinya Negara mampu mempertahankan diri dari serangan
Negara lain.
KELEBIHAN BUKU 1:
Buku karya Winarno Narmoadmojo dkk ini bisa menjadi buku pedoman yang baik bagi
para mahasiswa terutama mahasiswa jurusan PPkn untuk menambah pengetahuan yang lebih
baik lagi.
Pada buku ini terdapat analisis kasus di setiap materi sehingga pembaca akan lebih
memahami karena diberikan contoh konkrit.
Sebelum memasuki isi dari suatu bab penulis memberikan keterangan orientasi dengan
bahasa yang baik sehingga dapat memotivasi para pembaca untuk kelanjutan bacaannya.
Buku ini sangat bagus karena materi-materi yang dibahas dibuat dengan lengkap dan
disertai juga dengan gambar. Buku ini juga terdapat konsep-konsep dan kata kunci di setiap
materinya yang dibahas.
Di setiap akhir pembahasan bab terdapat saran bacaan untuk pembaca untuk lebih
mendalami materi yang disajikan.
Dalam buku ini juga disediakan glossarium yang berfungsi menyajikan kata-kata
berserta artinya yang terkait dengan buku tersebut untuk memudahkan kita untuk memahami
sesuatu kata.
KELEBIHAN BUKU 2:
Dalam buku yang menjadi panduan yaitu buku Pendidikan Kewarganegaraan:
Mewujudkan Masyarakat Madani struktur bukunya sudah baik dan tersusun dengan rapi,
hanya saja cara penulisan dalam buku ini masih kurang rapi karena masih banyaknya
penulisan kata yang salah dan peletakan tanda bacanya kurang tepat, penjelasan dalam
penyajian materi juga sudah baik karena telah dijelaskan secara terperinci dan telah
menggunakan pendapat dari beberapa ahli mulai dari ahli dalam negeri maupun luar negeri
walaupun masih banyak menggunakan kata-kata yang sukar untuk dimegerti yang membuat
pembaca untuk sedikit lambat dalam memahaminya.
Buku Pendidikan Kewarganegaraan karangan Sarbaini Shaleh, Sudah baik di dalam
memaparkan isi bab ini, sehingga pembaca dapat mengerti tentang isi bab ini. Sedangkan
dalam jurnal pembahasan tentang bab yang terkait sudah baik tetapi kurang meluas.
Buku Pendidikan Kewarganegaraan karangan Sarbaini Shaleh dan di dalam jurnal, ada
beberapa pendapat ahli dan Undang-undang yang terkait dalam isi bab ini. Sehingga pembaca
dapat menyimpulkan penjelasan dari beberapa ahli dan Undang-undang tersebut.
Pada buku Pendidikan Kewarganegaraan karangan Sarbaini Shaleh, penulis
menjelaskan secara rinci dan teratur pada sub judul pada bab ini. Setiap sub judul diberi
pengertian secara terminologi dan etimonologi yang mudah dimengerti, sedangkan pada buku
Pendidikan Kewarganegaran karangan Payerli Pasaribu, sedikitnya penjabaran dan tidak
adanya pengertian secara terminologi dan etimologis.
KELEMAHAN BUKU 1:
Penulis menggunakan dua jenis referensi yaitu bodynote dan footnote. Sebaiknya
penulis harus konsisten dengan jenis tersebut. Artinya, ketika sebuah tulisan menggunakan
bodynote, maka seluruh referensi dari awal hingga akhir tulisan harus menggunakan
bodynote. Atau, jika seorang penulis menggunakan catatan kaki, sejak awal hingga akhir
tulisan, penulis harus menggunakan catatan kaki untuk menuliskan referensinya.
Pada pembahasan materi masih terdapat kesalahan penulisan kata seperti yang terdapat
di halaman 156 pada penulisan kata “bangssa” seharusnya “bangsa”.
Terdapat judul pembahasan yang berulang di materi Bab I tentang Identitas Nasional.
Dalam saran bacaan sebaiknya tidak mencantumkan blog-blog situs internet, karena isi
yang terdapat dalam blog-blog situs internet belum teruji kebenaraannya.
KELEMAHAN BUKU 2:
Penggunaan bahasa yang sukar untuk dipahami dan tidak adanya indeks pada buku
ini. Begitu pula dengan peletakan tanda bacanya juga masih banyak yang kurang tepat lagi.
Buku ini juga tidak mempunyai rangkuman dan juga latihan sehingga pembaca tidak bisa
mengukur sejauh mana ini telah memahami materi yang telah ia kuasai.
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Identitas nasional sebuah Negara bangsa adalah penanda yang menjadi ciri khas dari warga
Negara yang terhimpun dalam satu Negara bangsa, baik dalam dimensi fisik maupun
nonfisikyang dimanifestasikan dalam sikap dan perbuatannya.arti pentinng identitas nasional
bagi suatu bangsa adalah sebagai pemersatu bangsa yang bersangkutan sekaligus sebagai
pembeda dengan bangsa lain. Warga negara adalah seorang anggota dari suatu negara.
Kewarganegaraan adalah bentuk ikatan atau hubungan antara warga negara dengan negara.
Elemen atau atribut kewarganegaraan meliputi; perasaan akan identitas, hak, kewajiban,
peran dan penerimaan akan nilai sosial bersama. Warga Negara Indonesia adalah orang-orang
bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang
sebagai warga Negara. Perihal warga Negara dan kewarganegaraan di atur dalam Pasal
26UUD NRI 1945 dan Undang-Undang No.12 Tahun 2006 tentang Kewarganegraan
Indonesia.
Secara etimologis demokrasi berarti pemerintahan rakyat (demos artinya rakyat, kratos
artinya pemerintahan). Pengertian umum demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh
rakyat, dan untuk rakyat. Demokrasi dipahami sebagai bentuk pemerintahan, system politik,
dan demokrasi sebagai sikap hidup bernegara. Demokrasi Indonesia adalah deokrasi yang
berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila (demokrasi Pancasila) yang meliputi pengertian
dalam arti luas dan sempit. Demokrasi sebagai sikap dan pola hidup benegara adalah sikap
dan perilaku warga Negara yang berkepribadian demokrasi atau berlandaskan nilai-nilai
demokrasi, seperti anti kekerasan, menghargai perbedaan , percaya diri, mampu mengekang
diri dam tanggumg jawab.
Buku karangan Sarbaini Saleh, S.Sos., M.Si yang berjudul Pendidikan Kewarganegaraan:
Mewujudkan Masyarakat Madani ini mempunyai tujuan yang bagus dan sangat membangun
untuk para pembaca. Setelah membaca buku ini maka para pembaca akan mendapat ilmu
pengetahuan dan informasi yang penting dan sangat bermanfaat bagi dirinya yang belum
diketahui sebelumnya.