Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)

PEMADAMAN KEBAKARAN

Disusun Oleh :

Nama : I Gusti Ngurah Putu Arya S

NIM : 031900021

Prodi/ Angkatan : Elektromekanika/I

Tgl Praktikum/ Tugas : 09 September 2019

Asisten Pendamping/ Dosen Pengampu : Basuki, A.Md

JURUSAN TEKNOFISIKA NUKLIR

PRODI ELEKTRO MEKANIKA

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

YOGYAKARTA

2019
BAB I
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Kebakaran termasuk masalah yang tidak dikehendaki kedatangannya.


Kebakaran adalah suatu peristiwa yang terjadi akibat tidak terkendalinya
sumber energi. Penyebab kebakaran beragam dari yang kecil sampai ke
masalah yang besar. Di Indonesia sendiri kebakaran merupakan masalah
yang berat, disamping itu juga dikarenakan pengaruh iklim yang dapat
membantu masalah tersebut.

Ditinjau dari segi pengamanan (Security) kejadian kebakaran merupakan


salah satu unsur gangguan keamanan, sedangkan dari segi keselamatan
(Safety) kejadian kebakaran merukan kerugian (Loss). Seperti halnya
gangguan keamanan atau kejadian kecelakaan yang terjadinya secara tiba-
tiba dan sulit diramalkan. Demikian juga kejadian kebakaran yang tidak di
tanggulangi akan mendatangkan kerugian harta benda dan kecelkaan
manusia. Oleh karena itu kebakaran harus di cegah dan apabila masih terjadi
harus dipadamkan sedini mungkin.

Pencegahan dan penanggulangan akan berhasil bila kita telah memahami


apakah sebenarnya kebakaran tersebut. Oleh karena itu perlu adanya
pengetahuan tentang cara menanggulangi kebakaran. Dengan dibuatnya
makalah ini agar mahasiswa mengetahui tentang penanggulangan kebakaran
secara umum.

II. Tujuan
a) Dapat mengetahui prinsip-prinsip dalam pemadaman kebakaran dengan
baik dan benar.
b) Dapat memadamkan api dengan cara konvensional atau tradisional
(menggunakan karung goni basah )
c) Dapat memadamkan api dengan cara modern (Alat Pemadam Api Ringan
(APAR) dan Hydrant)
BAB II
LANDASAN TEORI
Kebakaran adalah suatu peristiwa yang terjadi akibat tidak terkendalinya
sumber energi. Siklus ini berisi rangkaian demi rangkaian panjang peristiwa (event
dinamic) yang dimulai dari pra kejadian, kejadian dan siklusnya serta konsekuensi
yang mengiringinya. Kejadian tersebut akan tercipta apabila kondisi dan beberapa
syarat pencetusnya terpenuhi, utamanya pada saat pra kejadian.
Ada poin-poin yang menjadi persyaratan dasar yang apabila gagal dilakukan
pengendalian akan memicu peristiwanya, kemudian akan memasuki tahapan tidak
terkendali dan sukar dipadamkan. Syarat kondisi tersebut di antaranya adalah
terdapat bahan yang dapat terbakar, misalnya minyak, gas bumi, kertas, kayu
bahkan rumput kering dan sebagainya. Bilamana bahan yang dapat terbakar
tersebut berada dalam kondisi tertentu dan bertemu pencetusnya maka seketika
akan segera menimbulkan api. Sedangkan pencetus itu sendiri penyebabnya cukup
banyak di antaranya energi petir, api terbuka, listrik bahkan hanya sekedar percikan
bunga api.

Pembakaran/api adalah suatu reaksi oksidasi, jadi harus ada


oksidator/pengok-sidasi dan reduktor/ pereduksi/bahan yang dioksidasi. Dari sini
kita telah mendapatkan dua komponen peristiwa/reaksi pembakaran/api, yaitu
oksidator yaitu oksigen dan reduktor di sini adalah bahan bakar. Dalam kehidupan
sehari-hari kita mengetahui bahwa suatu benda yang dapat terbakar (bahan bakar)
dalam kondisi normal tidaklah terbakar, baru apabila kita panaskan untuk beerapa
lama dia akan dapat terbakar. Ini juga berarti kita telah mendapatkan satu lagi
komponen pembakaran/api, dari apa yang sudah umum kita ketahui.

Sedangkan penanggulangan kebakaran adalah segala upaya untuk mencegah


timbulnya kebakaran dengan berbagai upaya pengendalian setiap perwujudan
energi, pengadaan sarana proteksi kebakaran dan sarana penyelamatan serta
pembentukan organisasi tanggap darurat untuk memberantas kebakaran.
I. Definisi Pemadaman Kebakaran

Penanggulangan kebakaran atau pemadaman kebakaran adalah usaha


menyadari atau mewaspadai akan faktor-faktor yang menjadi sebab
munculnya atau terjadinya kebakaran dan mengambil langkah-langkah untuk
mencegah kemungkinan tersebut menjadi kenyataan.

Penanggulangan kebakaran membutuhkan suatu program pendidikan dan


pengawasan beserta pengawasan karyawan, suatu rencana pemeliharaan
yang cermat dan teratur atas bangunan dan kelengkapannya, inspeksi/
pemeriksaan, penyediaan dan penempatan yang baik dari peralatan
pemadam kebakaran termasuk memeliharanya baik segi siap-pakainya
maupun dari segi mudah dicapainya.

II. Faktor Penyebab Kebakaran

Berikut adalah beberapa faktor penyebab kebakaran, antara lain :

1. Kebakaran karena sifat kelalaian manusia, seperti : kurangnya pengertian


pengetahuan penanggulangan bahaya kebakaran; kurang hati
menggunakan alat dan bahan yang dapat menimbulkan api; kurangnya
kesadaran pribadi atau tidak disiplin.
2. Kebakaran karena peristiwa alam, terutama berkenaan dengan cuaca, sinar
matahari, letusan gunung berapi, gempa bumi, petir, angin dan topan.
3. Kebakaran karena penyalaan sendiri, sering terjadi pada gudang bahan
kimia di mana bahan bereaksi dengan udara, air dan juga dengan bahan-
bahan lainnya yang mudah meledak atau terbakar.
4. Kebakaran karena kesengajaan untuk tujuan tertentu, misalnya sabotase,
mencari keuntungan ganti rugi klaim asuransi, hilangkan jejak kejahatan,
tujuan taktis pertempuran dengan jalan bumi hangus.
Pembakaran/api adalah suatu reaksi oksidasi, jadi harus ada
oksidator/pengok-sidasi dan reduktor/ pereduksi/bahan yang dioksidasi. Dari
sini kita telah mendapatkan dua komponen peristiwa/reaksi pembakaran/api,
yaitu oksidator yaitu oksigen dan reduktor di sini adalah bahan bakar. Dalam
kehidupan sehari-hari kita mengetahui bahwa suatu benda yang dapat
terbakar (bahan bakar) dalam kondisi normal tidaklah terbakar, baru apabila
kita panaskan untuk beerapa lama dia akan dapat terbakar. Ini juga berarti
kita telah mendapatkan satu lagi komponen pembakaran/api, dari apa yang
sudah umum kita ketahui.
Dalam ilmu kebakaran ketiga komponen tersebut dikenal dengan segitiga
api, yaitu sebuah bangun dua dimensi berbentuk segitiga sama sisi.
Dimana masing-masing sisi mewakili satu komponen kebakaran/api,
yaitu: Oksigen, Panas dan Bahan bakar. Lalu mengapa segitiga
sama sisi ? Jawabannya adalah bahwa suatu peristiwa/reaksi pembakaran
akan dapat terjadi apabila ketiga komponen tersebut berada dalam keadaan
keseimbangannya. Keseimbangan dimaksud di sini bukanlah sama dalam
jumlah atau banyaknya, akan tetapi suatu bahan akan dapat terbakar
apabila kondisi di mana terjadi/akan terjadi pembakaran/api memiliki
perbandingan tertentu antara bahan dimaksud dengan oksigen yang harus
tersedia. Selain itu kondisi temperatur bahan dan atau lingkungan reaksi
memiliki temperatur (yang menggambarkan tingkat kepanasan suatu benda)
tertentu juga.
Komponen dari segitiga api ialah:
• Oksigen
Pada sisi pertama dari segitiga adalah oksigen. Oksigen adalah gas yang
tidak dapat terbakar (nonflam-meable gas) dan juga merupakan satu
kebutuhan untuk kehidupan yang sangat mendasar. Di atas permukaan laut,
atmosfir kita me-miliki oksigen dengan konsentrasi sekitar 21%. Sedang
untuk ter-jadinya pembakaran/api oksigen dibutuhkan minimal 16%.
Kembali lagi, oksigen itu sendiri tidak terbakar, ia hanya mendukung proses
pembakaran.
• Panas
Sisi kedua adalah panas. Panas adalah suatu bentuk energi yang
dibutuhkan untuk meningkatkan temperatur suatu benda/ bahan bakar
sampai ketitik dimana jumlah uap bahan bakar tersebut tersedia dalam
jumlah cukup untuk dapat terjadi penyalaan.
• Bahan Bakar
Sisi yang lain (ke-tiga) adalah bahan bakar. Berbeda dengan apa yang
umum disebut sebagai bahan bakar oleh setiap orang, bahan bakar dalam
hubungannya dengan ilmu kebakaran adalah setiap benda, bahan atau
material yang dapat terbakar dianggap sebagai bahan bakar. Apabila kita
perhatikan, maka akan kita dapati bahwa hidup kita selalu dikelilingi
oleh bahan bakar. Oleh karena itu adalah sesuatu yang wajib bagi kita untuk
selalu siap siaga menghadapi ancaman bahaya kebakaran.

Ada beberapa istilah yang perlu diketahui dalam hubungannya dengan


bahan bakar, yaitu:
 Flash point: temperatur terendah pada saat dimana suatu bahan bakar
cair menghasilkan uap dalam jumlah yang cukup untuk menghasilkan
nyala sesaat dari campuran bahan bakar dan udara (oksigen).
 Fire point : temperatur (akibat pemanasan) dimana suatu bahan bakar
cair dapat memproduksi uap dengan cukup cepat sehingga
memungkinkan terjadinya pembakaran yang kontinyu/terus menerus.

Klasifikasi Kebakaran adalah penggolongan atau pembagian atas kebakaran


berdasarkan jenis bahan bakarnya. Tujuannya agar supaya lebih mudah
lebih cepat dan tepat dalam memilih jenis pemadam yang akan digunakan
untuk memadamkan api. Klasifikasi kebakaran yang diakui di Indonesia
berdasarkan : PERMEN NAKERTRANS : No. PE-04/MEN/1980. Tanggal 14
April 1980.

1. Kelas A : Bahan bakarnya bila terbakar meninggalkan abu dan arang


2. Kelas B : Bahan bakar cair
3. Kelas C : Kebakaran listrik
4. Kelas D : Kebakaran logam.

Kebakaran di Indonesia dibagi menjadi tiga kelas, yaitu:

a. Kelas A
Kebakaran yang disebabkan oleh benda-benda padat, misalnya kertas, kayu,
plastik, karet, busa dan lain-lainnya. Media pemadaman kebakaran untuk kelas
ini berupa: air, pasir, karung goni yang dibasahi, dan Alat Pemadam Kebakaran
(APAR) atau racun api tepung kimia kering.
b. Kelas B
Kebakaran yang disebabkan oleh benda-benda mudah terbakar berupa cairan,
misalnya bensin, solar, minyak tanah, spirtus, alkohol dan lain-lainnya. Media
pemadaman kebakaran untuk kelas ini berupa: pasir dan Alat Pemadam
Kebakaran (APAR) atau racun api tepung kimia kering. Dilarang memakai air
untuk jenis ini karena berat jenis air lebih berat dari pada berat jenis bahan di
atas sehingga bila kita menggunakan air maka kebakaran akan melebar
kemana-mana.
c. Kelas C
Kebakaran yang disebabkan oleh listrik. Media pemadaman kebakaran untuk
kelas ini berupa: Alat Pemadam Kebakaran (APAR) atau racun api tepung kimia
kering. Matikan dulu sumber listrik agar kita aman dalam memadamkan
kebakaran.

Reaksi Rantai Kimia

Seiring dengan menyalanya api, molekul bahan bakar juga berkurang berubah
menjadi molekul yang lebih sederhana. Dengan berlanjutnya proses
pembakaran, naiknya temperatur menyebabkan oksigen tambahan terserap
ke area nyala api. Lebih banyak molekul bahan bakar akan terpecah,
bergabung ke rantai reaksi, mencapai titik nyalanya, mulai menyala,
menyebabkan naiknya temperatur, menyeap oksigen tambahan, dan
melanjutkan rantai reaksi.

Proses rantai reaksi ini akan berlanjut sampai seluruh substansi/bahan yang
terkait mencapai area yang lebih dingin dinyala api. Selama tersedia bahan
bakar dan oksigen dalam jumlah yang cukup, dan selama temperatur
mendukung,reaksi rantai akan meningkatkan reaksi pembakaran. Sehingga
dengan demikian segitiga api tadi dengan adanya faktor rantai reaksi kimia,
yang juga termasuk komponen pembakaran, berubah menjadi satu bangun tiga
dimensi segitiga piramida (tetrahedron).

Kebakaran merupakan kejadian yang tidak diinginkan bagi setiap orang dan
kecelakaan yang berakibat fatal. Kebakaran ini dapat mengakibatkan suatu
kerugian yang sangat besar baik kerugian materil maupun kerugian immateriil.
Sebagai contoh kerugian nyawa, harta, dan terhentinya proses atau jalannya
suatu produksi/aktivitas, jika tidak ditangani dengan segera, maka akan
berdampak bagi penghuninya. Jika terjadi kebakaran orang-orang akan sibuk
sendiri, mereka lebih mengutamakan menyelamatkan barang-barang pribadi
daripada menghentikan sumber bahaya terjadinya kebakaran, hal ini sangat
disayangkan karena dengan keadaan yang seperti ini maka terjadinya
kebakaran akan bertambah besar. Dengan adanya perkembangan dan
kemajuan pembangunan yang semakin pesat, resiko terjadinya kebakaran
semakin meningkat. Penduduk semakin padat, pembangunan gedung-gedung
perkantoran, kawasan perumahan, industry yang semakin berkembang
sehingga menimbulkan kerawanan dan apabila terjadi kebakaran membutuhkan
penanganan secara khusus.

Defnisi dalam Penanggulangan Kebakaran

 Api adalah suatu reaksi kimia yang dikenal dengan pembakaran.


Api juga sering didefinisikan sebagai suatu oksidasi cepat dari
benda-benda yang mudah terbakar, yang diikuti oleh suatu
pelepasan energi dalam bentuk panas adalah bencana api yang
tidak dikehendaki yang dapat menimbulkan kerugian.
 Pencegahan kebakaran adalah setiap daya upaya secara terencana untuk
meniadakan kemungkinan timbulnya bahaya kebakaran.
 Penanggulangan kebakaran adalah segala upaya untuk mencegah dan
memberantas terjadinya kebakaran.
 Pemberantasan kebakaran adalah segala daya upaya dalam
menghadapi kebakaran untuk memadamkan, melokalisir, mengamankan jiwa
raga, harta benda, penyelidikan atas sebab musababnya, penampungan dan
rehabilitasi.

III. Dampak Kebakaran

Berikut merupakan dampak dari kebakaran, antara lain:

1. Menghambat kelancaran pemerintahan/ pembangunan


2. Menghambat kelancaran perekonomian
3. Timbulnya pengangguran
4. Terganggunya stabilitas kamtibnas psikologi.

Peristiwa kebakaran memberikan efek bahaya antara lain:

 Asap
Asap adalah kumpulan partikel zat carbon ukuran kurang dari 0,5 micron
sebagai hasil dari pembakaran tak sempurna dan bahan yang mengandung
karbon. Efeknya iritasi/ rangsangan pada mata, selaput lendir pada hidung dan
kerongkongan.
 Panas
Panas adalah suatu bentuk energi yang pada 300 oF dapat dikatakan sebagai
temperatur tertinggi di mana manusia dapat bertahan/ bernafas hanya dalam
waktu yang singkat. Efeknya tubuh kehilangan cairan dan tenaga, luka bakar/
terbakar pada kulit dan pernafasan, mematikan jantung.

 Nyala/ Flame
Nyala/ Flame biasa timbul pada proses pembakaran sempurna dan membentuk
cahaya berkilauan.

 Gas Beracun
Gas beracun antara lain:
1. Karbon Monoksida ridak berasa, tidak berbau, tidak berasa NAB 50 ppm
2. Sulfur Dioksida (SO2) sangat beracun, menyebabakna gejala lambat diri,
kerusakan sistem pernafasan seperti bronchitis
3. Hidrogen Sulfida (H2S) >NAB 10 ppm
4. Ammonia (MH3) >NAB 25 ppm
5. Hydrogen Sianida (HCN) >NAB 10 ppm
6. Acrolein (C3H4O) >NAB 0,1 ppm
7. Gas hasil pembakaran zat sellulosa (kertas, kayu, kain) seperti karbon
monoksida, formaldehida, asam formiat, asam karboksitat, metilalkohol,
asam asetat, dan lain-lain
8. Gas hasil pembakaran plastik seperti karbon monoksida, asam klorida dan
sianida, nitrogen eksida, dan lain-lain
9. Gas hasil pembakaran karet seperti karbon monoksida, sulfur dioksida, dan
asap tebal
10. Gas hasil pembakaran scilena seperti hidrogen sianida, gas amonia
11. Gas hasil pembakaran wool seperti karbon monoksida, hidrogen sulfida,
sulfur dioksida, dan hidrogen sianida
12. Gas hasil pembakaran hasil minyak bumi seperti karbon monoksida, karbon
dioksida, axcolin, dan asap tebal.

IV. Alat-alat Pemadaman Kebakaran

Untuk mencegah dan menanggulangi kebakaran perlu disediakan peralatan


pemadam kebakaran yang sesuai dan cocok untuk bahan yang mungkin
terbakar di tempat yang bersangkutan.

1. Perlengkapan dan alat pemadam kebakaran sederhana

a. Air, bahan alam yang melimpah, murah dan tidak ada akibat ikutan
(side effect), sehingga air paling banyak dipakai untuk memadamkan
kebakaran. Persedian air dilakukan dengan cadangan bak-bak iar dekat
daerah bahaya, alat yang diperlukan berupa ember atau slang/pipa
karet/plastik.

b. Pasir, bahan yang dapat menutup benda terbakar sehingga udara tidak
masuk sehingga api padam. Caranya dengan menimbunkan pada benda
yang terbakar menggunakan sekop atau ember
c. Karung goni, kain katun, atau selimut basah sangat efektif untuk
menutup kebakaran dini pada api kompor atau kebakaran di rumah tangga,
luasnya minimal 2 kali luas potensi api.

d. Tangga, gantol dan lain-lain sejenis, dipergunakan untuk alat bantu


penyelamatan dan pemadaman kebakaran.

2. Alat pemadam konvensional (Karung goni basah)


• Karung goni direndam ke dalam air yang ada pada tong, dan pastikan
karung goni tersebut basah menyeluruh. Peganglah karung goni di bagian
kedua ujung atas dengan ibu jari didepan dan ditekuk kebelakang untuk
menutupi tangan kita agar tidak terbakar saat memadamkan api dan juga
lindungi muka dan badan kita menggunakan karung goni basah tersebut,
berjalanlah ke sumber kebakaran mengikuti arah angin. Kita melihat sumber
api (tong yang terbakar) dari samping karung goni yang basah tersebut.
• Karung goni dipegang ke hadapan benda (tong) yang terbakar dengan
posisi tidak melawan arah angin untuk menghindari api menyambar ke arah
kita. Berlindung di balik karung.
• Berdirilah dengan posis kuda-kuda, ujung kaki depan menyentuh tong yang
terbakar untuk mengukur seberapa jauh kita akan meletakkan karung goni
ke tong yang terbakar. Letakkan karung goni di seluruh mulut tong yang
terbakar (jangan dilempar) diusahakan tertutup semua jika tidak tertutup
semua karung jangan di angkat cukup ditarik atau digeser.
• Setelah tertutup dengan karung goni secara keseluruhan, usap pinggir mulut
tong yang tertutup karung goni, agar udara di dalam tong segera habis.
• Jika kira kira sudah mati apinya dan ingin mengangkat karung goni caranya
sama seperti memegang karung goni saat ingin memadamkan api. Tetap
pastikan bahwa diri kita terlindungi dengan cara memegang karung goni
tersebut sebagai tameng api.

3. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)


APAR adalah alat yang ringan serta mudah dilayani oleh satu orang untuk
memadamkan api pada awal terjadinya kebakaran. Tabung APAR harus diisi
ulang sesuai dengan jenis dan konstruksinya. Jenis APAR meliputi : jenis air
(water), busa (foam), serbuk kering (dry chemical) gas halon dan gas CO2,
yang berfungsi untuk menyelimuti benda terbakar dari oksigen di sekitar
bahan terbakar sehingga suplai oksigen terhenti. Zat keluar dari tabung
karena dorongan gas bertekanan. Konstruksi APAR sebagai berikut :
a. Petunjuk Pemilihan APAR

b. Karakteristik APAR :
 APAR jenis tertentu bukan merupakan pemadam untuk segala jenis
kebakaran, oleh karena itu sebelum menggunakan APAR perlu
diidentifikasi jenis bahan terbakar.

 APAR hanya ideal dioperasikan pada situasi tanpa angin kuat, APAR
kimiawi ideal dioperasikan pada suhu kamar

 Waktu ideal : 3 detik operasi, 10 detik berhenti, waktu maksimum terus


menerus 8 detik.

 Bila telah dipakai harus diisi ulang

 Harus diperiksa secara periodik, minimal 2 tahun sekali.

c. Cara penggunaan APAR


Adapun Pedoman Singkat antisipasi dan tindakan pemadaman kebakaran :
1. Tempatkan APAR selalu pada tempat yang sudah ditentukan, mudah
dijangkau dan mudah dilihat, tidak terlindung benda/perabot seperti lemari,
rak buku dsb. Beri tanda segitiga warna merah panjang sisi 35 cm.

2. Siagakan APAR selalu siap pakai


3. Bila terjadi kebakaran kecil : bertindaklah dengan tenang, identifikasi bahan
terbakar dan tentukan APAR yang dipakai.
4. Bila terjadi kebakaran besar : bertindaklah dengan tenang, beritahu orang
lain untuk pengosongan lokasi, nyalakan alarm, hubungi petugas pemadam
kebakaran.

5. Upayakan latihan secara periodik untuk dapat bertindak secara tepat dan
tenang.
4. Pemadaman kebakaran menggunakan Hydrant.

Persiapan Selang Fire Hose (Hoseman)

1. Laporan yang dilakukan untuk mengumumkan jumlah anggota yang ikut


dalam memadamkan api, dan siap untuk memadamkan api dipimpin ketua
regu.
2. Angkat selang fire hose mendekat ke hidrant, bisa juga dipanggul jika
terasa berat dan lempar selang tersebut ke arah yang mendekati api.
Perhatikan bagian mana yang sebangai male dan female dari selang
tersebut.
3. Posisikan selang agar tidak terbelit, sehingga aliran air nantinya bisa berjalan
dengan lancar.
4. Jika panjang selang kurang, maka bisa ditambah sambungan dengan selang
lainnya.
5. Menyambungkan pangkal selang dengan hydrant pillar. Dengan
memasang bagian female dari selang ke hydrant pilar.
6. Sambungkan female selang ke hydrant
Persiapan Nozzle (Nozzleman)
7. Posisikan kaki kuda-kuda agar tumpuan ke tanah kuat, persiapkan nozzle
dengan pegangan yang sempurna.
8. Posisi salah satu tangan adalah memegang ujung nozzle, dan tangan
satunya pada pangkal dengan menjepitkan ke ketiak supaya tidak goyah.
Sebaiknya ketika memegang nozzle dianjurkan 2 orang agar tidak goyah.
9. Berikan kode ke operator jika anda merasa sudah siap memadamkan api.
V. Metode Pemadaman Kebakaran

Langkah-langkah penanggulangan kebakaran :

1. Jika terjadi kebakaran, langkah pertama yang harus dilakukan adalah


memadamkan secara langsung dengan alat pemadam yang sesuai yang
diletakkan pada tempat terdekat.
2. Jika api tidak padam, panggil teman terdekat dan segera hubungi kepala
gedung (fire marshall).
3. Bunyikan alarm / tanda bahaya kebakaran jika api belum padam.
4. Apabila alarm otomatis berbunyi, bantu evakuasi (pengosongan gedung)
melalui pintu darurat dan segera lakukan pemadam dengan alat pemadam
yang tersedia.
5. Hubungi unit pemadam kebakaran untuk minta bantuan dengan identitas
yang jelas
6. Amankan lokasi dan bantu kelancaran evakuasi (pengosongan gedung) dan
bantu kelancaran petugas pemadam
7. Beritahu penolong atau petugas pemadam tempat alat pemadam dan sumber
air
8. Utamakan keselamatan jiwa dari pada harta benda
Penyelamatan diri :

1. Buat rencana penyelamatan diri, dengan menentukan sedikitnya dua jalur keluar
dari setiap ruangan. Ini bisa melalui pintu ataupun jendela, jadi perhatikan
apakah pembatas ruangan akan mengganggu rencana ini. Buatlah denah
penyelamatan diri.
2. Persiapkan petunjuk arah di pintu darurat.
3. Saat kebakaran, sebenarnya asap yang membuat orang menjadi panik dan tidak
dapat bernafas dengan leluasa. Merangkaklah atau merunduk di bawah, tutup
mulut dan hidung dengan kain yang dibasahi.
4. Keluarlah dari pintu atau jendela yang terdekat menuju ke tempat yang aman.
Pastikan bahwa pintu dapat dengan cepat dibuka pada kondisi darurat, demikian
pula jika harus melalui jendela.
5. Apabila terjebak api, pastikan balut tubuh anda dengan selimut tebal yang
dibasahi. Ini hanya dilakukan sebagai pilihan terakhir apabila tidak ada jalan lain
kecuali menerobos kobaran api.

Berikut ini adalah 5 teori pemadaman api:

1. Cara pendinginan (Cooling)


Salah satu cara dengan menurunkan temperatur bahan bakar sampai tidak
menimbulkan uap / gas kebakaran. Air adalah salah satu bahan pemadam yang
baik dalam menyerap panas. Pendinginan biasanya tidak efektif pada produk
gas dan cairan mudah terbakar yang memiliki flash poin dibawah suhu air. Oleh
karena itu media air tidak dianjurkan. Membasahi bahan – bahan yg mudah
terbakar merupakan cara efektifdalam mencegah terjadinya kebakaran pada
bahan yg belum terbakar. Akan memerlukan waktu cukup lama untuk bisa
terbakar karena air harus diuapkan terlebih dahulu.
2. Cara reduksi oksigen (Smothering)
Dengan membatasi oksigen dalam proses kebakaran, api dapat padam. Proses
ini biasanya dengan menutup sumber api dengan karug goni basah
(pemadaman tradisional) ataupun dengan penyemprotan karbon dioksida yg
dapat mengurangi oksigen dalam kebakaran tersebut.
3. Pemindahan bahan bakar (Starvation)
Ini cukup efektif tapi dalam prakteknya mungkin sulit. Sebagai contoh,
pemindahan bahan bakar yaitu dengan menutup / membuka kerangan,
memompa minyak ke tempat lain, memindahkan bahan yg mudah terbakar dll.
Cara lain dengan menyiram bahan bakar yang terbakar dengan air atau
membuat busa yg dapat menghentikan / memisahkan minyak dengan
pembakaran.
4. Pemutusan rantai reaksi (Break Chain Reaction)
Pertama kali, para ahli menemukan bahwa reaki rantai bisa menghasilkan nyala
api. Pada beberapa zat kimia mempunyai sifat memecah sehingga terjadi reaksi
rantai oleh atom – atom yang dibutuhkan oleh nyala api untuk tetap terbakar.
Dengan tidak terjadinya reaksi atom – atom ini, maka nyala api lama kelamaan
padam.
5. Melemahkan (Dillution)
Cara ini sama halnya dengan smothering, hanya saja pada cara ini seperti
mengurangi konsentrasi dari setiap unsur pembentuk api (Heat, fuel, oxygen)
dengan memadukan keempat teori diatas.
BAB III
PENUTUP

I. Kesimpulan
Kebakaran adalah suatu peristiwa yang terjadi akibat tidak terkendalinya
sumber energi. Siklus ini berisi rangkaian demi rangkaian panjang peristiwa (event
dinamic) yang dimulai dari pra kejadian, kejadian dan siklusnya serta konsekuensi
yang mengiringinya. Kejadian tersebut akan tercipta apabila kondisi dan beberapa
syarat pencetusnya terpenuhi, utamanya pada saat pra kejadian.

 Bahaya kebakaran adalah bahaya yang ditimbulkan oleh adanya nyala api yang
tidak terkendali
 Pemadaman kebakaran adalah usaha menyadari atau mewaspadai akan faktor-
faktor yang menjadi sebab munculnya atau terjadinya kebakaran dan mengambil
langkah-langkah untuk mencegah kemungkinan tersebut menjadi kenyataan.
 Beberapa faktor penyebab kebakaran karena sifat kelalaian manusia, peristiwa
alam, penyalaan sendiri, dan kesengajaan untuk tujuan tertentu
 Berikut merupakan dampak dari kebakaran, antara lain menghambat kelancaran
pemerintahan/ pembangunan, menghambat kelancaran perekonomian,
timbulnya pengangguran, terganggunya stabilitas kamtibnas psikologi
 Perlengkapan dan alat pemadam kebakaran sederhana adalah air, pasir, karung
goni, tangga. APAR adalah alat yang ringan serta mudah dilayani oleh satu
orang untuk memadamkan api pada awal terjadinya kebakaran
 5 teori pemadaman api adalah cara pendinginan (Cooling), cara reduksi oksigen
(Smothering), pemindahan bahan bakar (Starvation), pemutusan rantai reaksi
(Break Chain Reaction), dan melemahkan (Dillution).

II. Saran
 Diharapkan semakin banyak dilakukan penelitian agar didapat solusi untuk
menanggulangi terjadinya kebakaran
 Diharapkan semakin banyak ditemukan metode pemadaman kebakaran dari
penelitian-penelitian yang dilakukan
 Diharapkan banyak penyuluhan mengenai kebakaran.
DAFTAR PUSTAKA

Higene Perusahaan dan Kesehatan kerja : Dr. Suma’mur PK, M.Sc, Gunung Agung,

Jakarta, Introduction to Industrrial Hygiene : Ronald M Scott, Lewis Publisher,


London, 1995 Ergonomic Checkpoints : International Labour Office, Geneva,
1996

http://arryangler.blogspot.co.id/2012/05/makalah-k3.html

http://lewokedaerik.blogspot.co.id/2012/10/kebakaran.html

http://lintangfc15.blogspot.co.id/2014/12/makalah-pencegah-dan-pemadam-
kebakaran.html

http://more-makalah.blogspot.co.id/2011/05/pedoman-penanggulangan-bahaya-
kebakaran.html

http://putriahelena.blogspot.co.id/2015/01/makalah-penanggulangan-kebakaran-
k3.html

http://putriahelena.blogspot.co.id/2015/01/makalah-penanggulangan-kebakaran-
k3.html

https://jokowarino.id/penyebab-dan-dampak-akibat-kebakaran-hutan/

https://jokowarino.id/penyebab-dan-dampak-akibat-kebakaran-hutan/

https://pemadamapi.wordpress.com/definisi-pengertian-kebakaran/bahaya-dampak-
kebakaran

Anda mungkin juga menyukai