Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH PRINSIP PEMELIHARAAN ALAT-ALAT

KEPERAWATAN BERBAHAN KACA


Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas fisika Dosen Pengampu
Bapak Hamdani Setiawan, SSi,MT.

Kelompok 2 / Tingkat 1A
Disusun :
Aprilia Salsabilla Dinda (P17320119009)
Astri Purnamasari (P17320119010)
Ega Iriany Sagita (P17320119013)
Febby Setiawan Putri (P17320119014)
Fryska Lesa Adelia (P17320119016)
Irsi Reinalda Dwi Putri (P17320119017)
Raiza Maulina (P17320119027)
Rivani Dwi Anggraeni (P17320119030)
Sahla Aulia Salsabilla (P17320119033)
Syahdilla Ikhsan (P17320119039)
Tania Putri Adiguna (P17320119040)
Tazkiah Aulia Utami (P17320119042)

POLTEKKES BANDUNG JURUSAN KEPERAWATAN BANDUNG


2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah BIOMEDIK dengan judul “Prinip
Pemeliharaan Alat Kesehatan Berbahan Kaca”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak khususnya kepada dosen Biomedik kami yang telah membimbing dalam menulis
makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Bandung, 25 Oktober 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR
......................................................................................................................................................
ii
DAFTAR ISI
......................................................................................................................................................
iii
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang .....................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................2

1.3 Tujuan ..................................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................................3

2.1 Pengertian Alat Kesehatan ...................................................................................................3

2.2 Macam Macam Alat Kesehatan yang Berbahan Kaca .........................................................3

2.3 Cara Perawatan pada Bahan Kaca........................................................................................9

BAB III PENUTUP ................................................................................................................14

4.1 Kesimpulan ........................................................................................................................ 14

4.2 Saran ...................................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. iii


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kaca berasal dari bahan yang bersifat cair namun memiliki kepadatan tinggi,
dan struktur amorf. Atom-atom di dalamnya tidak membentuk suatu jalinan yang beraturan,
seperti kristal, atau biasa disebut gelas.Kaca kebanyakan dibuat dari silika (SiO2), campuran
batu pasir dengan fluks yang menghasilkan kekentalan dan tilik leleh yang tidak terlalu tinggi,
untuk kemudian dicampur lagi dengan bahan stabilisator supaya kuat.
Infeksi terkait dengan perawatan kesehatan melalui perawatan peralatan, sterilisasi
peralatan, penyimpanan peralatan dan tindakan perawat dalam pemasangan alat alat medis
yang invasif di Instalasi Perawatan Intensif merupakan salah satu faktor penting yang
mengancam pemulihan pasien selama perawatan kesehatan berlangsung. Pasien-pasien ini
mempunyai risiko yang tinggi untuk mendapatkan infeksi nosokomial. Pada umumnya pasien
di Instalasi Perawatan Intensif memiliki faktor risiko berupa penyakit yang mendasarinya serta
gangguanimun, sehingga pemasangan alat yang tidak tepat dapat mempermudah pasien
untukmendapatkan infeksi nosokomial.
Tujuh faktor risiko untuk infeksi nosokomial di Instalasi Perawatan Intensif adalah:
1. Meningkatnya lama perawatan di Instalasi Perawatan Intensif
(>48 jam).
2. Pemasangan ventilasi mekanis.
3. Diagnosis trauma pada pasien.
4. Pemasangan kateter vena sentral.
5. Pemasangan kateter pada arteri pulmonal.
6. Pemasangan kateter urin.
7. Profilaksis ulkus karena stress.
Infeksi nosokomial banyak terjadi di seluruh dunia dengan kejadian terbanyak di negara
miskin dan negara yang sedang berkembang karena penyakit-penyakit infeksi masih
menjadipenyebab utama. Suatu penelitian yang dilakukan oleh WHO menunjukkan bahwa
sekitar 8.7%dari 55 rumah sakit dari 14 negara di Eropa. Pada tahun 1992-1997 National
Nosocomial Infection Surveillance System(NNIS) di Amerika Serikat melakukan penelitian
pada 181.993 pasien di Instalasi Perawatan Intensifdi beberapa rumah sakit. Didapatkan bahwa
infeksi melaluialiran darah, pneumonia, dan infeksi traktus urinarius dengan pemasangan
peralatan invasif merupakan kelompok terbanyak dari infeksi nosokomial. di Indonesia sendiri
belum ada dataakurat mengenai tingkat infeksi nosokomial.
Pemerintah telah berupaya untuk mencegah infeksinosokomial melalui Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor 270/Menkes/III/2007, namunbagaimana hasil dari kebijakan ini
belum ada laporan yang akurat (Farid, 2007).Masih tingginyatingkat kejadian infeksi
nosokomial terutama di negara-negara berkembang dengan berbagai hal sebagai faktor
terjadinya infeksi nosokomial, salah satunya adalah sterilitas peralatan medis.

Makalah ini bertujuan untuk mengetahui prinsip pemeliharaan alat-alat keperawatan


berbahan kaca. Hasil dari makalah ini bisa unutk memberikan manfaat yang baik, secara
teoritis maupun praktis yaitu berupa informasi, masukan, pengetahuan mengenai cara
pemeliharaan alat-alat keperawatan berbahan kaca

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang di maksud dengan alat-alat kesehatan?
2. Apa saja macam-macam alat yang dibuat dari bahan kaca dalam kesehatan?
3. Bagaimana cara perawatan pada bahan kaca?
4. Bagaimana sterilisasi secara fisis ?
5. Bagaimana sterilisasi secara kimia ?
6. Bagaimana pelaksanaan sterilisasi ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan alat-alat kesehatan?
2. Untuk mengetahui apa saja macam-macam alat yang dibuat dari bahan kaca dalam
kesehatan?
3. Untuk mengetahui bagaimana cara perawatan pada bahan kaca?
BAB II

PEMBAHASAN

6.1 Pengertian Alat Kesehatan

Alat kesehatan berdasarkan Menteri Kesehatan RI.no.220/Men.Kes/Per/IX/1976


tertanggal 6 september 1976 adalah :
“Barang instrument aparat atau alat termasuk tiap komponen, bagian atau
perlengkapan yang diproduksi, dijual atau dimaksudkan untuk digunakan dalam
penelitian dan perawatan kesehatan, diagnosis penyembuhan, peringanan atau
pencegahan penyakit, kelainan keadaan badan atau gejalanya pada manusia”

6.2 Macam Macam Alat Kesehatan yang Berbahan Kaca


1. Labu Erlenmeyer

Erlenmeyer adalah jenis labu laboratorium yang banyak digunakan. Alat


berbentuk kerucut dengan leher silinder dan dasar yang datar ini diambil dari nama
“Emil Erlenmeyer”seorang kimiawan asal jerman.
Fungsi Erlenmeyer adalah untuk mencampur, mengukur dan menyimpan cairan.
Umumnya Erlenmeyer terbuat dari kaca boroksilikat sehingga tahan ketika
dipanaskan. Ukuran labu Erlenmeyer bervariasi mulai dari 50-500ml.
Cara menggunakannya siapkan Erlenmeyer yang sudah dibersihkan, lalu isi
dengan air.
Cara membersihkan nya dengan membilas dahulu dengan air kemudian di cuci
menggunakan detergen dan dibilas dengan air suling.

2. Gelas Ukur

Fungsi ukur adalah sebagai alat untuk mencampur volume larutan, mulai dari
volume 10mL hingga 2L. Gelas ukur berbentuk pipa dan umumnya teruat dari
bahan plastic (poliproplien) yang dilengkapi dengan bagian bawah yang lebar
sebagai kaki untuk menjaga kestabilan gelas ukur panjang.
Cara menggunakannya bersihkan gelas ukur dengan aquadest sebanyak tiga kali
lalu masukan larutan kimia kedalamnya dengan pipet sebanyak 10ml.
Cara membersihkan nya untuk membersihkan noda noda lengket pada gelas,
pengaduk dibalut kapas sekaligus dibasahi larutan asam lalu gosokkan ke gelas
setelah bersih lalu bilas

3. Tabung reaksi

Tabung reaksi adalah peralatan gelas yang terbuat dari kaca atau plastic.
Bentuknya kira kira sebesar jari tanga manusia. Tabung reaksi bersedia dalam
berbagai macam ukuran. Namun pada umumnya memiliki ukuran beriamter 10-20
dengan panjang 50-200 mm.
Cara menggunakannya yaitu bersihkan terlebih dahulu lalu dikalibrasi dengan aqua
DM setelah itu lap dengan kain atau kertas isap. kemudian sampel yang akan
direaksi dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
Cara membersihkan nya yaitu dengan membalut pengaduk dengan kapas
dibasahi larutan asam lalu di masukan ke dalam tabung. Setelah bersih baru dibilas
air.
4. GELAS ARLOJI ATAU KACA ARLOJI

Gelas Arloji atau kaca Arloji atau Cawan


Arloji atau dalam bahasa Inggrisnya disebut Watch Glasses merupakan sebuah
peralatan laboratorium yang terbuat dari gelas berbentuk seperti piring namun
mempunyai permukaan cekung kedalam dan terbuat dari kaca bening yang tembus
pandang.

Fungsi gelas arloji atau kaca arloji adalah untuk menimbang bahan-bahan
kimia yang bersifat higroskopis, sebagai penutup saat melakukan pemanasan bahan
kimia, dan sebagai wadah untuk mengeringkan suatu bahan dalam desikator.

Car menggunakannya bersihkan gelas dengan aquadest sebanyak tiga kali


kemudian masukkan larutan percobaan dan simpan gelas diatas kasa asbes diatas
kaki tiga untuk melakukan pembakaran.
cara pemeliharaannya dengan penanggulangan sisa-sisa bahan kimia dan bekas
pembakaran yang melekat pada gelas, pengaduk kaca dibalut kapas dibasahi larutan
asam lalu digosokkan ke bagian gelas yang menggerak.

5. GELAS BEKER (Gelas Kimia)

Gelas piala (bahasa Inggris: beaker glass) atau kadangkala disebut sebagai
gelas beker adalah sebuah wadah penampung yang digunakan untuk mengaduk,
mencampur, dan memanaskan cairan yang biasanya digunakan dalam
laboratorium. Gelas piala secara umum berbentuk silinder dengan dasar yang
rata[1] dan tersedia dalam berbagai ukuran, mulai dari 1 mL sampai beberapa liter.
Gelas beker memiliki fungsi untuk memanaskan larutan sebagai wadah untuk
tiltrasi dan sebagai perkembangbiakan bakteri

6. LABU UKUR
Labu Ukur adalah sebuah perangkat yang memiliki kapasitas antara 5 mL
sampai 5 L dan. Alat ini biasanya digunakan untuk mendapatkan larutan zat tertentu
yang nantinya hanya digunakan dalam ukuran yang terbatas hanya sebagai sampel
dengan menggunakan pipet. Labu ukur fungsinya Untuk mengencerkan suatu zat
larutan hingga batas leher labu ukur.

Cara menggunakannnya dibersihkan, dikalibrasi, lalu dikeribgkan dengan lap


kemudian dimasukkan larutan yang akan diencerkan atau masukan zat dengan
bantuan kertas isap agara zat tidak menempel pada dinding diatas batas atas
cara pembersihan disarankan dengan menggunakan busa/sikat plastik yang
halus sehingga tidak merusak peralatan gelas tersebut
7. CORONG

Corong adalah sebuah benda berbentuk


kerucut dengan bentuk lubang di ujung benda
yang lebar dan lubang sempit dan panjang di
ujung lainnya.corong memiliki fungsi dalam membantu memindahkan cairan dari
wadah yang satu ke wadah yang lain.
Cara menggunakannya dengan memasukkan suatu cairan ke dalam suatu wadah
dengan sempit seperti botol, labu ukur

Cara pembersihannya dicuci dengan menggunakan air dan sabun untuk


menghilangkan beberapa zat setelah bersih lalu bilas dengan menggunakan ai

2.3 Cara Perawatan pada Bahan Kaca

Bahan kaca banyak dipakai dalam laboratorium medis. Ada beberapa keuntungan
maupun kelemahan daribahan baku kaca tersebut.

Keuntungannya : bahan kaca tahan terhadap reaksi kimia, terutama bahan gelas
pyrex, tahanterhadap perubahan temperature yang mendadak, koefisienmual yang kecil
dan tembus cahayayang besar.

Kelemahannya : mudah pecah terhadap tekanan mekanik, dan mudah tumbuh


jamur sehinggamengganggu daya tembus sinar, kadang-kadang dengan menggunakan
kain katun untukmembersihkan saja mudah timbul goresan .

Dengan memperhatikan keuntungan dan kelemahan dari bahan gelas, maka dalam
segi keperawatan maupun memperlakukan alat-alat gelas harus perhatikan :

1. Penyimpanan pada ruangan yang suhunya berkisar 27°c - 37°c dan diberi
tambahan lampu 25 watt .

2. Ruangan tempat penyimpanan diberibahan silicon sebagai zat higroskopis.

3. Gunakan alcohol, aceton, kapas, sikat halus dan pompa angin untuk
membersihkan debudari permukaan kaca/gelas. Usahakan pada waktu membersihkan
lensa jangan sampaimerusak lapisan lensa .

4. Pada waktu memanaskan tabung reaksi hendaknya ditempatkan di atas kawat


kasa :atauboleh melakukan pemanasa nsecara langsung asalkan bahan gelas terbuat dari
pyrex.
5. Gelas yang akan direbus hendaknya jangan dimasukkan langsung kedalam air
yangsedang mendidih melainkan gelas dimasukkan kedalam air dingin kemudian
dipanaskansecara perlahan-lahan.

2.4 Sterilisasi Secara Fisis

a. Metode Radiasi
Dalam mikro biologi radiasi gelombang elektromagnetik yang banyak digunakan
adalah radiasi sinar ultraviolet, radiasi sinar gamma, dan sinar matahari. Sinar
matahari mengandung banyak sinar ultraviolet, sehingga secara langsung dapat
dipakai untuk proses sterilisasi. Sinar ultraviolet bisa diperoleh dengan menggunakan
katoda panas yaitu ke dalam tabung katoda bertekanan rendah diisi dengan uap air
raksa. Lampu merkuri yang banyak terpasang di jalan-jalan sesungguhnya banyak
mengandung sinar ultraviolet. Namun sinar ultraviolet yang dihasilkan itu banyak
diserap oleh tabung gelas yang dilaluinya, sehingga dalam proses sterilisasi
hendaknya memperhatikan dosis sinar ultraviolet. Sterilisasi juga bisa menggunakan
sinar gama. Sinar gamma mempunyai tenaga yang lebih besar daripada sinar
ultraviolet. Sterilisasi dengan sinar gamma berdaya tinggi dipergunakan ontuk objek-
objek tertutup plastik. Untuk makanan dan obat-obatan tidak boleh menggunakan
sinar gamma untuk sterilisasi karena akan terjadi perubahan struktur kimia pada
makanan maupun obat-obatan tersebut.

b. Metode pemanasan dengan uap air dan pengaruh tekanan


Benda yang akan dicuci diletakkan di atas lempengan saringan dan tidak langsung
mengenai air dibawahnya. Pemanasan dilakukan hingga air mendidih, pada tekanan
15 lb temperatur menjadi 122°C. Organisme yang tidak berspora dapat mati dengan
pemanasan 100°c selama 30 menit. Tetapi ada beberapa jenis spora yang dapat
bertahan pada temperatur ini selama beberapa jam. Spora-spora yang dapat bertahan
selama 10 jam pada temperatur 100°c dapat dimatikan hanya dalam waktu 30 menit
apabila air yang mendiidih ditambah dengan Natrium Karbonat.
c. Pemanasan secara kering
Pemanasan kering ini kurang efektif apabila temperatur kurang tinggi. Untuk
mencapai efektivitas diperlukan pemanasan mencapai temperatur 160°c - 180°c. Pada
temperatur ini menyebabkan kerusakan pada sel-sel hidup dan jaringan yang
disebabkan terjadinya auto oksidasi sehingga bakteri patogen dapat terbakar.pada
metode pemanasan kering ini secara rutin dipergunakan untuk mensterilisasi alat-alat
pipet, tabung reaksi, jarum operasi dan syringe.

d. Metode pemanasan secara intermittent


Jhon Tyndall (1877) memperoleh dari hasil pemnelitiannya bahwa dari temperatur
didih 100°c selama 1 jam tidak dapat membunuh semua mikroorganisme tetapi
apabila air dididihkan berulang-ulang selama lima kali dan setiap air mendidih
istirahat berlangsung satu menit akan sangat berhasil untuk membunuh kuman karena
dengan pemanasan ini lingkaran hidup pembentukan spora dapat diputuskan.

e. Metode incineration (pembakaran langsung)


Alat-alat platina, chrome yang akan disteril dapat dilakukan melalui pembakaran
secara langsung pada nyala lampu bunzen hingga mencapai merah padam. Hanya saja
dalam proses pembakaran langsung ini alat-alat tersebut lama kelamaan menjadi
rusak. Keuntungannya : mikroorganisme akan hancur semuanya.

f. Metode Penyaringan (filtration)


metode penyaringan berbeda dengan metode pemanasan. Strerilisasi dengan metode
pemanasan dapat membunuh mikroorganisme tapi mikroorganisme yang mati tetap
berada pada material tersebut. Sedangkan sterilisasi dengan metode penyaringan
mikroorganisme tetap hidup hanya dipisahkan dari material. Bahan filter atau
penyaringan sejenis porselin yang berperi yang dibuat khusus dari masing-masing
pabrik. Ada banyak macam fiter diantaranya :

1. Berkefeld V.

2. Coarse N, M dan W.
3. Fine.

4. Chamberland.

5. Seitz.

6. Sintered glass.

Metode filtrasi ini hanya dipakai untuk sterilisasi larutan gula, cairan lain seperti serum
atau sterilisasi hasil produksi mikroorganisme seperti enzim dan eksotoksin dan untuk
memisahkan fitrable virus dari bakteria dan organisme lain.

2.5 Sterilisasi Secara Kimia

Sterilisasi Secara Kimia tidak dibahas secara terperinci disini, namun lazim digunakan
adalah alkohol 96%, Aceton tab formalin, Sulfur dioksida, dan Chlorin. Materi yang akan
disucihamakan dibersihkan terlebih dahulu kemudian direndam dalam alkohol atau aceton
atau Tab Formalin sealam kurang lebih 24 jam.

2.6 Pelaksanaan Sterilisasi

Sterilisasi dapat terlaksana sesuai dengan tujuan yang diinginkan yaitu mikroorganisme
dapat dibunuh dan peralatan teteap baik, untuk itu perlu mengetahui :

1. Macam peralatan manakah yang akan disucihamakan

2. Metode sterilisasi manakah yang akan dipakai

Sterilisasi terhadap bahan baku logam dan gelas

Alat yang terbuat dari logam sebelum disterilkan dicuci terelbih dahulu. Terbiasakan
segera mencuci alat - alat begitu selesai memakainya, agar kotoran yang melengket mudah
dibersihkan. Alat - alat logam maupun tabung reaksi, pipet, petridisk, mula - mula
dibersihkan terlebih dahulu kemudiam dibungkus dengan kain gaas. Setelah itu
menggunakan metode pemanasan secara kering, suhu mencapai 160 oC, jarak waktu
mencapai 1 - 2 jam, kemudian didiamkan agar suhu perlahan - lahan.

BAB III

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Alat kesehatan berdasarkan Menteri Kesehatan RI.no.220/Men.Kes/Per/IX/1976
tertanggal 6 september 1976 adalah barang instrument aparat atau alat termasuk tiap
komponen, bagian atau perlengkapan yang diproduksi, dijual atau dimaksudkan untuk
digunakan dalam penelitian dan perawatan kesehatan, diagnosis penyembuhan, peringanan
atau pencegahan penyakit, kelainan keadaan badan atau gejalanya pada manusia.

4.2 Saran

Seharusnya kita sebagai calon abdi kesehatan merawat alat-alat kesehatan untuk
menjaga kesehatan pasien. Merawat alat-alat kesehatan dikatakan penting karena menyangkut
keselamatan pasien.

DAFTAR PUSTAKA

Wati,Kristina. (2015).Prinsip Fisika Dalam Pemeliharaan Kesehatan.


Diakses pada tanggal 24 Oktober 2019 pukul
13.42.https://www.academia.edu/28794481/PRINSIP_FISIKA_DALAM_PEMELIHARAA
N_KESEHATAN

Gabriel.1996.FISIKA KEDOKTERAN.Jakarta: EGC

Rahmah,Siti.(2018).Jurnal : Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah


Sakit Kota Medan .Vol.7

Riko.(2017).Pemeliharaan Alat Kesehatan.Diakses pada tanggal 24 Oktober 2019 :


https://academia.com/

Anda mungkin juga menyukai