Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mineralogi merupakan ilmu bumi yang berfokus pada sifat kimia, struktur kristal,
dan fisika (termasuk optik) dari mineral. Studi ini juga mencakup proses
pembentukan dan perubahan mineral. Pada awalnya, mineralogi lebih menitik
beratkan pada sistem klasifikasi mineral pembentuk batuan. International
Mineralogical Association merupakan suatu organisasi yang beranggotakan
organisasi-organisasi yang mewakili para ahli mineralogi dari masing-masing negara.
Aktivitasnya mencakup mengelolaan penamaan mineral (melalui Komisi Mineral
Baru dan Nama Mineral), lokasi mineral yang telah diketahui, dsb. Sampai dengan
2004 telah terdapat lebih dari 4000 spesies mineral yang diakui oleh IMA. Dari
kesemua itu, 150 dapat digolongkan “umum”, 50 lainnya “kadang-kadang”, dan
sisanya “jarang” sampai “sangat jarang”, beberapa sifat-sifat mineral / kristal
tergantung kepadanya. Sifat-sifat mineral/kristal tidak hanya tergantung kepada
komposisi tetapi juga kepada susunan- susunan meruang dari atom-atom penyusun
dan ikatan antar atom-atom penyusun kristal / mineral Bidang simetri adalah bidang
bayangan yang dapat membelah kristal menjadi dua bagian yang sama, melalui satu
sumbu kristal. Bidang simetri ini disebut sumbu- sumbu diagonal
Pengertian Geologi adalah studi tentang bumi dan Bumi sebagai seluruh
kelompok studi, asal, struktur, komposisi, sejarah (termasuk perkembangan
kehidupan) dan proses alami yang sudah ada dan sedang berlangsung, yang membuat
keadaan bumi seperti itu hari ini dan sampai sekarang pun. Geologi adalah suatu
bidang ilmu pengetahuan kembumian yang mempelajari segala sesuatu mengenai
planit bumi beserta isinya yang pernah ada. Merupakan kelompok ilmu yang
membahas tentang sifat-sifat dan bahan-bahan yang membentuk bumi, struktur,
proses-proses yang bekerja baik didalam maupun diatas permukaan bumi,
kedudukannya di alam semensta serta sejarah perkembangan nya sejak bumi ini lahir
di alam hingga sekarang. Mineralogi Ilmu ini mempelajari mineral, komposisi,
bagaimana cara terjadinya, struktur kristal dan sifat-sifat fisiknya. Mineralogi
merupakan dasar untuk mempelajari batuan dan juga untuk ilmu geologi. Dan hal ini
sangat berperan dalam pembelajaran sistemisometrik dan pratikum ini.

Mineralogi Fisik II 1
1.2 TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini adalah:
1. Mengidentifikasi mineral secara sifat-sifat fisik
yang ada.
2. Mengetahui sifat-sifat fisik dari sebuah mineral yang di pratikumkan.
3. Memperkenalkan dan pemahaman mengenai mineralogi dan mineral.
1.3 ALAT DAN BAHAN

A. Alat

Selama pratikum wajib membawa peralatan sebagai berikut:

1. Kuku

2. Paku

3. Kawat tembaga

4. Lempeng baja

5. Kikir baja

6. Pecahan kaca

7. Senter/lup

8. Magnet

B. Bahan

Bahan – bahan yang di bawa selama pratikum adalah sebagai berikut:

1. Skala Mohs

2. Mineral

3. Lks deskripsi mineral

C. Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja pada pratikum mineralgo fisik ini sebagai berikut:

1. Disiapkan LJK mineral.


2. Dideskripsikan mineral berdasarkan 13 Sifat fisik.

Mineralogi Fisik II 2
3. Ditentukan nama mineral.
4. Ditentukan genesa dari mineral.
5. Ditentukan kegunaan mineral

BAB II
DASAR TEORI
Mineralogi merupakan ilmu bumi yang berfokus pada sifat kimia, struktur
kristal, dan fisika (termasuk optik) dari mineral. Studi ini juga mencakup proses
pembentukan dan perubahan mineral. Pada awalnya, mineralogi lebih menitik
beratkan pada sistem klasifikasi mineral pembentuk batuan. International
Mineralogical Association merupakan suatu organisasi yang beranggotakan
organisasi-organisasi yang mewakili para ahli mineralogi dari masing-masing
negara. Aktivitasnya mencakup mengelolaan penamaan mineral (melalui Komisi
Mineral Baru dan Nama Mineral), lokasi mineral yang telah diketahui, dsb.
Sampai dengan 2004 telah terdapat lebih dari 4000 spesies mineral yang diakui
oleh IMA. Dari kesemua itu, 150 dapat digolongkan “umum”, 50 lainnya
“kadang-kadang”, dan sisanya “jarang” sampai “sangat jarang” (Valent, 2014).
Mineral adalah suatu bahan alam yang mempunyai sifat-sifat fisik kimia
tetap dapat berubah unsur tunggal atau persenyawaan kimia yang tetap, pada
umumnya anorganik, homogen, dapat berupa padat, cair dan gas. Mineralogi
adalah salah satu cabang ilmu geologi yang mempelajari mengenai mineral, baik
dalam bentuk individu maupun dalam bentuk kesatuan, antara lain mempelajari
tentang sifat-sifat fisik, sifat-sifat kimia, cara terdapatnya, cara terjadinya dan
kegunaanya. Mineralogi dibagi menjadi 2 bagian diantaranya, Mineralogi fisik
adalah yang mempelajari tentang sifat-sifat dari suatu mineral.Mineralogi kimiawi
adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat kimia dari suatu mineral (Noor, 2009).
Penurunan suhu dan tekanan larutan air magma terbentuk dalam keadaan
dengan tekanan dan suhu yang tinggi, sehingga banyak bahan yang terlarut di
dalamnya. Bila suhu dan tekanan berkurang maka diendapkanlah mineral
hidrotermal, sumber air panas, dan geyster yang terdapat di daerah dimana

Mineralogi Fisik II 3
terdapat intrusi magma yang mendekati bumi. Maka air tanah yang bergerak ini
akan mengalami penaikkan suhu dan tekanan sehingga akan lebih banyak bahan
mineral yang terlarut di dalamnya dari pada keadaan biasa, tersusun dalam suatu
pola yang teratur. Keteraturan atom ini menjadikan mineral mempunyai sifat
dalam yang teratur. Mineral zat anorganik. dimana suhu dan tekanan sesampainya
dipermukaan tanah seperti biasa itu. Maka pada daerah ini akan banyak
diendapkan Tuff kapur dan Travertin, sintersilisium atau geyser. Interaksi antar
larutan keadaan ini terjadi seperti di laboraturium, dimana dapat terjadi endapan
jika kita mencampurkan dua macam larutan. Larutan CaSO4 akan bertemu dengan
BaCO3 yang mudah larut, dan akan membentuk BaSO4 (Mineral Barit). Keadaan
seperti ini sering terjadi endapan mineral sebagai akibat dari pencampuran air
magmatis yang satu dengan yang lain, atua air magmatis dengan permukaan dll.
Interaksi larutan dengan bahaN yang mengandung ZnSO4 bila melalui daerah
kapur akan menyebabkan terbentuknya ZnCO3 (Mineral Smithsonit) dan CaSO4
(anhidrit dan gypsum). Umumnya suatu larutan melarutkan sesuatu mineral,
mengendapkan mineral lain ditempatnya. Maka mineral galenit (PbS) dan sulfide
lain diendapkan dari larutan dan sekaligus menempati atau mengganti batuan
kapurnya (Mondadori, 1977).
Mineral adalah suatu zat ( fasa ) padat yang terdiri dari unsur atau
persenyawaan kimia yang dibentuk secara alamiah oleh proses-proses anorganik,
mempunyai sifat-sifat kimia dan fisika tertentu dan mempunyai penempatan
atom-atom secara beraturan di dalamnya, atau dikenal sebagai struktur kristal..
Mineral dalam arti farmasi lain dengan pengertian di bidang geologi. Istilah
mineral dalam arti geologi adalah zat atau benda yang terbentuk oleh proses alam,
biasanya bersifat padat serta tersusun dari komposisi kimia tertentu dan
mempunyai sifat-sifat fisik yang tertentu pula. Mineral terbentuk dari atom-atom
serta molekul-molekul dari berbagai unsur kimia
Sebagian besar mineral – mineral ini terdapat dalm keadaan padat, akan
tetapi dapat juga berada dalam keadaan setengah padat, gas, ataupun cair. Mineral
– mineral padat itu biasanya terdapat dalam bentuk – bentuk kristal, yang agak
setangkup, dan yang pada banyak sisinya dibatasi oleh bidang – bidang datar.
Bidang – bidang geometric ini memberi bangunan yang tersendiri sifatnya pada

Mineralogi Fisik II 4
mineral yang bersangkutan. Minyak bumi misalnya adalah mineral dalam bentuk
cair, sedangkan gas bumi adalah mineral dalam bentuk gas. Sebagian dari mineral
dapat juga dilihat dalam bentuk amorf, artinya tidak mempunyai susunan dan
bangunankristal sendiri. Pengenalan atau dterminasi mineral – mineral dapat
didasarkan atas bebagai sifat dari mineral – mineral tersebut, (Noor, 2012).

Penurunan suhu dan tekanan larutan air magma terbentuk dalam keadaan
dengan tekanan dan suhu yang tinggi, sehingga banyak bahan yang terlarut di
dalamnya. Bila suhu dan tekanan berkurang maka diendapkanlah mineral
hidrotermal, sumber air panas, dan geyster yang terdapat di daerah dimana
terdapat intrusi magma yang mendekati bumi. Maka air tanah yang bergerak ini
akan mengalami penaikkan suhu dan tekanan sehingga akan lebih banyak bahan
mineral yang terlarut di dalamnya dari pada keadaan biasa, tersusun dalam suatu
pola yang teratur. Keteraturan atom ini menjadikan mineral mempunyai sifat
dalam yang teratur. Mineral zat anorganik. dimana suhu dan tekanan sesampainya
dipermukaan tanah seperti biasa itu. Maka pada daerah ini akan banyak
diendapkan Tuff kapur dan Travertin, sintersilisium atau geyser. Interaksi antar
larutan keadaan ini terjadi seperti di laboraturium, dimana dapat terjadi endapan
jika kita mencampurkan dua macam larutan. Larutan CaSO4 akan bertemu dengan
BaCO3 yang mudah larut, dan akan membentuk BaSO4 (Mineral Barit). Keadaan
seperti ini sering terjadi endapan mineral sebagai akibat dari pencampuran air
magmatis yang satu dengan yang lain, atua air magmatis dengan permukaan dll.
Interaksi larutan dengan bahaN yang mengandung ZnSO4 bila melalui daerah
kapur akan menyebabkan terbentuknya ZnCO3 (Mineral Smithsonit) dan CaSO4
(anhidrit dan gypsum). Umumnya suatu larutan melarutkan sesuatu mineral,
mengendapkan mineral lain ditempatnya. Maka mineral galenit (PbS) dan sulfide
lain diendapkan dari larutan dan sekaligus menempati atau mengganti batuan
kapurnya (Mondadori, 1977). Berdasarkan penyelidikan
mikroskop terhadap banyak batuan. Deretan yang disederhanakan ini akan terdiri
Bagian tambahan (asesoris), yaitu apatit (Ca 5, (F, Cl, OH) (PO4)3 CaF2), Zirkon
(ZrSiO4), Magnetit (Fe3O4), Hematit (Fe2O3), dan pyrite (FeS2). Silikat dengan
kadar Fe, Mg yang tinggi, yaitu piroksin, amphibole, olivine, biotit. Silikat yang
kaya alkali, yaitu orthoklas dan bagian albit dari deret plagioklas atau pengganti

Mineralogi Fisik II 5
feldspar seperti leucite dan nephelin. Kadang kuarsa jika magma masih terdapat
cukup asam silikat. Karenanya, maka mineral ubahan yang menghablur lebih dulu
ini akan selalu mendapat kesempatan untuk mendapatkan bentuknya sendiri,
mereka ini berbentuk sempurna atau idiomorf
(Firdaus, 2008).
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Semua mineral mempunyai susunan kimiawi tertentu dan penyusun atom-
atom yang beraturan, maka setiap jenis mineral mempunyai sifat-sifat fisik/kimia
tersendiri. Dengan mengenal sifat-sifat tersebut maka setiap jenis mineral dapat
dikenal, sekaligus kita mengetahui susunan kimiawinya dalam batas-batas
tertentu. Kilap pada mineral merupakan kenampakan atau cahaya yang
dipantulkan oleh permukaan mineral saat terkena cahaya. Kilap logam (metallic
luster) bila mineral tersebut mempunyai kilap atau kilapan seperti logam dan
Kilap Bukan Logam (non metallic luster). Warna mineral merupakan kenampakan
langsung yang dapat dilihat, akan tetapi tidak dapat diandalkan dalam pemerian
mineral karena suatu mineral dapat berwarna lebih dari satu warna, tergantung
keanekaragaman komposisi kimia dan pengotoran padanya. Sebagai contoh,
kuarsa dapat berwarna putih susu, ungu, coklat kehitaman atau tidak berwarna.
Kilap mineral sangat penting untuk diketahui, karena sifat fisiknya ini dapat
dipakai dalam menentukan mineral secara megaskopis. Untuk itu perlu dibiasakan
membedakan kilap mineral satu dengan yang lainnya, walaupun kadang-kadang
akan dijumpai kesulitan karena batas kilap yang satu dengan yang lainnya tidak
begitu tegas. Selanjutnya ialah ketahanan mineral terhadap suatu goresan.
Kekerasan nisbi suatu mineral dapat membandingkan suatu mineral terentu yang
dipakai sebagai kekerasan yang standard. Mineral yang mempunyai kekerasan
yang lebih kecil akan mempunyai bekas dan badan mineral tersebut. Standar
kekerasan yang biasa dipakai adalah skala kekerasan yang dibuat oleh Friedrich
Mohs dari Jeman dan dikenal sebagai skala Mohs. Skala Mohs mempunyai 10
skala, dimulai dari skala 1 untuk mineral terlunak sampai skala 10 untuk mineral
terkeras.

Mineralogi Fisik II 6
Skala Mohs merupakan sebuah skala pengukuran yang digunakan untuk
mengukur tingkat kekerasan suatu mineral. Skala ini ditemukan oleh mineralogis
Jerman, Friedrich Mohs tahun 1812. Mohs mendefinisikan 10 tingkatan kekerasan
mineral, yang waktu itu telah ditemukan semuanya kecuali batu permata. Skala itu
menunjukkan 1 untuk "terlunak" dan 10 untuk "terkeras". Kekerasan suatu bahan
diukur dengan mencari bahan terkeras yang dapat digores oleh bahan yang diukur,
dan/atau bahan terlunak yang dapat menggores bahan yang diukur.
Berdasarkan dari pratikum yang telah dilaksanakan pada pratikum kali ini
dapat di jelaskan mineral- mineral yang di pratikumkan sebagai berikut:

Mineral ke 1 Calcite, Warna putih kekuningan, Kekerasan 3 skla mohs,


Tergores dengan jarum, dengan kuku(jika di gores searah bidang belahannya),
Unsur kimia pembentuk kristal kalsit terdiri atas kalsium (Ca) dan karbonat
(CO3). Sistem kristal kalsit adalah heksagonal dengan belahan rhombohedral,
tidak berwarna dan transparan. Kalsit mempunyai berat jenis 2,7 dengan
kekerasan 3 (skala Mohs). Kalsit dapat berbutir halus sampai kasar dan bisa
terbentuk sebagai stalaktit, oolitik, atupun pisolitik. Kalsit yang murni pada
umumnya berwarna putih, sedangkan yang tidak murni (karena subsitusi)
berwarna abu-abu, merah, hijau, kuning, ataupun coklat,Kegunaan kalsit adalah
untuk pemurnian gula bit, sebagai pengawet makanan kaleng (mengurangi
keasaman), pembuatan baja (sebagai fluks atau slag), flotasi logam, pembuatan
kertas (mendapatkan alkali pada proses sulfat), pembuatan gelas, peralatan optik,
pakan ternak, kosmetik, dan PVC polymer. Secara umum, kalsit digunakan
diberbagai sektor industri didasarkan atas sifat fisik dan kimianya
.

Mineralogi Fisik II 7
Mineral ke 2 Calcite, Warna putih kekuningan, Kekerasan 3 skla mohs,
Tergores dengan jarum,dengan kuku(jika di gores searah bidang belahannya),
Unsur kimia pembentuk kristal kalsit terdiri atas kalsium (Ca) dan karbonat
(CO3). Sistem kristal kalsit adalah heksagonal dengan belahan rhombohedral,
tidak berwarna dan transparan. Kalsit mempunyai berat jenis 2,7 dengan
kekerasan 3 (skala Mohs). Kalsit dapat berbutir halus sampai kasar dan bisa
terbentuk sebagai stalaktit, oolitik, atupun pisolitik. Kalsit yang murni pada
umumnya berwarna putih, sedangkan yang tidak murni (karena subsitusi)
berwarna abu-abu, merah, hijau, kuning, ataupun coklat,Kegunaan kalsit adalah
untuk pemurnian gula bit, sebagai pengawet makanan kaleng (mengurangi
keasaman), pembuatan baja (sebagai fluks atau slag), flotasi logam, pembuatan
kertas (mendapatkan alkali pada proses sulfat), pembuatan gelas, peralatan optik,
pakan ternak, kosmetik, dan PVC polymer. Secara umum, kalsit digunakan
diberbagai sektor industri didasarkan atas sifat fisik dan kimianya
.

Obsidian gambar ke 3, memiliki warna hitam mengkilap, sistem Kristal


tidak ada, kilap kaca, kekerasan 5,5, gores hitam, belahan/pecahan
jelas/conchoidal, tenacity brittle, berat jenis 3,5 kg/ m3 , kemagnetan
diamagnetic, derajat ke transparan translusen mineral, sifat khas terdiri atas kaca
semuanya dan tembus cahaya, kegunaan sebagai alat pemotong, ganesa dari
material erupsi gunung api.

Mineralogi Fisik II 8
Batubara gambar 4 memiliki warna hitam, sistem Kristal tidak
mempunyai sistem Kristal, perawakan mengginjal, kilap non logam, kekerasan
6,5, gores tak berwarna, belahan/pecahan baik/conchoidal, tenacity brittle, berat
jenis tidak memiliki berat jenis, kemagnetan paramagnetic, derajat ketransparan
opaque mineral, sifat khas ringan dan berwarna hitam pekat, kegunaan sebagai
sumber bahan bakar, ganesa terbentuk dari endapan batuan sedimen non klastik.

Mineral ke 5 Calcite, Warna putih kekuningan, Kekerasan 3 skla mohs,


Tergores dengan: jarum,dengan kuku(jika di gores searah bidang belahannya.
Unsur kimia pembentuk kristal kalsit terdiri atas kalsium (Ca) dan karbonat
(CO3). Sistem kristal kalsit adalah heksagonal dengan belahan rhombohedral,
tidak berwarna dan transparan. Kalsit mempunyai berat jenis 2,7 dengan
kekerasan 3 (skala Mohs). Kalsit dapat berbutir halus sampai kasar dan bisa
terbentuk sebagai stalaktit, oolitik, atupun pisolitik. Kalsit yang murni pada
umumnya berwarna putih, sedangkan yang tidak murni (karena subsitusi)
berwarna abu-abu, merah, hijau, kuning, ataupun coklat,Kegunaan kalsit adalah
untuk pemurnian gula bit, sebagai pengawet makanan kaleng (mengurangi
keasaman), pembuatan baja (sebagai fluks atau slag), flotasi logam, pembuatan
kertas (mendapatkan alkali pada proses sulfat), pembuatan gelas, peralatan optik,
pakan ternak, kosmetik, dan PVC polymer. Secara umum, kalsit digunakan
diberbagai sektor industri didasarkan atas sifat fisik dan kimianya
.

Mineralogi Fisik II 9
Mineral ke 6 Orthoclase, Warna putih kecoklatan, Kekerasan 5,5-6 skla mohs,
Tergores dengan kaca. Mineral ortoklas memiliki warna putih, kekuningan, merah
muda, coklat atau hijau. Mineral ortoklas ini juga memiliki kilap seperti mutiara.
Perawakan kristal yang membata atau memapan dengan sistem kristal trikilin
menjadi sistem penyusun mineral ortoklas ini, Mineral ini memiliki asosiasi
dengan kwarsa, muskovit dan plagioklas felspar dengan angka kekerasan yang
dimiliki pada kisaran 6 hingga 6,5. Transparansi mineral ortoklas ini biasanya
transulen hingga opak. Mineral ortoklas masuk dalam klas silikat dengan subklas
tektosilikat dan masuk dalam group feldspar.

Mineral ke 4 Gypsum, Warna putih, Kekerasan 2.5 skla mohs, Tergores


dengan kuku. Gipsum termasuk mineral dengan sistem kristal monoklin 2/m,
namun kristal gipsnya masuk ke dalam sistem kristal orthorombik. Gipsum
umumnya berwarna putih, kelabu, cokelat, kuning, dan transparan. Hal ini
tergantung mineral pengotor yang berasosiasi dengan gipsum. Gipsum umumnya
memiliki sifat lunak dan pejal dengan skala Mohs 1,5 – 2. Berat jenis gipsum
antara 2,31 – 2,35, kelarutan dalam air 1,8 gr/liter pada 0 °C yang meningkat
menjadi 2,1 gr/liter pada 40 °C, tapi menurun lagi ketika suhu semakin tinggi.
Gipsum memiliki pecahan yang baik, antara 66o sampai dengan 114o dan
belahannya adalah jenis choncoidal. Gipsum memiliki kilap sutra hingga kilap
lilin, tergantung dari jenisnya. Gores gipsum berwarna putih, memiliki derajat
ketransparanan dari jenis transparan hingga translucent, serta memiliki sifat
menolak magnet atau disebut diamagnetit, Gipsum terbentuk dalam kondisi

Mineralogi Fisik II 10
berbagai kemurnian dan ketebalan yang bervariasi. Gipsum merupakan garam
yang pertama kali mengendap akibat proses evaporasi air laut diikuti oleh anhidrit
dan halit, ketika salinitas makin bertambah. Sebagai mineral evaporit, endapan
gipsum berbentuk lapisan di antara batuan-batuan sedimen batu gamping, serpih
merah, batu pasir, lempung, dan garam batu, serta sering pula berbentuk endapan
lensa-lensa dalam satuan-satuan batuan sedimen.

Apapite mineral ke 4, memiliki warna putih, sistem Kristal hexagonal,


kilap laca, kekerasan 5 skala mohs, gores putih, tidak mempunyai belahan,
tenacity sectile, berat jenis 2,71 kg/ m3 , kemagnetan diamagnetic, derajat
ketransparaan opaque mineral, sifat khas seperti kaca, menjarum, kegunaan
sebagai batu permata, ganesa terbentuk oleh proses kristalisasi magma, berasosiasi
dengan kalsit, magnetic, molibdenit, ilmenit.

Mineral ke 9 fluorite, Warna putih dengan bercak hitam, Kekerasan 4,5 skla
mohs, Tergores dengan paku, Fluorit [CaF] ( juga disebut fluor- tiang kapal)
adalah suatu mineral yang terdiri atas kalsium fluoride, CaF2. Mineral Fluorit
adalah suatu mineral yang sifat kristalnya isometrik dengan bentuk kubus,
meskipun octahedral dan format isometrik lebih rumit tidaklah luar biasa.
Kelahiran kembar Kristal adalah umum dan menambahkan kompleksitas kepada
mengamati kebiasaan kristal. Fluorit mempunyai warna bening atau putih, warna
ungu, biru, biru kehijau – hijauan, hijau, kuning, kuning kecoklat-coklatan, merah
muda, atau merah. Fluorit juga mempunyai kekerasan 4, berat jenis 3,18, dengan
kilau seperti kaca dan belahannya yang sempurna (111), mempunyai daya larut

Mineralogi Fisik II 11
sedikit di dalam air. Terbentuk melalui proses hidrotermal, dan dijumpai dalam
urat-urat.

Mineral k3e 10 pirit memiliki warna fresh hitam, warna lapuk hitam
kehijauan, sistem Kristal isometric, memiliki kilap logam, kekerasan 6,5 skala
mohs, gores hitam, belahan/pecahan tidak jelas, memiliki tencity brittle, berat
jenis 3,2 kg/ m3 , kemagnetan diamagnetic, memiliki derajat ketransparan
opaque mineral, memiliki sifat khas kasar dan terdapat mineral kasar, kegunaan
sebagai biji industry, dan memiliki ganesa terbentuk dalam batuan sedimen yang
berasosiasi dengan kalsit.

Mineral ke 11 fluorite, Warna putih dengan bercak hitam, Kekerasan 4,5 skla
mohs, Tergores dengan paku, Fluorit [CaF] ( juga disebut fluor- tiang kapal)
adalah suatu mineral yang terdiri atas kalsium fluoride, CaF2. Mineral Fluorit
adalah suatu mineral yang sifat kristalnya isometrik dengan bentuk kubus,
meskipun octahedral dan format isometrik lebih rumit tidaklah luar biasa.
Kelahiran kembar Kristal adalah umum dan menambahkan kompleksitas kepada
mengamati kebiasaan kristal. Fluorit mempunyai warna bening atau putih, warna
ungu, biru, biru kehijau – hijauan, hijau, kuning, kuning kecoklat-coklatan, merah
muda, atau merah. Fluorit juga mempunyai kekerasan 4, berat jenis 3,18, dengan
kilau seperti kaca dan belahannya yang sempurna (111), mempunyai daya larut
sedikit di dalam air. Terbentuk melalui proses hidrotermal, dan dijumpai dalam
urat-urat.

Mineralogi Fisik II 12
Kuarsa mineral ke 12 adalah salah satu mineral yang umum ditemukan di
kerak kontinen bumi. Mineral ini memiliki struktur kristal heksagonal yang
terbuat dari silika trigonal terkristalisasi (silikon dioksida, SiO2), dengan skala
kekerasan Mohs 7 dan densitas 2,65 g/cm³. Bentuk umum kuarsa adalah prisma
segienam yang memiliki ujung piramida segienam.

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pada praktikum mineralogi fisik II ini kami dapat menyimpulkan bahwa:
1. Mineral mempunyai sifat – sifat fisik yang dapat digunakan untuk membedaka
antara mineral yang satu dengan mineral yang lain.
2. Sifat – sifat fisik mineral dibedakan atas: Warna, kilap, kekerasan, belahan,
pecahan, berat jenis, daya tahan, dan kemagnetan.
3. Mineralogi merupakan suatu cabang ilmu geologi yang mempelajari segala
sesuatu tentang mineral, baik itu sifat fisik, sifat kimia, keterdapatannya,
proses pembentukannya, dan juga kegunaannya. Sedankan mineral itu sendiri,
merupakan suatu bahan alam homogeny yang terbentuk secara anorganik, dan
memiliki komposisi kimia tertentu dengan susunan atom yang teratur.

4.2 Saran
Pada kegiatan praktikum saat ini, sebaiknya alat dan bahan yang akan digunakan
di persiapkan terlebih dahulu, agar praktikan dapat berjalan dengan baik. Dan untuk
para praktikan agar mempersiapkan diri materi-materi yang akan dipraktekkan, agar
dalam kegiatan praktikum tidak terhambat dan mudah dalam melakukan pratikum.

Mineralogi Fisik II 13
DAFTAR PUSTAKA
Firdaus. 2008.”Mineral : Penggolongan Mineral”. Diakses pada 15 oktober 2019
Mondadori, Arlondo.1977.”Simons & Schuster’s Guide to Rocks and
Minerals”. Milan:Simons&Schuster’sInc.
Noor, Djauhari. 2009. Pengantar Geologi Jilid I. Bogor: Graha Ilmu.
Noor, Djauhari. 2012. Pengantar Geologi Jilid II. Bogor: Graha Ilmu.
Pellant, Chris. 1992. Rocks and Minerals. London: Dorling Kindersley.

Mineralogi Fisik II 14

Anda mungkin juga menyukai